Alamat Surat
Email: haudi@stabdharmawidya.ac.id,
wira@stabdharmawidya.ac.id
Article History:
Received: 30-Maret-2021; Received in Revised: 14-April-2021; Accepted: 28-April-2021
ABSTRAK
Dalam konteks pendidikan formal Agama Buddha, pendidikan dapat diartikan juga
sebagai suatu hal yang dilatih untuk menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baik yang
dilakukan oleh peserta didik yang sesuai dengan ajaran Agama Buddha. Dengan
melaksanakan pendidikan sudah pasti memiliki tujuan, baik itu tujuan dalam
menjalankan hidup maupun tujuan dari Pendidikan Agama Buddha itu sendiri. Di dalam
agama Buddha mengajarkan kepada siswanya untuk mengikis kekotoran batin yang
salah satunya adalah sifat iri hati tersebut. Jadi dalam Buddhisme, Buddha mengajarkan
untuk mengikis sifat iri hati agar tidak berkembang di dalam diri manusia. Banyak orang
tidak menyadari bahwa yang terpenting dalam hidup ini bukanlah mengembangkan
sifat iri hati tetapi bagaimana manusia menjadi lebih bijaksana dalam menjalani hidup,
masih banyak umat Buddha yang belum memahami Kalyana Dhamma. Bahkan masih
ada sebagian umat Buddha yang tidak tahu tentang Kalyana Dhamma. Masih ada
sebagian umat Buddha yang secara terang-terangan menyatakan tidak mengetahui
tentang Kalyana Dhamma. Padahal jika diteliti secara seksama Kalyana Dhamma
merupakan aplikasi secara aktif dari pancasila. Ironis memang, namun itulah fakta yang
ada di masyarakat buddhis. Adapun tujuan dan pertimbangan dari penulisan
menggunakan metode penelitian studi kepustakaan adalah untuk memperjelas
permasalahan, maksudnya dengan adanya studi kepustakaan itu, maka permasalahan
yang dikemukakan akan semakin jelas arah dan bentuknya, selanjutnya adalah untuk
mencari dukungan fakta, informasi atau teori-teori dalam menentukan landasan teori
atau alasan bagi penelitian ini. Di samping itu, juga guna melakukan pendekatan-
ABSTRACT
In the context of formal Buddhist education, education can also be interpreted as something
that is trained to produce good habits carried out by students in accordance with the teachings
of Buddhism. By carrying out education certainly has a goal, both the goal in living life and
the goal of Buddhist Religious Education itself. In Buddhism, it teaches students to eradicate
defilements, one of which is envy. So in Buddhism, Buddha teaches to erode envy so that it
does not develop in human beings. Many people do not realize that the most important thing
in life is not to develop envy but how people become wiser in living life, there are still many
Buddhists who do not understand Kalyana Dhamma. Even there are some Buddhists who
don't know about Kalyana Dhamma. There are still some Buddhists who openly claim not to
know the Kalyana Dhamma. Yet if we examine carefully Kalyana Dhamma is an active
application of Pancasila. Ironic indeed, but that is a fact that exists in Buddhist society. The
objectives and considerations of writing using the literature study research method are to
clarify the problem, meaning by the existence of a literature study, the problems raised will be
clearer in direction and form, then to seek support for facts, information or theories in
determining the theoretical basis or the reasons for this research. In addition, it is also in order
to take rational approaches to existing problems and facts, then the last thing is to study and
solve problems related to problems that exist in the research conducted by the author. This
problem is where there are still many people who have jealousy. In this research, it shows that
the implementation of kalyana dhamma can be used as a guide in preventing problems from
jealousy, namely a lot of hostility, having a bad job, not being able to control oneself, bad
social relationships, and not having self-awareness.
Keywords: Benefits; Kalyana Dhamma; jealousy
1. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan
manusia yang berpikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini, manusia
sebagai mahluk yang memiliki suatu bentuk akal pada diri yang tidak dimiliki
mahluk yang lain dalam kehidupannya, dengan demikian untuk mengolah akal
pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
Berdasarkan Undang-Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
Halaman 26
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 27
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 28
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 29
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 30
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Sifat bajik dan mulia merupakan corak yang khas dari metta. Orang
yang melatih metta selalu memancarkan rasa cinta kasih dan selalu gembira
dalam melaksanakan segala macam kegiatan dengan mempunyai cinta kasih
maka akan memajukan kesejahteraan orang lain. Seseorang yang memiliki
metta selalu mencari kebaikan dan keindahan dalam segala sesuatu dan bukan
melihat kejelekan dan keburukan orang lain.
Karuna yang diterjemahkan sebagai sesuatu yang dapat menggetarkan
hati kearah rasa kasihan bila mengetahui orang lain sedang menderita atau
kehendak untuk meringankan penderitaan orang lain. Corak yang paling
menonjol dari sikap belas kasih (karuna) adalah kecendrungan untuk
menghilangkan penderitaan orang lain maupun makhluk lain.
Rasa mencintai, menghargai dan menyayangi dapat diwujudkan dalam
hal memberikan bantuan atau pertolongan kepada orang lain yang
membutuhkan. Bantuan kepada orang lain tidak hanya bantuan materi, tetapi
juga bisa memberikan bantuan berupa tenaga, pikiran dan ucapan. Segala
bentuk bantuan pasti akan menghasilkan manfaat bagi orang yang
memberikan.
Hati seseorang yang penuh kasih sayang adalah lebih halus dari pada
bunga, seseorang tidak akan berhenti dan tidak akan puas sebelum dapat
meringankan penderitaan orang maupun makhluk lain. Bahkan ada juga
sebagian orang yang sampai mengorbankan hidup demi membebaskan orang
maupun makhhluk lain dari penderitaan. Di dalam cerita Vyaghari Jataka
terdapat contoh yang baik mengenai kasih sayang ini, yaitu dimana Sutasoma
sebagai Bodhisattva telah mengorbankan hidupnya untuk menolong macan
betina kelaparan yang ingin memakan anak-anaknya sendiri guna
menghilangkan rasa lapar, Bodhisattva Sutasoma mencegah niat macan
tersebut dan menggantinya dengan mengorbankan dirinya untuk dimakan
oleh macan betina tersebut.
Sesungguhnya unsur kasih sayang yang mendorong seseorang untuk
menolong orang lain dengan niat dan ketulusan hati. Seseorang yang memiliki
kasih sayang murni tidak hidup untuk dirinya sendiri, melainkan juga untuk
orang maupun makhluk lain. Seseorang mencari kesempatan untuk menolong
orang lain tanpa mengharapkan balas jasa apapun, baik materi maupun
penghormatan.
Orang-orang yang patut mendapatkan kasih sayang adalah orang-orang
miskin yang membutuhkan bantuan, orang sakit, orang bodoh, orang jahat,
orang kotor dan juga orang-orang mulia, tanpa menghiraukan agama maupun
bangsa sendiri.
Sudah merupakan suatu fakta yang tidak dapat dipungkiri, bahwa
keadaan orang-orang di negara-negara Asia dan Afrika memiliki keadaan
ekonomi yang lebih miskin dari pada di Negara Eropa, Amerika dan Australia.
Beberapa memiliki kekayaan dalam hal materi, tetapi miskin dalam hal
spiritual. Keadaan yang mencolok ini telah menjadi bahan pemikiran bagi
mereka yang kaya dalam hal batin.
Adalah merupakan kewajiban utama bagi manusia yang kaya untuk
menolong yang miskin, sehingga dapat menolong orang-orang yang miskin,
yang hidup sengsara, yang memiliki kekurangan dalam kebutuhan hidup.
Sudah sewajarnya bagi manusia yang berkecukupan dalam materi dapat
Halaman 31
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 32
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 33
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 34
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 35
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 36
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 37
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Halaman 38
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
4. KESIMPULAN
Didalam penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan kalyana dhamma
dapat digunakan sebagai pedoman dalam mencegah masalah dari sifat iri hati yaitu
banyak terjadi permusuhan, memiliki pekerjaan yang buruk, tidak bisa
Halaman 39
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
mengendalikan diri, hubungan sosial yang tidak baik, dan tidak memiliki
kewaspadaan diri. Dalam penelitian ini penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Dengan memiliki Metta-Karuna seseorang dapat terhindar dari kebencian dan
memiliki banyak teman
2. Dengan mengembangkan Samma Ajiva maka seseorang dapat merasa bahagia dan
meredam kecemburuan akan pekerjaan orang lain
3. Dengan mengembangkan Sacca seseorang dapat dipercaya oleh masyarakat dan
dihargai orang lain
4. Dengan memiliki Kamasamvara maka seseorang memiliki pengendalian diri untuk
tidak memiliki sifat iri hati
5. Dengan memiliki Sati-Sampajjanna seseorang dapat waspada dalam pikiran
ucapan dan perbuatannya sehingga dapat menghindari perbuatan buruk
5. DAFTAR PUSTAKA
. 2004. Rampaian Dhamma. Jakarta : DPP Persaudaraan Vihara Theravada
Umat Buddha Indonesia.
. 2007. Itivuttaka. Lembang : Lembaga Anagarini Indonesia.
. 2009. Melihat Dhamma. Yogyakarta : Vidyasena Production.
. 2010. Dhammaclass Masa Vassa. Yogyakarta : Vidyasena Production.
2015, 3 minutes ago
Abadi kayana Dewi, 2005. Dhammapada. Jakarta : CV. Dewi Kayana Abadi.
Cintianawati wena, anggawati Lanny, 2003. Anguttara Nikaya 3. Klaten : Wisma
Dharmaguna.
Dhammavisarada Pandita, rasyid Teja, 1997, Jakarta : Buddhis BODHI.
Dharma, B., Wijoyo, H., & Anjayani, N. S. (2020). Pengaruh Pendidikan Sekolah Minggu
Buddha terhadap Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik Kelas Sati di
Sariputta Buddhist Studies. Jurnal Ilmu Agama Dan Pendidikan Agama Buddha,
2(2), 71-82.
Fransisca, A., & Wijoyo, H. (2020). Implementasi Metta Sutta terhadap Metode
Pembelajaran di Kelas Virya Sekolah Minggu Sariputta Buddhies. Jurnal Ilmu
Agama dan Pendidikan Agama Buddha, 2(1), 1-12.
Hasan, Iqbal. 2002. Pokok –Pokok Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Maurice Walshe, Dhamma Citta Press, 2009. Seri Tipitaka Khotbah – Khotbah Panjang
Sang Buddha Digha Nikaya
Kaharuddin Jinaratana Pandit, 2005. ABHIDHAMMATTHASANGAHA : CV Yanwreko
Wahana Karya.
Halaman 40
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Lay Ko U, 2000. Panduan TIPITAKA Kitab Suci Agama Buddha. Klaten : Vihara
Bodhivamsa.
Oka Diputhera, 2008. Renungan Hati Nurani. Jakarta : Arya Suryachandra Okaberseri.
Panjika. 2004. Kamus Umum Buddha Dhamma. Jakarta : Tri Satva Buddhist Center.
Pesala Bhikkhu, 2002. Petikan Milinda Panha. Klaten : Wisma Meditasi Dhammaguna.
Pranata, J., & Wijoyo, H. (2020, November). ANALISIS UPAYA MENGEMBANGKAN
KURIKULUM SEKOLAH MINGGU BUDDHA (SMB) TAMAN LUMBINI TEBANGO
LOMBOK UTARA. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan (Vol. 2, pp. 778-
786).
Pranata, J., & Wijoyo, H. (2020). Meditasi Cinta Kasih untuk Mengembangkan
Kepedulian dan Percaya Diri. Jurnal Maitreyawira, 1(2), 8–14.
Pranata, J., Wijoyo, H., & Suharyanto, A. (2021). Local Wisdom Values in the Pujawali
Tradition. 4, 590–596.
https://doi.org/https://doi.org/10.33258/birci.v4i1.1642
Priastana Jo, 2000. Buddha Dharma Kontekstual. Jakarta : Yayasan Yasodhara Puteri.
Susilo y shirley, 2005. Daftar Ratusan Kesalahan Manusia. Jakarta : Mini Sys.
Tejanando Bhikkhu. Renungan Menuju Bijak. Bali.
Tim Penyusun, 2002. Buku Pelajaran Agama Buddha Sekolah Menengah Tingkat Atas
kelas II. Jakarta : C.V. Felita Nusantara lestari.
Triroso, 2010. Buddhisme Dalam Pelestarian Alam. Jambi : CV. Hadi Tarmojo.
Wowor Corneles, 1993. MATERI POKOK KITAB SUCI SUTTA PITAKA II. Jakarta
Direktorat jenderal bimbingan masyarakat Hindu dan Buddha.
Wijoyo, H., & Surya, J. (2017). Analisis penerapan Meditasi Samatha Bhavana di Masa
covid-19 terhadap Kesehatan mental umat buddha vihara dharma loka
pekanbaru. Sumber, 329.
Wijoyo, H., & Nyanasuryanadi, P. (2020). Analisis Efektifitas Penerapan Kurikulum
Pendidikan Sekolah Minggu Buddha Di Masa Pandemi COVID-19. JP3M: Jurnal
Pendidikan, Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat, 2(2), 166-174.
Wijoyo, H., & Girivirya, S. (2020). Pengaruh Pendidikan Sekolah Minggu Buddhis
(SMB) terhadap Perkembangan Fisik-Motorik Peserta Didik di SMB Sariputta
Buddhist Studies Pekanbaru. Jurnal Maitreyawira, 1(1), 39-52.
Halaman 41
Prosiding Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha Vol. 2, No. 1, Mei 2021
e-ISSN: 2774-3632
Wijoyo, H., & Nyanasuryanadi, P. (2020). Etika Wirausaha Dalam Agama Buddha.
Jurnal Ilmu Komputer dan Bisnis, 11(2).
Depag RI Bimas Buddha, 1984 Sutta Pitaka.
Halaman 42