Ijtihad Sebagai Sumber Ajaran Islam
Ijtihad Sebagai Sumber Ajaran Islam
- Secara Terminologis:
Menurut Syaikh Abdul Wahab Khallaf:
ِ َف َل ُه اَ ْج َر
ان اب
َ صَ َ َفا َاج َت َهد
ْ اَ ْل َحا ِك ُم ا َِذا
) (بخارى و مسلم.َوا ِِن ْج َت َهدَ َفا َ ْخ َطأ َ َف َل ُه اَ ْج ٌر َوا ِح ٌد
“Hakim apabila berijtihad kemudian dapat mencapai
kebenaran maka ia mendapat dua pahala. Apabila ia
berijtihad kemudian tidak mencapai kebenaran, maka ia
mendapat satu pahala”.(Hadits riwayat Bukhari dan Muslim)
.”
Masalah yang ditunjuk oleh nash yang
zhanniy, bukan yang qath’iy.
Masalah baru yang hukumnya belum
dijelaskan oleh nash.
Masalah baru yang hukumnya belum
diijma’kan (disepakati).
Hukum yang ‘illatnya (alasan hukumnya)
diketahui.
Menurut Syaikh Yusuf al-Qaradawi (ahli ushul dan fikih) dalam
bukunya al-Ijtihad fi asy-Syari'ah al-Islamiyyah, ada delapan,
yaitu:
1. Memahami Al-Qur'an dengan asbab an-nuzul (sebab-sebab
turunnya ayat-ayat Al-Qur'an), ayat-ayat nasikh dan mansukh
(yang menghapuskan dan yang dihapus; Nasikh dan
Mansukh);
2. Memahami hadis, ilmu hadis dirayah-nya, hadis-hadis yang
nasikh dan mansukh, dan sebab-sebab wurud (sebab
munculnya hadis-hadis);
3. Mempunyai pengetahuan yang mendalam tentang bahasa
Arab;
4. Mengetahui tempat-tempat ijmak;
5. Mengetahui ushul fikih;
6. Mengetahui maksud-maksud syariat (Maqashid Syariah);
7. Memahami masyarakat dan adat istiadatnya; dan
8. Bersifat adil dan takwa
Selain itu Al-Qardhāwi juga mengemukakan ada syarat-syarat
tambahan lain yang seyogyanya ada pada diri mujtahid, yakni
pengetahuan tentang ilmu ushuluddin, ilmu mantiq (logika), dan
cabang-cabang permasalahan fiqhiyyah—lebih-lebih dalam
konteks muqāranah (studi komparatif).
Ijtihad mengalami masa perkembangan yang
paling pesat pada abad kedua sampai dengan
abad keempat Hijriah.
Masa itu dikenal dengan periode pembukuan
sunah serta fikih dan munculnya mujtahid-
mujtahid terkemuka yang kemudian dikenal
sebagai imam-imam mazhab, yaitu : Imam Abu
Hanifah, Imam Malik,, Imam Syafi‘i, dan Imam
Ahmad bin Hanbal (Imam Hanbali).
Sekilas Biografi 4 Imam Mujtahid
Yang terkenal Salafsushaleh*
Imam Abu Hanifah& Mazhabnya (Hanafiyah)
(80 H/699 M - w 150 H/769 M= 70
tahun)
Imam Malik & Mazhabnya (Malikiyah)
(93 H/712 M – w 179 H/798 M= 86
Tahun)
Imam Asy Syafii & Mazhabnya (Syafi‘iyah)
(150 H / 769 M - w 204 H/823 M)
Imam Ahmad Bin Ahmad dan
Mazhabnya (Hanabilah) (164 H /783 M –
w 241 H/ 860 M)
*Sumber : Tarikh Tasyri’ Al-Islami, Syaikh Manna’ Al Qhathan)
JAWABAN :
1. KARENA MEREKA LAHIR DAN HIDUP DIMASA TERBAIK
YAKNI SALAF (3 Abad Pertama)
Dari Imran bin Hushain Ra, bahwa dia mendengar Rasulullah Saw
bersabda:
َخ ٌْ َر أ ُ َّمتِـً َق ْرنًِ ُث َّم ا َّل ِذ ٌْنَ ٌَلُو َن ُه ْم ُث َّم ا َّلذٌِنَ ٌَلُو َن ُه ْم
“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang
yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang
setelah mereka.” (HR. Al-Bukhari)
KET :
• Masaku= Nabi dan Sahabat Ra (1 – 100 H),
• Masa setelahku = Masa Tabi’in ( 101 – 200 H), Masa Imam
Abu Hanifah & Imam Malik
• Masa Setelahku = Masa Tabi’iut Tabi’in (201 – 300 H).
Masa Imam Syafii & Imam Ahmad
1. Ijma’
2. Qiyas
3. Istihsan
4. Istishlah
5. Istishhab
6. ‘Urf
7. Syar’u Man Qablana
8. Saddudz Dzri’ah
9. Madzhab Shahabi
Definisi:
Kesepakatan ulama tentang suatu hukum
sepeninggal Nabi Muhammad Saw.
Contoh:
Dalam Al Quran maupun Hadist tidak terdapat
dalil yang memerintahkan untuk membukukan
ayat-ayat Al Quran. Akan tetapi, hal ini
dilakukan oleh umat Islam demi kemaslahatan
umat. Seperti: KTP, uang, ijazah, surat nikah,
dll.
Definisi:
- Secara etimologi, istishab berarti طلب الصحبة واستمرارهاyaitu
meminta kebersamaan, atau berlanjutnya kebersamaan
atau mencari sesuatu yang ada hubungannya
- Secara Terminologi, menurut para Ahli Ushul Fiqh yaitu :
استبقاءالحكم الذ ى ثبت بد لٌل فى الما ضى قا ئما فى الحا ل
.حتى ٌو جد د لٌل ٌغٌر ه
“Membiarkan berlangsungnya suatu hukum yang sudah ditetapkan
pada masa lampau dan masih diperlukan ketentuannya sampai
sekarang kecuali jika ada dalil lain yang merubahnya”.
Contoh:
Seseorang yang ragu-ragu apakah ia sudah berwudhu
atau belum. Di saat seperti ini, ia harus berpegang atau
yakin kepada keadaan sebelum berwudhu sehingga ia
harus berwudhu kembali karena shalat tidak sah bila
tidak berwudhu.
Seorang perempuan yang ditinggal suaminya pergi dan
tidak ada kabar tentang suaminya tersebut tetap
sebagai isteri yang sah.
Definisi:
Dari segi etimologi al-„urf berasal dari kata yang terdiri dari
huruf „ain, ra‟ dan fa‟ yang berarti kenal. Dari kata ini muncul
kata ma‟rifah (yang dikenal), ta‟rif (definisi), kata ma‟ruf (yang
dikenal sebagai kebaikan), dan kata „urf (kebiasaan yang baik).
Adapun dari segi terminologi. Kata „urf mengandung makna:
ظ َت َعاٌ أَ ْولَ ْف، اع َب ٌْ َن ُه ْم
َ اعلَ ٌْ ِه ِمنْ ُك ِّل ِفعْ ٍل َش َ ُماَاعْ َتادَ هُ ا هناس
َ وسار ُْو
َُرفُ ْوا إِ ْطَلَ َق ُه َعلَى َمعْ َنى َخا صِّ ل َتأَله َف ُه اللُّ َغ ُة َول ٌَ َت َبادَ ُر َغٌ َْره
ِ ِع ْندَ ِس َم
اع ِه
“Sesuatu yang menjadi kebiasaan manusia, dan mereka
mengikutinya dalam bentuk setiap perbuatan yang populer di antara
mereka, ataupun suatu kata yang biasa mereka kenal dengan
pengertian tertentu, bukan dlam pengertian etimologi, dan ketika
mendengar kata itu, mereka tidak memahaminya dalam pengertian
lain.
Urf harus tidak melanggar nilai syariat
Ulama Hanafiyah dan Malikiyah juga berhujjah
dengan hadits nabi:
َ س ًنا َف ُه َو عِ ْندَ َّللاِ َح
. ٌسن َ اراَ ُه ْال ُم ْسلِ ُم ْونَ َح
َ َم
“Sesuatu yang dianggap baik oleh umat islam,
termasuk suatu hal yang baik pula menurut Allah”.
„
Urf ada dua macam:
1. „Urf shahih, contohnya peringatan maulud Nabi
Muhammad Saw., Isra‟ Mi‟raj, dll.
2. „Urf yang fasid (rusak), contohnya kebiasaan
mabuk, labuhan, dll.
Definisi:
adalah syari‟at atau ajaran-ajaran nabi-nabi sebelum
islam yang berhubungan dengan hukum, seperti
syari‟at Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa as.