Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN

MATERI 13
“THE ECONOMIC OF INFORMATION”
“UNCERTAINLY AND THE FIRMA”

oleh :

ASTRID OCTAVIA BAHARI


NIM: 12A 020 007

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2020
Ringkasan

Proses dasar pembuatan keputusan mencakup enam tahap: (1) mendefinisikan masalah yang
dihadapi, (2) menentukan tujuan penyelesaian masalah, (3) menggali alternatif-alternatif
tindakan yang akan diambil, (4) memperkirakan konsekuensi dari setiap alternatif, (5)
menentukan pilihan atas alternatif terbaik, dan (6) melakukan analisis sensitivitas. Proses ini
membantu manajer dalam perusahaan untuk membuat keputusan dengan lebih baik.

Perusahaan adalah organisasi yang mengkombinasikan dan mengharmonisasikan faktor-faktor


produksi guna menghasilkan barang dan/atau jasa untuk dijual. Perusahaan ada karena akan tidak
efisien dan mahal bagi perusahaan untuk membuat kontrak dengan para pemilik faktor produksi
dalam setiap tahap proses produksi dan distribusi.

Keberadaan perusahaan membawa peran positif dan negatif bagi masyarakat. Dampak positif
keberadaan perusahaan antara lain adalah sebagai penyedia lapangan kerja, penyedia barang
dan/atau jasa yang dibutuhkan masyarakat, pembayar pajak. Sedangkan dampak negatifnya
adalah munculnya eksternalitas negatif dari kegiatan perusahaan.

Model dasar teori perusahaan menyatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan
laba (profit maximization). Model ini dinilai kurang realistis karena banyak perusahaan yang
tidak berupaya untuk mencapai laba maksimum, tetapi memaksimum penjualan, utilitas
manajemen, atau mencapai suatu target tertentu. Oleh karena itu, dalam perkembangannya teori
perusahaan menyatakan tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan (value
maximization) atau laba jangka panjang. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai sekarang
dari laba yang diharapkan diterima pada masa-masa mendatang. Dalam mencapai hal ini,
perusahaan menghadapi kendala sehingga pencapaian nilai perusahaan disebut sebagai
optimisasi terkendala (constrained optimization).

Ada dua macam pengertian laba, yaitu laba usaha dan laba ekonomi. Masing-masing mempunyai
tujuan penggunaan tersendiri. Laba setiap perusahaan dan industri berbeda-beda. Perbedaan ini
antara lain disebabkan karena perbedaan risiko, adanya gangguan dalam pasar, kekuatan
monopoli, inovasi, dan efisiensi dalam operasional perusahaan. Laba menjadi insentif bagi
perusahaan dan signal penting untuk terjadinya realokasi sumber-sumber daya dalam
masyarakat.
Model Dasar Perusahaan

Perusahaan pada dasarnya adalah pelaku ekonomi. Oleh karena itu, kegiatan perusahaan dapat
dipahami dalam konteks model ekonomi perusahaan. Model dasar ekonomi perusahaan
diturunkan dari teori perusahaan (theory of the firm). Menurut teori perusahaan, tujuan
perusahaan diasumsikan memaksimumkan laba (profit maximization). Oleh karenanya, pemilik
atau manajer perusahaan juga diasumsikan hanya berpikir untuk memaksimumkan laba jangka
pendek (short-run profits).

Asumsi di atas dinilai tidak realistis. Fakta menunjukkan walaupun gaya manajemen yang
diterapkan oleh manajer pada jutaan perusahaan di seluruh dunia sangat bervariasi, tetapi tujuan
manajer ternyata relatif tidak berbeda. Manajer pada umumnya mengambil tindakan yang
mereka percayai dapat meningkatkan nilai perusahaan mereka. Atas dasar hal ini, tujuan manajer
dalam teori perusahaan diasumsikan untuk meningkatkan nilai perusahaan. Tujuan
memaksimumkan nilai/kekayaan perusahaan (wealth maximization) telah menjadi tujuan
banyak perusahaan pada masa sekarang ini daripada tujuan memaksimumkan laba jangka
pendek. Hal ini terjadi seiring dengan perubahan penekanan pada laba dan untuk mengatasi
ketidakpastian serta perubahan waktu.

Keterbatasan Teori Perusahaan

Asumsi maksimisasi laba atau kekayaan perusahaan sebagai tujuan perusahaan dinilai sebagai
kelemahan teori perusahaan. Apakah benar manajer perusahaan berupaya untuk mencapai laba
yang maksimum? Ataukah sebenarnya manajer hanya mencoba mencapai suatu tingkat laba
tertentu yang ditargetkan? Kenyataan juga menunjukkan bahwa manajer mungkin lebih tertarik
pada usaha untuk mencapai suatu prestise tertentu, seperti tingkat gaji yang tinggi, cakupan
pasar, atau target jumlah kantor cabang. Manajer mungkin juga lebih mengarahkan perhatiannya
pada suatu tingkat pendapatan tertentu daripada mencoba memaksimumkan laba sebagai upaya
untuk menarik minat investor.

Berbagai pertanyaan ini telah memunculkan beberapa teori perusahaan baru yang memandang
perusahaan bukan lagi sebagai sebuah unit tunggal tetapi lebih sebagai kumpulan individu
dengan berbagai tujuan yang mengerucut. Berbagai teori baru ini membantu dalam memahami
perusahaan dengan lebih baik.
Beberapa teori baru yang menonjol menyatakan tujuan perusahaan tidak selalu memaksimumkan
laba adalah sebagai berikut:

1. Perilaku untuk memuaskan sesuatu (satisficing behavior).


Richard Cyert dan James March menyatakan bahwa manajer kurang mampu dalam
memaksimumkan laba perusahaan karena kompleksitas masalah yang dihadapi dan
kurangnya data yang dibutuhkan. Manajer hanya bertujuan untuk memenuhi/memuaskan
sesuatu yang telah ditetapkan, seperti penjualan, pertumbuhan pendapatan, pangsa pasar,
dan sebagainya.
2. Maksimisasi penjualan.
Menurut William Baumol, perusahaan lebih berupaya untuk memaksiumkan penjualan
setelah mencapai suatu tingkat laba yang memuaskan para pemegang saham. Hal ini
terlihat dari hasil penelitian yang menunjukkan adanya keterkaitan erat antara gaji
manajer dengan penjualan dan bukan dengan laba.
3. Maksimisasi utilitas manajemen.
Oliver Williamson dan teman-teman menyatakan bahwa manajer lebih tertarik untuk
memaksimumkan utilitas/kepuasan mereka daripada laba perusahaan. Indikator dari
utilitas ini adalah kompensasi (gaji, tunjangan, dan benefit lain) yang tinggi, jumlah staf
yang banyak, kantor dengan fasilitas modern, penerimaan penghargaan manajemen, dan
sebagainya.

Teori-teori ini ternyata juga belum dapat memberikan alternatif yang memuaskan dari teori
perusahaan yang ada. Kondisi persaingan yang semakin sengit memaksa manajer untuk
memberikan perhatian yang lebih besar kepada laba supaya perusahaan tidak bangkrut dan
manajer tidak tersingkir. Oleh karena itu, teori perusahaan masih dianggap relevan untuk
menjelaskan perilaku perusahaan pada masa sekarang.

Dalam perkembangannya, teori perusahaan diperluas dengan menyatakan bahwa manajer


bertujuan memaksimumkan nilai perusahaan dengan berbagai keterbatasan/kendala sumber daya,
teknologi, atau masyarakat. Walaupun secara eksplisit, teori ini tidak menyatakan adanya tujuan
lain yang akan dicapai perusahaan, namun teori ini dinilai sebagai abstraksi dari berbagai teori
yang ada, sehingga teori ini tetap dapat memberikan dasar yang kuat dan mampu menjelaskan
perilaku perusahaan yang terkait dengan pengambilan keputusan manajerial. Hal ini dapat
dijelaskan dari perilaku manajer yang berupaya untuk memperbaiki remunerasi yang diterima
manajer berdasar laba yang diperoleh perusahaan. Adanya laba memberi insentif bagi manajer
untuk melakukan maksimisasi nilai dalam pembuatan keputusan.
LAMPIRAN

TABEL
REFRENSI

Allen, W.B., Weigelt, K., Doherty, N., Mansfield, E., 2009. Managerial Economics, Theory,
Applications, and Cases. Seventh Edition. New York, NY: W.W. Norton & Company,
Inc.

Anonim, 2012. Managerial Economics Principles (v.1.0.). di bawah lisensi Common Creative
by-nc-sa 3.0. (http://creative commons.org/license/by-nc-sa/3.0/), didownload oleh Andy
Schmitz

Keat, P.G. dan Young, P.K.Y., 2009. Managerial Economics, Economic Tools for Today’s
Decision Makers. Sixth Edition. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education, Inc.

Lipsey, Richard G., 1988. Pengantar Mikro Ekonomi, terjemahan Jaka Wasana dkk, Jakarta:
Penerbit Erlangga.

Salvatore, Dominick, 2002. Managerial Economics dalam Perekonomian Global. Edisi


Keempat. Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Salvatore, Dominick, 2002. Managerial Economics dalam Perekonomian Global. Edisi


Keempat. Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Samuelson, William F., Marks, Stephen G., 2012. Managerial Economics. Seventh Edition.
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Samuelson, William F., Marks, Stephen G., 2010. Managerial Economics. Sixth Edition.
Hoboken, NJ: John Wiley & Sons, Inc.

Samuelson, Paul A., 1993. Mikro Ekonomi, Edisi Keempat belas, terjemahan Haris Munandar
dkk., Jakarta: penerbit Erlangga.

Webster, Thomas J., 2003. Managerial Economics, Theory and Practice.California: Academic
Press

Wilkinson, Nick, 2005. Managerial Economics, A Problem-Solving Approach. New York:


Cambridge University Press.

Anda mungkin juga menyukai