Anda di halaman 1dari 12

Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal.

1-12

Alat Peraga untuk Memahami Konsep Pecahan


Nia Kania,
Dosen Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Majalengka
email kaniasoehenda@gmail.com

Abstrak—Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui apakah


pemahaman konsep pecahan siswa yang pembelajarannya
menggunakan benda manipulatif (alat peraga) lebih baik daripada
siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional, (2) mengetahui
sikap siswa terhadap penggunaan benda manipulatif (alat peraga)
dalam pembelajaran konsep pecahan. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Palasah kabupaten Majalengka. Sampel penelitian ini
adalah dua kelas dari kelas VII SMP Negeri 1 Palasah yang dipilih
secara acak menurut kelas. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes pemahaman konsep pecahan dan angket
dengan menggunakan skala Likert. Tes yang digunakan dalam
penelitian ini berupa tes awal dan tes akhir. Sedangkan jenis tes yang
digunakan dalam pembelajaran ini yaitu tes tipe subjektif (uraian)
yang identik. Skala Likert berisikan pernyataan-pernyataan mengenai
penggunaan benda manipulatif (alat peraga) dan pemahaman konsep
pecahan. Tes diujicobakan terlebih dahulu terhadap siswa kelas VII
tahun pelajaran sebelumnya. Berdasarkan hasil uji coba tersebut,
instrumen untuk tes awal dan tes akhir layak untuk digunakan.
Berdasarkan analisis data hasil penelitian, diperoleh kesimpulan
bahwa (1) Pemahaman konsep pecahan siswa yang mendapatkan
pembelajaran matematika dengan menggunakan benda manipulatif
lebih baik dari pada pemahaman konsep pecahan siswa yang
mendapatkan pembelajaran matematika dengan pembelajaran
konvensional, (2) siswa mempunyai sikap positif terhadap
penggunaan benda manipulatif pembelajaran matematika dan sikap
positif terhadap pemahaman konsep pecahan. Pembelajaran
matematika dengan menggunakan benda manipulatif dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran dalam rangka
meningkatkan pemahaman konsep pecahan siswa.

Kata Kunci: Alat Peraga, Pemahaman Konsep Pecahan.

1
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

sikap ulet dan percaya diri dalam


1. PENDAHULUAN pemecahan masalah.
Pendidikan matematika merupakan
wahana untuk mengembangkan semua Salah satu sasaran dalam
potensi yang perlu dimiliki siswa pembelajaran matematika adalah siswa
termasuk kemampuan bernalar, dapat memahami konsep matematika.
kreativitas, kemampuan memecahkan Dalam belajar matematika, siswa harus
masalah, kebiasaan kerja keras dan memahami dua hal pokok tentang
mandiri, jujur berdisiplin, memiliki matematika: 1) Siswa harus memahami
sikap sosial yang baik serta berbagai konsep, prinsip, hukum, aturan dan
keterampilan dasar yang diperlukan kesimpulan yang diperolehnya: 2)
dalam hidup bermasyarakat. Siswa harus memahami cara
Matematika sangat perlu dikuasai oleh memperoleh semua itu (Dewi, 2003).
siswa secara mantap sejak duduk di Hal ini pun dipertegas oleh pernyataan
sekolah dasar. Hudoyo (2001: 135) ……….dengan
Di dalam draf panduan KTSP mata demikian, belajar matematika berarti
pelajaran Matematika, (BSNP, 2006) belajar tentang konsep-konsep dan
dijabarkan bahwa mata pelajaran struktur-struktur yang terdapat dalam
matematika bertujuan agar peserta bahasan yang dipelajari serta mencari
didik memiliki kemampuan sebagai hubungan antara konsep-konsep dan
berikut: struktur-struktur tersebut.
1. memahami konsep matematika, Salah satu aspek yang dapat
menjelaskan keterkaitan membantu siswa dalam memahami
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep matematika yang abstrak dan
konsep atau algoritma, secara teoritis adalah dengan menggunakan
luwes, akurat, efisien, dan tepat alat peraga. Alat peraga adalah alat
dalam pemecahan masalah bantu untuk menjelaskan atau
2. menggunakan penalaran pada pola mewujudkan konsep matematika di
dan sifat, melakukan manipulasi dalam kegiatan mendidik atau
matematika dalam membuat mengajar supaya yang diajarkan
generalisasi, menyusun bukti, atau mudah dimengerti anak didik
menjelaskan gagasan dan (Ruseffendi, 1992:141). Hal ini pun
pernyataan matematika didukung oleh Bruner (dalam
3. memecahkan masalah yang Ruseffendi, 1992:144) yang mengatakan
meliputi kemampuan memahami bahwa belajar aktif dalam lingkungan
masalah, merancang model yang kaya dan menggunakan benda-
matematika, menyelesaikan model benda konkret untuk anak adalah
dan menafsirkan solusi yang sangat penting.
diperoleh Salah satu jenis alat peraga adalah
4. mengkomunikasikan gagasan benda manipulatif. Benda manipulatif
dengan simbol, tabel, diagram, atau adalah alat bantu untuk
media lain untuk memperjelas menyampaikan atau menjelaskan
keadaan atau masalah konsep matematika dengan
5. memiliki sikap menghargai menggunaan benda konkrit tertentu
kegunaan matematika dalam yang akan membantu siswa dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa merepresentasikan sebuah konsep
ingin tahu, perhatian, dan minat dengan benar. Manipulasi dan model
dalam mempelajari matematika, matematika adalah alat yang sangat
penting untuk membuat siswa dalam
2
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

mengkomunikasikan ide dan konsep metode ceramah dengan guru menulis


matematika (Marno, 2006:11). Dalam di papan tulis merupakan metode yang
penggunaan benda manipulatif (alat paling sering digunakan (Kaswan,
peraga) mampu memfasilitasi siswa 2005:1).
dalam belajar matematika, selain Pentingnya penggunaan alat peraga
kemampuan mengenal, memahami, dalam pembelajaran matematika
dan menerapkan konsep, prosedur, adalah untuk membantu siswa dalam
prinsip dan ide matematika, menangkap pengertian yang diberikan
kemampuan menyelesaikan masalah guru dan mengurangi terjadinya
matematika, kemampuan bernalar verbalisme. Aprianto (2008b) dengan
matematika, dan kemampuan peragaan dapat meletakkan dasar-
melakukan koneksi matematika. dasar yang nyata untuk berfikir, oleh
“Students can use the visual models to karena itu dapat mengurangi terjadinya
develop computation skills or solve verbalisme. Di sisi lain pentingnya
contextual problems” (Blanke, 2008). peranan alat peraga dalam
Agar proses pembelajaran pembelajaran matematika telah diakui
matematika menarik minat perhatian oleh semua jajaran pengelola
siswa, maka pembelajaran harus pendidikan dan para ahli pendidikan,
melibatkan siswa. Sehingga siswa Pujianti (dalam Marno, 2006:1).
mendapatkan pengalaman langsung Salah satu konsep matematika yang
dari proses pembelajaran tersebut dan sulit dipahami secara konkret dan
belajar menjadi menyenangkan. Benda memungkinkan untuk terjadi
manipulatif (alat peraga) adalah salah miskonsepsi dan verbalisme adalah
satu media yang dapat menarik minat konsep pecahan. Secara teoretis, konsep
siswa untuk terlibat aktif dalam pecahan merupakan topik yang lebih
pembelajaran. Hal ini pun sejalan sulit dibandingkan dengan bilangan
dengan Aprianto (2008b) yang bulat, Mark (dalam Syaiful, 2005). Hal
mengatakan bahwa dengan peragaan ini juga didukung oleh Syaiful (2005)
dapat memperbesar minat dan dalam mempelajari konsep pecahan
perhatian siswa untuk belajar. Hal ini sangat memungkinkan terjadinya
didukung pula oleh John Dewey miskonsepsi pada diri siswa. Kesulitan
sebagai tokoh pendidikan yang siswa dalam memahami konsep
mengemukakan melalui metode pecahan diduga karena mereka sulit
proyeknya dengan semboyan “Learning mencerna secara real. Sejatinya,
by Doing” (dalam Fajar, 2004: 14). menyampaikan konsep matematika
Namun dalam kenyataannya, yang abstrak, memerlukan sebuah
aktivitas siswa dalam mempelajari model sebagai gambaran. Dalam
materi pelajaran di dalam kelas yang menyampaikan konsep pecahan,
masih sering terjadi sampai saat ini diperlukan proses pembelajaran yang
hanyalah aktivitas mendengarkan atau memfasilitasi siswa untuk menguasai
mengandalkan informasi yang dan mengembangkan konsep tersebut
dijelaskan oleh guru. Guru masih dalam kehidupan sehari-hari, maka
kurang menggunakan alat peraga dibutuhkan penggunaan alat peraga
sebagai daya dukung dalam yang sesuai, salah satunya adalah
pembelajaran matematika. benda manipulatif. Hasil penelitian
Pembelajaran hanya berlangsung yang dilakukan oleh Marno (2006) di
secara prosedural dan mekanistik. Hal SD Percobaan Negeri Pajagalan 58
ini didukung berdasarkan data hasil Bandung (Penelitian Tindakan Kelas)
penelitian dari PUSKUR, ternyata dengan menggunakan media
3
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

manipulatif dalam pemahaman konsep mencakup: membaca dan menulis


pecahan menyimpulkan bahwa lambang pecahan, menyajikan nilai
menggunakan benda manipulatif ini pecahan dengan menggunakan
siswa sangat senang, aktif, kreatif dan gambar, dan sebaliknya, membilang
berminat dalam belajar matematika. dan menuliskan pecahan dalam kata-
Benda manipulatif yang kata dan dalam lambang,
memungkinkan siswa terlibat secara membandingkan dua pecahan, dan
aktif baik mental maupun motorik memecahkan masalah yang melibatkan
yang berkaitan dengan bahan kajian nilai pecahan, sehingga proses
konsep pecahan untuk siswa kelas VII pembelajarannya masih mengalami
SMP adalah benda konkret dan benda kesulitan.
semi kongkret. Benda konkret yaitu Kesulitan siswa terlihat ketika
benda-benda yang ada di lingkungan menyelesaikan soal yang dianggap
anak yang mempunyai bentuk teratur. dasar dalam konsep pecahan seperti
Misalnya: buah apel, kue tart, sedotan berikut:
dan lain-lain. Benda semi kongkret, 1 1
misalnya dengan menggunakan lembar 1. >
12 8
kertas yang dibentuk persegi, 2 2 4
persegipanjang, lingkaran dan benda 2. 7  2  9
6 3 9
lainnya yang memiliki bentuk teratur.
Dengan menganggap selembar kertas
2 1 1
3. 9  4  5
itu sebagai 1 bagian utuh. 3 2 1
Belajar dengan memanipulasi dapat
meningkatkan pemahaman konsep dan Seharusnya jawaban yang benar
pada gilirannya waktu yang dihabiskan untuk soal-soal itu adalah:
dalam pembelajaran manipulasi benda 1 1
1. <
dan model menanamkan ingatan yang 12 8
lama dari keyakinan siswa dan 2 2 2 4 6
memperdalam pemahaman 2. 7  2  7  2  9  10
6 3 6 6 6
matematika. Hal ini sesuai dengan 2 1 4 3 1
ungkapan Ruseffendi (1991:283) bahwa 3. 9 4 9 4 5
3 2 6 6 6
“Belajar secara aktif dapat
menyebabkan ingatan kita mengenai
Data empirik di atas adalah sebuah
yang kita pelajari itu lebih tahan lama,
operasi dasar, yang melibatkan
dan pengetahuan kita menjadi lebih
kemampuan dasar dalam pecahan.
luas dibandingkan dengan belajar
Kekeliruan siswa dalam
secara pasif”.
mengoperasikannya hal ini patut
Kenyataan yang terjadi di lapangan
diduga salah satunya karena siswa
bahwa penggunaan alat peraga pada
tidak memahami konsep pecahan
pembelajaran matematika baik yang
melainkan hanya hafal konsep, yang
bersifat langsung maupun tiruan belum
sewaktu-waktu bisa dilupakan. Proses
cukup optimal. Hal ini dialami pula
pembelajaran yang selama ini
oleh siswa SMPN 1 Palasah Kabupaten
dilakukan dengan hanya menjelaskan
Majalengka. Dari hasil observasi
bahan ajar dengan rumus, tanpa
pendahuluan kemampuan siswa dalam
bantuan alat peraga yang tepat menjadi
memahami konsep pecahan pada siswa
penyebab utama siswa kurang
masih rendah. Siswa SMPN 1 Palasah,
memahami konsep. Seperti yang
masih banyak kekeliruan dalam
diungkapkan Marno (2006:12). Belajar
memahami konsep pecahan, yang
4
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

dengan memanipulasi dapat rather the concrete representations usually


meningkatkan pemahaman konsep dan intended”. Manipulasi mempunyai
hubungan keterampilan praktek yang banyak bentuk pada pengajaran di
berarti, meningkatkan ingatan dan tingkat dasar dan menengah. Garis
penerapannya dalam situasi problem bilangan, potongan pecahan, kue tart,
solving yang baru. martabak, buah apel dan bentuk
Dengan adanya gap tersebut, geometri adalah beberapa contoh yang
penulis menyadari pentingnya alat dibuat guru untuk memudahkan siswa
peraga dalam meningkatkan mutu agar mempunyai pengalaman dalam
keberhasilan proses pembelajaran, guru belajar matematika. Dewan Guru
dituntut untuk menguasai Matematika Nasional Amerika Serikat
keterampilan pengembangan dan (NCTM) menekankan pentingnya
penggunaan alat peraga serta penggunaan penyajian visual dan
keterampilan memilih alat peraga yang manipulatif, alat peraga model
sesuai dengan konsep yang akan matematika di setiap tingkatan.
diajarkan, cara penyajian materi Manipulasi memberikan
merupakan salah satu faktor yang kemudahan kepada siswa dalam proses
sangat menentukan. belajar: menuangkan gagasan,
Atas dasar pemikiran tersebut di memberikan penjelasan, memanipulasi
atas, penulis menganggap penting benda secara real, dan memberikan
untuk mengkaji “Pengaruh rasa senang atas keterlibatannya dalam
Penggunaan Benda Manipulatif proses memahami sebuah konsep
terhadap Pemahaman Konsep Pecahan pecahan. Siswa sangat senang belajar
pada Siswa Kelas VII”. menggunakan benda manipulatif serta
memberi kemudahan kepada siswa di
dalam memahami konsep pecahan
2. KAJIAN LITERATUR DAN (Marno, 2006:71). Sebagai contoh,
HIPOTESIS membandingkan dua pecahan tidak
a. Benda Manipulatif sama seperti 1/3 dan 1/6 Siswa yang
Salah satu jenis alat peraga adalah hanya melihat angka, akan mendapat
benda manipulatif. Benda manipulatif kesulitan dan beranggapan bahwa 1/6
adalah alat peraga yang dapat lebih besar daripada 1/3. Apabila siswa
membantu siswa untuk memahami melihat penggunaan model pecahan
konsep matematika. Kamii mengatakan untuk menjelaskan setiap pecahan dan
“Young children need the real thing to be mengetahui bahwa 1/3 lebih besar
quite closely inferred from the daripada 1/6, maka siswa akan
representation”. Senada dengan Kammi, memulai membangun pemikiran
Hoffman pun menyatakan bahwa tentang pecahan yang lain. Manipulasi
benda manipulatif dirancang untuk menolong siswa mengembangkan
membantu siswa berfikir tentang pemahaman konsep matematika sambil
matematika menjadi lebih nyata. menampilkan gagasan dengan banyak
Benda manipulatif adalah alat cara. Penggunaan benda manipulatif
peraga yang ideal untuk membantu (alat peraga) matematika akan menjadi
menyampaikan kepada siswa konsep solusi bagi upaya meningkatkan
matematika yang abstrak dan sarat pemahaman siswa dalam konsep
verbalisme sehingga mudah dipahami, pecahan, (Marno, 2006: 5).
salah satunya adalah konsep pecahan. Benda manipulatif adalah sarana
Kamii mengatakan “manipulatives can siswa untuk terlibat secara langsung
end up being “abstractions of abstractions” dalam proses “memahami” sebuah
5
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

konsep matematik. Belajar dengan Indonesia konsep (Moeliono, 2002:588)


benda manipulatif memungkinkan diartikan sebagai sesuatu yang diterima
siswa untuk dapat melihat, menyentuh, dalam pikiran atau suatu ide yang
dan memanipilasi sehingga mampu umum dan abstrak.
memberikan pendapat, penilaian dan Gagne (Ruseffendi, 1991:97)
gagasan dengan caranya sendiri. Kelly menyatakan pengertian konsep dalam
dari University of Colorado at matematika sebagai ide abstrak yang
Colorado Springs dalam jurnalnya memungkinkan kita mengelompokkan
menganjurkan kepada para guru untuk objek-objek ke dalam contoh dan bukan
menggunakan benda manipulatif contoh. Sedangkan pengertian konsep
dalam pembelajaran matematika. menurut Rosser (Dahar, 1988:97) adalah
Penggunaan benda-benda konkret sebuah abstraksi yang mewakili suatu
dalam pembelajaran matematika kelas objek-objek, kejadian-kejadian,
adalah sesuatu hal yang penting. Hal kegiatan-kegiatan dan hubungan yang
ini karena benda-benda konkret itu mempunyai atribut yang sama.
dapat membantu siswa dalam Kemudian Hulse, Egeth, dan Deese
memahami konsep. Manipulasi dan (Suharnan, 2005:115) mendefinisikan
model matematika adalah alat yang konsep sebagai sekumpulan atau
sangat penting untuk membantu siswa seperangkat sifat yang dihubungkan
dalam mengkomunikasikan ide dan oleh aturan-aturan tertentu. Konsep
konsep matematika (Marno, 2006:11). menurut Martin dan Caramazza
Proses keterlibatan siswa ini akan (Suharnan, 2005:115) didefinisikan
menjauhkan rasa bosan dan takut sebagai suatu proses pengelompokkan
terhadap matematika. Sehingga atau mengklasifikasikan sejumlah
menjadi ingatan yang mampu bertahan objek, peristiwa atau ide yang serupa
lama. Seperti yang diungkapkan Marno menurut sifat-sifat atau atribut nilai
(2006:12) belajar dengan memanipulasi tertentu yang dimiliki ke dalam satu
dapat meningkatkan pemahaman kategori.
konsep dan hubungan keterampilan Berkaitan dengan uraian tentang
praktek yang berarti, meningkatkan konsep di atas Klausmeier (Dahar,
ingatan dan penerapannya dalam 1988:106) menyatakan bahwa ada
situasi problem solving yang baru. empat tingkatan pencapaian konsep
yaitu:
b. Konsep Pecahan 1. Tingkat konkret
Konsep adalah dasar bagi proses Seseorang telah mencapai tingkat
mental yang lebih tinggi untuk konkret apabila orang itu mengenal
merumuskan prinsip-prinsip dan suatu benda yang telah dihadapi
generalisasi-generalisasi. Konsep sebelumnya.
adalah sesuatu yang membantu 2. Tingkat identitas
mengatur pikiran kita. Konsep dapat Pada tingkat identitas, seseorang
menunjukkan objek, aktivitas, atau akan mengenal objek, (a) sesudah
benda hidup. Konsep juga dapat selang waktu, (b) bila orang itu
menggambarkan properti seperti mempunyai orientasi ruang (spatial
tekstur (susunan) dan ukuran, orientation) yang berbeda terhadap
contohnya adalah besar, merah, halus, objek itu, atau (c) bila objek itu
dsb. Sampai saat ini tidak ada definisi ditentukan melalui suatu cara
yang tepat untuk menjelaskan indera (sense modality) yang
pengertian dari konsep yang disepakati berbeda.
umum. Dalam kamus besar Bahasa 3. Tingkat klasifikasi
6
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

Pada tingkat klasifikasi, siswa diperagakan dengan suatu bagian dari


mengenal persamaan dari 2 contoh keseluruhan suatu himpunan ataupun
yang berbeda dari kelas yang sama. suatu benda. Pecahan dapat digunakan
Walaupun siswa tersebut tidak untuk menyatakan makna dari setiap
dapat menemukan kriteria atribut bagian dari yang utuh.
maupun menentukan kata-kata
yang tepat mewakili konsep itu. Ia 3. METODE PENELITIAN
dapat mengklasifikasikan contoh Metode yang digunakan dalam
dan bukan contoh dari konsep penelitian ini ialah metode eksperimen,
tersebut. sedangkan desain penelitian yang
4. Tingkat formal digunakan adalah kelompok kontrol
Untuk pencapaian konsep ada pretes-postes yang melibatkan dua
tingkat formal, siswa harus dapat kelompok sebagai berikut :
menyimpulkan bahwa ia telah A : O X O
mencapai suatu konsep pada A : O O
tingkat formal. Bila siswa itu dapat dengan,
memberi nama konsep, A : pemilihan kelas secara acak
mendefinisikan konsep itu dalam O : pretes = postes
atribut-atribut yang membatasi, dan X : pembelajaran konsep pecahan
mengevaluasi atau memberikan dengan benda manipulatif
secara verbal contoh-contoh dan Populasi penelitian ini adalah siswa
bukan contoh dari konsep. kelas VII SMP Negeri 1 Palasah
Berdasarkan beberapa pengertian kabupaten Majalengka, dengan jumlah
yang telah dikemukakan di atas, dapat siswa rata-rata 40 orang dengan
disimpulkan bahwa konsep adalah ide kemampuan siswa merata di setiap
abstrak yang digunakan untuk kelas (tidak ada kelas unggulan).
mengelompokkan objek-objek ke dalam Sampel diambil dengan menggunakan
contoh dan bukan contoh yang pada teknik acak sederhana pada kelas. Dari
umumnya dinyatakan dengan suatu tujuh kelas yang ada diambil dua kelas
istilah. secara acak, dari dua kelas tersebut
Kata pecahan (fraction) itu diartikan dipilih satu kelas sebagai kelas
berbeda-beda. Ada yang mengartikan eksperimen dan satu kelas sebagai
bilangan rasional dan ada pula yang kelas kontrol.
mengartikan lambang bilangan untuk Data yang diperlukan dalam
bilangan rasional. Yang penting, bahwa penelitian ini adalah hasil belajar siswa
kita harus memiliki satu bahasa apa dengan menggunakan benda
yang dimaksud dengan pecahan itu. manipilatif dan pembelajaran
Bilangan pecahan adalah bilangan rutin/biasa. Untuk memperoleh data
yang lambangnya dapat ditulis dengan tersebut diperlukan instrumen.
bentuk a/b di mana a dan b bilangan Instrumen dalam penelitian ini berupa
bulat dan b ≠ 0. Pada pecahan a/b, a tes dan non tes. Instrumen dalam
disebut pembilang dan b disebut bentuk tes yakni berbentuk tes
penyebut pecahan tersebut. Kita pemahaman konsep pecahan.
menggunakan jenis bilangan yang Sedangkan instrumen berupa non tes
disebut pecahan, apabila kita yakni: Angket dengan menggunakan
membicarakan bagian-bagian benda Skala Likers.
atau bagian-bagian himpunan atas
beberapa bagian yang sama. Oleh 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
karena itulah, bilangan pecahan dapat Berdasarkan hasil analisis data tes
7
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

awal diperoleh bahwa tidak terdapat pembelajarannya menggunakkan


perbedaan yang signifikan dalam benda manipulatif lebih baik daripada
pemahaman konsep pecahan siswa pemahaman konsep pecahan siswa
antara kelas eksperimen dan kelas dengan pembelajaran konvensional.
kontrol. Jika dilihat dari nilai rata-rata, Hal ini dimungkinkan karena
perbedananya relatif kecil. Keadaan pembelajaran telah merubah fungsi
yang sama membantu untuk melihat siswa dari sebuah objek pembelajaran
perkembangan pemahaman konsep menjadi sebuah subjek untuk belajar.
pecahan siswa setelah pembelajaran Siswa berperan aktif dalam
dengan menggunakan benda penggunaan benda manipilatif untuk
manipulatif. dapat memahami sebuah konsep
Penggunaan benda manipulatif matematika dalam hal ini konsep
dalam materi bilangan pecahan pecahan.
memberi pengaruh yang baik terhadap Hal ini sesuai dengan pendapat
aktivitas dan situasi belajar siswa. Marno (2006:71) siswa sangat senang
Aktivitas siswa di dalam pembelajaran belajar menggunakan benda
menggunakan benda manipulatif manipulatif serta memberi kemudahan
sudah terlihatdinamis dan hidup sejak kepada siswa di dalam memahami
dimulainya pembelajaran, dalam konsep pecahan. Pada pembelajaran ini
kegiatan tersebut siswa memegang dan siswa dilibatkan secara langsung dalam
memanipulasi benda sehingga proses memahami konsep pecahan.
memberi nuansa aktivitas belajar yang Sehingga memberikan keleluasaan dan
lain. Siswa tidak lagi duduk manis kemudahan kepada siswa untuk
dengan kaku mengikuti urutan belajar menuangkan gagasan, memberikan
untuk duduk, kemudian dengarkan penjelasan, memanipulasi benda secara
penjelasan dan mencatat hasil real, dan memberikan rasa senang atas
penjelasan. Aktivitas pembelajaran keterlibatannya dalam proses
dengan menggunakan benda memahami sebuah konsep pecahan.
manipulatif membuat siswa merasa Hal tersebut menunjukkan bahwa
benar-benar dibantu di dalam penggunaan benda manipulatif dalam
usahanya untuk memahami materi. pembelajaran matematika dapat
Harus dipahami bahwa mengembangkan pemahaman konsep
keberhasilan siswa belajar bergantung dalam hal ini konsep pecahan bila
pula pada metode dan media alat bantu dibandingkan dengan siswa yang
mengajar yang digunakan. menggunakan pembelajaran
Pembelajaran tanpa menggunakan alat konvensional. Hal tersebut didukung
bantu membuat siswa berfikir abstrak oleh pendapat Marno (2006:12) belajar
dan akan menciptakan verbalisme. dengan memanipulasi dapat
Pembelajaran yang hanya meningkatkan pemahaman konsep dan
menggunakan metode ceramah, hubungan keterampilan praktek yang
duduk, dengarkan, catat dan hafal akan berarti, meningkatkan ingatan dan
membuat belajar menjadi tidak penerapannya dalam situasi problem
bermakna. Untuk itu diperlukan solving yang baru.
pengalaman pembelajaran langsung, Hal-hal di atas menjadi dasar
agar pembelajaran siswa jadi bermakna pemikiran bagi penulis sebagai
sehingga hasil belajar akan optimal. penjelasan dari hipotesis yang telah
Hasil pengujian hipotesis diterima dalam penelitian ini, yaitu
menunjukkan bahwa pemahaman bahwa pemahaman konsep pecahan
konsep pecahan siswa yang siswa yang pembelajarannya
8
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

menggunakan benda manipulatif lebih diantaranya : 30% siswa bersikap


baik dari pada siswa yang sangat setuju bahwa kesempatan
pembelajarannya dilakukan secara menggunakan benda manipulatif yang
biasa. Dalam hal ini tidak berarti bahwa diberikan terlalu singkat dan 37,5 %
pembelajaran konvensional adalah siswa bersikap setuju bahwa alat
pembelajaran yang buruk, akan tetapi peraga lebih rumit jika digunakan
pembelajaran ini kurang dapat untuk mengubah suatu bentuk pecahan
mengeksplorasi kemampuan siswa kebentuk lain.
dalam mengkonstruksi pemahaman Seperti yang telah dikemukakan
konsep pecahan secara optimal. sebelumnya, bahwa hasil angket siswa
Berdasarkan hasil analisis skala menunjukkan bahwa sebagian besar
sikap dapat diambil kesimpulan bahwa siswa merespons positif terhadap
siswa bersikap positif terhadap penggunaan benda manipulatif. Hal ini
pembelajaran dengan menggunakan dikuatkan dengan hasil angket, di
benda manipulatif dan terhadap mana siswa merasakan pembelajaran
pemahaman konsep pecahan setelah yang lebih berfikir rasional tentang
pembelajaran menggunakan benda konsep pecahan, aktif, lebih banyak
manipulatif. Hal ini terlihat dari terlibat dalam proses pembelajaran,
kecenderungan siswa memilih jawaban dan sebagainya. Tidak sedikit dari
setuju untuk pernyataan positif dan siswa yang merasa senang dengan
tidak setuju untuk pernyataan yang keterlibatan mereka dalam
bersifat negatif. pembelajaran dengan menggunakan
Hasil penelitian ini memberikan benda manipulatif. Hal tersebut adalah
gambaran bahwa penggunaan benda wajar mengingat siswa adalah individu
manipulatif dapat memberikan yang mempunyai keingintahuan yang
pengaruh positif terhadap pemahaman besar. Sementara dalam pembelajaran
konsep pecahan siswa dibandingkan konvensional kebutuhan tersebut
dengan pembelajaran konvensional. kurang terfasilitasi.
Berdasarkan hasil analisis data skala
sikap siswa, penerapan pembelajaran 5. KESIMPULAN
dengan menggunakan benda Berdasarkan data yang diperoleh
manipulatif juga dapat menambah rasa dan analisis data hasil penelitian, dapat
senang siswa terhadap pelajaran disimpulkan bahwa secara umum
matematika. Penggunaan benda pembelajaran matematika dengan
manipulatif juga sebagai daya dukung menggunakan benda manipulatif dapat
untuk mengembangkan konsep meningkatkan pemahaman konsep
matematika dalam hal ini konsep matematika dalam hal ini konsep
pecahan dan mampu pecahan pada siswa SMP khususnya
mengaplikasikannya dalam kehidupan kelas VII SMP Negeri I Palasah
sehari-hari. Kabupaten Majalengka. Secara khusus,
Namun dari sejumlah sikap positif dari hasil penelitian ini dapat diambil
yang ditunjukan siswa, dirasa masih beberapa kesimpulan sebagai berikut:
ada kelemahan pada penggunaan 1. Pemahaman konsep pecahan siswa
benda manipulatif yang terjadi yang mendapatkan pembelajaran
dilapangan dalam pemahaman konsep matematika dengan menggunakan
pecahan pada siswa. Hal ini dikuatkan benda manipulatif lebih baik dari
dengan temuan dari hasil angket pada pemahaman konsep pecahan
dimana siswa bersikap setuju terhadap siswa yang mendapatkan
pernyataan yang bersifat negatif, pembelajaran matematika dengan
9
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

pembelajaran konvensional. Kelas VIII SMP Negeri 14 Bandung.


2. Siswa bersikap positif terhadap Skripsi UNPAS Bandung: Tidak
pembelajaran matematika dengan Diterbitkan.
menggunakan benda manipulatif Ernawati. (2003). Meningkatkan
dengan alasan antara lain Kemampuan Pemahaman Konsep
pembelajaran matematika dengan Matematika Siswa SMU melalui
menggunakan benda manipulatif Pembelajaran Berbasis Masalah.
dapat mendorong mereka untuk Skripsi FPMIPA UPI Bandung:
lebih aktif dan terlibat langsung Tidak Diterbitkan.
dalam belajar, lebih bersemangat Fajar, A. (2004). Portofolio dalam
dan menimbulkan perasaan Pelajaran IPS. Bandung ; Remaja
senang, dan mereka menjadi lebih Rosda Karya.
paham terhadap konsep yang Gunawan, G. (2006). Penerapan
dipelajari karena hasil menemukan Pengajaran Modul untuk
sendiri, memperoleh ilmu serta Meningkatkan Hasil. Tesis UPI
pengalaman baru sehingga Bandung: Tidak Diterbitkan.
wawasan menjadi lebih luas. Hadi, S. (2005). Pembelajaran Konsep
Pecahan Menggunakan Media
6. REFERENSI Komik dengan Strategi Bermain
Aprianto, D.A. (2008a). Alat Peraga Peran pada Siswa SD Kelas IV
Checkerboard untuk Perkalian Semen Gresik. [online ]. Tersedia
Bilangan Ganjil. [online]. Tersedia: http://www.puslitjaknov.depdik
http:/matriks- nas.go.id/data/file/2008/makala
exacta.blogspot..com [diakses 24 h_peserta/57_Syaiful%20Hadi.pd
Januari 2009]. f [diakses17 Februari 2009].
Aprianto, D.A. (2008b). Pentingnya Alat Hoffman, B._____.The Importance Of
Peraga dalam Mengajar IPA.. Math Manipulative. [online].
[online]. Tersedia: Tersedia:http://hubpages.com/h
http://dedeawan.blogspot.com ub/theimportanceofmathmanipul
[diakses 24 Januari 2009]. atives [diakses 26 Maret 2009].
Badan Standar Nasional Pendidikan. Hudoyo, H. (2001). Pengembangan
(2006). Draf Final Kurikulum Kurikulum dan Pembelajaran
Tingkat Satuan Pendidikan Standar Matematika. Malang: UNM
Kompetensi Mata Pelajaran Malang.
Matematika Sekolah Menengah Ihsan, M, dkk. (2007). Belajar Matematika
Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Menggunakan Media Alat Peraga.
Jakarta: Badan Standar Nasional [online]. Tersedia:
Pendidikan. http://handono-
Blanke, B. (2008). Using Visual Model for eksak.blogspot.com [diakses 24
Strategic Reasoning in Mathematics. Januari 2009].
[online]. Tersedia: Kamii. (2009). I Love Math
http://www.mathlearningcenter. Manipilative...But. [online].
org/media/rekenrek_0308.pdf Tersedia:
[diakses 26 Maret 2009]. http://schoolcrossing.blogspot.co
Dahar, R. W. (1988). Teori-teori Belajar. m/2009/01/i-love-math-
Jakarta: Depdikbud. manipulativesbut.html [diakses
Darsam. (2008). Penggunaan Media 26 Maret 2009].
Audio Visual untuk Meningkatkan Kaswan. (2005). Peningkatan Pemahaman
prestasi Belajar Matematika Siswa Konsep dan Kemampuan Berpikir

10
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

Kritis Siswa Melalui Kegiatan Suherman dan Sukjaya. (1990).


LaboratoriumBerbasis Inkuiri pada Petunjuk Praktis Untuk
Pokok Bahasan Rangkaian Listrik Melaksanakan Evaluasi Pendidikan
Arus Searah. Bandung: Tesis pada Matematika. Bandung: Wijaya
PPS Universitas Pendidikan Kusumah.
Indonesia. Tidak Diterbitkan. Suherman, E, dan Winataputera, U, S,
Kelly, C. A. (2006). Using Manipulatives (1993), Strategi Belajar Mengajar
in Mathematical Problem Solving: A Matematika, Jakarta : Departemen
Performance-Based Analysis. Pendidikan Kebudayaan.
[online]. Tersedia : Sukayati. (2003). Pelatihan Supervisi
http://www.math.umt.edu/tmm Pengajaran untuk Sekolah Dasar
e/vol3no2/TMMEvol3no2_Color Tanggal 19 Juni s.d. 2 Juli 2003 di
ado_pp184_193.pdf [diakses 26 PPPG Matematika Yogyakarta.
Maret 2009]. [online]. Tersedia:
Marno. (2006). Upaya Meningkatkan http://p4tkmatematika.org/dow
Pemahaman Siswa dalam Konsep nloads/sd/Pecahan.pdf. [diakses
Pecahan dengan Menggunakan 17 Februari 2009].
Benda Manipulatif (Alat Peraga) Sulistyawati, D. (2003). Diagnosis
(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas Kesulitan Siswa dalam
III SD Percobaan Negeri Pajagalan Menyelesaikan Soal Pembagian
58 Bandung). Skripsi UPI Pecahan Bentuk Cerita Kelas I A
Bandung: Tidak Diterbitkan. SLTP Negeri 4 Malang. Skripsi.
Moeliono, A. (2002). Kamus. Besar Jurusan Pendidikan Matematika
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai FMIPA Universitas Negeri Malang.
Pustaka. [online].
Poerwadarminta. (1984). Kamus Umum Tersedia:http://www.google.co.i
Bahasa Indonesia. Jakarta; d/search?q=abstraksi+bilangan+
Depdikbud. pecahan&btnG=Telusuri&hl=id&
Russefendi, E. T. (1991). Pengantar sa=2 [diakses 17 Februari 2009].
Kepada Membantu Guru Sumarmo, U. (1987). Kemampuan
Mengembangkan Kompetensinya Pemahaman dan Penalaran
dalam Pengajaran Matematika untuk Matematika Siswa SMA Dikaitkan
Meningkatkan CBSA. Bandung: dengan Kemampuan Penalaran Logik
Tarsito. Siswa dan Beberapa Unsur.
Ruseffendi, E.T. dkk. (1992). Pendidikan Suparlan, asup. (2005). Pembelajaran
Matematika 3. Jakarta : Berbasis Masalah untuk
Departemen Pendidikan dan Mengembangkan Kemampuan
Kebudayaan. Pemahaman dan Representasi
Ruseffendi, E. T. (2003). Dasar-Dasar Matematika Siswa Sekolah
Penelitian Pendidikan dan Bidang Menengah Pertama. Bandung:
Non-Eksakta Lainnya. Semarang: Tesis UPI
UNNES Press. Supriatna. (2006). Penggunaan Alat
Santoso, S. (2001). SPSS Versi 10. Peraga Keping untuk Meningkatkan
Jakarta: Gramedia Prestasi Belajar Siswa dalam Operasi
Sudjana. (1992). Metode Statistika. Penjumlahan dan Pengurangan
Bandung: Tarsito. Bilangan Bulat di Kelas V SD Negeri
Durman I Kota Bandung. (Penelitian
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Tindakan Kelas). Tesis UPI
Surabaya: Srikandi Bandung: Tidak Diterbitkan.

11
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321
Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics) Vol. 2 No. 2, Januari 2018 hal. 1-12

Tjahjono, B. (2007). Keefektifan


Pembelajaran Menggunakan Alat
Peraga dan Lembar Kerja Siswa
(LKS) terhadap Pemahaman Konsep
Siswa Kelas VIII Semester II dalam
Materi Pokok Bangun Ruang Sisi
Datar di SMP Negeri 38 Semarang.
Skripsi UNS Semarang: Tidak
Diterbitkan.
Zubaedah, S. (2008). Penerapan
Pendekatan Kontekstual dengan
Tugas Membuat Peta Pikiran dalam
Upaya Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematika
Siswa SMP. Skripsi UPI Bandung:
Tidak Diterbitkan.

12
Copyright ©2018, Jurnal THEOREMS (The Original Research of Mathematics)
p-ISSN: 2528-102X, e-ISSN: 2541-4321

Anda mungkin juga menyukai