Disusun oleh :
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar kami dalam pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap makalah ini memberikan manfaat
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Kesimpulan..............................................................................................12
B. Saran........................................................................................................12
DAFTAR PUSTKA...............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul (Q.S.
Asy-Syura/42: 13), pembawa hidayah dan rahmat Allah bagi seluruh umat
manusia, yang menjamin kesejahteraan hidup baik materiil maupun spirituil,
demikian juga baik kehidupan duniawi maupun ukhrawi. Islam mengajarkan
kepada penganutnya agar menyandarkan diri kepada Allah semata-mata.
(Q.S. An-Nisa/4 : 125). Islam mengatur hubungan hamba dengan Rabbnya
dan hubungan antar hamba dengan hamba lainnya (hablul minan Allah wa
hablul minan nash).[ CITATION Sab17 \l 1033 ]
1
bentuk dan jenisnya, termasuk akhlak yang tercela manusia.[ CITATION
Mus141 \l 1033 ]
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar masyarakat dalam islam?
2. Bagaimana kedudukan tetangga bagi seorang muslim?
3. Bagaimana adab bertauhid terhadap tetangga?
4. Bagaimana adab terhadap tokoh masyarakat/pemimpin setempat?
C. Tujuan
1. Memahami konsep dasar masyarakat dalam islam.
2. Memahami kedudukan tetangga bagi seorang muslim.
3. Memahami adab bertauhid terhadap tetangga.
4. Memahami adab terhadap tokoh masyarakat/pemimpin setempat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bersama
(muamalah). Karena itulah masyarakat harus menjadi dasar kerangka
kehidupan duniawi bagi kesatuan dan kerjasama umat menuju adanya suatu
pertumbuhan manusia yang mewujudkan persamaan dan keadilan.
4
Itulah salah satu karakter masyarakat beriman, sebagaimana dikatakan
Allah swt dalam firman-Nya:
َُوف َويَ ْنهَوْ نَ ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َويُقِي ُمون ِ ْض ۚ يَأْ ُمرُونَ بِ ْال َم ْعر ٍ م أَوْ لِيَا ُء بَعiُْضه ُ َو ْال ُم ْؤ ِمنُونَ َو ْال ُم ْؤ ِمن
ُ َات بَ ْع
َزي ٌز َح ِكي ٌم َ ُِون هَّللا َ َو َرسُولَهُ ۚ أُو ٰلَئ
ِ ك َسيَرْ َح ُمهُ ُم هَّللا ُ ۗ إِ َّن هَّللا َ ع iَ صاَل ةَ َوي ُْؤتُونَ ال َّز َكاةَ َويُ ِطيع
َّ ال.
5
Atas dasar itu, kita boleh berkoalisi atau bekerja sama dengan siapa
pun tapi hanya dalam kebaikan (makruf). Ikatan koalisi, kerja sama, apa pun
namanya, harus dipertahankan selama tidak ada alasan untuk
membatalkannya. Sebaliknya, ketika ada tuntutan menutup-nutupi kebenaran
dengan dalih menjaga keutuhan kebersamaan, maka meninggalkan
kebersamaan adalah sebuah konsekuensi dari pilihan terbaik kita, yakni
memerintah kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Hak dan kedudukan tetangga bagi seorang muslim sangatlah besar dan
mulia. Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi
keimanan. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
ُم َجا َرهiْ َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِمنُ بِاهَّلل ِ َو ْاليَوْ ِم اآْل ِخ ِر فَ ْليُ ْك ِر
Salah satu bentuk ajaran Islam yang mulia itu yaitu kewajiban
menjaga hubungan baik dengan tetangga. Dalam Islam, tetangga memiliki
kedudukan yang sangat agung. Rasulullah Saw adalah manusia yang sangat
memuliakan para tetangganya. Dalam kehidupan beliau, tetangga
ditempatkan pada posisi yang sangat mulia. Dalam sebuah hadits beliau
brsabda:
6
Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “Bukan
berarti dalam hadits ini Jibril mensyariatkan bagian harta waris untuk
tetangga karena Jibril tidak memiliki hak dalam hal ini. Namun maknanya
adalah beliau sampai mengira bahwa akan turun wahyu yang mensyariatkan
tetangga mendapat bagian waris. Ini menunjukkan betapa ditekankannya
wasiat Jibril tersebut kepada Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam” (Syarh
Riyadhis Shalihin, 3/177)
ِ ى َو ْال َم َسا ِكiٰ ْالقُرْ بَ ٰى َو ْاليَتَا َمi بِ ِه َش ْيئًا ۖ َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َوبِ ِذيiَوا ْعبُدُوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا
ين
ۗ ت أَ ْي َمانُ ُك ْم
ْ يل َو َما َملَ َك
ِ ِب َواب ِْن ال َّسب ِ ب بِ ْال َج ْن
ِ َّاح
ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجنِ ار ِذي ْالقُرْ بَ ٰى َو ْال َج iِ َو ْال َج
إِ َّن هَّللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َكانَ ُم ْختَااًل فَ ُخورًا
7
1. Menghormati Tetangga
Abu Syuraikh al-Adawy berkata: Kedua telingaku mendengar dan kedua
mataku melihat ketika Nabi Muhammad SAW bersabda, “Siapa yang
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah menghormati tetangga.”
(HR Bukhari no. 6019 dan Muslim no.47)
2. Tidak Menyakiti Tetangga dengan Perkataan atau Perbuatan
Dari Abu Hurairah berkata: Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah
menyakiti tetangganya.” (HR Bukhari no.6016 dan Muslim no.47)
Nabi juga bersabda :
“Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari
gangguan-gangguannya. (HR Muslim no. 46)
3. Berbuat Baik Kepada Tetangga
Berbuat baik kepada tetangga termasuk menolongnyajika meminta
pertolongan, sebagaiman sabda Rasulullah SAW:
“Sebaik-baik teman di sisi Allah adalah yang paling baik kepada teman-
temannya, dan sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah adalah yang paling
baik kepada tetangganya.” (HR Tirmidzi no.1994)
4. Memberikan Hadiah atau Oleh-Oleh Jika Datang dari Bepergian
Abu Hurairah berkata: Dahulu Nabi Muhammad SAW bersabda, “Wahai
para muslimah, janganlah kalian meremehkan pemberian tetangganya
walaupun hanya berupa daging kuku kambing.” (HR. Bukhari no. 6017)
5. Mendahulukan Tetangga yang Paling Dekat Pintu Rumahnya
Aisyah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah,
8
“Ya Rasulullah, sesungguhnya aku memiliki dua tetangga, kepada siapa
aku memberikan hadiah dari keduanya?” Beliau bersabda, “Kepada yang
pintunya lebih dekat denganmu.” (HR Bukhari no. 6020)
6. Menjenguknya Apabila Sakit
Tetangga adlah orang yang paling dekat secara fisik bangunan rumah. Dia
juga berhak mendapat kebaikan dari tetangganya. Apabila tetangganya
muslim da nada hubungan kerabat makadia mendapat tiga hak. Hak
tetangga, hak kerabat dan hak muslim. Apabila tetangganya muslim dan
tidak ada hubungan kerabat maka dia mendapat dua hak, yaitu hak
tetangga dan hak muslim. Apabila tetangga nonmuslim maka dia
mendapat satu hak saja, yakni hak tetangga.
Sesungguhnya Abu Hurairah berkata: Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda,
“Hak seorang Muslim atas muslim lainnya ada lima, yaitu menjawab
salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenazahnya, memenuhi
undangannya, dan mendoakannya ketika bersin.” (HR Bukhari no. 1240
dan Muslim no. 2162)
7. Mengucapkan Selamat Apabila Tetangga Mendapatkan Kesenangan
Apabila tetangga seorang tetangga sedang berbahagia atas kesuksesan
yang dia raih, atau keberhasilan dalam usaha, atau perniakahan anaknya,
dan lain-lain, sudah selayaknya ucapan selamat diberikan. Ucapan selamat
merupakan bentuk kebahagiaan.
8. Menghiburnya Apabila Mendapatkan Musibah
Apabila tetangga mendapatkan musibah, baik berupa sakit, kecelakaan,
kefakiran, maupun kematian biasanya tetangga yang mengetahui terlebih
dahulu. Dan yang paling dekat rumahnya seharusnya menghibur dan
menasehatinya agar sabar dalam menghadapi segala ujian dan cobaan.
9. Mendahuluinya dengan Sapaan Salam
Mengucapkan salam kepada sesama muslim adalah sunnah dan
menajawab salam adalah wajib. Sapaan yang paling mulia adalah ucapan
salam. Dimana sesame muslim saling mendoakan dengan ucapan tersebut.
9
Jika tetangga nonmuslim, sapaan yang dilakukan sesuai adat di lingkungan
sekitar.
10. Mengantar Jenazahnya Apabila Meninggal
Islam adalah agama sosial yang memerhatikan kehidupan antarmanusia.
Betapa sedihnya apabila orang yang meninggal hanya diantar beberapa
dari keluarganya tanpa ada tetangga yang ikut mengiringi jenazahnya.
Mengantar jenazah sampai ke liang kubur merupakan amal sosial yang
baik dan tetap harus dibiasakan terutama antartetangga. Apabila
tetanganya muslim maka merupakan haknya sebagaima hadits yang telah
disebutkan pada pembahasan sebelumnya.
11. Sabar Terhadap Tetangg yang Tidak Baik
Jika seorang mulim mendapatkan cobaan berupa tetangga yang tidak baik,
hendaklah dia bersabar. Semoga kesabarannya akan mengubah perilaku
tetangga menjadi baik. Mari kit abaca kisah berikut dan ambil hikmah
darinya.
Dari Abu Hurairah berkata: seorang laki-laki datang kepada Nabi
Muhammad SAW dan mengeluhkan tentang tetangganya. Beliau
berasbda, “Pulanglah dan bersabarlah.” Kemudian dia datang dua atau
tiga kali. Maka beliau bersabda, “Pulanglah dan buanglah barang-
barangmu di jalan.” Lalu, dia membuang barang-barangnya di jalan.
Orang-orang pun bertanya. Dia memberitahukan mereka tentang
tetangganya hingga orang-orang melaknatnya. “Semoga Allah berbuat
sesuatu, berbuat dan berbuat.” Kemudian, sang tetangga datang
kepadanya dan berkata, “Kembalikan barang-barangmu! Kamu tidak akan
melihat sesuatu yang kamu benci dariku.” (HR Abu Dawud no. 5153)
12. Tidak Melarang Tetangga Menancapkan Kayu pada Dindingnya
Saat ini mungkin tetangga memasang paku di dinding untuk memasang
hiasan atau gantungan baju. Tak jarang menimbulkan suara yang
mengganggu atau getaran di tembok., apalagi rumah yang berimpitan.
Tetangga hendaklah merelakannya dan tidak mempermasalahkannya
sehingga tidak menimbulkan hubungan yang tidak baik.
Rasulullah SAW bersabda,
10
“Janganlah seorang tetangga melarang tetangganuya menancapkan kayu
di dinding tetangganya.” (HR Bukhari no. 2462 dan Muslim 1609)
11
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Masyarakat dalam pandangan Islam merupakan alat atau sarana untuk
melaksanakan ajaran-ajaran Islam yang menyangkut kehidupan bersama
(muamalah). Dalam Islam, tetangga memiliki kedudukan yang sangat agung.
Sampai-sampai sikap terhadap tetangga dijadikan sebagai indikasi keimanan.
B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini, sangat banyak kekurangan yang
terdapat dalam penyusunannya. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi
dengan adanya kritik dan saran untuk mengembangkan dan memperbaiki
kualitas dari makalah kami.
12
DAFTAR PUSTKA
Ahmadi, A. (1997). Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Maidin, S. (2017). Peradilan dan Hukum Keluarga Islam. Jurnal Al-Qadau, 200.
13