Anda di halaman 1dari 4

KANKER OVARIUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas


Dosen Pengampu Ns. Ana Rahmawati, S. Kep, M. Kep

DI SUSUN OLEH

NIRYOLANDANI HASAN

P07120521025

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN


PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER
DAYA MANUSIA KESEHATAN POLITEKNIK
KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN
KEPERAWATAN PROGRAM
STUDI PROFESI NERS
TAHUN 2021/2022
KANKER OVARIUM

Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan


yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal, jika penyebaran sel-sel
tersebut tidak terkontrol, hal tersebut dapat mengakibatkan kematian (American
Cancer Society (ACS), 2018). Kanker ovarium merupakan kanker ginekologi
paling mematikan dengan tingkat kelangsungan hidup lima tahun paling rendah
dibandingkan kanker ginekologi lainnya di dunia karena diagnosis dini yang sulit
dilakukan, sehingga diagnosis dini bergantung pada pengetahuan tentang profil
pasien kanker ovarium di suatu daerah (Ida Ayu, 2017). Kanker ovarium adalah
kanker kelima yang paling sering diderita perempuan di seluruh dunia dengan
prevalensi 1,3% dari seluruh kanker pada perempuan. Kasus baru kanker
ovarium tercatat sekitar 21.290 di seluruh dunia (American Cancer Society,
2015). Menurut data GLOBOCAN (IARC) tahun 2012, dari seluruh kasus baru
kanker di dunia, 6,2%nya adalah kanker ovarium yang mengindikasikan adanya
peningkatan insiden kanker ovarium yang cukup signifikan. Menurut Green
(2016), kanker ovarium merupakan kanker yang menyebabkan angka kematian
paling tinggi di antara kanker-kanker ginekologis di Amerika Serikat.
Penyebab kanker ovarium masih belum jelas, namun beberapa faktor
yang mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit ini antara lain: faktor
reproduksi, faktor haid, faktor lingkungan dan faktor genetik. Mayoritas kanker
ovarium ialah jenis sel epitelial yang berasal dari epitel ovarium. Kelompok
lainnya yaitu non epithelial, termasuk di antaranya ialah sel tumor germinal, dan
tumor sex-cord stromal
Gejala awalnya berupa rasa tidak enak yang samar-samar di perut bagian
bawah. Ovarium yang membesar pada wanita pasca menopause bisa
merupakan pertanda awal dari kanker ovarium. Di dalam perut terkumpul cairan
dan perut membesar akibat ovarium yang membesar ataupun Karen
penimbunan cairan. Kanker indung telur pada masa awal berkembang
cenderung tanpa gejala. Kondisi inilah yang menyebabkan kanker ini sulit
diketahui sejak dini. Biasanya , gejala umum terjadinya kanker ini adalah
timbulnya sakit di bagian punggung Untuk saat ini dan beberapa waktu
mendatang, pencegahan yang direkomendasikan untuk mendekteksi dini kanker
ovarium pada wanita yang asimtomatik hanyalah pemeriksaan fisik setiap tahun.
Secara keseluruhan pemeriksaan pelvis terkadang dapat mendeteksi kanker
ovarium dan biasanya sudah dalam stage yang lanjut.

Pelayanan kesehatan dimulai dari faskes tingkat pertama klien


mendapatkan surat rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut dan penanganan
lebih lanjut ke faskes tingkat kedua setelah sampai ke faskes tingkat kedua
pasien dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi
sehingga didapatkan diagnose pasien menderita kanker ovarium.

Sistem rujukan pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang


sesuai kebutuhan medis, yaitu: a. Dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat
pertama oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama b. Jika diperlukan pelayanan
lanjutan oleh spesialis, maka pasien dapat dirujuk kefasilitas kesehatan tingkat
kedua c.Pelayanan kesehatan tingkat kedua di faskes sekunder hanya dapat
diberikan atas rujukan dari faskes primer. d. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga
di faskes tersier hanya dapat diberikan atas rujukan dari faskes sekunder dan
faskes primer.
DAFTAR PUSTAKA

Dhitayoni, I. A., & Budiana, I. N. G. (2017). Profil Pasien Kanker Ovarium Di


Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar–Bali Periode Juli 2013–Juni
2014. E-Jurnal Medika Udayana, 6(3).

Gea, I. T., Loho, M. F., & Wagey, F. W. (2016). Gambaran jenis kanker ovarium
di RSUP Prof. Dr. RD Kandou Manado periode Januari 2013-Desember
2015. e-CliniC, 4(2).

Hewen, O. L. (2017). Asuhan Kebidanan Gangguan Kesehatan Reproduksi Pada


Ny. Pb Dengan Kanker Ovarium (Ca Ovarium) Di Ruangan Edelweys Ii
Rsud Prof. Dr. Wz Johannes Kupang Tanggal 13–17 Mei 2017 (Doctoral
dissertation, Universitas Citra Bangsa).

Tandarto, M., Ginting, E., & Nuryanto, M. K. (2020). Hubungan Usia Menarche
dengan Kejadian Kanker Ovarium. Husada Mahakam: Jurnal
Kesehatan, 10(1), 71-77

Anda mungkin juga menyukai