Anda di halaman 1dari 2

LEMBAR JAWABAN TUGAS TUTORIAL 1/2/3 (pilih)

UPBJJ-UT BOGOR

1. Nama Mahasiswa : BAYU INDRAWAN


2. NIM : 031312045
3. Semester : 6
4. Kelas : ILMU HUKUM
5. TTM Ke : 3
6. Kode Mata Kuliah : HKUM4410
7. Nama Mata Kuliah : PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA
8. Nilai Tertinggi :
9. Nilai Terendah :
10. Nama Tutor : MOCHAMAD WIRA ALAMSYAH, SH.,MH
11. Paraf Tutor :

1. Buatlah sistematika penulisan laporan pengalaman beracara ?


BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud dan tujuan
C. Tempat
D. Jadwal
BAB II TINJUAN UMUM TEMPAT PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA
A. Kegiatan umum
B. Proses Penanganan Perkara
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN BERACARA
A. Observasi Proses Peradilan
B. Simulasi Beracara Kasus ( Pidana meliputi : BAP, Dakwaan, Eksepsi (optional), Tanggapan
eksepsi (Optional), Putusan Sela (Optional), Surat Tuntutan, Pledoi, replik, Duplik, Putusan).
(Perdata meliputi : Somasi, Surat Kuasa, Gugatan, Jawaban Gugatan, replik, Duplik, Pembuktian,
Kesimpulan, Putusan).
BAB IV KESIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
AMPIRAN LAMPIRAN

2. Jelaskan arti kata somasi ?


Menurut J. Satrio dalam artikel Beberapa Segi Hukum Tentang Somasi (Bagian I), dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Perdata (“KUHPer”) tidak dikenal istilah somasi, namun dalam doktrin dan
yurisprudensi istilah somasi digunakan untuk menyebut suatu perintah atau peringatan (surat
teguran). Somasi merupakan peringatan atau teguran agar debitur berprestasi pada suatu saat yang
ditentukan dalam surat somasi.
Somasi diatur dalam Pasal 1238 KUHPer yang menyatakan:
“Si berutang adalah lalai, apabila ia dengan surat perintah atau dengan sebuah akta sejenis itu telah
dinyatakan lalai, atau demi perikatannya sendiri, ialah jika ini menetapkan, bahwa si berutang harus
dianggap lalai dengan lewatnya waktu yg ditentukan.”
Selanjutnya, dalam Pasal 1243 KUHPer diatur bahwa tuntutan atas wanprestasi suatu perjanjian
hanya dapat dilakukan apabila si berutang telah diberi peringatan bahwa ia melalaikan kewajibannya,
namun kemudian ia tetap melalaikannya. Peringatan ini dilakukan secara tertulis, yang kemudian kita
kenal sebagai somasi.

3. Jelaskan arti kata surat kuasa?


Surat kuasa adalah surat pernyataan pelimpahan wewenang dari seseorang kepada orang lain atau
pihak lain untuk melakukan suatu kegiatan yang tertera pada pernyataan tersebut. Surat ini biasanya
berkenaan dengan kegiatan pelaksanaan penugasan kegiatan penting, sehingga diperlukan suatu
surat kuasa. Oleh karena itu, biasanya surat kuasa ditempel materai pada kolom tanda tangan
pemberi kuasa. Dalam kasus hukum, penasehat hukum harus ditunjuk berdasarkan surat kuasa untuk
mendampingi tersangka dalam proses penyidikan. Seorang penasehat hukum atau advokat tidak
berwenang melakukan perbuatan hukum apapun yang mengatasnamakan seseorang dalam
menyelesaikan satu perkara. Keabsahan surat kuasa bisa dilihat dari tanggal yang tertera, bagian
tanda tangan, nama dan identitas pemberi kuasa, nama dan identitas penerima kuasa, hal-hal atau
perbuatan hukum yang dikuasakan, ketentuan pelimpahan kuasa (substitusi) dan tanda tangan
pemberi kuasa dan penerima kuasa.
Surat kuasa dalam bahasa Belanda sering disebut dengan lastgeving, volmacht, atau machtiging.
Ketiga kata tersebut memiliki arti yang sama yaitu pemberian kuasa, pemberian perintah atau
perbuatan penyuruhan. Pada asasnya, surat kuasa itu merupakan perbuatan penyuruhan atau
pemberian perintah atau pemberian kuasa. Maka, tidaklah benar kalau surat kuasa itu menggunakan
kop surat dari si penerima kuasa atau kop surat dari kantor advokat. Karena dalam konteks
pemberian kuasa, yang menjadi memberi perintah adalah pemberi kuasa, dan yang menerima kuasa
adalah orang yang disuruh.

4. Jelaskan arti kata gugatan ?


Pengertian gugatan adalah permasalahan perdata yang mengandung sengketa antara 2 (dua) pihak
atau lebih yang diajukan kepada Ketua Pengadilan Negeri dimana salah satu pihak sebagai
penggugat untuk menggugat pihak lain sebagai tergugat.

5. Jelaskan arti kata replik dan duplik ?


Dalam Perkara Pidana : Replik adalah Jawaban atas Pembelaan dari Terdakwa atau disebut juga
dengan counterplea, yang diajukan oleh Penuntut Umum, sedangkan Duplik adalah Jawaban Kedua
atau disebut juga dengan rejoinder, yang diajukan oleh Terdakwa dan/atau Penasehat Hukumnya.
Dalam Perkara Perdata : replik merupakan respon penggugat atas jawaban tergugat; sedangkan
duplik merupakan jawaban tergugat atas replik dari penggugat.

Anda mungkin juga menyukai