PERUBAHAN FISIKOKIMIA
TOMAT (Solanum lycopersicum)
Oleh :
Alma Christine Febriani (19031105015)
B. Tinjauan Pustaka
Secara garis besar komponen kimia buah dan sayur terdiri dari: air, karbohidrat, protein,
vitamin dan mineral, serta sedikit lipid. Buah dan sayur mengandung air yang cukup
tinggi, berkisar antara 80 – 90%. Karbohidrat dalam bentuk fruktosa dan glukosa banyak
dijumpai pada kelompok buah, sedangkan pati dijumpai pada sayuran yang berasal dari
umbi. Buah dan sayur mengandung protein dan asam amino yang relatif cukup rendah
sehingga tidak diposisikan sebagai sumber protein bagi manusia. Beberapa jenis buah
seperti alpukat mengandung lipid yang cukup tinggi. Umumnya buah dan sayur dijadikan
sebagai sumber vitamin dan mineral.
Selain dari cara pengelompokan di atas, komponen kimia penting dalam pada buah dan
sayur adalah pigmen sebagai komponen pembentuk warna, asam-asam organik bersama-
sama dengan karbohidrat sebagai komponen pembentuk cita rasa serta aroma buah dan
sayur. Komponen penting penting lainnya adalah komponen pembentuk dinding sel,
seperti protopektin, sellulosa, hemisellulosa dan lignin, yang secara khusus berhubungan
dengan struktur buah dan sayur. Selain sebagai komponen yang berkontribusi terhadap
kesehatan konsumen, komponen kimia tersebut juga berpengaruh langsung dengan
karakteristik mutu produk seperti penampilan. Mutu segar produk buah dan sayur segar
selalu diasosiasikan dengan kondisi produk yang tegar dan tidak lembek. Komponen
kimia pembentuk dinding sel bertanggungjawab atas ketegaran buah dan sayur segar.
Dengan demikian, kondisi penanganan serta metoda pengolahan yang mengharuskan
ketegaran produk mempertimbangkan hal tersebut. Pengolahan juga harus dilakukan
sedemikian rupa dengan tujuan meminimalkan kerusakan zat nutrisi produk buah dan
sayur, serta tidak mendorong dan menimbulkan reaksi fisik, kimia maupun biokimia yang
dapat berdampak merugikan terhadap atribut mutu.
Pematangan merupakan perubahan yang terjadi pada tahap akhir perkembangan buah atau
merupakan tahap awal penuaan (senescence) pada buah. Selama perkembangan buah
terjadi berbagai perubahan biokimiawi dan fisiologi. Pada umumnya buah yang masih
muda berwarna hijau karena memiliki kloroplas sehingga dapat mengadakan fotosintesis,
tetapi sebagian besar kebutuhan karbohidrat dan protein diperoleh dari bagian tubuh
tumbuhan lainnya. Buah muda yang sedang tumbuh mengadakan respirasi sangat cepat
sehingga dihasilkan banyak asam karboksilat dari daur Krebs, misalnya asam isositrat,
asam fumarat, asam malat. Kadar asam-asam ini berkurang sejalan dengan
berkembangnya buah karena asam-asam ini digunakan untuk mensintesis asam amino dan
protein yang terus berlangsung dalam buah sampai buah masak (Sinay, 2008). Pemasakan
buah merupakan proses yang sangat komplek dan terprogram secara genetik yang diawali
dengan perubahan warna, tekstur, aroma, dan rasa. Selama proses pemasakan buah,
kandungan asam berkurang dan kandungan gula meningkat menyebabkan terjadinya
kenaikan respirasi mendadak yang disebut klimakterik. Aktivitas respirasi yang sangat
tinggi menjadi pemacu biosintesis etilen yang berperan dalam pemasakan buah. Etilen
diperlukan untuk koordinasi dan penyempurnaan pemasakan buah. Perubahan biokimiawi
dan fisiologi tersebut terjadi pada tahap akhir dari perkembangan buah (Sinay, 2008).
C. Hasil
Keterangan :
1 = green 4 = pink
3 = turning 6 = red
T1 U1 1 1 1 2 3
U2 2 1 1 2 3
U3 3 1 1 2 3
U4 4 1 2 3 3
U5 5 1 2 3 4
U6 6 1 1 2 3
U7 7 1 1 2 3
U8 8 1 1 2 2
U9 9 1 1 2 2
U10 10 1 1 1 2
T2 U1 11 2 3 4 4
U2 12 2 3 4 4
U3 15 2 2 4 4
T3 U1 13 3 4 4 5
U2 14 3 4 4 5