Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

DESAIN ORGANISASI

Desain Organisasi
Pembimbing : Lili Erti, SE, MM

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Kevin Agustinus Siregar (1861201126)


2. Yaniria Luaha (1861201143)
3. Yustina Harefa (1861201010)
4. Fitri Suriana Gultom (1861201092)

PRODI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS LANCANG KUNING
PEKANBARU
T.A 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Desain Organisasi makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dari mata kuliah
Desain Organisasi.

Penulis menyadari bahwa didalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan data dan kemampuan penulis yang masih
dalam tahap belajar. Untuk itu penulis sangat menghargai setiap saran dan kritik untuk
perbaikan dan pengembangan makalah ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa/i
Universitas Lancang Kuning pada khususnya dan pihak yang akan menggunakan makalah ini
untuk berbagai hal pada umumnya, dan sekaligus dapat bermanfaat untuk mahasiswa/i
Universitas Lancang Kuning.

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR..........................................................................................I

DAFTAR ISI......................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah............................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
2.1 Struktur dan Desain Organisasi.........................................................................4
2.2 Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi Organisasi.............................................5
2.3 Hal-hal yang berhubungan dengan Organisasi.....................................................6
2.4 Dimensi struktur Organisasi.............................................................................11
2.5 Perubahan dan Pengembangan Organisasi..........................................................13
2.6 Model Desain Organisasi.................................................................................14
2.7 Desain dan Jenis-Jenis Struktur........................................................................15
2.8 Faktor Penting dalam Mendesain Organisasi......................................................17
BAB III PENUTUP............................................................................................18
3.1 Kesimpulan...................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................20

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Pengorganisasian merupakan proses penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan


tujuan organisasi, sumber daya yang dimilikinya dan lingkungan yang meliputinya.
Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal
mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para
anggota organisasi agar tujuann organisasi dapat dicapai dengan efisien.

Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap
hubungan antara fungsi, bagian atau posisi, maupun orang yang menunjukkan kedudukan,
tugas, weweanang dan tanggung jawab yang berbeda dalalm suatu organisasi. Adapun faktor-
fakor utama yang menentukan perancangan struktur organisasi adalah :

1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya

2. Teknologi yang di gunakan

3. Anggota atau orang-orang yan terlibat dalam organisasi

4. Ukuran organisasi

Desain organisai dinyatakan sebagai proses pembuatan keputusan yang dilakukan oleh
manajer untuk memilih struktur organisasi yang sesuai dengan strategi untuk organisasi dann
lingkungan tempat anggota organisasi melaksanakan strategi tersebut. Desain organisasi
menuntut manajer untuk melihat secara bersamaan ke dalam organisasi dan keluar organisasi.

Dalam pengembangan desain organisasi ada dua hal yang penting, pertama adalah
perubahan strategi dan lingkungan berlangsung dengan berlalunya waktu, desain organisasi
merupakan proses yang berkelanjutan. Kedua, perubahan dalam struktur termasuk mencoba
dan kemungkinan berbuat salah dalam rangka menyusun desain organisasi. Manajer
hendaknya memandang desain organisasi sebagai pemecahan masalah dan mengikuti tujuan
organisasi dengan gaya situasional atau kontingensi, yaitu struktur yang ada di desain untuk
menyesuaiakan keadaan organisasi atau sub unitnya yang unik.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan struktur dan desain organisasi ?

2. Bagaimana cara menbuat keputusan manajerial dan tiga dimensi struktur organisasi?

3. Apa saja hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian ?

4. Bagaimana dimensi struktur organisasi ?

5. Apa yang dimaksud dengan perubahan dan pengembangan organisasi?

6. Bagaimana model desain organisasi ?

7. Apa saja hal-hal dari desain dan jenis-jenis struktur

8. Apa saja faktor penting dalam mendesain organisasi ?

5
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui tentang struktur dan desain organisasi.

2. Untuk mengetahui cara membuat keputusan manajerial dan tiga dimensi organisasi.

3. Untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian.

4. Untuk mengetahui apa saja dimensi struktur organisasi.

5. Untuk mengetahui apa saja perubahan dan pengembangan organisasi.

6. Untuk mengetahui bagaimana model desain organisasi.

7. Untuk mengetahui apa saja hal-hal dari desain dan jenis-jenis struktur

8. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang penting dalam mendesain organisasi.

6
BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Struktur dan Desain Organisasi

   Pada dasarnya, Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Sedangkan organisasi
adalah suatu wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.
Sehingga, Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian baik
secara posisi maupun tugas yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional
untuk mencapai tujuan. Ada beberapa bagian dari organisasi, yaitu:

1. The Operating Core

Yang termasuk disini adalah para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang
berhubungan dengan produksi barang dan jasa.

2. The Strategic Apex

Yang termasuk di dalam bagian ini adalah manajer tingkat puncak (top management).

3. The Middle Line

Yang termasuk di dalam bagian ini adalah para manajer yang menjembatani manajer
tingkat atas dengan bagian operasional.

4. The Technostructure

Yang termasuk dalam bagian ini adalah mereka yang diserahi tugas untuk menganalisa
dan bertanggung jawab terhadap bentuk standarisasi dalam organisasi.

5. The Support Staff

Yang termasuk disini adalah orang-orang yang memberi jasa pendukung tidak langsung
terhadap organisasi (orang-orang yang mengisi unit staff).

7
Struktur adalah hubungan antara macam-macam fungsi atau aktivitas di dalam organisasi.
Struktur organisasi adalah hubungan antar para pegawai dan aktivitas-aktivitas mereka satu
sama lain serta terhadap keseluruhan, di mana bagian-bagiannya adalah tugas, pekerjaan atau
fungsi dan masing-masing anggota kelompok pegawai yang melaksanakannya.

    Struktur organisasi yang akan dibentuk tentunya struktur organisasi yang baik. Struktur
organisasi yang baik harus memenuhi syarat sehat dan efisien. Struktur organisasi sehat
berarti tiap-tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan tertib.
Struktur organisasi efisien berarti dalam menjalankan peranannya tersebut masing-masing
satuan organisasi dapat mencapai perbandingan terbaik antara usaha dan hasil kerja.

2.2  Keputusan Manajerial dan Tiga Dimensi Struktur Organisasi

A. Keputusan Manajerial
Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses identifikasi masalah dan
kesempatan kemudian memecahkannya. Pengambilan keputusan yang baik merupakan
bagian vital dari manajemen yang baik, karena keputusan-keputusan yang menentukan
bagaimana suatu cara organisasi menyelesaikan masalah, mengalokasikan sumber daya
dan meraih sasaran.

Keputusan manajerial sebagai pembentuk struktur organisasi meliputi :


1) Pembagian kerja, menyangkut kadar dari spesialisasi pekerjaan. Para manager
membagi seluruh tugas organisasi menjadi pekerjaan-pekerjaan khusus yang
tersusun dari aktivitas-aktivitas khusus. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa
pembagian kerja akan mempengaruhi tingkat prestasi organisasi melalui minimisasi
ketergantungan pada individu-indidvidu tertentu atau perpindaan yang percuma
komponen-komponen pekerjaan besar.
2) Pendelegasian kewenangn (delegation of authority) mengacu secara khusus pada
kewenangan pengambilan keputusan, bukan melakukan pekerjaan. Pendelegasian
kewenangan memiliki efek positif pada pengembangan manager professional, dan
membawa iklim persiangan dalam organisasi.

8
3) Pembagian departemen. Cara organisasi dibagi secara structural. Pembagian
departemen ini dapay dikelompokkan menjadi pembagian departemen berdasarkan
fungsinya (functional departementalization), berdasarkan wilayah (geographic
departementalization), berdasarkan produk (product departementalization),
berdasarkan pelanggan (customer departementalization).

Tipe organisasi divisional ini mempunyai berbagai kebaikan dan kelemahan.


Kebaikan-kebaikan antara lain : pengambilan keputusan lebih cepat dan dengan
kemungkinan kualitas lebih baik, koordinasi tugas lebih mudah dilaksanakan, karena ada
pemusatan kegiatan, beban manajemen pusat menjadi lebih ringan, karena ada
pendelegasian kelemahan antara lain : kepentingan seluruh organisasi kurang
diperhatikan, kaena kepentingan terpusat pada ukuran prestasi divisi ; meningkatkan
biaya operasional organisasi, karena cenderung terjadinya kelebihan staff, duplikasi
sumber daya dan perlatan; dan mempersulit alokasi sumber daya dan konsistensi
kebijaksanaan.
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi. Desain
organisasi, Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan
untuk memilih alternative kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen.
Dengan demikian keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan
sebua struktur organisasi.

2.3   Hal-hal yang berhubungan dengan pengorganisasian

1. SPESIALISASI KERJA

     Spesialisasi kerja ialah pembagian kegiatan pekerjaan ke dalam berbagai tugas-tugas


yang terpisah. Spesialisasi kerja juga biasa disebut pembagian kerja (division of labour).
Tujuannya agar individu tersebut dapat menguasai keahlian lain dalam upaya peningkatan
output kerja. Sekarang ini kita menggunakan istilah spealisasi kerja, untuk melakukan
sejauh mana tugas-tugas di organisasi itu dibagi menjadi sejumlah pekerjaan sendiri. Inti
dari spesialisasi adalah bahwa keseluruhan pekerjaan tidak dikerjakan oleh satu orang tapi
dipecah menjadi beberapa langkah dan setiap langkah diselesaikan oleh orang yang
berbeda. Karyawan individual dispesialisasikan untuk melakukan sebagian aktifitas
bukannya keseluruhan aktivitas pekerjaan.

9
     Selama paruh abad ke 20, para manajer menganggap spealisasi kerja sebagai sumber
peningkatan produktivitas yang tidak akan pernah berakhir. Dan selama beberapa waktu
memang begitu! Karena spealisasi itu tidak di praktikkan secara luas, ketika spealisasi
kerja di implementasikan, produktifitas karyawan meningkat. Namun, sebelum tahun 1960
an, menjadi jelas bahwa sesuatu hal yang baik dapat dilakukan secara berlebihan. Dalam
beberapa pekerjaan telah terlampaui titik dimana pemborosan manusia akibat dari
spealisasi kerja, kebosanan, kelelahan, stress, mutu yang buruk, meningkatnya absensi dan
tingginya pergantian karyawan-jauh mengalahkan keuntungan ekonomisnya. Kebanyakan
manajer zaman sekarang menganggap spesialisasi kerja sebagai mekanisme
perorganisasian yang penting, tetapi bukan sebagai sumber produktivitas yang terus
menerus meningkat.

2. DEPARTEMENTALISASI
     Departementalisasi adalah kegiatan pekerjaan bersama yang harus dihimpun kembali
sehingga berbagai pekerjaan yang terpisah dapat dikoordinasikan dan di integrasikan
kembali. Bentuk departementalisasi yaitu departementalisasi Fungsional,
departementalisasi geografis, departementalisasi produk, departementalisasi proses, dan
departementalisasi Konsumen. Departementalisasi adalah pengelompokan pekerjaan
menjadi departemen aktivitas pekerjaan yang serupa secara logis berhubungan. Oleh
karena itu merupakan hasil keputusan manajer tentang aktivitas tadi dibagi-bagi menjadi
tugas atau secara jelasnya adalah proses pengelompokkan dan penamaan bagian atau
kelompok pekerjaan berdasarkan kriteria tertentu.

Lima bentuk umum departementalisasi

1. Departementalisasi fungsional : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan fungsi yang


dilakukan. Pendekatan itu dapat dilakukan dalam semua jenis organisasi, walaupun
fungsinya berubah dalam rangka mencerminkan tujuan dan kegiatan kerja organisasi

2. Departementalisasi produk : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan lini produk dalam


pendekatan ini, tiap bidang produk utama ditempatkan dibawah wewenang manajer
yang ahli dalam bidang itu dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang harus
dilakukan terhadap lini produk itu.

3. Departementalisasi geografis : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan berdasarkan


wilayah atau geografis .

10
4. Departementalisasi proses : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan arus produk atau
pelanggan, dalam pendekatan ini, kegiatan harus mengikuti arus memprosesan alami
produk atau bahkan pelanggan

5. Departementalisasi pelanggan : mengelompokkan pekerjaan berdasarkan kelompok


pelanggan yang mempunyai kebutuhan atau masalah bersaing yang dapat sangat baik di
penuhi dengan mempunyai tenaga spesialis pada masing-masing pelanggan itu.

Departemensi yang lebih khusus, secara ringkas dapat dijelaskan secara berikut :

1. Waktu dapat dibagi menjadi shif pertama, shif kedua dan shif ketiga.

2. Pelayanan (service) yang mencerminkan kelas pertama, kelas kedua, dan kelas turis
dalam suatu kapal pesiar

3. Langganan dapat terdiri dari departemen penjualan industry, pedagang eceran,


pemerintah, militer, dan konsumen akhir.

4. Peralatan dapat diperinci, missal didalam kelompok produksi, menjadi departemen


pemotongan, perakitan, dan pembungkusan.

5. Urutan angka (alpha-numerical) dapat digunakan dalam pelayanan telephone dimana


nomor-nomor 0000-5000 tempatkan dalam satu departemen dan nomor-nomor
50019999 dalam departemen lain.

      Organisasi-organisasi besar sering menggabungkan sebagian besar atau semua bentuk


departementalisasi itu. Misalnya, sebuah perusahaan elektronik besar di jepang
mengorganisasi tiap-tiap divisinya menurut lini funsional, mengorganisasi unit-unit
pabrikasinya menurut proses, unit-unit penjualannya menurut wilayah geografis, wilayah
penjualan menjadi empat pengelompokan pelanggan.

     Dua tren departementalisasi adalah meningkatnya penggunaan departementalisasi


pelanggan dan pengunaan tim lintas fungsi. Departementalisasi pelanggan digunakan untuk
memantau kebutuhan pelanggan dan lebih mampu menganggapi perubahan kebutuhan.
Lintas fungsi itu mampu memahami pelanggannya dan lebih cepat menganggapi
permintaan mereka.

11
6. RANTAI KOMANDO

      Merupakan garis wewenang yang tidak terputus yang membentang dari tingkatan atas
organisasi hingga tingkatan paling bawah dan menjelaskan siapa melapor kepada siapa.
Wewenang merupakan hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu yang memberi
tahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu melakukannya.

     Tanggung jawab merupakan kewajiban untuk melaksanakan tugas apa saja yang
dibebankan. Kesatuan Komando merupakan prinsip manajemen yang menyatakan bahwa
tiap-tiap orang harus melapor ke satu manajer saja. Kita tidak mungkin membahas rantai
komando tanpa membahas tiga konsep lain yaitu wewenang, tanggung jawab dan kesatuan
komando. Wewenang mengacu pada hak-hak yang melekat pada posisi manajerial tertentu
yang memberitahu orang apa yang harus dilakukan dan mengharapkan orang itu
melakukannya.

Untuk mempermudah koordinasi dan pengambilan keputusan, para manajer organisasi


menjadi bagian dari rantai komando itu dan di anugerahi dengan kadar wewenang tertentu
guna memenuhi tanggung jawabnya. Sewaktu para manajer mengkoordinasi dan
memadukan pekerjaan para karyawan, para karyawan tersebut menanggung kewajiban
untuk melaksanakan tugas yang dibebankan. Kewajiban atau harapan untuk melaksanakan
itu dikenal sebagai tanggung jawab. Akhirnya prinsip kesatuan komando membantu
melestarikan konsep garis wewenang yang terus menerus.

7. RENTANG KENDALI

      Merupakan jumlah karyawan yang dapat dikelola oleh seorang menejer secara efisian
dan efektif. Pandangan kontemporer mengenai rentang kendali mengakui bahwa ada
banyak faktor yang mempengaruhi jumlah karyawan yang memadai yang dapat dikelola
seorang menejer secara efisien dan efektif. Faktor itu meliputi keahlian dan kemampuan
menejer serta karyawan dan juga sifat pekerjaan yang sedang dikerjakan.

      Contohnya, makin banyak latihan dan pengalaman yang dimiliki karyawan, makin
sedikit pengawasan langsung yang mereka perlukan. Oleh karena itu, para manajer dengan
karyawan yang terlatih dan pengalaman baik dapat berfungsi cukup baik pada rentang yang
lebih luas. Variabel kontingensi lainnya yang akan menentukan rentang yang memadai

12
mencakup kasamaan tugas-tugas karyawan, kerumitan tugas itu, jarak fisik dengan
bawahan, seberapa besar, prosedur standarisasi yang diterapkan, kecanggihan sistem
informasi, informasi organisasi, kekuatan budaya organisasi, dan gaya yang disukai oleh
manejer.

8. SENTRALISASI DAN DESENTRALISASI


      Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau
yang berada diposisi puncak pada suatu struktur organisasi. Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelum adanya otonomi daerah.

Kelemahan dari sistem sentralisasi adalah dimana seluruh keputusan dan kebijakan di
daerah dihasilkan oleh orang-orang yang berada di pemerintah pusat, sehingga waktu yang
diperlukan untuk memutuskan sesuatu menjadi lama. Kelebihan sistem ini adalah dimana
pemerintah pusat tidak harus pusing pada permasalahan yang timbul akibat perbedaan
pengambilan keputusan, karena seluluh keputusan dan kebijakan dikoordinasi seluruhnya
oleh pemerintah pusat.

      Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan


kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu
struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih
serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan
efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.

Pada sistem pemerintahan yang terbaru tidak lagi banyak menerapkan sistem
sentralisasi, melainkan sistem otonomi daerah atau otda yang memberikan sebagian
wewenang yang tadinya harus diputuskan pada pemerintah pusat kini dapat diputuskan
ditingkat pemerintah daerah atau pemda. Kelebihan sistem ini adalah sebagian besar
keputusan dan kebijakan yang berada di daerah dapat diputuskan di daerah tanpa adanya
campur tangan dari pemerintahan dipusat. Namun kekurangan dari sistem desentralisasi
pada otonomi khusus untuk daerah adalah euforia yang berlebihan dimana wewenang
tersebut hanya meningkat kepentingan golongan dan kelompok serta digunakan untuk
mengeruk keuntungan pribadi atau oknum. Hal tersebut terjadi karena sulit untuk dikontrol
oleh pemerintah ditingkat pusat.

13
2.4 Dimensi Struktur Organisasi

Berbagai fungsi yang melekat pada struktur organisasi pengembangan struktur organisasi
formal bersangkutan juga dengan penyusunan hubungan-hubungan yang terjadi dalam
struktur. Hubungan-hubungan sebagai fungsi-fungsi struktural yang terjadi secara garis besar
dapat diperinci sebagai berikut :

a) Wewenang.

Arti wewenang adalah hak melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk
melakukan sesuatu.

b) Kekuasaan.

Kekuasaan (power) sering dicampur adukan dengan wewenang. Walaupun kekuasan


dan wewenang sering ditemui bersama, tetapi keduanya berbeda. Bila wewenang adalah
hak untuk melakukan sesuatu, kekuasaan adalah untuk melakukan hal tersebut.

c) Tanggung jawab.

Tanggung jawab adalah kewajiban seseorang untuk melakukan tugas sebagai fungsi
organisasi.

d) Akuntabilitas.

Akuntabilitas adalah factor diluar individu dan perasaan pribadinya.

e) Komunikasi dalam organisasi.

Dalam organisasi formal, arus informasi mengalir secara khusus. Struktur organisasi
diharapkan dapat menjadi alat utama bagi komunikasi formal ini. Komunikasi seperti
pemberian perintah, permintaan akan suatu informasi, dan penerangan tentang
keputusan manajemen sering mengalir dari atas ke bawah melalui tingkatan organisasi.

f) Hubungan Lini dan Staf.

Masih berhubungan dengan konsep wewenang dikenal apa yang disebut Hubungan lini
dan staf. Keduanya ini merupakan pendekatan yang berbeda untuk menentukan
deskripsi wewenang dalam organisasi.

14
g) Rantai wewenang scalar.

Karena keseluruhan kegiatan organisasi dibagi-bagi dan dikelompokkan atas dasar


fungsi, produk, wilayah dan sebagainya, dan karena adanya saling ketergantungan
diantaranya, maka kegiatan-kegiatan tersebut harus diintergrasikan.

h) Kesatuan perintah

Satu aspek dasar struktur lainnya (implicit dalam rantai scalar) adalah “satu orang, satu
atasan”. Ini berarti bahwa seseorang bawahan hendaknya hanya menerima instruksi dari
sumber tunggal. Kesatuan perintah terutama dimaksudkan untuk memudahkan
koordinasi.

i) Ukuran, yaitu jumlah anggota dalam organisasi.

j) Komponen administratif, yaitu persentase total jumlah anggota yang menjalankan


tanggung jawab administratif

k) Spesialisasi, yaitu jumlah khususan yang dilakukan dalam anggota

l) Standarisasi, yaitu adanya prosedur-prosedur untuk mengatur peristiwa atau aktivitas


yang bersifat berulang atau regular.

m) Formalisasi , yaitu sejauh mana aturan, prosedur, aturan dilakukan secara tertulis.

n) Sentralisasi, konsentrasi wewenang pengambilan keputusan.

o) Kompleksitas, jumlah diferensiasi vertical, jumlah unit atau departemen.

p) Integrasi, kualitas kerja sama antara unit-unit yang dibutuhkan untuk menyatukan tujuan,
atau rencana-rencana dan umpan balik yang digunakan untuk mengkoordinasi unit-unit

q) Diferensiasi, jumlah fungsi-fungsi khusus yang dijalankan dalam organisasi, atau


perbedaan dalam orientasi kognitif dan emosional antara pada manager dari departemen
yang berbeda.

15
2.5 Perubahan dan Pengembangan Organisasi

1) Pengertian Perubahan Organisasi


Perubahan organisasi adalah suatu variasi dari cara-cara yang telah mapan yang
selama ini berlangsung dalam organisasi dan dipergunakan serta ditaati oleh anggota
organisasi dalam melakukan aktivitasnya dan berbeda dari apa yang selama ini ada dan
telah berlaku dalam organisasi

2) Pengertian Pengembangan Organisasi


Pengembangan organisasi merupakan proses terencana untuk mengembangkan
kemampuan organisasi dalam kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berubah,
sehingga dapat mencapai kinerja yang optimal yang dilaksanakan oleh seluruh anggota
organisasi.
a) Langkah-langkah Perubahan Organisasi
Langkah-langkah dalam mewujudkan perubahan organisasi, langkah tersebut terdiri
dari :
1. Mengadakan Pengkajian : tidak dapat dipungkiri bawa setiap organisasi apapun
tidak dapat menghindarkan diri dari pengaruh daripada berbagai perubahan yang
terjadi diluar organisasi. Dampak bersifat negative apabila perubahan itu menjadi
hambatan bagi kelancaran, perkembangan dan kemajuan organisasi. Dampak
bersifat positif apabila perubahan itu dapat memperlancar kegiatan,
perkembangan dan kemajuan organisasi atau dalam bentuk kesempatan-
kesempatan baru yang tidak tersedia sebelumnya.
2. Mengadakan Identifikasi : Yang perlu diidenfikasi adalah dampak perubahan-
perubahan yang terjadi dalam organisasi. Setiap factor yang menyebabkan
terjadinya perubahan organisasi harus diteliti secara cermat sehingga jelas
permasalahannya dan dapat dipecahkan dengan tepat.
3. Menetapkan Perubahan : Sebelum langkah-langkah perubahan diambil, pimpinan
organisasi harus yakin terlebih dahulu bahwa perubahan memang harus
dilakukan, baik dalam rangka meningkatkan kemampuan organisasi maupun
dalam rangka mempertahankan eksistensi serta pengembangan dan pertumbuhan
organisasi selanjutnya.

16
4. Menentukan Strategi : Apabila pimpinan organisasi yakin bahwa perubahan
benar-benar harus dilakukan maka pimpin organisasi harus segera menyusun
strategi untuk mewujudkannya.
5. Melakukan Evaluasi : Untuk mengetahui apaka hasil dari perubahan itu bersifat
positif atau negative, perlu dilakukan penilaian. Apabila hasil perubahan sesuai
dengan harapan berarti berpengaruh positif terhadap organisasi, dan apabila
sebaliknya berarti negative.
6. Mengadakan perubahan struktur organisasi.
7. Mengubah sikap dan perilaku pegawai.
8. Mengubah tata aliran kerja.
9. Mengubah peralatan kerja.
10. Mengubah prosedur kerja.
11. Mengadakan perubahan dalam hubungan kerja antar personal

2.6 Model Desain Organisasi 


a. Model organisasi mekanistik

Yaitu model yang menekankan pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi.
Henry Fayol mengajukan sejumlah prinsip yang berkaitan dengan fungsi pimpinan untuk
mengorganisasi dan empat diantaranya berhubungan dengan pemahaman model mekanistik
yaitu:

 Prinsip Spesialisasi yaitu merupakan sarana terbaik untuk mendayagunakan tenaga


individu dan kelompok.

 Prinsip Kesatuan Arah yaitu semua pekerjaan harus dikelompokkan berdasarkan


keahlian.

 Prinsip Wewenang dan Tanggung jawab yaitu manager harus mendapat


pendelegasian wewenang yang cukup untuk melaksanakan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.

 Prinsip Rantai Skalar yaitu hasil alami dari pelaksanaan ketiga prinsip sebelumnya
adalah rantai tingkatan manajer dari peringkat wewenang paling tinggi sampai dengan
peringkat paling rendah. Rantai scalar adalah jalur keseluruhan komunikasi vertical
dalam sebuah organisasi.

17
b. Model Organik

Yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan tingkat


tinggi. Desain organisasi ini kurang mengandalkan peraturan dan prosedur, wewenang yang
disentralisasikan atau spesialisas yang tinggi.

Model organik desain organisasi merupakan kontars dari model mekanistik.


Karakteristik dan praktek organisasi yang mendasari model organik sama sekali berbeda
dari karakteristik dan praktek yang mendasari model mekanistik. Perbedaan yang paling
mencolok antara kedua model itu berasal dari criteria keefektifan yang berbeda yang ingin
diusahakan sebesar-besarnya oleh masing-masing model.

Jika model mekanistik berusaha untuk mencapai efisiensi dan produksi secara
maksimum, maka model organik berusaha untuk mencapai keluwesan dan keadaptasian
yang maksimum. Organisasi organik bersifat luwes dan dapat beradaptasi dengan tuntutan
perubahan lingkungan karena desain organisasinya mendorong untuk lebih mempergunakan
potensi manusia.

2.7 Desain dan Jenis-Jenis Struktur

Secara garis besar desain organisasi terbagi dua, antara lain :

1. Desain organisasi umum

a. Struktur sederhana
Struktur sederhana adalah sebuah struktur yang dicirikan dengan kadar
departementalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang terpusat
pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling banyak
dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil dimana manajer dan pemilik adalah orang yang
satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin
dalam kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di
mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di
puncak.

18
b. Birokrasi

Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang
dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas
yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando.

c. Struktur Matriks

Struktur Matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis wewenang ganda
dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan produk. Struktur matriks dapat
ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang, laboratorium
penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga
pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.

Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:


fungsional dan produk. Kekuatan departementalisasi fungsional terletak, misalnya, pada
penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan sembari
memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk keseluruhan
produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengkoordinasi tugas para spesialis
fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki keuntungan dan kerugian yang
berlawanan.

Departementalisasi ini memudahkan koordinasi diantara para spesialis untuk


menyelesaikan tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh,
departementalisasi ini memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang
terkait dengan sebuah produk, tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks
berupaya menarik kekuatan tersebut sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan
mereka. Karakteristik struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan
konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan
manajer departemen fungsional dan manajer produk. Karena itulah matriks memiliki
rantai komando ganda.

19
2. Struktur organisasi modern

a. Struktur tim
      Struktur tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah
bahwa struktr ini meniadakan kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk menjadi
generalis sekaligus spesialis.

b. Organisasi virtual
      Organisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi
utama bisnis secara detail.

c. Organisasi nirbatas
      Organisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai
komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim
yang diberdayakan.

2.8 Faktor Penting dalam Mendesain Organisasi

Desain organisasi telah menjadi inti kerja manajerial karena usaha sebelumnya untuk
mengembangkan teori manajemen. Kepentingan keputusan desain telah menstimulasi minat
yang besar atas topik bahasan. Manajer dan pakar teori perilaku organisasi dan peneliti telah
berkontribusi terhadap apa yang disebut sebagai bahan bacaan yang dapat dipertimbangkan.
Manajer yang menghadapi perlunya mendesain struktur organisasi adalah pada posisi
kehilangan ide. Sangat berbeda, bahan desain organisasi telah mempunyai sejumlah ide yang
menimbulkan konflik yakni bagaimana suatu organisasi di desain mengoptimalkan efektivitas

Cara manajemen mendesain organisasi harus mengingat dimensi struktur organisasi.


Bagaimana kombinasinya mempunyai dampak langsung atas efektivitas individual,
kelompok dan organisasi itu sendiri. Manajer harus mempertimbangkan sejumlah faktor
ketika mendesain organisasi, di antar satu yang sangat penting adalah teknologi, sifat kerja itu
sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan organisasi, keperluan
untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi
yang dipilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Struktur organisasi adalah pola tentang hubungan antara berbagai komponen dan bagian
organisasi. Struktur organisasi memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang
karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi.
Desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan struktur untuk
mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.

Tiga dimensi organisasi meliputi Kompleksitas, Formalisasi dan Sentralisasi.


Kompleksitas terdiri dari diferensisasi horizontal yang berorientasi pada unit-unit dalam suatu
organisasi seperti misalnya departemen. Sedangkan diferensiasi Vertikal berorientasi pada
level (jabatan) dalam suatu organisasi, misalnya saja golongan (pangkat) pada PNS.
Diferensiasi Spasial lebih berorientasi pada lokasi (letak geografis) organisasi tersebut.
Formalisasi, yaitu sejauh mana organisasi menyandarkan dirinya pada peraturan dan prosedur
untuk mengatur perilaku dari para pegawainya. Sentralisasi, tingkat di mana pengambilan
keputusan dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal di dalam organisasi.

Adapun dimensi-dimensi dalam organisasi terdiri dari Ukuran, Komponen administratif,


Rentang kendali, Spesialisasi, Standardiasasi, Formalisasi, Sentralisasi, Kompleksitas,
Delegasi wewenang, Integrasi, Diferensiasi. Model desain organisasi terdiri dari Organisasi
mekanistik serta Organisasi Organik. Organisasi mekanistik, yaitu model yang menekankan
pentingnya mencapai produksi dan efisiensi tingkat tinggi. Sementara, model organisasi
organik yaitu menekankan pada pentingnya mencapai keadaptasian dan perkembangan
tingkat tinggi.

Faktor ketika mendesain organisasi, diantara satu yang sangat penting adalah teknologi,
sifat kerja itu sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan
organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut,
dan keseluruhan strategi yang dipilih organisasi untuk berhubungan dengan lingkungan.

21
3.2 Saran

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi
yang ada pada perusahaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.
Desain organisasi sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih alternatif kerangka
kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian, keputusan atau tindakan-
tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.

22
DAFTAR PUSTAKA

 https://martininobel.wordpress.com/perilaku-organisasi/struktur-dan-desain-organisasi/
 http://www.organisasi.org/1970/01/definisi-pengertian-sentralisasi-dan-desentralisasi-
ilmu-ekonomi-manajemen.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Struktur_organisasi
 http://hendisuparman20.blogspot.com/2012/10/organisasi-organik-dan-organisasi.html
 Nachrowi, Djalal Nachrowi, PhD, dan Hardius Usman, Msi. 2004. Teknik pengambilan
keputusan.Jakarta : PT Grasindo.

23

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab 1 Manajemen Mutu
    Bab 1 Manajemen Mutu
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Manajemen Mutu
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Manajemen Mutu
    Bab 1 Manajemen Mutu
    Dokumen2 halaman
    Bab 1 Manajemen Mutu
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen5 halaman
    Bab Iii
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen6 halaman
    Bab 1
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat
  • NERACA
    NERACA
    Dokumen11 halaman
    NERACA
    Muhamad Alfarian
    Belum ada peringkat