Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI STERIL

“PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN SALEP MATA”

OLEH :

AULIA ULFA FIANI

1801087

S1-6C

DOSEN PENGAMPU :

apt.FERDY FIRMANSYAH,S.Farm, M.Sc

ASISTEN DOSEN :

NIDA LARASATI

BERLIANI APRILIA RAHMADEWI

DYAN PUTRI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2020
OBJEK 5

PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN SALEP MATA

Tujuan Praktikum : Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterilisasi


sediaan salep mata
RESEP

R/ Chloramphenicol 2%

Mf ungt opth 5 g

TINJAUAN PUSTAKA
Salep mata adalah salep steril untuk pengobatan mata menggunakan dasar
salep yang cocok. Berbeda dengan salep dermatologi, salep mata harus steril.
Salep mata harus memenuhi uji sterilitas sebagaimana tertera pada kompendia
resmi. Jadi salep mata dapat diartikan sebagai sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan ditujukan untuk pemakain topikal pada kulit ataupun selaput lendir pada
bagian mata atau sekitarnya, dimana bahan obat harus larut atau terdispersi
homogeny dalam dasar salep yang sesuai.
Menurut farmakope, dasar salep yang digunkan sebagai pembawa dibagi
dalam 4 kelompok , yaitu :

1. Dasar salep hidrokarbon


2. Dasar salep serap
3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
4. Dasar salep larut air.
Pemilihan dasar salep tergantung pada beberapa faktor seperti khasiat yang
diinginkan, sifat bahan obat yang dicampurkan, ketersediaan hayati, stabilitas dan
ketahanan sediaan jadi.
Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan
sebagai obat luar.Bahan obatnya harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok (Anief,2000). Salep mata adalah salep yang digunakan pada
mata. Pada pembuatannya harus diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari
bahan yang sudah disterilkan dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi
syarat uji sterilitas sterilitas (Anonim, 1995).
Salep mata merupakan salep steril untuk pengobatan mata menggunakan
dasar salep yang cocok mata merupakan salep steril untuk pengobatan mata
menggunakan dasar salep yang cocok (Anonim, 1979). Dasar salep pilihan untuk
salep mata harus tidak mengiritasi mata. Dasar salep mata juga harus bertitik lebur
yang mendekati suhu tubuh. Campuran dari petroletum dan cairan petroletum di
manfaatkan sebagai dasar salep mata, terkadang di tambahkan zat yang bercampur
dengan air seperti lanolin. (Ansel, 1989).
Hidrokortison merupakan hormon adrenal berkhasiat terhadap
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak serta ralatif ringan terhadap
metabolisme air dan mineral. Secara lokal banyak dipakai dalam salep atau krim
1-2% (asetat) atau 0,1% (butirat) juga dalam tetes mata dan telinga 1% (asetat).
Pada dosis biasa tidak menimbulkan efek samping (Tan Hoan Tjay dan Kirana
R,2007).

Sifat Fisika Kimia Bahan yang Digunakan

Nama zat aktif Hidrokortison asetat

Rumus molekul

Warna Putih atau hamppir putih

Bau Tidak berbau

Rasa Tawar kemudian pahit


Pemerian Serbuk hablur

Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, sukar larut dalam


etanol 95% P dan kloroform

Indikasi Antiinflamasi dan mengurangi manifestasi


piuritik pada dermatosis yang bersifat
responsive terhadap kortikosteroid

Stabilitas dan pH pH antara 6-8 , hidrokortison asetat dibuat


dengan metode aseptic

Penyimpanan Dalam wadah terlindung dari cahaya

Nama bahan Adeps lanae

Pemerian Massa seperti lemak, lengket, warna kuning,


bau khas Zat serupa lemak, liat, lekat, kuning
muda atau kuning pucat, agak tembus cahaya,
bau lemah dan khas.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut
dalam etanol (95%), mudah larut dalam
kloroform dan dalam eter.

Indikasi Basis salep

Stabilitas dan pH Lanolin dapat mengalami proses autooksidasi,


sehingga didalamnya
ditambahkan antioksidan yaitu butilated
hidroksitoluena. Ekspose pemanasan
yang lama dapat menyebabkan warna lanolin
menjadi gelap dan menimbulkan
bau yang tengik. Lanolin dapat disterilisasi
dengan sterilisasi panas kering pada
suhu 150oC. Pada sediaan salep mata yang
mengandung lanolin, dapat
menggunakan sterilisasi filtrasi atau dengan
radiasi sinar gamma

Tak tersatukan zat aktif Lanolin mengandung prooksidan, yang


(OTT) mungkin dapat mempengaruhi stabilitas
obat tertentu

Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,


terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

Nama bahan Vaselin flavum

Nama lain Vaselin kuning

Pemerian Massa seperti lemak ,amber lemah muda atau


kuning pucat, agak tembus cahaya, bau lemah
dan khas.
Kelarutan Tidak larut dalam air, mudah larut dalam
benzena, dalam karbon disulfida, dalam
kloroform dan dalam miny terpentin; larut
dalam eter, dalam heksana, dan umumnya
dalam minyak lemak dan minyak atsiri; praktis
tidak larut dalam etanol dingin dan etanol
panas dan dalam etanol mutlak dingin.

Indikasi Basis salep

Stabilitas dan pH Vaselin Kuning adalah bagian stabil dari


komponen hidrokarbon alam non-reaktif,
banyak masalah stabilitas terjadi karena adanya
sejumlah kecil kontaminan. Vaselin dapat
disterilisasi menggunakan panas. Walaupun
Vaselin Kuning dapat disterilisasi dengan
radiasi sinar gamma, proses ini berpengaruh
kepada fisik vaselin Kuning seperti swelling,
perubahan warna, bau, dan sifat rheologi

Tak tersatukan zat aktif Merupakan material inert terhadap beberapa


(OTT) inkompatibilitas

Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,


terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

Nama bahan Paraffin liquid

Nama lain Paraffin cair

Pemerian Hablur tembus cahaya, atau sedikit buram,agak


berminyak
Kelarutan Tidak larut dalam air dan dalam etanol, mudah
larut dalam kloroform, dalam eter, dalam
minyak menguap, dalam hampir semua jenis
minyak lemak hangat, sukar larut dalam etanol
mutlak

Indikasi Sebagai basis salep, emolien dan pembersih


pada kondisi kulit tertentu, dan sebagai
lubrikan dalam sediaan mata pada pengobatan
mata yang kering

Stabilitas dan pH Parafin merupakan zat yang stabil, kecuali


dengan pemanasan dan pembekuan
yang berulang dapat mengubah komponen
fisiknya. Parafin harus disimpan
pada tempat yang tertutup rapat, dengan
temperature tidak kurang dari 40oC

Konsentrai penggunaan 3-60%(Opthalmic oinments)

Tak tersatukan zat aktif Merupakan material inert terhadap beberapa


(OTT) inkompatibilitas

Penyimpanan Disimpan pada tempat yang tertutup rapat,


terlindung dari cahaya, dan pada
temperature 15 – 30oC

PERENCANAAN

a. Komposisi
- Hidrokortison asetat 15 mg
- Adeps Lanae 10
- Vaselin kuning 80
- Klorbutanol 0,5%
b. Pembawa
- Adeps lanae
- Vaselin flavum
- Klorbutanol
c. Kemasan primer
- Tube

d. Bahan yang diperlukan


Hidrokortison asetat 15mg
Adeps Lanae 10%
Vaselin flavum 80%
Klorbutanol 0,5%
Paraffin liq 10%

e. Peralatan yang digunakan

No Nama alat Jumlah Metode sterilisasi paraf

1 Cawan penguap Flambeer


2 Batang pengaduk Flambeer
3 Kaca arloji Flambeer
4 Kertas saring Sterilisasi Basah (Autoklaf)
5 Mortin dan stanfer Alkohol
6 Tube salep mata Sterilisasi Kering (Oven)
7 Tutup tube Sterilisasi Kering (Oven)
8 Spatula logam Flambeer

f. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat = 5 tube
Berat 1 tube : 5 g
2. Jumlah bahan yang diperlukan
Kloramfenikol = 0,015 g x 5 g = 0,075 g/tube x 5 = 0,375 g
Klorbutanol = 0,5% x 5g = 0,025 g/tube x 5 tube = 0,125 g
Berat basis salep : 25g – (0,375 g + 0,125 g) =24,5 g
20
Dilebihkan 20 % : x 24,5 g = 4,9 g + 24,5 g = 29,4 g
100
10
Adeps lanae : x 29,4 g = 2,94g
100
80
Vaselin kuning: x 29,5 g = 23,52g
100
10
Paraffin cair : x 29,4 g = 2,94g
100

3. Perhitungan tonisitas
-

PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan

Untuk 5 tube :
1) Disiapkan alat, wadah dan bahan yang diperlukan
2) Lakukan Sterilisasi semua alat,wadah dan bahan yang akan digunakan
3) Setelah semua disterilisasi timbang 0,375 g hidrokortison asetat dengan
kaca arloji
4) Timbang 2,94 g Adeps lanae; 23,52 g Vaselin flavum ;dan 2,94 g Parafin
cair dengan cawan penguap.
5) Basis salep (adeps lanae, vaselin flavum, dan parafin cair) diletakkan pada
cawan penguap yang telah dilapisi dengan kasa steril lelehkan di dalam
oven 60 oC selama 60 menit
6) Lelehan basis salep diaduk perlahan hingga semua basis meleleh sempurna
dan tercampur dengan homogen biarkan sedikit dingin dan sedikit keras
7) Pencampuran dilakukan di bawah LAF
8) Hidrokortison asetat digerus di dalam mortir hingga halus
9) Tambahkan basis salep yang telah dingin, digerus halus, aduk homogen
10) Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g per tube) menggunakan
perkamen.
11) Tutup tube bagian depan terlebih dahulu lalu lipat bagian belakang tube
dengan pinset steril (2-3 kali gulungan, besar gulungan masing-masing
tidak lebih dari 0,5 cm). Pastikan tidak ada udara, usahakan tidak
mendorong bagian isi.
12) Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke ruang evaluasi melalui transfer
box.
13) Lakukan evaluasi sediaan.
14) Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri etiket dan label

PENGEMASAN

a. Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda


Ruangan Grey Area (Kelas D) karena grey area digunakan untuk
perlakuan terhadap sediaan yang telah berada dalam wadah primer
sehingga tidak ada kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar
b. Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada bagian
ini
1. Etiket
HIDROSET Ung ®
 Tiap tube salep mengandung Hidrokortison Asetat 15mg
 Indikasi : untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi piuritik pada
dermatosis yang bersifat responsive terhadap kortikosteroid
 Aturan pemakaian :
3 – 4 x sehari, oleskan pada mata yang sakit. Pengobatan harus diteruskan
sedikitnya 48 jam sesudah bagian yang sakit normal kembali.
 Kemasan
1 tube @ 5g
No.Batch : 0291225
No. Reg : DKL2000505130A1
Mfg : Mei 2021
Exp. Date : Mei 2024
Simpan di tempat sejuk serta terlindung dari cahaya.
HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Diproduksi Oleh :
2. Brosur
PT.DEFA FARMA

Pekanbaru-Indonesia

HIDROSET Ung ®

Komposisi :

Tiap tube salep mengandung Hidrokortison asetat 15mg

Indikasi : untuk mengurangi gejala inflamasi dan manifestasi piuritik pada


dermatosis yang bersifat responsive terhadap kortikosteroid

Aturan pemakaian :

3 – 4 x sehari, oleskan pada mata yang sakit. Pengobatan harus


diteruskan sedikitnya 48 jam sesudah bagian yang sakit normal
kembali.

Kontraindikasi :

Penderita yang sensitif terhadap Hidrokortison asetat

Efek samping :

Kadang timbul reaksi hipersensitivitas seperti rasa terbakar,


gatal, kemerahan, ruam kulit, bengkak atau tanda-tanda iritasi
lain.

Cara Penyimpanan :

Disimpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya, dan


terlindung dari panas berlebih.

No.Batch : 0291225

No. Reg : DKL2000505130A1

Exp.date : Mei 2024

HARUS DENGAN RESEP DOKTER


Soal Latihan

1. Sebutkan contoh-contoh dasar salep mata lain berdasarkan buku


Martindale Extra Pharmacopoeia
2. Berikan contoh sediaan dipasaran dari salep mata yang mengandung
chloramphenicol dengan kadar selain 10 mg/g salep mata
3. Mengapa salep mata chloramphenicol tidak perlu penambahan bahan
pengawet??

Tuliskan jawaban anda

1. Parrafin Liquidum ad 10
Adeps Lanae ad 10
Vaselin flava ad 80
2. Ikamicetin 2%
Trifamycetin 2%
Bufacetin
3. Kloramfenikol merupakan antibiotik spektrum luas yang dapat
mengatasi konjungtivitis akut pada mata, yang memiliki aktivitas
bakteriostatik yang efektif terhadap berbagai organisme gram
positif dan gram negatif.
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK
Catatan Pengolahan Bets
Nama Perusahaan :PT. BERLIAN FARMA

Kode Nama Nomor Besar Bentuk Kemasa Tgl :


produk Produk : Bets : Bets Salep n 26/05/2021
: 0291225 5 Tube Mulai
HIDROSE
05 T Ung tube jam :08.00

1. Komposisi :

Jumlah untik 1 bets = 5 tube mengandung : Hidrokortison asetat 15 mg

2. Spesifikasi
a. Pemerian sediaan
 Steril
 Salep berwarna kuning muda
 Tidak mengandung pengotor atau bebas dari kontaminasi mikroba
b. Bahan-bahan
 Hidrokortison asetat
 Adeps Lanae
 Vaselin Kuning
 Liquid Parafin
 Klorbutanol
c. Kemasan primer
Tube
d. Penimbangan

No Nama bahan Jumlah yang Jumlah Paraf


dibutuhkan ditimbang

1 Hidrokortison asetat 0,375g 0,375g


2 Adeps Lanae 2,94g 2,94g
3 Vaselin Kuning 23,5g 23,5g
4 2,94g 2,94g
Liquid Parafin
5 2,94g 2,94g
Klorbutanol

e. Peralatan

No Nama alat Metode sterilisasi paraf

1 Cawan penguap Flambeer


2 Batang pengaduk Flambeer
3 Kaca arloji Flambeer
4 Kertas saring Sterilisasi Basah (Autoklaf)
5 Mortin dan stanfer Alkohol
6 Tube salep mata Sterilisasi Kering (Oven)
7 Tutup tube Sterilisasi Kering (Oven)
8 Spatula logam Flambeer

f. Pengolahan

Ruang Prosedur Paraf

Grey Area 1) Disiapkan alat, wadah dan bahan yang


(Ruang Sterilisasi) diperlukan
2) Lakukan Sterilisasi semua alat,wadah dan
bahan yang akan digunakan
3) Setelah semua disterilisasi timbang semua
bahan bahan
4) Basis salep (adeps lanae, vaselin flavum,
dan parafin cair) diletakkan pada cawan
Grey Area
(Ruang penguap yang telah dilapisi dengan kasa
Penimbangan ) steril lelehkan di dalam oven 60 oC selama
60 menit
5) Lelehan basis salep diaduk perlahan hingga
semua basis meleleh sempurna dan
tercampur dengan homogen biarkan sedikit
dingin dan sedikit keras
6) Pencampuran dilakukan di bawah LAF
7) Hidrokortison asetat digerus di dalam
mortir hingga halus
8) Tambahkan basis salep yang telah dingin,
White Area (Ruang digerus halus, aduk homogen
Pencampuran) 9) Masukkan massa salep ke dalam tube (5 g
per tube) menggunakan perkamen.
10) Tutup tube bagian depan terlebih dahulu
lalu lipat bagian belakang tube dengan
pinset steril (2-3 kali gulungan, besar
gulungan masing-masing tidak lebih dari
0,5 cm). Pastikan tidak ada udara,
usahakan tidak mendorong bagian isi.
11) Sediaan yang telah ditutup, ditransfer ke
ruang evaluasi melalui transfer box.
12) Lakukan evaluasi sediaan.
13) Masukkan sediaan ke dalam kardus, beri
etiket dan label

Grey Area
(Ruang Evaluasi)

g. Pengisian kedalam kemasan primer


Salep yang telah siap dimasukkan kedalam tube 5 g dengan menggunakan
kertas perkamen yang telah dibasahi dengan paraffin cair lalu dimasukkan
kedalam tube melului ujung badan tube. Tutup ujung tube.
h. Sterilisasi
Meskipun salep mata dapat disterilkan dengan radiasi ionisasi, tetapi
biasanya dibuat dengan menggunakan teknik aseptik, dengan mencampurkan
zat-zat berkhasiat yang telah dihaluskan atau larutan pekat steril dari zat
berkhasiat ke dalam basis. Alat yang digunakan dalam pembuatan harus
dibersihkan dan disterilkan.

i. Rekonsiliasi

Rekonsiliasi Diperiksa oleh Disetujui oleh


Hasil teoritis :100%
Hasil nyata :99% Berliani Aprilia Rahmadewi Aulia Ulfa Fiani
Deviasi :1% Pengawas pengolahan Manajer produksi
Batas hasil : 97,0 -100,5% Tgl : 26 Mei 2021 Tanggal : 26 Mei 2021

PROSEDUR PENGEMASAN INDUK


CATATAN PENGEMASAN BETS
Nama Perusahaan :PT. DEFA FARMA
Prosedur/catatan No : 05

Kode Nama Nomor Besar Bentuk Kemasa Tgl :


produk Produk : Bets : Bets Salep n 26/05/2021
: HIDROSET 0291225 5 tube Tube Mulai jam :
05 Ung 08.00
Pengemasan dan Penandaan

1. Penandaan pada kemasan primer :


 Terdapat logo obat keras yaitu hanya boleh dibeli menggunakan resep
 Etiket
 Tanda harus dengan resep dokter
2. Penandaan pada dus
 Terdapat logo obat keras
 Isi didalam dus
 Terdapat nama pabrik
 Terdapat nama produk
3. Penyiapan brosur :
 Brosur dilipat dan dimasukan kaedalam bersama sediaan
4. Pengemasan akhir :
 Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur kedalam
dus lipat
 Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
 Tandai master box dengan label luar
 Tandai palet dengan label karantina

Hasil teoritis : 100%


Hasil nyata : 99%
% dari hasil teoritis : 1%
Batas hasil 99% - 100% dari hasil teoritis
Jika hasil nyata di luar batas tersebut diatas, lakukan “penyelidikan” terhadap
kegagalan dan berikan penjelasan
PEMBAHASAN

Pada pratikum kali ini kita akan membahas mengenai salep mata. Pada
resep salep mata ini kita menggunakan zat aktif berupa hidrokortison asetat
hidrokortison asetat dalam sediaan ini berkhasiat untuk mengobatiinflamasi yang
terjadi . Salep mata adalah sediaan semisolida steril yang mempunyai penampilan
homogen dan ditujukan untuk pengobatan konjungtiva. Salep mata dapat
mengandung satu atau lebih zat aktif yang terlarut atau terdispersi dalam basis
yang sesuai.Karena sangat sensitif, kesterilan dari sediaan salep mata harus benar-
benar terjaga. Salep mata yang baik harus memiliki kehomogenan yang baik atau
harus bebas dari partikel kasar yang dapat mengiritasi mata serta salep mata mata
harus memiliki daya serap yang bagus agar dapat berpenetrasi dengan cepat pada
cairan mata dan tentunya harus bebas dari mikroba.

Sediaan salep mata hidrokortison asetat merupakan sediaan steril yang


tidak tahan terhadap panas, sehingga tidak dapat dilakukan sterilisasi akhir
terhadap sediaan ini. Dengan demikian untuk menjamin sterilitas dari sediaan
salep mata kloramfenikol, maka selama proses produksi harus dilakukan secara
aseptis, dimana semua alat-alat dan bahan-bahan yang akan digunakan saat proses
pembuatan salep mata harus disterilisasi terlebih dahulu kemudian dalam
pengerjaannya dijaga seminimal mungkin dari kontaminasi mikroba.

Pada pembuatan salep mata kali ini dibuat satu bets nya sebanyak 5 tube
dimana berat masing-masingnya adalah 5 g. Hidrokortison asetat yang ditimbang
sebanyak 0,375g lalu digunakan 3 basis salep yaitu adeps lanae, vaselin flavum
dan paraffin cair. Ketiga basis ini akan di sterilisasi sekaligus dilebur dengan cara
melebur basis salep dengan menggunakan oven selama 60 menit pada suhu 60 oC.
Adeps lanae berfungsi sebagai emulgator yang dapat menyerap air dan memiliki
efek melembutkan sehingga memudahkan untuk kontak dengan cairan mata
sedangkan Vaselin flavum merupakan basis salep petrolatum yang titik lebur atau
titik melumernya mendekati suhu tubuh, sehingga dengan demikian basis ini baik
digunakan sebagai basis salep mata. Setelah penambahan emulgator, konsistensi
salep mata dapat diatur dengan penambahan paraffin cair hingga 30% sehingga
didapat konsistensi salep yang lembut

Sedangkan montir dan stanfer di sterilisasi dengan alkohol saja. Zat aktif
kloramfenikol sendiri secara teoritis dapat disterilisasi dengan metode radiasi,
namun hal ini tidak dapat dilakukan karena keterbatasan alat dan bahaya dari
radiasi. Hidroortison asetat digerus halus terlebih dahulu di dalam lumpang lalu
basis yang telah dilebur dan dihomogenkan di tambahkan sedikit demi sedikit dan
digerus homogen denganhidrokortison asetat tadi . Setelah semuanya homogen
maka timbang 5 g sebanyak 5 kali untuk dimasukkan ke dalam tube. Tube dan
tutupnya yang akan digunakan sebelumnya sudah disterilisasi dengan cara dioven
pada suhu 180oC selama 30 menit. Metode sterilisasi ini dilakukan untuk
menjamin sterilitas sediaan salep mata hidarokortison asetat dan mencegah
kontaminasi mikroba dan pirogen.

Sediaan salep mata yang dibuat harus memiliki basis yang halus agar
dalam penggunaannya tidak mengiritasi mata dan mampu memberikan
kenyamanan. Keuntungan utama salep mata dibandingkan larutan untuk mata
adalah adanya penambahan waktu kontak antara obat dengan mata. Waktu kontak
antara obat dengan mata 2 sampai 4 kali lebih besar apabila digunakan salep
dibandingkan tetes mata sedangkan kekurangan salep mata adalah kaburnya
pandangan yang terjadi begitu dasar salep meleleh dan menyebar melalui lensa
mata

Sediaan salep mata hidrokortison asetatyang sudah selesai kemudian


dievaluasi. Adapun evaluasi yang dilakukan antara lain uji daya sebar, uji daya
rekat, uji pH dan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan cara
mengoleskan sediaan pada kaca objek tipis-tipis, dan amati homogenitas sediaan.
Untuk mendapatkan permukaan sediaan yang homogen, dilakukan dengan
menggeserkan sejumlah sediaan dari ujung kaca objek dengan bantuan batang
pengaduk sampai kaca objek yang lain. Uji pH dilakukan dengan menggunakan
pH meter atau kertas indikator universal . Sebelum diuji ,salep terlebih dahulu
dilarutkan untuk mempermudah penetapan pH sediaan. Kemudian ada Uji Bobot
Minimum dimana salep yang dimasukan kedalam tube salep dikeluarkan lalu
ditimbang bobotnya sesuai tidak dengan yang tertera pada etiket.

KESIMPULAN

1. Salep adalah sediaan semi padat atau setengah padat di tujukan untuk pemakaian
topical pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali
dinyatakan lain, kadar bahan obat dalam salep yang tidak mengandung obat keras
atau narkotika adalah 10%.
2. Salep mata adalah salep yang digunakan pada mata. Pada pembuatannya harus
diberikan perhatian khusus. Sediaan dibuat dari bahan yang sudah disterilkan
dengan perlakuan aseptik yang ketat serta memenuhi syarat uji sterilitas sterilitas.
3. Hidrokortison asetat digunkan untuk mencegah/menekan timbulnya gejala
inflamasi akibat reaksi, infeksi, zat kimia, mekanik atau alergen. Penggunaan
klinik kortikosteroidsebagai antiinflamasi merupakan terapi paliatif.
4. Bahan pengawet yang digunakan pada praktikum ini adalah klorbutanol 0,5%
yang digunakan untuh mencegah terjadinya kontaminasi salep oleh
mikroorganisme karena pemakain berualang dari sediaan salep mata.
5. Pada salep mata hidrokortison ini digunakan basis salep hidrokarbon, yaitu
vaselin kuning dan paraffin cair. Digunakan basis salep hidrokarbon karena basis
dapat bertahan lama pada mata, tidak tercuci dengan air mata. Sifat minyak yang
dominan pada basis hidrokarbon menyebabkan basis ini sulit tercuci oleh air dan
tidak terabsorbsi oleh kulit

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktik. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

Ansel, H.C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.

Jakarta : UI Press

Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen

Kesehatan Republik Indonesia


Lachman, L., H.A. Lieberman, dan J.L.Kanig. 2008. Teori dan Praktek

Farmasi Industri. Jakarta : UI Press

Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi ke-5.Yogyakarta

: Gadjah Mada University Press.

Anda mungkin juga menyukai