Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PRODUK TRENDI

diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Praktikum Pengetahuan Bahan Garmen

oleh :

Anisa Cahaya Makiah, NPM 19430009

Apsari Kalingga Murda, NPM 19430010

Deliana Destian, NPM 19430015

Kelas: 1G1, 1G2

Dosen/Asisten :

Tomi, S.Tr.Bns

Karlina S, S.ST., MM.

Pratiwi W., S.ST

Bella Karisma, S.ST.

POLITEKNIK STTT BANDUNG

2019
A. Definisi Trendi Fashion

Trendi merupakan segala sesuatu yang sedang dibicarakan, disukai atau bahkan
digunakan oleh sebagian besar masyarakat pada saat tertentu. Sedangkan, fashion
adalah setiap mode pakaian atau perhiasan yang populer selama waktu tertentu atau
pada tempat tertentu. Istilah fashion sering digunakan dalam arti positif, sebagai
sinonim untuk glamour, keindahan dan gaya atau style yang terus mengalamai
perubahan dari satu periode ke periode berikutnya dari generasi ke generasi. Trendi
dan musim fashion sebagian besar didorong oleh perancang busana yang membuat
dan menghasilkan artikel pakaian. Dalam hal ini istilah Bisnis Fashion akan
digunakan dalam arti bisnis yang berhubungan dengan pakaian modis atau pakaian
sebagai industri kreatif yang diciptakan dan diproduksi oleh perancang busana.

B. Sejarah Busana di Indonesia

Perkembangan trendi fashion di Indonesia sangat dipengaruhi oleh budaya


Eropa dan Asia terutama Busana Korea belakangan ini. Fashion di Indonesia telah
berkembang dengan baik dalam sejarah.

Pada tahun 1920-1930, Indonesia masih di bawah kekuasaan Belanda. Oleh


sebab itu, terdapat beberapa perbedaan tata busana pada orang pribumi dan orang
Belanda. Biasanya, orang pribumi menggunakan kebaya lengkap dengan kain dan
selendang yang diselempang. Intinya, pada masa ini identik dengan kain-kain
tradisional yang dijadikan pakaian sehari-hari oleh masyarakat Indonesia pada masa
itu. 

Perkembangan fashion pada '50-an ditandai dengan gaya berbusana klasik


yang elegan, yang populer dengan sebutan gaya "New Look" yang diadaptasi dari
trend fashion dunia. Dahulu, model busana ini sering dianggap sebagai model
rancangan Christian Dior, yang pada tahun 1947 memperkenalkan corolle line,
namun kemudian lebih dikenal sebagai The New Look. Desain busana   new look
merupakan kebalikan dari sikap ekonomis atau hemat. Pasalnya, untuk satu busana
saja membutuhkan bahan kira-kira sepanjang lebih dari 23 meter. Gaya new look
menitikberatkan pada bentuk tubuh wanita yang diperbesar pada bagian pinggang ke
bawah. Dengan bantuan pakaian dalam yang bertulang (boned) dan bahan secara
otomatis seakan mengembang besar.
Saat awal kemunculannya, new look menimbulkan kontroversi di seluruh dunia
Barat. Meski banyak wanita pada zaman itu mengadopsi gaya ini, tetapi banyak pula
yang menolak karena new look dianggap sebagai busana pemborosan dan artificial
(palsu). 

Tahun 1960 sejak munculnya Non Kawilarang dan Peter Sie, dunia mode
Indonesia telah menunjukkan potensi dan bakat yang luar biasa. Dalam
perkembangan awalnya Fashion Indonesia cenderung meniru gaya barat baik dalam
bahan yang digunakan maupun desain. Mode di tahun '60-an terasa lebih berwarna
dan bervariasi. Selain gaya berbusana elegan dan  chic ala Jackie O yang juga
menyebar ke Indonesia, gaya ini juga dimeriahkan dengan gaya serba mini.
Dress imut yang biasanya memiliki potongan di atas lutut. Selain itu, permainan
motif juga lebih berani, seperti di leggings macan tutul, kotak-kotak, dan lain
sebagainya. Menjelang akhir '60-an, gaya serba mini ini berkolaborasi dengan motif-
motif berani, yang kemudian di Indonesia dikenal dengan istilah A Go-go Look.

Mode di Indonesia semakin berwarna ketika tahun '70-an. Kehadiran


perancang baru membuat nuansa warna yang sudah ada terlihat semakin kuat dan
menarik. Tahun '70-an ini identik dengan gaya hippies and retro, mulai dari rambut
warna-warni dan mohawk. Karena itulah gaya berbusana yang populer di era ini
didominasi oleh celana bell bottom, kemeja pas badan dengan kerah super lebar.
Siluet untuk busana wanita sendiri masih banyak mengolah gaya mini serta potongan
longgar.

Tahun 1970 merupakan awal kemunculan dari Iwan Tirta, Harry Dharsono, Prajudi,
Poppy Dharsono dan Ramli yang telah memberikan signal dalam Dunia Fashion
Indonesia kepada dunia Internasional melalui penciptaan mereka dan parade fashion
di dalam maupun di luar negeri. Dalam dekade tersebut, dunia fashion Indonesia
mencatat kemajuan yang cukup besar. Upaya dan kerja keras dari para desainer muda
didukung oleh terbitnya majalah wanita "Femina", majalah wanita baru yang dimulai
penerbitan pada tahun 1972, yang banyak memberikan perhatian serius terhadap
dunia mode dengan menghadirkan berita trendi fashion dunia, sehingga memberikan
spektrum yang lebih luas untuk fashion Nasional di era ini.

Tahun '80-an adalah era 'powerful women'. Sesuai dengan era tersebut, di
masa ini bermunculan busana dengan siluet serta besar, seperti padding yang
menonjol di bagian bahu, siluet busana yang besar dan cenderung longgar. Permaian
detail dan aksen berukuran besar (seperti kancing-kancing misalnya), serta paduan
warna kontras. Perancang Indonesia di masa itu sangat terpengaruh dengan gaya ini,
sehingga gaya berbusana yang ada pun cenderung berukuran besar.

Untuk tahun 90-an hingga sekarang adalah masa dimana gaya individual terlihat
semakin berani bersuara. Tak heran jika di era ini, para perancang busana berbakat
yang jumlahnya semakin banyak hadir dengan keunikan sendiri yang mencerminkan
karakter mereka masing-masing. Ada yang menampilkan gaya busana serba tumpuk
beraura vintage, ada yang bergaya maskulin, bergaya cantik, terkesan mewah dan
elegan hingga yang beragaya unik.

Pada tahun 1990-an ketika isu-isu globalisasi dan perkembangan teknologi


media modern seperti internet, mempermudah para desainer untuk mengakses berita
mengenai perkembangan dunia fashion dan trendi telah banyak membantu para
desainer dalam menciptakan variasi fashion terutama dalam mengadopsi gaya barat
yang glamor. Misalnya Sebastian Gunawan, yang memperkenalkan gaun pesta
dengan manik-manik dan kristal cantik, menjadi terkenal dan membawa inspirasi
positif untuk desainer lain seperti Biyan, Arantxa Adi, Adjie Notonegoro dan Eddy
Betty. Sampai sekarang, manik-manik dan kristal sebagai aksesoris fashion masih
digemari di Indonesia. Pada masa ini juga, denim dan kemeja kotak-kotak menjadi
salah satu ikon.

Sedangkan pada awal tahun 2000-an, masih terpengaruh tahun 1900an yaitu
denim dan kemeja. Ditambah dengan gaya emo  dan gothic  yang serba hitam. Tahun
ini juga nama-nama baru lebih memperkaya daftar panjang desainer berbakat
Indonesia yang memiliki karakteristik tersendiri dan gaya independen seperti Adrian
Gan, Obin, Kiata Kwanda, Sally Koeswanto, Tri Handoko dan Irsan. Sementara yang
lain membuat desain gaya barat, Edward Hutabarat dan Anne Avantie
mendedikasikan kreasi mereka dengan mendesign kostum tradisional "Blus Kebaya"
dengan sentuhan modern. Sehingga membuat busana tradisional Indonesia terlahir
kembali dan dicintai oleh kalangan muda sehingga mereka lebih menghargai seni
tradisional.

C. Macam-Macam Trendi Busana


1. Denim Jeans
Denim dan jeans merupakan kata yang memiliki beda arti, tetapi saat ini pengertian
denim dan jeans mulai membaur meskipun secara harfiah artinya berbeda. Menurut
sejarah, para penenun dari Nîmes, Perancis, mencoba untuk membuat replika
dari cotton corduroy yang membuat kota Genoa, Italia, terkenal. Namun, setelah
terus mencoba dan tetap gagal, mereka akhirnya menemukan sesuatu jenis tekstil
baru, yang mereka sebut “Serge de Nîmes”. Tekstil ini sekarang kita sebut sebagai
danim dari kata “de Nîmes”, merupakan bahan yang sangat kuat dengan daya tahan
tinggi.

Tahun 1980-an para penambang emas Amerika mencari pakaian yang mempunyai
daya tahan kuat dan tidak mudah rusak. Levi Strauss dan Jacob Davis mencoba
mencari solusi untuk permintaan ini. Yang sekarang kita kenal sebagai celana jeans,
terbuat dari denim. Rivet ditaruh pada daerah dari pakaian tersebut yang mudah
sobek, agar dapat lebih kuat. Pada tahun
1930-an banyak film layar lebar yang
memerankan Cowboy yang sering memakai
celana jeans. Ini membuat denim jeans
sangat terkenal, dan banyak yang mulai
memakainya. Selanjutnya tahun 1940-an
produksi jeans menurun karena adanya
perang dunia kedua, tetapi para prajurit
Amerika membuatnya kembali terkenal
dengan memakainya sebagai pakaian santai
pada saat tidak sedang bertugas. Setelah
perang tersebut, muncullah berbagai
Penambang emas Amerika
perusahaan kompetitor yang membuat
denim jeans juga seperti Wrangler dan Lee,
dan Levi’s sudah tidak memonopoli pasar lagi. Berbagai produsen mulai membuat
jeans dengan model-model berbeda untuk dipadukan dengan tren fashion pada 1960-
1970, seperti jeans yang di cat dengan warna-warna terang, dan model flare. Jeans
juga mulai terkenal di negara lain, dan menjadi simbolisme gaya barat, yang
membuat denim jeans susah untuk didapatkan oleh mereka.

Sampai tahun 1980-an Jeans masuk ke dalam kalangan high fashion, dan banyak
fashion designers terkenal seperti Gucci mulai membuat jeans merk mereka sendiri.
Celana jeans pada film Cowboy
Pada saat ini lah denim jeans hilang
kesannya sebagai pakaian dan bahan
para penambang dan pekerja keras
lainnya, karena menjadi produk fashion
yang esensial untuk seharian setiap
orang. Penjualan jeans naik dengan
drastis, dan banyak designer mulai
membuat berbagai model baru, seperti skinny jeans, acid-washed jeans, dan jaket
denim.
Berbeda dengan Remaja tahun 90-an yang tidak begitu tertarik pada denim jeans,
karena generasi sebelumnya alias orang tua mereka masih menggunakan jeans dan
para anak muda tidak ingin memakai yang sama seperti keluarga mereka. Anak muda
tahun 90-an justru memilih produk fashion dari tekstil biasa seperti celana cargo,
khaki, dan sportswear branded. Walaupun denim jeans masih sering diliput oleh
banyak media high-end fashion, pembeliannya turun dan Levi’s pun menutup 11
pabrik pada periode tersebut.

Denim jeans kembali menjadi salah satu produk fashion yang esensial, dan
banyak diadopsi juga oleh high-end fashion designers pada tahun 2000-an hingga
sekarang. Semakin banyak perusahaan yang hanya fokus pada denim jeans saja,
seperti Nudie, Ksubi, dan True Religion. Walaupun sekarang banyak jeans yang
sudah melewatkan berbagai prsoes washing sebelum dijual, serta menggunakan
pewarna sintetis, ada juga market yang masih menganut raw, selvedge denim dan
mengapresiasi proses fading yang terjadi. Di Indonesia pun komunitas denimnya
cukup besar dan terus berkembang beberapa tahun ini dengan adanya
forum Darahkubiru dan INDIGO yang sering mengadakan denim contest.
Di Indonesia juga sudah ada berbagai brands lokal denim yang berkualitas,
seperti SAGE, Elhaus, Old Blue, Hanzo, dan Warpweft Company, dan produk mereka
mendapatkan banyak akreditasi dari media lokal hingga luar.

2. Kaus bergaris

Kaus bergaris adalah kain rajut yang biasanya terbuat dari katun dan memiliki motif
garis-garis. Bentuk garis tercipta dari perpaduan antar warna-warni pada kaus. Model
garisnya pun beragam, mulai dari motif garis kecil, block atau kombinasi garis. Pada
abad pertengahan, orang-orang di Eropa yang memakai baju dengan pola garis-garis
bisa berisiko dibunuh. Oleh karena itu, sudah menjadi hal yang biasa jika pola garis-
garis kerap kali ditemukan pada pakaian prostitusi, algojo, non-kristen, orang
penderita lepra, badut, kstaria yang tak setia, sampai dengan orang buangan.
Beragam pekerjaan dan tindakan yang dianggap buruk oleh mereka diasosiasikan
dengan pakaian garis-garis. Bahkan, pernah tercatat pada tahun 1310 seorang
pembuat sepatu asal Prancis, pernah dihukum mati hanya karena
menggunakan baju bergaris-garis. Pada saat revolusi di Amerika memuncak,
menggunakan pakaian bergaris dianggap sebagai tindakan politik. Pakaian bergaris-
garis dinilai sebagai bentuk kesetiaan terhadap pikiran-pikiran dan pandangan
pencerahan yang tak lagi kaku. Setelah itupun, baju ataupun pakaian bergaris-garis
menjadi tren fashion yang mulai populer hingga menyebar ke Prancis, sebagai salah
satu negara pendukung Amerika dan ke wilayah Eropa lainnya. Walaupun pernah
dikecam sebagai hal yang buruk, pola bergaris kian digunakan pada bendera
kebangsaan. Meski Amerika menjadi negara yang mengembangkan tren pakaian
bergaris, mereka juga harus bertanggung jawab terhadap garis-garis pakaian yang
digunakan para tahanan penjara. Hal ini mulai digunakan oleh para tahanan di
Maryland dan Pennsylvania, sebelum tersebar kembali ke Eropa. Tentunya garis-
garis yang digunakan pada para narapidana, mengingatkan kita kembali tentang
simbol yang berlaku dalam abad pertengahan, di mana pola garis-garis dianggap
tanda orang buangan.

Pada tahun 1858 angkatan laut Perancis memutuskan dengan resmi bahwa seragam
mereka menggunakan pola garis-garis yang lebih kecil dengan paduan warna biru
dan putih. Seragam dari para angkatan laut Perancis juga menginspirasi desainer
Coco Chanel untuk membuat koleksi nautical pada tahun 1917. Selain itu, orang-
orang terkenal dan intelek di abad ke-20 turut menyumbangkan pengaruh tentang
pakaian bergaris. Sekarang ini pola pakian bergaris seperti atasan breton bisa
digunakan untuk seluruh lapisan usia dan gender apapun. Selain itu, baju dan pakian
bergaris dianggap menyenangkan dan dinamis untuk digunakan.

3. Jaket kulit

Jaket kulit adalah baju luar yang panjangnya hingga pinggang atau pinggul,
biasa dipakai untuk menahan angin agar badan tidak masuk angin dan terbuat dari
kulit binatang. Awalnya jaket kulit dibuat khusus untuk para penerbang dan anggota
militer pada perang dunia kedua. Pada masa itu, jaket kulit lebih dikenal dengan
nama flight leather jacket dengan tujuan untuk melindungi awak penerbang dari suhu
udara yang ekstrim ketika melakukan penerbangan. Sumber lain juga mengatakan,
bahwa jaket kulit memang sudah ada sejak zaman purba. Namun waktu itu jaket kulit
ala kadarnya. Seiring berjalannya waktu, jaket kulit mulai banyak diminati
masyarakat. Meskipun harga jaket kulit bisa dikatakan tidak murah. Namun, bagi
masyarakat yang sudah tahu dan mengenal manfaat memakai jaket kulit, mereka
banyak yang rela membelinya meskipun harganya mahal.

4. Celana chino

Celana chino  adalah celana berbahan twill, 100% katun. Celana chino
memiliki model celana trouser, biasanya disebut dengan celana sebutan celana kerja,
formal, atau bahan. Memiliki kantong dalam pada bagian belakang, juga kantong
model samping tanpa tempat koin. Biasanya memiliki potongan berupa lurus dan
baggy.  Asal kata chino sendiri adalah berasal dari kata Chinese, karena pada
awalnya celana ini berbahan twill yang diproduksi di China. Celana chino awalnya
dirancang untuk keperluan militer, bahannya dibuat sesimple mungkin, dapat
digunakan di medan yang keras dan juga nyaman digunakan untuk para tentara.
Warna khaki pada chino berfungsi untuk menyamarkan mereka di medan perang.
Hingga akhirnya pada sekarang ini orang masih sulit membedakan antara chino
adalah nama bahan dan khaki adalah nama warna. Tentara Inggris dan Amerika
akhirnya menjadikan celana chino standard pakaian perang mereka pada pertengahan
tahun 1800-an. Celana chino memiliki beberapa pergeseran budaya, dari awalnya
dipakai pada acara kemiliteran, lalu beralih masuk ke masyarakat hingga dipakai
dalam keseharian yang terahir merambah ke budaya pop anak muda. Banyak artis,
aktor, musisi menggunakan celana chino dalam daftar wardrobe tampil mereka.
Hingga pada akhirnya celana chino lebih populer dewasa ini sebagai trendi daripada
fungsi kesehariannya.

5. Kemeja kotak-kotak

Kemeja kotak-kotak adalah salah pakaian atas yang menutupi bagian lengan,
dada, bahu, berkerah, menutupi tubuh sampai bagian perut, dan bermotif kotak-
kotak. Kemeja biasanya dibuat menurut selera orang yang mengenakannya, kadang
kemeja bisa dibuat berlengan panjang maupun berlengan pendek. Motif kotak-kotak
(plaid) pada awalnya di kenal dengan nama Tartan yang dijumpai pada kilt yang
dipakai oleh orang-orang Skotlandia. Kilt adalah pakaian selutut, merupakan pakaian
tradisional penduduk dataran tinggi Skotlandia pada abad ke-16. Pada saat itu kilt
dibuat menggunakan bahan dasar wol. Sejak abad ke-19, kilt mulai dipakai oleh
penduduk Skotlandia secara umum. Dan kemudian Suku Celtic (Gaelic secara
spesifik), membawa kilt ini lebih luas lagi, sehingga menjadi warisan budaya
mereka. Pada saat itu sudah menjadi hal yang umum untuk pakaian dengan bahan
wol menggunakan corak tartan. Istilah Tartan ditemukan dalam sejarah pada tahun
1538, ketika King James V membelikan istrinya sebanyak tiga ells (ells merupakan
satuan panjang yang dipakai pada saat itu) kain Heland Tartan. Seorang saksi mata
dari Pertempuran Killecrankie tahun 1689 menggambarkan McDonnells sebagai
kesatria yang mengenakan pakaian motif tiga garis. Akan tetapi bukti positif pertama
dari keberadaan dari apa yang sekarang kita sebut ‘Tartan’, ditemukan pada sebuah
ukiran kayu Jerman, di sekitar tahun 1631 yang diduga menggambarkan tentara
bayaran Highland bersama tentara Gustavus Adolphus. Dengan jelas digambarkan
mereka mengenakan kilt bermotif tartan. Setelah Pertempuran Culloden berakhir
pada tahun 1746, motif kotak-kotak (plaid) ini dilarang (banned) selama 4 dekade
oleh pemerintah Inggris karena di cap sebagai seragam para pemberontak Skotlandia.
Tahun 1850, Woolrich, sebuah perusahaan dari Pennsylvania, meluncurkan
kemeja Buffalo Check dengan motif kotak-kotak dengan dua warna. Kemeja ini
masih dijual sampai sekarang.

6. Sneaker

Sneaker adalah sepatu yang bahan dasarnya dari sol karet, sepatu ini tidak
mengeluarkan suara saat dipakai melangkahkan kaki sehingga diberi nama sneakers
yang artinya mengendap-endap. Pada akhir abad ke-18, sneakers lebih dikenal
dengan sebutan plimsolls, yakni sepatu dengan sol terbuat dari karet. Awalnya
sneakers diciptakan tanpa membedakan kaki kiri dan kanan sehingga kurang nyaman
untuk dipakai. Sekitar tahun 1892, perusahaan karet asal Amerika Serikat
mengembangkan sepatu bersol karet dengan kanvas sebagai penutup punggung kaki
yang lebih nyaman digunakan. Keds merupakan salah satu brand sneakers tertua di
dunia, dan brand sepatu pertama yang memproduksi sneakers secara massal.
Tepatnya pada 1917, sneakers mulai diproduksi untuk khalayak. Didirikan pada
1912, brand Keds kini sudah berusia 101 tahun. lalu pada 1924, sepatu ini mulai
mendunia hinga dataran Eropa. Brand sneakers popular salah satunya, adidas, nike,
dan puma
Sneakers dianggap sebagai jenis sepatu yang nyaman dan selalu eye catching dengan
gaya pakaian apapun. Selain itu, sneakers juga dapat disesuaikan dengan kegiatan
sehingga tidak membutuhkan banyak sepatu untuk berbagai macam aktivitas. 
Sneakerhead merupakan sebutan untuk para pencinta dan mereka yang hobi
mengkoleksi sneakers. 

7. Jaket denim
Jaket denim adalah jaket yang berbahan dasar kain kokoh yang terbuat dari
kain katun twill atau disebut juga denim jaket ini mulai diperkenalkan di Amerika
Serikat pada akhir abad 19-an. Jaket ini pertama dibuat di Amerika Serikat sekitar
tahun 1880 oleh Levi Strauss. Pembuatannya dilakukan setelah ia menemukan jeans
sebagai bahan pakaian pekerja bagi para koboi, penambang, serta pekerja kereta api.
Jaket denim diperkenalkan oleh Levis Strauss & Co. Pada tahun 1962 dan semakin
populer karena Marilyn Monroe menggunakan jaket jeans dengan gaya yang khas.
Bukan hanya sekedar trendi fashion dengan jeans, Marilyn Monroe juga membawa
pesan kekuatan perempuan pada gayanya dengan jaket jeans.  Jeans adalah bahan
yang maskulin dan bercitra laki-laki, yaitu kuat dan kokoh ala lelaki. Namun Marilyn
Monroe menunjukkan bahwa perempuan juga bisa memiliki image yang kuat dan
kokoh dengan jaket jeans yang khas. Jaket ini dikenal pula sebagai jaket para
pengendara motor dengan gaya yang unik. Kain berbahan tebal dan identik dengan
warna biru ini merupakan salah satu elemen dari pakaian Barat. Akan tetapi kini
telah mendapatkan perhatian khusus di dunia secara luas.
Brand jaket denim terkenal antara lain, Levis, Sage, dan Elhaus.
Popularitas kain, tak lepas dari kelebihannya. Terutama karena kain yang dipakai
tahan lama, tidak mudah rusak, dan serbaguna. Salah satu Enduse denim sering
digunakan sebagai jaket bagi pengendara motor karena dapet memberikan efek
hangat.
8. Blazer

Blazer adalah sejenis jaket yang dipakai sebagai pakaian yang santai tetapi
cukup rapi. Blazer bentuknya menyerupai jas dengan potongan yang lebih santai.
Bahan untuk membuat blazer biasanya tahan lama, karena ia merupakan jaket
olahraga luar ruangan. Blazer sering dijadikan sebagai pakaian seragam, misalnya
untuk penerbangan, sekolah, dan klub olahraga. Terdapat dua versi sejarah
munculnya blazer.

Kisah pertama datang dari sebuah Universitas ternama di Inggris, Saint Jhon College,
Cambridge. Di Universitas ini pada tahun 1825 didirikan sebuah club dayung yang
beranggotakan 12 orang bernama Lady Margaret Boat Club. Club dayung ini
mempunyai seragam yang tidak lazim ketika itu, potongannya seperti jas biasa
namun berwarna merah menyala (pakaian masyarakat Inggris ketika dikenal
menghindari warna non-tradisonil yang mencolok), dengan lis/pipa pinggiran lapel
berwarna putih, kancing yang berwarna emas atau perak, dan dipadukan dengan
celana berwarna putih. Sebagai sesuatu yang tidak lazim, seragam club dayung ini
kemudian menjadi buah bibir masyarakat. Mereka menyebutnya "Blazer", berakar
dari kata Blaze yang berarti menyala atau menyilaukan. Brand Blazer populer antara
lain, D'Blazer, dan Zara. Blazer dapat digunakan sebagai jaket fashionable juga dapat
digunakan sebagai jas formal untuk digunakan ke kantor.

D. Faktor yang mempengaruhi perkembangan desain busana di Indonesia

Trendi fashion selalu berubah-ubah, hal ini dikarenakan kebanyakan orang


tidak ingin memakai baju/pakaian yang modelnya sama setiap tahunnya. Perubahan
trendi fashion mulai baju yang di pakai sehari-hari sampai busana muslim pun kini
telah mengalami perkembangan fashion yang cukup pesat. Berbagai model yang unik
dan glamor banyak terlihat di pakai oleh kalangan artis dan publik figur yang selalu
ingin menjadi trendisetter. Faktor yang mempengaruhinya, antara lain:

1. Media Massa dan Internet

Media massa baik cetak maupun elektronik selalu menyajikan informasi termasuk
informasi seputar dunia fashion. Melalui kedua media ini, trendi fashion seakan
disosialisasikan kepada masyarakat dan itulah trendi fashion yang harus diikuti.
Masyarakat sudah tentu melihat trendi fashion yang ditampilkan dalam setiap acara
di televisi. Pada media internet, banyak akun atau website yang menyajikan tips dan
trendi fashion terkini. Penyedia busana secara online pun ikut memberikan peran
dengan menyediakan berbagai busana yang mengikuti trendi fashion. Sehingga mau
tidak mau masyarakat akan mengikuti trendi fashion yang ada.
2. Dunia Entertainment

Para selebritas yang selalu muncul di berbagai media dan menjadi idola selalu
berganti mode busana mengikuti trendi fashion. Hal ini bisa menjadi penyebab
masyarakat untuk mengikutinya. Sudah menjadi hukum alam jika sang idola
mengikuti trendi fashion tertentu bahkan bisa menjadi trendisetter dan pasti akan
diikuti oleh penggemar mereka.

3. Dunia Bisnis

Mengingat dari banyaknya permintaan di pasar terkait dengan trendi fashion yang
sedang berkembang, demi mendapatkan keuntungan, para penjual berlomba
memanfaatkan trendi fashion untuk menarik para pembeli. Dengan menambahkan
imajinasi mereka dalam merancang busana, trendi fashion akan dengan mudah
berkembang luas. Ibarat bola salju, langkah ini lantas diikuti oleh penjual busana
yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai