Anda di halaman 1dari 4

Mendadak ingin rasanya aku menceritakan siapa aku, darimana asalku dan kenapa aku

lebih memilih menulis daripada membuat karya seni yang jika terbentuk akan menghasilkan
omset ratusan juta, atau bahkan membuka sebuah warung makan yang anak muda banget so klo
teman lama mau nying nying sa di tempat makanku kelak.

24 tahun lalu aku dilahirkan dari rahim seorang wanita yang terbilang cukup tangguh,
kala itu beliau rela menghabiskan waktunya di panti jompo untuk merawat, membuatkan sarapan
dan makan siang memandikan para jompo jompo tersebut dan mengurusi semua perlengkapan
ketika da salah satu jompo yang meninggal. Aku kecil selalu mampir kesana sepulang sekolah di
SMP, waktu itu pertama masuk sekolah dan di jemput wanita tua itu rasa malu mulai ada,
kenapa? Aku yang beranjak ABG mulai risi ketika aku harus d jemput dan dinaikkan di atas
motor yang penuh dengan barang belanjaan untuk makan siang dan malam. dan Ya saat itu
semua teman2ku adalah anak orang kaya dan aku hanya anak seorang supir pertamina dan
pembantu di sebuah panti jompo, berasa Alloh sangat tak adil sekali, knpa hanya aku yang
miskin tak ada anak lain yang sama sepertiku. Tapi entah apa yang Alloh persembahkan
untukku, berjalannya waktu teman2ku asik dengan kehidupanku. Tiap wanita tuaku datang
mereka berkata Tiche mamahmu datang mamah kita pulang ya ,, tiche tadi dimarahi guru karna
berantem (sambil masuk mobil dan pergi meninggalkanku) sontak kala itu ibuku terkaget anak
gadisnya berkelahi dengan seorang lelaki, dan aku hanya bisa berkata “ hehehehe” dan
sesampainya di panti jompo segelas susu dan roti tawar dari nenek2 panti jompo sudah tersedia
sebelum aku datang. Dan ritual yang selalu kita lakukan bernyanyi dan berdansa sambil
menunggu ibuku memasak untuk makan malam. bahagia itu sederhana ajalah.

Waktu terus berjalan kami lulus dengan predikat SMP terbaik peringkat 4 sejateng kala
itu. Yeeee akhirnya sedih juga harus berpisah dengan mereka, harus kembali mengulang dari
awal pertemanan yang baru di bangku SMK nantinya. ya,, aku salah masuk jurusan waktu itu,
saat itu aku ambil kefarmasian, kok bisa salah? Karna nyokap pngn anaknya masuk didunia
medis walaupun bukan kedokteran. Hahahha maklum walaupun bokap seorang sopir pertamina,
jika aku masuk kedr. Dengan beasiswa sekalipun akan ada pro dan kontranya di keluarga
hemmm.

Belum selesai pendidikanku di kefarmasian, bokap kena pensiun muda keluarga kami
mulai kelabaan dan hampir saja aku berhenti dari kefarmasian. Yeeee farmasi ki ribet coy ,, sedih
susah dan bikin kegi. Lagi lagi Alloh lebih sayang aku daripada orang lain, aku mendapatkan
beasiswa dan menuntaskan studiku. Berjalannya waktu usai lulus Aku memutuskan untuk
berhenti, aku tak mau sekolah lagi, aku ingin kerja saja, akupun punya rasa ingin beli hp beli
kasur empuk, beli perhiasan dan beli sepatu tentunya yang dlu tak pernah bisa aku miliki seperti
anak lain sanggup miliki. Walaupun bapak sudah dapat kerja dan memaksaku sekolah lagi untuk
menaikkan derajadku aku tetap pada pendirianku q akan berkerja saja. 3 tahun aku merasakan
kejamnya dunia kerja di apotek swasta, aku mulai mengenal banyak lelaki, yang hidung belang,
yang alim yang sok kaya yang tampan dan berwibawa yang norak, yang kekanak2an bahkan
yang mau memperistri aku juga ada.

Tapi aku masih saja asik dengan uang dan hartaku membahagiakan kedua orang tuaku
membelikan apa yang mereka mau bahkan paling menggemaskan kita beli sebuah roti tawar
yang mahal sekali di toko roti cukup ternama. Rasanya kala itu “ andai kita orang kaya ya bu,
pasti isa makan gyni terus gak nunggu awal bulan atau pas gajian”. Konflik mulai terjadi dan q
mulai jenuh bekerja dibawah tekanan dan kondisi non harmonis. Aku putuskan untuk keluar
mencari pekerjaan yang lebih layak, taukah kalian sebehku tak meridoinya, tak ada satupun
perusahaan yang mau menerimaku padahal aku karyawati rekomendet sekali. hingga akhirnya
aku putuskan melanjutkan studiku di AKFAR, setahun berlalu aku mnjalani pendididkanku, aku
bertemu dengan pria yang aku rasa cukup tepat saat itu dia bisa membawa aku dalam
kebahagiaan, dia berikan kasih sayang yang sama seperti ayahku dia mengajari aku menjadi
wanita yang lebih tangguh dari sebelumnya, dia mendampingiku di setiap langkah pendidikanku,
dan dari dia aku mengenal banyak hal.

Satu tahun hubungan kita berjalan hingga akhirnya kita putuskan untuk melangkah lebih
serius ketika aku sudah mampu menuntaskan studyku tepat pada waktunya kelak. Konflikpun
terlalu sering kita jalani, tapi ini yang membuat kita lebih dewasa dan jauh lebih memahami
karakter dari pribadi masing masing kita. 1,5 thn berlalu sering terucap kata putus dari mulutku
karna aku tak sanggup membagi pikiranku dengan banyak hal. Aku harus memecahkan
kehidupanku dan studiku, aku harus memecahkan pekerjaannya, keluarganya hubungan kita dan
hubungan antara keluarga kita. Tiap hari hanya ada tangis kemarahan, emosional dan beberapa
bulan sebelum aku berhenti dan memutuskan hubungan dengannya tak da sama sekali buffer
dalam hubungan kita hanya ada ego ego dan ego yang tinggi untuk menyudahi hubungan kami.
Tepat d awal tahun aku putuskan berhenti menemaninya dan memfokuskan studiku agar selesai
tepat pada waktunya.

Ternyata aku salah, aku mencitainya lebih dari aku mencintai Tuhanku yang
meminjamkan dia untukku, kala itu aku depresi berkepanjangan KTIku korban keegoisanku,
keluargaku menyalahkanku dan keluarganya lebih memakiku aku serasa hidup dalam kesalahan
terbesar yang jika kalian tau ini adalah keputusan paling tepat untuk melangkah menjadi yang
lebih baik.

Bahkan 2 tahun aku bersamanya aku lupa jika aku punya kehidupan yang harus aku
seimbangkan, aku hanya terfokus dengan dia hidup dia dan cara pola pikirnya aku berusaha
sempurna di hadapannya. Aku lelah ternyata, dan aku tak menemukan sebuah surga yang aku
cari dalam pribadinya sekarang, seperti yang dlu pernah aku liat saat bertemu pertama kali
dengannya. Hidupku terobarak abrik olehnya. Bahkan sampai sekarang keluargaku merasa
kecewa dengan sikap mereka terutama pria itu. Tapi waktu tak akan pernah kembali, penyesalan
selalu datang terakhir dan saatnya menyusun proposal kehidupan menjadi lebih baik lagi.
Membenahi segala kesalahan dan mengoreksi kepribadian bukan lagi mencari kesalahan atau
menyalahkan.

4 bulan aku ada dimasa2 keruntuhan imanku, 4 bulan aku kehilangan arah dan lupa
tujuan utamaku, walaupun aku d bopong ratusan orang aku hanya sibuk dengan penyesalanku.
Hingga akhirnya dalam kurun waktu 2 bulan aku diberikan estimasi penyelesaian KTIku oleh
dosen pembimbingku, menyelesaikan semua tulisanku untuk ku paparkan dan pertanggung
jawabkan di akhir bulan juli saat itu.

kala itu aku mulai sdar dan bangun buat apa aku harus menangis dan merengek karna
sebuah keputusan yang tepat dan tak salah sedikitpun. Hingga akhirnya seorang wanita
mengajari aku cara berdiri yang benar untuk mulai melangkah, aku mulai dengan ibadahku dan
kusempurnakan dengan semua kewajibanku sebagai muslim. Dan akhirnya aku berhasil “jomblo
sampai halal” bahkan tak ada satupun pria yang pergi menyambangi rumahku selain lelakiku
dulu, dan kala itu jika ada seorang pria yang ingin berkenalan dengan keluargaku dengan lantang
aku berkata “ silahkan atur jadwal ketika ayah saya datang ke semarang dan bertemu di luar
lingkungan rumah saya “ dan beberapa pria yang tertarik denganku tak da yang berani
melakukan itu ya,, mereka hanya bermain saja dan aku juga memberikan pilihan lain “ atau
silahkan datang dengan rombongannya sekalian maka ayah saya akan putuskan apakah saya
layak untuk anda miliki ,,, ya sejak saya di sia siakan seorang pria dengan alasan jenuh saya
lebih selektif memilih dan memperkenalkan pria pada keluarga saya. Saya tak mau berzina untuk
kedua kalinya

Dan tepat di akhir agustus 2015 aku lulus dengan predikat sangat memuaskan, kalian tau
saat aku berjalan di atas altar rasanya tak percaya jika saya mampu menyelesaikan pendidikan
saya tepat pada waktunya di tengah badai yang super daysatnya dan di bawah tekanan
lingkungan yang super kerasnya dan di tengah kelemahan iman. Setelah sidang selesai saya lari
ketempat dimana orang tua saya duduk, saat itu disaksikan puluhan orang tua aku cium kaki
ibuku ( merasa selama hidup selalu berdosa padanya) dan aku rangkul tubuh renta lelaki tuaku
dan berkata aku bisa tanpa dia sekalipun pak, aku sanggup bahkan aku mampu bukan lagi bisa.
Saa.tnya kita bahagia seperti dulu dengan atau tanpa sesosoknya ( ayahku menyanyanginya
seperti anak lelakinya sendiri)

Paradeku sudah ku selenggarakan, maka saatnya aku mulai permainanku yang baru
berharap mulainy permainan ini jauh lebih hebat dari pada permainanku dimasa lalu. Aku ingin
permainan lamaku mampu mengajari banyak orang untuk lebih menyanyangi keluarga orang tua
dan orang2 yang tulus menyanyangi kita karna sebuah masalah dan kehadiran mereka kita bukan
apa apa. Dan berharap kedepan permainan ini mampu Menjadikan kita lebih tangguh dan lebih
strong dari orng lain diluar sana karna apa? Karna masalah kita jauh lebih ringan dari masalah
orang di luar sana.

“ jika aku wanita bisa menyelesaikan dan melalui badai apa kalian masih sanggup
mengeluh karna bagiku Alloh tak pernah sekalipun menguji makhluknya melebihi batas
kemampuannya “ Manjadda Wajadda

Anda mungkin juga menyukai