Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT ,kami mohon ampun dan pertolongan hanya kepada-Nya.
Shalawat serta salam selalu tercurah keharibaan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
umat manusia dari zaman kebodohan ke zaman penuh ilmu pengetahuan yang berkat Ilmu itu
penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Hukum Bisnis dengan judul “ Laporan PBL
Mengenai Prosedur dan Tata Cara Pembuatan Perusahaan ”.
Terima Kasih yang tidak terhingga penulis haturkan kepada orang tua yang telah
memberikan dukungan penuh kepada kami, begitu pula kepada Dosen Pembina bapak Rangga W.
Prinoya, SH, MM yang selalu memberikan kritik-kritik membangun demi terwujudnya penulis
menjadi mahasiswa yang berguna .
Harapan besar penulis semoga makalah ini dapat menjadi manfaat dan memberi beberapa
wawasan baru bagi kami khususnya, teman-teman dan pada pembaca sekalian pada umumnya.

Padang, Oktober 2020

Tim Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1

1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................1
3. Tujuan Penulisan..........................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................2

A. Pengertian Perseroan Terbatas (PT).............................................................2


B. Ciri-Ciri Perseroan Terbatas (PT)................................................................3
C. Persyaratan Pendirian Perseroan Terbatas (PT)...........................................4
D. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas (PT)...............................................6
E. Masalah Yang Dihadapi Saat Membangun Perseroan Terbatas (PT) .........9

BAB 3 PENUTUPAN............................................................................................14

1. Kesimpulan................................................................................................14
2. Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Mendirikan perusahaan dapat diartikan mendirikan usaha baru, pindah lokasi
usaha (relokasi), ataupun perluasan usaha (ekspansi) dari yang telah ada. Kegiatan
tersebut mungkin merupakan hal beru bagi seorang pengusaha, tetapi dapat juga sebagai
kegiatan yang telah beberapa kali dilakukan. Artinya waktu pengurusan izin dan biaya
yang harus dikeluarkan untuk mendirikan usaha baru, relokasi, dan perluasan relatif
hampir sama.
Mendirikan suatu perusahaan adalah sebuah keputusan strategis. Untuk itu, perlu
dipelajari berbagai hal yang menjadi bahan pertimbangan. Pada umumnya pertimbangan
terutama dilihat dari sudut ekonomi, yaitu adanya peluang pemasaran (barang dan jasa),
ketersediaan barang baku (input) dan kemampuan memproduksi secara ekonomis.

2. Rumusan Masalah
A. Apa pengertian Perseroan Terbatas (PT)?
B. Apa sajakah ciri-ciri Perseroan Terbatas (PT)?
C. Apa saja persyaratan pendirian Perseroan Terbatas (PT)?
D. Apa saja prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT)?
E. Apa saja permasalahan yang dihadapi saat membangun Perseroan Terbatas (PT)?

3. Tujuan Penulisan
A. Mengetahui pengertian Perseroan Terbatas (PT).
B. Mengetahui ciri-ciri dari Perseroan Terbatas (PT).
C. Mengetahui persyaratan pendirian Perseroan Terbatas (PT).
D. Mengetahui prosedur pendirian Perseroan Terbatas (PT).
E. Mengetahui masalah yang dihadapi saat membangun Perseroan Terbatas (PT).

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perseroan Terbatas (PT)


Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschap (NV), adalah suatu
badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang
pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari
saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat
dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum
dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik
perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri. Setiap orang dapat memiliki lebih dari
satu saham yang menjadi bukti kepemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai
tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang
perusahaan melebihi kekayaan perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi
tanggung jawab para pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka
keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-
kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi. Keuntungan yang
diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga tetap tanpa menghiraukan
untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Sedangkan menurut pasal 1 huruf 1 UU No. 40 tahun 2007, yang dimaksud dengan
perseroan terbatas adalah “badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini”.

2
Dari isi undang-undang dtersebut, dapat diuraikan bahwa perseroan terbatas harus memenuhi
unsur-unsur:
 Badan Hukum
 Didirikan berdasarkan perjanjian
 Melakukan kegiatan usaha
 Modal dasar
 Memenuhi Persyaratan undang-undang

B. Ciri-Ciri Perseroan Terbatas (PT)


1. Kewajiban terbatas pada modal tanpa melibatkan harta pribadi.
2. Modal dan ukuran perusahaan besar.
3. Kelangsungan hidup perusahaan pt ada di tangan pemilik saham.
4. Dapat dipimpin oleh orang yang tidak memiliki bagian saham.
5. Kepemilikan mudah berpindah tangan.
6. Mudah mencari tenaga kerja untuk karyawan / pegawai.
7. Keuntungan dibagikan kepada pemilik modal / saham dalam bentuk dividen.
8. Kekuatan dewan direksi lebih besar daripada kekuatan pemegang saham.
9. Sulit untuk membubarkan PT.
10. Pajak berganda pada pajak penghasilan / pph dan pajak deviden.
11. Terdiri dari pada 2 orang atau lebih.
12. Memiliki kerja sama antar anggota.
13. Memiliki komunikasi antar anggota.
14. Memiliki tujuan yang ingin di capai.

3
C. Persyaratan Pendirian Perseroan Terbatas (PT)
Untuk mendirikan perseroan terbatas, harus dipenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh
undang-undang No. 40 Tahun 2007, yaitu :
1. Perjanjian antara dua orang atau lebih.
Menurut pasal 7 ayat (1) Undang-undang Perseroan Terbatas, Perseroan harus
didirikan oleh dua orang atau lebih. Ketentuan minimal dua orang ini prinsip yang dianut
oleh Undang-undang Perseroan Terbatas adalah perseroan sebagai badan hukum harus
dibentuk berdasarkan perjanjian oleh karena itu, ia mempunyai lebih dari satu orang
pemegang saham.
Ketentuan yang mewajibkan perseroan didirkan oleh dua orang atau lebih tidak berlaku
lagi:
a) Perseroan yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara; atau
b) Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan lembaga lain
sebagaimana diatur dalan Undang-undang tentang Pasar Modal. (Pasal 7 ayat 7 UU.
No.40 Tahun 2007).

2. Dibuat dengan akta yang autentik dimuka Notaris.


Perjanjian untuk membuat suatu atau mendirikan suatu perseroan harus akta autentik
notaris dan berbahasa Indonesia. Perjanjian merupakan suatu akta pendirian yang
sekaligus memuat anggaran dasar yang telah disepakati dan keterangan lain yang
berkaitan dengan pendirian perseroan. Keterangan lain yang dimaksud disini adalah:
a) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pedinri perseroan, atau nama, tempat kedudukan, dan alamat
lengkap, serta nomor dan tanggal keputusan menteri mengenai pengesahan badan
hukum dari pendirian perusahaan;
b) Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan tempat tinggal, dan
kewarganegaraan anggota direksi dan dewan komisaris yangpertama kali diangkat;
c) Nama pemegang sahamyang telah mengambil saham, nilai nominal saham yang
telah ditempatkan dan disetor.

4
Sejak akta pendirian ditandatangani oleh para pendiri, perseroan berdiri dan
hubungan hukum antara para pendiri hanyalah merupakan kontrak sehingga segala
akibat hukum yang timbul dalam perseroan masih merupakan tanggung jawab para
pendiri secara pribadi. Baru setelah mendapat Keputusan Menteri Hukum dan HAM,
segala hubungan tersebut merupakan hubungan perseroan.
Untuk mendapat Keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai pengesahan badan
hukum perseroan, pendiri bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa
teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik dengan mengisi
format isian yang memuat sekurang-kurangnya:
a) Nama dan tempat kedudukan perseroan;
b) Jangka waktu berdirinya perseroan;
c) Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan;
d) Jumlah modal dasar modal ditempatkan dan modal disetor;
e) Alamat lengkap perseroan.

3. Modal dasar.
Modal dasar perseroan paling sedikit adalah lima puluh juta rupiah, tetapi untuk
bidang usahatertentu diatur tersendiri dalan suatu undang-undang yang bisa atau boleh
melebihi ketentuan. Selanjutnya, menurut ketentuan Pasal 33 Undang-Undang Perseroan
Terbatas, pada saat pendirian paling sedikit 25% dari modal dasar harus sudah
ditempatkan dan telah disetor paling sedikit 25% dari nominal modal yang ditempatkan.
Modal dasar (authorized capital) adalah kekayaan berupa uang yang telah
ditentukan jumlahnyayang dijadikan dasar pendirian perseroan, sedangkan modal
ditempatkan (placed capital) adalah kekayaan yang berupa uang yang telah ditentukan
presentasenya dari modal dasar yang disanggupi oleh para pendiri pada saat berdirinya
perseroan. Sementara itu, modal disetor (paid up capital) adalah kekayaan berupa uang
yang telah ditentukan presentasenya dari modal yang ditempatkan yang harus dibayar
tunai oleh para pendiri pada saat pendirian perseroan.

5
4. Pengambilan saham saat perseroan didirikan.
Setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan
didirikan (pasal 7 ayat 2). Ketentuan pasal ini merupakan wujud membuat perjanjian
pendirian perseroan.

D. Prosedur Pendirian Perseroan Terbatas (PT)


Ada lima prosedur, yang harus dilalui oleh suatu perseroan. Kelima Prosedur tersebut  adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan perjanjian tertulis.
Pendirian suatu perseroan harus didirikan oleh dua orang atau lebih karena
umumnya suatu perjanjian memang harus dilakukan oleh minimal dua orang. Ketentuan
ini menunjukan bahwa undang-undang perseroan sebagai badan hukum harus terdiri dari
minimal dua orang pemegang saham. Seperti yang telah dikemukakan bahwa pendirian
perseroan yang harus dilakukan oleh minimal dua orang ini tidak berlaku bagi: perseroan
yang seluruh sahamnya dimiliki oleh negara atau oleh perseroan yang mengelola bursa
efek, lembaga kliring dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-Undang
Tentang Pasar Modal.

2. Pembuatan akta pendirian didepan Notaris.


Para pendiri yang telah membuat perjanjian itu kemudian menghadap ke notaris
untuk minta dibuatkan akta pendirian perseroan. Sejak akta pendirian
ditandatangani  oleh para pendiri, berdirilah perseroan dan hubungan antara para pendiri
adalah hubungan kontrak, yang belum (perseroan) memperoleh status badan hukum.
Akta pendirian ini mempunyai fungsi intern, yaitu sebagai aturan main para pendiri
saham dan organ perseroan, dan fungsi ekstern terhadap pihak ketiga sebagai identitas
dan pengaturan tanggungjawab perbuatan hukum yang dilakukan oleh yang berhak atas
nama perseroan.
Untuk ketentuan nama perseroan yang termuat dalam anggaran dasar, Pasal 16 UU
Perseroan Terbatas menentukan bahwa perseroan tidak boleh memakai nama yang:

6
a) Telah dipakai secara sah oleh perseroan lain atau sama pada pokoknya dengan nama
perseroan lain;
b) Bertentangan dengan ketertiban umum dan atau kesusilaan;
c) Sama atau mirip dengan nama lembaga negara, lembaga pemerintah atau lemaga
internasional, kecuali mendapat izin dari yang bersangkutan;
d) Tidak sesuai dengan maksud dan tujuan, serta kegiatan usaha, atau menunjukan
maksud dan tujuan perseroan saja tanpa nama diri;
e) Terdiri atas angka atau rangkaian angka, huruf, atau rangkaian huruf yang tidak
membentuk kata;
f) Mempunyai arti sebagai perseroan, badan hukum, atau persekutuan perdata.

Nama perseroan harus didahului dengan frase ”perseroan terbatas” atau disingkat “PT”,
dan dalam hal perseroan terbuka, pada akhir nama perseroan harus ditambahi kata “
Tbk”.

3. Pengesahan oleh Menteri Hukum dan HAM


Untuk memperoleh pengesahan, para pendiri atau kuasanya mengajukan
permohonan tertulis kepada Menteri Hukum dan HAM dengan melampirkan akta
pendirian perseroan. Permohonan pengesahan harus dilakukan secara tertulis dan harus
diajukan paling lambat enam puluh hari dari terhitung sejak tanggal akta pendirian
ditandatangani. Jika permohonan tidak diajukan dalam jangka waktu tersebut, akta
pendirian secara yuridis menjadi batal.
Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling lama empat belas
hari setelah permohonan diterima. Dan yang paling penting disini adalah bahwa
perseroan memperoleh status badan hukum setelah akta pendirian disahkan oleh Menteri
Hukum dan HAM. Ketentuan  pasal 13 Undang-undang Perseroan Terbatas menyatakan
sebagai berikut:
Perbuatan hukum yang dilakukan para pendiri untuk kepenrtingan perseroan disahkan,
mengikat perseroan setelah perseroan menjadi badan hukum apabila:
a) Perseroan dalam RUPS pertama secata tegas menyatakan menerima semua
perjanjian yang dibuat oleh pendiri atau orang lain yang ditugaskan oleh pendiri
pihak ketiga;

7
b) Perseroan secara tegas menyatakan mengambil alih semua hak dan kewajiban yang
timbul dari perjanjian yang dibuat pendiri atau orang lain yang ditugaskan oleh
pendiri, walaupun perjanjian tidak dilakukan atas nama perseroan; atau
c) Perseroan mengukuhkan secara tertulis semua perbuatan hukum yang dilakukan atas
nama perseroan.

Apabila ketentuan diatas tidak dilakukan, masing-masing pendiri yang melakukan


perbuatan hukum tersebut bertanggung jawab secara pribadi atau tanggung renteng atas
segala akibat yang timbul. Jadi, bagi para perndiri perseroan terbatas, jika melakukan
hubungan hukum sebelum perseroan terbatas dan berbadan hukum, segala perbuatan
hukum dan akibatnya akan menjadi hak dan kewajiban mereka yang melakukannya
sendiri, bukan hak kewajiban perseroan terbatas. Lebih lanjut dapat ditegaskan bahwa
hubungan hukum yang yang dilakukan sebelum diperolehnya pengesahan dari menteri
Kehakiman akan menjadi tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan tindakan
dalam perbuatan hukum dari perseroan tersebut. Mereka akan bertanggung jawab
dengan kekayaan pribadi untuk segala perbuatan perseroan terbatas. Kalau
memperhatikan ketentuan Undang-undang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa
setelah mendapat pengesahan akta pendirian oleh Menteri hukum dan HAM, sejak saa
itu suatu perseroan terbatas sebagai institusi secara hukum. Konsekuensi logisnya
adalah sejak saat itu pula institusi tersebut dapat mengikatkan diri sebagai suatu pihak
dalam perjanjian atau dapat melakukan perbuatan hukum.

4. Pendaftaran perseroan.
Direksi perseroan wajib mendaftarkan dalam daftar perusahaan akta pendirian
beserta surat pengesahan Menteri Kehakiman paling lambat tiga puluh hari setelah
pengesahan diberikan (Pasal 28 Undang-undang Perseroan Terbatas) Pendaftaran ini
wajib dilakukan dalam jangka waktu tiga bulan setelah perusahaan mulai menjalankan
usahanya.

5. Pengumuman dalam tambahan berita Negara.


Menurut ketentuan Pasal 30 Undang-undang Perseroan Terbatas, perseroan yang
telah didaftarkan diumumkan dalam tanbahan berita negeara. Menurut ketentuan UU.

8
No. 2 Tahun 1950 Tentang Lembaran Negara dan pengumuman, permohonan
pengumuman ditujukan kepada menteri kehakiman, kemudian Menteri Kehakiman akan
menerbitkan Berita Negara/tambahan berita negara dengan memberi nomor dan tahun
penerbitan. Dalam berita Negara/ tambahan Berita Negara dimuat akta pendirian dan
surat pengesahan perseroan.

E. Masalah Yang Dihadapi Saat Membangun Perseroan Terbatas (PT)


Meski kesadaran membuat perusahaan sudah ada, tak jarang kendala-kendala berikut
menghambat niatan mereka yang ingin membuat perusahaan atau badan usaha, diantaranya :
1. Kendala perizinan usaha.
Tidak sedikit pelaku usaha yang masih belum paham betul jenis perizinan usaha
yang dibutuhkan untuk bisnisnya. Salah satu faktor yang berpengaruh adalah banyaknya
jenis izin usaha yang ada di Indonesia dan masing-masing memiliki tahapan dan
persyaratan yang bisa jadi berbeda satu sama lain.
Contoh lain misalnya Anda memutuskan untuk berbisnis di bidang konstruksi yang
memerlukan izin khusus yakni IUJK (Izin Usaha Jasa Konstruksi). Disini Anda tidak
bisa langsung mengurus IUJK meski telah memiliki akta pendirian PT dan surat
pengesahan badan hukum.  Ada dokumen-dokumen legalitas yang perlu anda persiapkan
terlebih dahulu, diantaranya:
a) BPJS Ketenagakerjaan;
b) SKDP (Surat Keterangan Domisili Perusahaan);
c) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak);
d) TDP (Tanda Daftar Perusahaan);
e) UUG (Undang-Undang Gangguan) atau HO;
f) PKP (Pengukuhan Perusahaan Kena Pajak);
g) SKT (Sertifikasi Keterampilan) atau SKA (Surat Keterangan Keahlian); dan
h) SBU (Sertifikasi Badan Usaha).
Ketidaktahuan ini bisa membuat anda malah mengurus izin usaha yang tidak
dibutuhkan atau malah izin usaha yang salah sama sekali. Jika hal ini terjadi tentunya
tidak efisien secara waktu dan biaya. Karena ketidaktahuan ini juga, pada beberapa
kasus, ada pelaku usaha yang salah strategi dalam menjalankan bisnisnya secara legal.

9
Misalnya, anda ingin mendirikan perusahaan biro perjalanan wisata (travel) dan
perdagangan pakaian. Kemudian anda mendirikan PT (Perseroan Terbatas) dan
memasukkan kedua bidang usaha ini dalam akta pendirian PT anda. Namun ternyata saat
mengurus perizinan usaha, anda baru tahu bahwa kedua bidang usaha ini menggunakan
izin usaha yang berbeda. Biro perjalanan wisata membutuhkan izin usaha yang bernama
TDUP (Tanda Daftar Usaha Pariwisata), sementara perdagangan pakaian memerlukan
izin usaha berupa SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan).
Dalam praktik di lapangan, anda akan terkendala mengurus kedua izin usaha ini
karena untuk bidang usaha pariwisata sebaiknya tidak disatukan dalam 1 (satu) akta
perusahaan yang sama dengan bidang usaha perdagangan. Selain itu, anda tidak bisa
memiliki TDUP dan SIUP untuk 1 (satu) nama PT secara bersamaan. Disini anda mau
tidak mau harus mengubah akta pendirian perusahaan anda supaya anda bisa memiliki
salah satu dari izin usaha tersebut. Kalau begini, anda harus keluar biaya ekstra untuk
mengubah akta dan waktu terbuang percuma.
Untuk mengatasi kendala pertama ini, ada baiknya jika anda memahami terlebih
dahulu bisnis anda. Jika bisnis anda adalah sesuatu hal yang baru, anda perlu mengenali
karakter dari bisnis tersebut supaya bisa mengidentifikasi jenis izin usaha yang anda
butuhkan.

2. Kendala domisili usaha.


Sebuah badan usaha wajib memiliki domisili usaha. Apalagi di beberapa daerah
sudah tidak bisa lagi menggunakan rumah tinggal sebagai domisili. Jika badan usaha
yang anda dirikan berupa PT (Perseroan Terbatas), kewajiban ini ditegaskan dalam Pasal
5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (“UU 40/2007”).
Domisili usaha yang legal di lokasi yang representatif bisa menciptakan persepsi positif
bagi calon klien dan calon partner terhadap perusahaan anda. Dan yang terpenting,
adanya domisili usaha bagi badan usaha diperlukan untuk mengurus dokumen-dokumen
legalitas yang diperlukan oleh perusahaan anda. Alamat domisili usaha memang akan
tertera dalam setiap dokumen legalitas perusahan, mulai dari SKDP hingga TDP. Kedua
alasan ini setidaknya bisa memotivasi anda untuk secara bijak memilih domisili usaha
yang tepat bagi bisnis anda.

10
Sebagai tambahan, dalam memilih domisili usaha sebaiknya anda menggunakan
bangunan yang peruntukannya memang untuk tempat usaha. Jenis peruntukan ini bisa
anda lihat dalam dokumen IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dari bangunan tersebut.
Memang di beberapa daerah masih diperkenankan menggunakan rumah tinggal sebagai
domisili usaha, namun memilih bangunan dengan IMB yang peruntukannya tempat
usaha akan menjadi langkah antisipatif bagi keberlangsungan perusahaan anda.
Misalnya di wilayah Depok sebelumnya bisa menggunakan rumah sebagai tempat usaha.
Namun sekarang, meskipun menggunakan rumah, peruntukan yang tertera dalam IMB
nya harus untuk tempat usaha. Jadi daripada sewaktu-waktu Pemerintah Daerah
setempat mengubah kebijakannya yang berujung pada keharusan anda mencari domisili
usaha lain, langkah antisipatif di atas bisa menjadi opsi anda. Anda juga bisa
menggunakan kantor virtual (virtual office) sebagai salah satu opsi karena virtual office
kian lazim digunakan sebagai domisili usaha terutama untuk wilayah Jakarta.

3. Penentuan bidang usaha.


Kendala ini terkait erat dengan kendala pertama yaitu soal perizinan usaha. Oleh
karena itulah, anda perlu menentukan bidang usaha dengan tepat supaya anda tidak salah
dalam mengidentifikasi izin usaha yang anda butuhkan.  Ketika anda sudah tahu apa saja
bidang usaha yang ingin anda jalankan, ada 2 (dua) hal yang sebaiknya anda perhatikan.
Pertama, berkaitan dengan KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia). Jika
anda berencana mendirikan perusahaan berbentuk PT lokal, maka anda wajib
memperhatikan KBLI. Adanya KBLI ini akan membantu anda mengidentifikasi izin
usaha yang akan anda butuhkan untuk PT yang anda dirikan. KBLI secara lengkap diatur
dalam Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 95 Tahun 2015 tentang Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha Indonesia.
Di KBLI, anda bisa melihat beragam jenis bidang usaha yang ada di Indonesia.
Bidang-bidang usaha ini tertera dalam bentuk kode-kode bidang usaha beserta
penjelasan cakupan per kode. Tidak semua kode di KBLI ini bisa anda masukkan dalam
SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan). Namun dengan mengetahui bisnis anda masuk
kode bidang usaha yang mana, anda akan tahu apakah anda cukup memiliki SIUP atau
justru harus mengurus jenis izin usaha lainnya.  Jika ternyata bidang usaha yang akan

11
anda jalankan tidak terdapat dalam KBLI, maka anda dapat mengacu pada kode dengan
deskripsi bidang usaha yang mirip atau mendekati deskripsi bidang usaha yang akan
dijalankan perusahaan anda.
Kedua, terkait DNI (Daftar Negatif Investasi). Jika Anda berencana mendirikan
perusahaan dengan melibatkan modal asing, maka memperhatikan KBLI saja tidak
cukup. Anda juga wajib memperhatikan DNI (Daftar Negatif Investasi). Modal asing
adalah modal yang berasal dari orang WNA (Warga Negara Asing) dan/atau perusahaan
asing (perusahaan yang didirikan bukan dengan hukum Indonesia). Ketika perusahaan
anda melibatkan modal asing, artinya anda harus mendirikan PT PMA (Penanaman
Modal Asing).
DNI secara lengkap ada dalam Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2016 tentang
Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup Dan Bidang Yang Terbuka Dengan Persyaratan Di
Bidang Penanaman Modal (“Perpres 44/2016”). Perpres 44/2016 ini baru
ditandatangani Presiden Jokowi pada Mei 2016. Didalamnya diatur persentase modal
asing yang dapat masuk berdasarkan bidang usaha yang ingin anda jalankan.

4. Kendala persyaratan administratif.


Kendala ini meliputi berbagai persyaratan administratif dalam tiap tahap
pengurusan dokumen legalitas perusahaan. Misalnya untuk tahap pengurusan SKDP
(Surat Keterangan Domisili Perusahaan) dimana anda perlu mengurus dulu BPJS
Ketenagakerjaan atas nama perusahaan anda. Hal ini karena sertifikat BPJS
Ketenagakerjaan merupakan salah satu dokumen yang dipersyaratkan saat anda
mengurus SKDP. Selain BPJS Ketenagakerjaan, anda juga perlu melampirkan Kartu
Keluarga dari Direktur Utama perusahaan anda.
Selain SKDP, anda juga bisa mengalami kendala saat mengurus NPWP (Nomor
Pokok Wajib Pajak) Badan atas nama perusahaan anda. Saat mengurus NPWP Badan
ini, anda perlu memastikan bahwa NPWP pribadi milik Direktur Utama perusahaan anda
sudah memiliki format terbaru dimana dalam kartu NPWP pribadi tersebut tertera NIK
(Nomor Induk Kependudukan) dan alamat yang sama dengan yang NIK dan alamat yang
tertera dalam KTP (Kartu Tanda Penduduk) dari Direktur Utama perusahaan anda. Jadi
kalau Anda ingin mendirikan PT, sementara NPWP belum sesuai dengan format terbaru

12
tersebut, ada baiknya anda datang ke kantor pajak setempat untuk memperbarui NPWP
anda.

5. Kendala modal untuk mendirikan perusahaan.


Mayoritas  masih beranggapan bahwa mendirikan perusahaan khususnya PT
membutuhkan banyak modal dan biaya. Di dalam UU 40/2007 memang terdapat
ketentuan bahwa modal dasar minimal Rp. 50 juta dan 25% dari modal dasar tersebut
harus disetorkan secara penuh.
Sadar bahwa aturan modal dasar dan modal disetor dapat memberatkan pengusaha
pemula, baru-baru ini Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun
2016 tentang Perubahan Modal Dasar Perseroan Terbatas (“PP 29/2016”). Dalam Pasal
1 ayat (3) PP 29/2016 ini disebutkan bahwa besaran modal dasar PT bisa ditentukan
berdasarkan  kesepakatan para pendiri PT. Artinya, anda dapat menyimpangi aturan
modal dalam UU 40/2007. Karena kemudahan ini, PP 29/2016 ini juga menentukan
bahwa dalam waktu 60 hari sejak akta ditandatangani, bukti setor harus disampaikan ke
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

13
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Perseroan Terbatas (PT) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha
yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian
sebanyak saham yang dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang
dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan. Untuk mendirikan PT, harus memenuhi syarat dan ketentuan
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

2. Saran
Dalam mendirikan perusahaan sebaiknya calon pemilik perusahaan harus
mempunyai banyak kolega atau rekan bisnis sebagai pemberi masukan kepada calon
pemilik perusahaan, karena didalam mendirikan perusahaan banyak tahapan yang harus
dipenuhi serta banyaknya perizinan yang harus kita dapat dari beberapa dinas yang
sangat berpengaruh dalam prosedur pendirian perusahaan seperti halnya dinas
perdagangan, perindustrian, perpajakan dan pihak-pihak lain yang bersangkutan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas
http://kapten-arema.blogspot.com/2012/10/makalah-mengenai-perseroan-terbataspt_7150.html
http://mdaudv05.blogspot.com/2018/12/makalah-prosedur-pendirian-perusahaan.html?m=1
https://www.academia.edu/28960950/Makalah_Tentang_Perseroan_Terbatas
https://www.anggitarisyam.com/2013/11/makalah-perseroan-terbatas.html
https://www.easybiz.id/5-kendala-yang-sering-ditemui-dalam-membuat-perusahaan/

15

Anda mungkin juga menyukai