Anda di halaman 1dari 22

TUGAS KELOMPOK

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

(ANALISIS RASIO)

Nama Anggota Kelompok 3 Kelas AK18D:

Nama Nim
Herianto 105731116718
Edi Suyuti 105731115218
Rasna Saleh 105731113618

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


Jl. Sultan Alauddin No. 259, Gn. Sari, Rappocini, Kota Makassar 90221

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan atas segala limpahan rahmat


dan karunia Allah SWT, karenaNya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpah curahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, rosul penutup dan pemberi syafaat yang
mulia. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Analisis
laporan Keuangan dan membahas tentang pokok bahasan “ANALISIS
RASIO”.

Penyusun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dalam


penyusunannya. Untuk itu penyusun menerima saran dan kritik yang
membangun agar supaya adanya perbaikan.

Akhirnya, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak


yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih atas
perhatiannya dan mohom maaf atas segala kekurangan. Besar harapan
semoga makalah ini bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

ii
Makassar, Senin 19 Oktober 2020

Kelompok 3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB 1...........................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Maksud dan Tujuan............................................................................2
BAB 2...........................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................3
A. Liquidity Ratio.....................................................................................3
B. Profitability Ratio................................................................................4

iii
C. Solvability Ratio..................................................................................7
D. Activity Ratio.......................................................................................9
BAB 3.........................................................................................................16
PENUTUP..................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................16
B. Saran................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................18

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis
Perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan
perbandingan data keuangan yang terdapat pada laporan pos keuangan
(neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat ukur
yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa
berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran
kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.

Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan


perkiraan neraca dan laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya,
yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian
terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor
dan kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana.
(Zaki Baridwan, 1997 :17). Dalam mengadakan interpretasi dan analisis
laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan
adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan
dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya
hanyalah alat yang dinyatakan dalam “aritmatical terms” yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data
keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut
kebutuhan penganalisis.

Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4


pertanyaan: bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen
efektif dalam menghasilkan laba operasi atas aktiva yang dimiliki
perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah pemegang saham
biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio

1
2

financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah


diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih
diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang
akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau
akuntansi yang digunakan haruslah sama.

B. Rumusan Masalah
Rasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi
Keuangan Perusahaan, dari rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui
hal-hal sebagai berikut:

1. Liquidity Ratio
2. Profitability Ratio
3. Solvability Ratio
4. Activity Ratio

C. Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan
dapat digunakan sebagai Analisis keuangan suatu perusahaan, dan
diharapkan dapat membantu Proses Pengambilan keputusan Laporan
keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat
mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam
pengambilan keputusan pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang
berkepentingan.
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Liquidity Ratio
 Apa itu Analisis Likuiditas

Analisis Likuiditas ini adalah gambaran posisi uang kas dan


kemampuan suatu perusahaan untuk melunasi atau membayar kewajiban
utang sesuai pada waktu jatuh tempo yang telah disepakati.

Pada dasarnya, Analisis Likuiditas ini merupakan hasil pembagian


kas dan aset lancar lainnya dengan pinjaman jangka pendek dan
kewajiban lancar. Analisis Likuiditas ini menunjukan berapa kali kewajiban
hutang jangka pendek dapat ditutupi oleh kas dan aset lancar lainnya.

Rasio Likuiditas terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio cepat
(quick ratio), dan rasio kas (cash ratio). Di bawah ini akan kami jelaskan
mengenai cara menghitung rasio likuiditas.

 Jenis-jenis Rasio Likuiditas


1) Current Ration

Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan


untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya yang
dipakai dalam perhitungan akuntansi sesuai jenis jenis laporan
keuangan. Jika perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar
bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi untuk
melunasi utang lancarnya. Jika rasio lancar (current rasio)
menunjukkan perbandingan 1:1 atau 100% berarti aktiva lancar bisa
melunasi kewajiban jangka pendek.

2) Quick Ration

Quick Ratio dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan


dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva
lancar, namun tanpa persediaan karena persediaan butuh waktu
lama untuk diubah menjadi uang dibandingkan aset lainnya. Quick

3
4

asset meliputi piutang dan surat-surat berharga. Semakin besar nilai


rasio maka kondisi perusahaan semakin baik. Jika rasio sebesar 1:1
atau 100% maka ini likuiditas perusahaan baik. jika terjadi masalah
likuiditas maka perusahaan akan mudah untuk mengubah aktiva
menjadi uang untuk membayar kewajiban (utang).

3) Cash Ratio

Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas


untuk melunasi kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa
berbentuk rekening giro. Jika rasio sebesar 1:1 atau 100% berarti
perbandingan kas atau setara kas dengan utang akan semakin baik
sehingga perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh tempo atau
sebelum jatuh tempo.

4) Ration Perputaran Cash

Rasio Perputaran Kas menampilkan perbandingan nilai


penjualan bersih terhadap modal kerja bersih. Modal kerja bersih
berupa semua komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.
Rasio ini juga untuk mengetahui seberapa besar penjualan untuk
modal kerja yang dimiliki perusahaan.

5) Working Capital to Total Asset Ratio

Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan menghitung total


aktiva dan posisi modal kerja. Hakikat akuntansi sangat berpengaruh
pada rasio jenis ini.

B. Profitability Ratio
 Apa itu Rasio Profitabilitas

Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) adalah rasio atau


perbandingan untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan laba (profit) dari pendapatan (earning) terkait penjualan,
aset, dan ekuitas berdasarkan dasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis
rasio profitabilitas dipakai untuk memperlihatkan seberapa besar laba atau
keuntungan yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang
memengaruhi catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan
standar akuntansi keuangan.

 Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas


5

Rasio profitabilitas terbagi menjadi tujuh jenis yaitu gross margin


(GPM), profit margin ratio (PMR), net profit margin (NPM), operating ratio
(OR), earning power of total investment (EPTI), return of investment (ROI),
rentabilitas modal sendiri (RMS). Beberapa jenis rasio profitabilitas yang
sering dipakai untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang dipakai dalam jenis jenis akuntansi keuangan
antara lain:

1) Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai


persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan dari
penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh laporan arus kas
memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan
dengan pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi
produk atau jasa.

Margin Laba Kotor ini sering disebut juga dengan Gross Margin
Ratio (Rasio Margin Kotor). Gross profit margin mengukur efisiensi
perhitungan harga pokok atau biaya produksi. Semakin besar gross
profit margin semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan
yang menunjukkan harga pokok penjualan lebih rendah daripada
penjualan (sales) yang berguna untuk audit operasional. Jika
sebaliknya, maka perusahaan kurang baik dalam melakukan
kegiatan operasional. Rumus perhitungan laba kotor sebagai berikut.

Gross Profit Margin = (laba kotor/ total pendapatan) x 100%

2) Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio
profitabilitas untuk menilai persentase laba bersih yang didapat
setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari
penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio.
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan.
Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu
perusahaan. Net profit margin dihitung dengan rumus berikut ini.

Net Profit Margin = Laba Bersih Setelah Pajak : Penjualan

3) Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)


6

Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk


menilai persentase keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan
terkait sumber daya atau total aset sehingga efisiensi suatu
perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase
rasio ini. Rumus Rasio Pengembalian Aset sebagai berikut.

ROA = Laba Bersih : Total Aset

4) Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)

Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas


untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut yang
dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan
(income) perusahaan terhadap modal yang diinvestasikan oleh para
pemilik perusahaan (pemegang saham biasa dan pemegang saham
preferen). Return on equity menunjukkan seberapa berhasil
perusahaan mengelola modalnya (net worth), sehingga tingkat
keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang
saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang
disebut rentabilitas usaha. Rumus Return On Equity sebagai berikut.

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak : Ekuitas Pemegang saham

5) Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)

Return on Sales merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan


tingkat keuntungan perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya
variabel produksi seperti upah pekerja, bahan baku, dan lain-lain
sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga
disebut margin operasional (operating margin) atau Margin
pendapatan operasional (operating income margin). Berikut ini rumus
untuk menghitung return on sales (ROS).

ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

6) Pengembalian Modal yang digunakan (Return on Capital


Employed)

Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio


profitabilitas yang mengukur keuntungan perusahaan dari modal
yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal yang dimaksud
adalah rkuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar
7

atau total aset dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan


efisiensi dan profitabilitas modal atau investasi perusahaan. Laba
sebelum pengurangan pajak dan bunga dikenal dengan istilah ”EBIT”
yaitu Earning Before Interest and Tax. Berikut ini 2 rumus ROCE
yang sering digunakan.

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / Modal Kerja

Atau

ROCE = Laba Sebelum Pajak dan Bunga / (Total Aset – Kewajiban)

7) Return on Investment (ROI)

Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang


dihitung dari laba bersih setelah dikurangi pajak terhadap total aktiva.
Return on investment berguna untuk mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
terhadap jumlah aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin baik kondisi
suatu perusahaan. Rumus Return on Investment berikut ini.

ROI= ( (Laba Atas Investasi – Investasi Awal) / Investasi )x 100 %

8) Earning Per Share (EPS)

Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai


tingkat kemampuan per lembar saham dalam menghasilkan laba
untuk perusahaan. Manajemen perusahaan, pemegang saham biasa
dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per
share karena menjadi indikator keberhasilan perusahaan. Rumus
earning per share sebagai berikut.

EPS = Laba Bersih Setelah Pajak – Dividen Saham Preferen /


Jumlah Saham Biasa yang Beredar1

C. Solvability Ratio
 Apa Itu Rasio Solvabilitas

Pengertian rasio solvabilitas atau leverage ratio adalah rasio untuk


menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya,
baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan jaminan aktiva atau
kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau
dilikuidasi.
8

Rasio solvabilitas membandingkan beban utang perusahaan secara


keseluruhan terhadap aset atau ekuitasnya. Rasio ini memaparkan jumlah
aset perusahaan yang dimiliki oleh pemegang saham dibandingkan
dengan aset yang dimiliki oleh kreditor (pemberi utang).

Jika aset perusahaan lebih banyak dimiliki oleh pemegang, maka


perusahaan tersebut kurang leverage. Jika kreditur atau pemberi utang,
biasanya bank, memiliki aset secara dominan, maka perusahaan tersebut
memiliki tingkat leverage yang tinggi.

 Jenis rasio solvabilitas

Terdapat tiga jenis rasio solvabilitas, yaitu debt to equity ratio, debt
ratio, dan times interest earned ratio. Mari kita ulas masing-masing jenis
dan rumusnya.

1) Debt to equity ratio (rasio utang terhadap ekuitas)

Rasio ini memaparkan porsi yang relatif antara ekuitas dan utang
yang dipakai untuk membiayai aset perusahaan. Debt to equity ratio
atau DER membandingkan total liabilitas dan ekuitas (equity).

Utang tidak boleh lebih besar dari modal supaya beban


perusahaan tidak bertambah. Tingkat rasio yang rendah berarti
kondisi perusahaan semakin baik karena porsi utang terhadap modal
semakin kecil.

Rasio ini memperlihatkan bahwa dana pinjaman yang segera


jatuh tempo akan ditagih dibandingkan modal yang dimiliki.
Penghitungan rasio ini bertujuan mengetahui seberapa besar bagian
dari modal, termasuk pengertian modal dan jenis-jenis modal yang
menjadi jaminan utang lancar.

Semakin kecil rasio ini berarti kondisi perusahaan semakin baik


karena modal untuk menjamin utang lancar masih cukup besar.
Batas terendah dari rasio ini adalah 100% atau 1:1. Rumus debt to
equity ratio sebagai berikut.

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Utang / Ekuitas (Modal) x 100%

2) Debt ratio (rasio utang)

Debt ratio atau rasio utang menilai seberapa besar perusahaan


berpatokan pada utang untuk membiayai asetnya. Rasio ini
9

membandingkan total utang (liabilities) dengan total aset yang


dimiliki. Aset dan ekuitas adalah dua hal yang berbeda, jadi kita
harus mengetahui terlebih dahulu tentang aset dan ekuitas.

Aset perusahaan adalah sumber daya yang diperoleh dari


transaksi atau kegiatan lain di masa lalu sehingga menjadi milik
perusahaan. Sedangkan ekuitas merupakan hak residual atas aset
perusahaan setelah pengurangan seluruh liabilitas sesuai hakikat
akuntansi.

Rasio ini juga memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk


bisa mendapatkan pinjaman baru sebagai tambahan modal dengan
jaminan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Jika tingkat rasio
ini semakin tinggi, maka jaminan berupa aset yang ada dan uang
yang diberikan oleh kreditor dalam jangka panjang semakin terjamin.

Besaran presentasi rasio ini minimum 100% atau 1:1, artinya


Rp1 utang jangka panjang bisa dijamin oleh Rp1 aktiva tetap yang
dimiliki oleh perusahaan. Utang yang dihitung dalam hal ini adalah
semua utang perusahaan baik jangka pendek maupun jangka
panjang.

Kreditor biasanya lebih memilih debt ratio yang rendah karena


kondisi perusahaan aman sehingga berpeluang lebih tinggi tidak
akan bangkrut. Tingkat rasio yang rendah berarti kondisi perusahaan
semakin aman (solvable). Berikut ini rumus rasio utang (debt ratio).

Rasio Utang = Total Utang / Total Aset x 100%

3) Times interest earned ratio

Rasio ini disebut juga interest coverage ratio yang mengukur


kemampuan perusahaan untuk melunasi beban bunga pada masa
yang akan datang. Rasio ini membandingkan laba sebelum pajak
dan bunga terhadap biaya bunga yang sesuai dengan prinsip prinsip
akuntansi. Berikut ini rumus times interest earned ratio.

Times Interest Earned Ratio = Laba Sebelum Pajak dan Bunga /


Beban Bunga x 100%

D. Activity Ratio
 Apa Itu Rasio Aktivitas
10

Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio keuangan yang


menunjukkan ke anda seberapa baik perusahaan memanfaatkan asetnya.
Beberapa rasio berguna untuk menilai efektivitas perusahaan dalam
mengelola aset jangka pendek (modal kerja), sedangkan yang lainnya
untuk menilai pemanfaatan aset jangka panjang.

Istilah lain dari rasio aktivitas adalah rasio pemanfaatan aset atau
rasio efisiensi operasi.

 Jenis rasio aktivitas

Perhitungan rasio aktivitas relatif mudah. Anda hanya membutuhkan


operasi aritmatika untuk membandingkan beberapa akun di neraca
keuangan dan laporan laba rugi.

Selain memperbandingkannya secara historis, anda seharusnya


membandingkan rasio yang sama dengan beberapa perusahaan
pembanding (peers) atau rata-rata industri. Itu berguna untuk mengambil
kesimpulan yang lebih objektif.

Selain itu, anda juga perlu melihat beberapa rasio atau data lainnya
untuk memberikan wawasan yang lebih dalam. Misalnya, anda dapat
melihat tren masing-masing akun dari tahun ke tahun.

1) Perputaran persediaan

Perputaran persediaan (inventory turnover) menunjukkan ke


anda berapa kali perusahaan mengkonversi persediaannya menjadi
penjualan dalam satu tahun. Untuk menghitungnya, anda membagi
harga pokok penjualan (cost of goods sold) dengan rata-rata
persediaan. Berikut ini adalah rumus perputaran persediaan:

Perputaran persediaan = Harga pokok penjualan/Rata-rata


persediaan

Untuk menghitung rata-rata persediaan, anda menjumlahkan


angka persediaan tahun ini dengan persediaan tahun sebelumnya
dan membagi hasilnya dengan 2.

Rasio perputaran persediaan berguna untuk mengevaluasi


efektivitas perusahaan dalam mengelola persediaan.
11

Rasio perputaran persediaan yang lebih tinggi, relatif terhadap


industri, mengindikasikan manajemen persediaan yang efektif. Itu
menunjukkan perusahaan relatif cepat mengkonversi persediaannya.

Sebaliknya, rasio rendah adalah sinyal manajemen persediaan


yang lemah. Itu dapat membebani keuntungan perusahaan. Karena
perusahaan lambat dalam mengkonversi persediaan, itu
menghasilkan penumpukan.

Tapi, persediaan yang tidak memadai juga menghasilkan rasio


yang tinggi. Permintaan pasar kuat tapi perusahaan tidak mampu
mengimbanginya dengan persediaan yang cukup. Sebagai hasilnya,
perusahaan tidak dapat memanfaatkan peluang tersebut untuk
mendongkrak penjualan.

2) Days of inventory on hand

Jika rasio perputaran persediaan memberitahu anda berapa kali


sebuah perusahaan mengkonversi persediaannya, days of inventory
on hand (DOH) memberitahu anda, secara rata-rata, berapa hari
perusahaan mengkonversi persediaan. Untuk menghitungnya, anda
membagi jumlah hari dalam satu tahun (365) dengan perputaran
persediaan. Berikut adalah rumus days of inventory on hand:

DOH = 365/Perputaran persediaan

Seperti yang anda lihat, DOH berbanding terbalik dengan rasio


perputaran persediaan. Jadi, DOH yang lebih kecil adalah lebih
diinginkan.

Semakin tinggi rasio perputaran persediaan, semakin pendek


DOH. Itu menunjukkan perusahaan membutuhkan waktu yang lebih
pendek untuk menjual persediaannya.

3) Perputaran piutang

Perputaran piutang usaha (accounts receivable turnover)


menunjukkan ke anda seberapa cepat perusahaan mengumpulkan
piutang usaha dari pelanggan. Piutang usaha muncul ketika
perusahaan menjual barang secara kredit. Jadi, dengan kata lain,
rasio ini memberitahu anda efektifitas perusahaan dalam mengelola
penjualan secara kredit.
12

Untuk menghitungnya, anda memerlukan data pendapatan di


laporan laba rugi dan piutang usaha di aset lancar. Rumus
perputaran piutang usaha adalah sebagai berikut:

Perputaran piutang usaha= Pendapatan/Rata-rata piutang

Rasio perputaran piutang yang tinggi, relatif terhadap rata-rata


industri, mengindikasikan prosedur pengumpulan kredit yang efektif.
Perusahaan cepat dalam mengumpulkan pembayaran tunai dari
pelanggan.

Tapi, rasio yang tinggi juga mungkin menimbulkan kecurigaan


lainnya. Perusahan mungkin memiliki persyaratan kredit atau
kebijakan penagihan yang ketat. Dan, itu dapat mengganggu
hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jika pada saat yang
sama, pesaing menawarkan persyaratan yang lebih longgar, mereka
mungkin akan beralih dari perusahaan.

Sementara itu, rasio yang rendah mengindikasikan pengumpulan


piutang usaha kurang efektif. Artinya, perusahaan membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk mengumpulkan uang. Itu bisa terjadi
karena perusahaan terlalu longgar dalam memberikan kredit. Atau,
proses dan prosedur pengumpulan kredit perusahaan yang tidak
efektif.

4) Days of sales outstanding

Days of sales outstanding (DSO) menunjukkan berapa hari rata-


rata perusahaan mengumpulkan pembayaran dari pelanggan. Mirip
dengan DOH, untuk menghitung DSO, anda harus membagi jumlah
hari dalam satu tahun (365 hari) dengan perputaran piutang usaha.
Berikut adalah rumus days of sales outstanding:

DSO = 365/Perputaran piutang

Karena DSO berbanding terbalik dengan perputaran piutang,


maka nilai DSO yang rendah adalah lebih diinginkan. Itu
menunjukkan ke anda rata-rata perusahaan membutuhkan waktu
yang pendek untuk mengumpulkan uang atas penjualan barang
mereka.

5) Perputaran utang usaha


13

Perputaran utang usaha (accounts payable turnover)


memberitahu anda seberapa cepat perusahaan membayar
pemasoknya. Utang usaha muncul ketika perusahaan membeli
secara kredit. Dengan kata lain, perusahaan telah menerima barang
dari pemasok tapi belum membayarnya. Berikut ini adalah rumus
perputaran utang usaha: Perputaran utang usaha = Pembelian/Rata-
rata utang usaha

Data utang usaha dapat anda temukan di liabilitas lancar neraca


keuangan. Sedangkan, untuk data pembelian, anda harus
menghitungnya secara manual menggunakan rumus berikut:
Pembelian = Persediaan akhir + Harga pokok pembelian –
Persediaan awal

Perputaran utang usaha mengukur berapa kali perusahaan


membayar pemasok dalam satu tahun. Rasio yang tinggi maupun
rendah belum tentu buruk bagi perusahaan. Anda perlu
mendalaminya lebih lanjut, misalnya anda dapat membandingkannya
dengan rata-rata di industri.

Rasio yang tinggi menunjukkan perusahaan lebih cepat dalam


membayar pemasok. Itu mungkin mengindikasikan perusahaan tidak
memanfaatkan sepenuhnya fasilitas kredit yang tersedia dan
membayar kreditor terlalu cepat.

Tapi, rasio yang tinggi juga terjadi karena perusahaan ingin


memanfaatkan fasilitas keringanan dari pemasok. Beberapa
pemasok mungkin menawarkan diskon untuk pembayaran lebih
awal. Untuk alasan itulah, perusahaan membayar lebih cepat.

Sementara itu, rasio yang rendah menunjukkan perusahaan


membayar pemasok lebih lama. Jika perusahaan memiliki cukup
uang tunai, rasio yang rendah mungkin bukan merupakan indikasi
krisis likuiditas. Dalam hal ini, perusahaan berhasil mengeksploitasi
persyaratan kredit yang lunak dari pemasok.

Tapi, jika posisi kas tidak mencukupi, itu menjadi pertanda


masalah likuiditas. Perusahan mengalami kesulitan melakukan
pembayaran tepat waktu, membuat rasio perputaran utang usaha
rendah.

6) Jumlah hari utang usaha


14

Days payable outstanding (DPO) adalah kebalikan dari


perputaran utang usaha. Rasio ini memberitahu anda berapa hari,
secara rata-rata, perusahaan membayar pemasoknya. Rumus days
payable outstanding adalah:

Jumlah hari utang usaha = 365/Perputaran utang usaha

Karena berbanding terbalik, semakin tinggi perputaran utang


usaha, semakin rendah DSO dan semakin cepat perusahaan
membayar pemasoknya. Misalnya, nilai DPO 60 menunjukkan ke
anda, secara rata-rata, perusahaan membayar pemasoknya dalam
60 hari.

7) Perputaran modal kerja

Perputaran modal kerja (working capital turnover) menunjukkan


seberapa efisien perusahaan memanfaatkan modal kerja untuk
menghasilkan penjualan/pendapatan. Untuk menghitungnya, anda
mengambil data pendapatan di laporan laba rugi. Sedangkan, untuk
data modal kerja, anda menghitungnya dengan mengurangi aset
lancar dengan liabilitas lancar. Berikut adalah rumus perputaran
modal kerja:

Perputaran modal kerja = Pendapatan/Rata-rata modal kerja

Rasio perputaran modal kerja yang lebih tinggi adalah


diinginkan. Itu menunjukkan perusahaan relatif efisien
memanfaatkan modal kerja untuk mendukung penjualan.

8) Perputaran aset tetap

Perputaran aset tetap (fixed assets turnover) memberitahu


seberapa efektif perusahaan menggunakan aset tetap untuk
menghasilkan pendapatan. Aset tetap mencakup properti, pabrik dan
peralatan (property, plant, and equipment atau PP&E) dan dapat
anda temukan pada aset tidak lancar (non-current assets) di neraca.
Sedangkan, data pendapatan ada di laporan laba rugi.

Perputaran aset tetap = Pendapatan/Rata-rata aset tetap bersih

Rasio perputaran aset tetap yang tinggi menunjukkan


perusahaan efisien dalam memanfaatkan aset tetap untuk
menghasilkan pendapatan. Tentu saja, seberapa efisien tersebut,
anda perlu membandingkannya dengan rata-rata industri.
15

Sementara itu, rasio yang rendah biasanya mengindikasikan


inefisiensi operasi.

Tapi, itu juga dapat terjadi karena perusahaan beroperasi di


industri padat modal. Secara umum, industri padat modal lebih
banyak bergantung pada aset tetap – seperti mesin dan peralatan –
daripada industri padat karya.

Selanjutnya, rasio yang rendah mungkin juga karena perusahaan


adalah pemain baru. Perusahaan masih memiliki basis pelanggan
yang lebih sedikit, sehingga penjualan juga relatif rendah dan
membuatnya belum mencapai skala ekonomi.

Terakhir, rasio rendah juga mungkim terjadi karena perusahaan


memiliki aset yang relatif baru. Akumulasi penyusutan aset baru
cenderung lebih rendah daripada aset yang lebih tua. Oleh karena
itu, nilai buku aset tetap baru akan lebih tinggi.

Ingat, dalam perhitungan di atas, rata-rata aset tetap yang anda


gunakan adalah aset tetap bersih. Ada dapat melihatnya di aset tidak
lancar pada neraca keuangan. Karena akumulasi aset baru relatif
rendah, maka nilai buku bersihnya akan lebih tinggi daripada aset
tetap yang lebih tua. Karena itu, rasio perputaran juga akan lebih
rendah daripada aset tetap yang lebih tua.

9) Perputaran aset

Perputaran aset (assets turnover) mengukur kemampuan


perusahaan dalam mengelola aset, baik jangka pendek dan jangka
panjang, untuk menghasilkan pendapatan.

Untuk menghitungnya, anda membagi pendapatan dengan rata-


rata total aset. Rumus perputaran aset adalah sebagai berikut:

Perputaran aset = Penghasilan/Rata-rata total aset

Rasio yang lebih tinggi menunjukkan efisiensi yang lebih baik.


Sebaliknya, rasio yang lebih rendah menunjukkan perusahan kurang
efisien.
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan.

Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :

1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur


likuiditas perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain
sebagainya ).
2. Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan
untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai
dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to debt ratio
dan lain sebaginya).
3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk
mengukur sampai berapa besar efektivitas perusahaan dalam
mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory turnover, average
collection period dan lain sebagainya).
4. Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang
menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan
keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total
assets, Return on net worth dan lain sebagainya).

Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio


keuangan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan
kinerjanya. Analisis Keuangan juga mempunyai beberapa keunggulan
salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang sederhana dari
informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan
rumit.dan Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
Kelemahan Analisis keuangan salah satunya adalah Perbedaan metode
akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.

16
17

B. Saran
Saran saya sebuah perusahaan harus menggunakan Analisis
Laporan Keuangan dalam sistem operasional perusahaannya,dan juga
perusahaan tersebut harus memilih seorang analis yang mampu untuk
menganalisis data perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio
aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ
2. http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio
keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS
3. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-
likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1
4. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-
profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S
5. http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-
solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p
6. Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran
Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.

18

Anda mungkin juga menyukai