Anda di halaman 1dari 12

Rencana Detail Tata Ruang

Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

BAB I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Kecamatan Mengwi merupakan salah satu dari 5 kecamatan di Kabupaten Badung yang terletak
di sebelah Utara dan berbatasan dengan Kabupaten Tabanan dan Kota Denpasar. Kecamatan
Mengwi dengan luas 82.000 Ha atau 19,6% dari luas wilayah Kabupaten Badung secara
administrasi terdiri dari 20 desa/kelurahan. Lokasi Kecamatan Mengwi sangat strategis, berada
pada poros segitiga orientasi pergerakan di Bali yaitu ke arah barat (Tabanan, Jembrana dan
Jawa), ke utara (Buleleng) dan selatan - timur (Denpasar, Wilayah Bali Timur dan Lombok).
Wilayah Kecamatan Mengwi juga sekaligus terletak pada koridor pusat-pusat pertumbuhan Kota
Denpasar, Kota Tabanan serta pusat-pusat aktivitas pariwisata Kuta, Ubud, Bedugul, dan Tanah
Lot.

Kecamatan Mengwi diarahkan sebagai Pusat Wilayah Pembangunan Badung Tengah dengan
pusat di Kawasan Mangupura yang terdiri dari 9 Desa/Kelurahan meliputi Desa/Kelurahan
Sading, Sempidi, Abianbase, Kekeran, Kapal, Lukluk, Mengwi, Mengwitani dan Gulingan dengan
luas kurang lebih 3.587 ha (tiga ribu lima ratus delapan puluh tujuh hektar). Pembangunan
Kawasan Mangupura disertai fungsi sebagai pusat pelayanan fasilitas kabupaten, pusat
pemerintahan kabupaten, Ibukota Kabupaten, pengembangan pertanian lahan basah, pusat
perdagangan dan aneka industri, pusat pelayanan angkutan darat dan pusat permukiman.
Beberapa kegiatan untuk mendukung fungsi tersebut adalah : pembangunan Terminal
Penumpang Regional Mengwi, pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Badung dan
pembangunan Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung. Fungsi diatas makin dipertegas melalui
SK Bupati No. 73/2000 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Mengwi.

Arah dan kecenderungan perwujudan Kawasan Perkotaan Mangupura sebagai Ibukota


Kabupaten Badung sebenarnya secara bertahap telah terjadi dengan adanya perwujudan
beberapa fungsi pelayanan regional yang telah mulai dibangun ataupun direncanakan secara
definitive yaitu : pembangunan Terminal Regional Mengwi, pembangunan Kawasan Pusat
Pemerintahan Kabupaten Badung, adanya Pusat Pelayanan Kesehatan Kabupaten Badung
(RSUD Badung di Kapal), adanya Pasar Umum dan Pasar Hewan Beringkit, adanya Kawasan
Perkantoran Kodim dan Polres Badung.

Lokasi Kawasan Mangupura yang strategis selanjutnya juga menyebabkan wilayah Mangupura
menjadi orientasi pengembangan perumahan massal, pengkaplingan tanah, baik yang dilakukan
oleh perorangan maupun developer. Kawasan Mangupura merupakan kawasan yang cenderung
berkembang pesat karena adanya fungsi kawasan perkotaan (ibukota kabupaten) dan fungsi
pusat pemerintahan.

Kawasan Perkotaan Mangupura I-1


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

Oleh karena itu diperlukan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan
Mangupura yang mencakup rencana pemanfaatan ruang kawasan/kecamatan dalam bentuk
fungsi-fungsi kegiatan pemanfaatan ruang atau blok-blok peruntukan fungsi kegiatan yang
disusun untuk penyiapan perwujudan ruang dalam rangka pelaksanaan program-program
pembangunan kawasan.

1.2 Isu - Isu Strategis Pengembangan Kawasan Perkotaan Mangupura


Dengan ditetapkannya Kawasan Perkotaan Mangupura sebagai Ibukota Kabupaten Badung,
maka penataan ruang kawasan ini menjadi penting dan mendesak. Beberapa isu-isu awal
tentang potensi dan permasalahan penataan ruang di Kawasan Mangupura dapat diuraikan
sebagai berikut:
A. Isu Politik dan Hukum
 Pemindahan Ibukota Kabupaten Badung yang ditetapkan di 9 Desa/Kelurahan di Kecamatan
Mengwi dan diberi nama Kawasan Perkotaan Mangupura dan dituangkan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 67 Tahun 2009 dengan luas kurang lebih 3.587 Ha (tiga ribu lima ratus
delapan puluh tujuh hektar)
 Ketentuan pasal 5 Permendagri 1/2008 tentang nama, batas wilayah dan fungsi kawasan
perkotaan yang berada dalam wilayah kabupaten ditetapkan dalam Perda Kabupaten.
 Kontradiksi kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten Badung yang tertuang dalam
RTRWK Badung pasal 4 ayat (2) huruf e, yang menyebutkan “pengembangan wilayah
Badung Tengah dengan fungsi utama pertanian berkelanjutan, Ibukota Kabupaten dan
pusat-pusat pelayanan umum skala regional”.
B. Isu Fisik dan Administrasi Wilayah
 Lokasi Kawasan Perkotaan Mangupura berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Badung
dan berada pada bentang alam dengan topografi relatif datar.
 Kawasan Perkotaan Mangupura memiliki luasan lahan terbangun <70%, dengan demikian
masih memadai untuk untuk pengembangan permukiman dan fasilitas perkotaan.
C. Isu Tata Ruang dan Lingkungan
 Ditinjau dari penggunaan lahan, Kawasan Perkotaan Mangupura belum memenuhi kriteria
sebuah kota karena persentasi pemanfaatan lahan non-pertanian masih di bawah 70%.
 Penataan ruang Kawasan Perkotaan Mangupura pada dasarnya mengembangkan sebuah
kota baru pada kawasan perkotaan yang tumbuh alami dari kawasan perdesaan yang
berpola ribbon sepanjang jalur utama.
D. Isu Sosial Budaya
 Seiring ditetapkannya Kawasan Perkotaan Mangupura sebagai Ibukota Kabupaten Badung,
akan memicu pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga akan menambah kawasan
terbangun untuk permukiman.

Kawasan Perkotaan Mangupura I-2


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

 Kecenderungan terjadinya percampuran budaya lokal dan budaya perkotaan yang heterogen
seiring ditetapkannya Kawasan Mangupura sebagai Kawasan Perkotaan.
 Terdapat sebaran kawasan-kawasan suci atau tempat suci serta aktivitas budaya.
 Terdapat kawasan Pura Taman Ayun yang menjadi tempat kegiatan sosial budaya
masyarakat Badung dan Bali serta menjadi Warisan Budaya Dunia.
 Cathus Patha Agung Kabupaten Badung telah ditetapkan di Cathus Patha Mengwi.
 Kelangkaan fasilitas publik berupa taman kota sebagai pusat interaksi sosial masyarakat
Badung, sekaligus sebagai ruang terbuka hijau publik.
E. Isu Transportasi
 Kawasan Perkotaan Mangupura harus memiliki aksesbilitas yang merata untuk dijangkau
dari seluruh wilayah Kabupaten Badung dan terintegrasi dengan pencapaian aksesbilitas
wilayah sekitar yang lebih luas.
 Kawasan Perkotaan Mangupura pada dasarnya merupakan simpang utama transportasi Bali
yaitu tempat pembagian arus lalu lintas kea rah utara (Kabupaten Buleleng), kea rah timur
(Gianyar), ke arah selatan (Kota Denpasar) serta ke arah barat (Negara), sehingga
dibutuhkan manajemen transportasi dan guna lahan yang saling mendukung sesuai
fungsinya sehingga mempunyai aksesbilitas tinggi dari seluruh kawasan di Bali maupun antar
provinsi.
 Terdapat Terminal Regional Tipe A Mengwi di Desa Mengwi sebagai terminal penumpang
induk.
F. Isu Ekonomi
 Sektor kegiatan yang masih dominan adalah sektor pertanian, namun diperkirakan akan
terus menyusut.
 Sektor kegiatan yang sangat berkembang adalah sektor perumahan, sektor perdagangan
dan jasa, sektor kegiatan pemerintahan, sektor industri kecil dan sektor transportasi.
 Terdapat pasar Beringkit sebagai pasar umum wilayah dan pasar hewan utama di provinsi
Bali yang didukung beberapa pasar umum skala kecil lainnya dan pasar desa adat.
Sedangkan sektor informal telah berkembang di seluruh kawasan, terutama di pusat-pusat
kegiatan desa dan pada jalan-jalan utama kawasan.
G. Isu Infrastruktur
 Pengembangan kota baru secara langsung membutuhkan pengembangan dan
pembangunan infrastruktur penunjang untuk melayani kebutuhan masyarakat kota.
 Posisi Kawasan Perkotaan Mangupura pada koridor pengembangan Kawasan Metropolitan
Sarbagita sehingga membutuhkan koordinasi penanganan infrastruktur perkotaan antar
wilayah di Sarbagita, seperti penyediaan air baku dan air bersih, pengelolaan persampahan,
pengelolaan air limbah, integrasi sistem pelayanan angkutan umum dan lainnya.

Kawasan Perkotaan Mangupura I-3


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

1.3 Maksud dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud yang ingin dicapai adalah:
 Tersusunnya Materi Teknis RDTR Kecamatan Mengwi
 Tersedianya pedoman untuk mengkoordinasikan, mengintegerasikan dan melaksanakan
program pemanfaatan ruang yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat
secara lebih tegas dan operasional.
 Tersedianya landasan operasional program pemanfaatan ruang terkait pemberian perijinan
pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang, sehingga ada kepastian bagi
masyarakat, pemerintah dan swasta dalam memanfaatkan ruang kawasan perkotaan
Kecamatan Mengwi.
1.3.2 Tujuan
Tujuan penyusunan RDTR Kecamatan Mengwi adalah:
 Memberikan pedoman perwujudan ruang berupa rencana struktur dan alokasi pemanfaatan
ruang yang lebih tegas bagi blok-blok peruntukan kegiatan baik kawasan budidaya
perkotaan maupun yang berfungsi lindung dalam rangka mendukung tercapainya
pemanfaatan ruang yang optimal di seluruh wilayah Kecamatan Mengwi
 Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan perkotaan
antar bagian wilayah kota/kecamatan dalam pelaksanaan program pembangunan perkotaan
sesuai arahan RTRW Kabupaten Badung
 Memberikan arahan penyusunan Pedoman Teknis Pembangunan untuk mengatur
pemanfaatan ruang berupa advis planning dan pengaturan bangunan dan lingkungan
setempat (Penyusunan Rencana Teknik Ruang Kota (RTRK), Rencana Tata Bangunan dan
Lingkungan (RTBL atau Zoning Regulation))
 Sebagai alat pengendalian pemanfaatan ruang yang lebih operasional untuk menjaga
konsistensi perwujudan ruang kawasan perkotaan
 Sebagai pedoman penyusunan program-program pembangunan.

1.4 Fungsi dan Manfaat


RDTR berfungsi sebagai:
a. Kendali mutu pemanfaatan ruang wilayah Kecamatan berdasarkan RTRW;
b. Acuan bagi kegiatan pemanfaatan ruang yang lebih rinci dari kegiatan pemanfaatan ruang
yang diatur dalam RTRW;
c. Acuan bagi kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang;
d. Acuan bagi penerbitan ijin pemanfaatan ruang; dan
e. Acuan dalam penyusunan RTBL.

RDTR dapat dimanfaatkan sebagai:

Kawasan Perkotaan Mangupura I-4


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

a. Penentuan lokasi berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi dan lingkungan
permukiman dengan karakteristik tertentu;
b. Alat operasionalisasi dalam sistem pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pembangunan fisik kabupaten/kota yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
swasta dan/atau masyarakat;
c. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang untuk setiap bagian wilayah sesuai dengan
fungsinya didalam struktur ruang kabupaten/kota secara keseluruhan; dan
d. Ketentuan bagi penetapan kawasan yang diprioritaskan untuk disusun program
pengembangan kawasan dan pengendalian pemanfaatan ruangnya pada tingkat BWP atau
Sub BWP.

1.5 Kedudukan RDTR


Sesuai ketentuan Pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang, setiap RTRW Kabupaten/Kota harus menetapkan bagian
dari wilayah Kabupaten/Kota yang perlu disusun RDTR-nya. Bagian dari wilayah yang akan
disusun RDTR tersebut merupakan kawasan perkotaan atau Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.
Kawasan Strategis Kabupaten/Kota dapat disusun RDTR-nya apabila merupakan:
a. Kawasan yang mempunyai ciri perkotaan atau direncanakan menjadi kawasan perkotaan;
dan
b. Memenuhi criteria lingkup wilayah perencanaan RDTR yang ditetapkan dalam pedoman.
RDTR disusun sesuai kebutuhan, RTRW Kabupaten/Kota perlu dilengkapi dengan acuan lebih
detail tentang pengendalian pemanfaatan ruang Kabupaten/Kota. Dalam hal RTRW
Kabupaten/Kota memerlukan RDTR, maka disusun RDTR yang muatan materinya lengkap,
termasuk peraturan zonasi sebagai salah satu dasar dalam pengendalian pemanfaatan ruang
dan sekaligus menjadi dasar penyusunan RTBL bagi zona-zona yang pada RDTR ditentukan
sebagai zona yang penanganannya diprioritaskan. Dalam hal RTRW Kabupaten/Kota tidak
memerlukan RDTR, peraturan-peraturan zonasi dapat disusun untuk kawasan perkotaan baik
yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah Kabupaten/Kota.
RDTR merupakan rencana yang menetapkan blok pada kawasan fungsional sebagai penjabaran
kegiatan kedalam wujud ruang yang memperhatikan keterkaitan antar kegiatan dalam kawasan
fungsional agar tercipta lingkungan yang harmonis antara kegiatan utama dan kegiatan
penunjang dalam kawasan fungsional tersebut.
RDTR yang disusun lengkap dengan peraturan zonasi merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan untuk suatu BWP tertentu. Dalam hal ini RDTR tidak disusun atau RDTR telah
ditetapkan sebagai Perda namun belum ada peraturan zonasinya sebelum keluarnya pedoman
ini. Maka peraturan zonasi dapat disusun terpisah dan berisikan zoning map dan zoning text

Kawasan Perkotaan Mangupura I-5


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

untuk seluruh kawasan perkotaan baik yang sudah ada maupun yang direncanakan pada wilayah
Kabupaten/Kota.
RDTR ditetapkan dengan Perda Kabupaten/Kota. Dalam hal ini ditetapkan sebagai Perda
terpisah dari peraturan zonasi sebelum keluarnya pedoman ini. Maka peraturan zonasi
ditetapkan dengan Perda Kabupaten/Kota tersendiri.

1.6 Ruang Lingkup Perencanaan


1.6.1 Lingkup Materi Perencanaan
Lingkup materi yang akan dibahas dalam Rencana Detail Tata Ruang ini, meliputi:
1. Rona Kawasan
Pada bagian ini akan dipaparkan gambaran umum wilayah perencanaan yang berisi
mengenai aspek-aspek fisik dasar, penggunaan lahan, kependudukan, kondisi sistem
transportasi, kondisi sosial ekonomi dan sosial budaya serta prasarana dan sarana wilayah
perencanaan.
2. Potensi dan Permasalahan
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai apa saja potensi serta permasalahan yang ada di
wilayah perencanaan sehingga diketahui langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya
pengembangan wilayah perencanaan. Pada bagian ini juga akan dikaji mengenai analisis
wilayah perencanaan lainnya seperti analisis kedudukan dan peran kawasan dalam sistem
makro, analisis daya dukung lahan, analisis kecenderungan pengembangan kegiatan
perkotaan, analisis sistem transportasi, analisis kependudukan dan sosial budaya, analisis
daya dukung, budaya dan lingkungan, analisis kebutuhan pengembangan sarana dan
prasarana, analisis penetapan komposisi ruang terbangun dan terbuka, analisis kebutuhan
fasilitas umum perkotaan, analisis ketersediaan lahan dan tapak, analisis sistem kegiatan
permukiman, serta analisis potensi dan permasalahan pengembangan wilayah (analisis
SWOT) dan isu-isu strategis.
3. Tujuan Penataan BWP
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai tujuan penataan BWP yang merupakan nilai atau
kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian sebagaimana
ditetapkan dalam RTRW dan merupakan alasan disusunnya RDTR.
4. Rencana Jaringan Prasarana
Pada bagian ini akan dijelaskan rencana-rencana terkait dengan jaringan prasarana yang
merupakan pengembangan hierarki sistem jaringan prasarana yang ditetapkan dalam
rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW Kabupaten/Kota.
5. Rencana Pola Ruang
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai rencana pola ruang dalam RDTR yang
merupakan distribusi subzone peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung, zona yang

Kawasan Perkotaan Mangupura I-6


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya, zona perlindungan setempat,


perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran dan industri.
6. Penentuan Sub BWP
Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai penetapan Sub BWP yang merupakan upaya
dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan ke dalam rencana
penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.

1.6.2 Lingkup Wilayah Perencanaan


Lingkup wilayah perencanaan RDTR Kawasan Perkotaan Mangupura meliputi 9 Desa/Kelurahan
dengan luas 3.587 Ha seperti yang diuraikan pada Tabel 1.1 dan orientasi wilayahnya dapat
dilihat pada Gambar 1.1 berikut.

Tabel I.1
Luas Desa / Keluarahan di Kawasan Perkotaan Mangupura
Total Presentase Luas Presentase Luas
No Desa/Keluarahan Luas Terhadap Kota Terhadap Kabupaten
(Ha) Mangupura Badung
1 Abianbase 401 11,18 0,96
2 Sempidi 346 9,65 0,83
3 Sading 284 7,92 0,68
4 Lukluk 314 8,75 0,75
5 Kapal 562 15,67 1,34
6 Kekeran 405 11,29 0,97
7 Mengwitani 420 10,54 1,00
8 Mengwi 378 10,54 0,90
9 Gulingan 477 13,30 1,14
Total Luas 3.587 100 8,57
Sumber : BPS Badung 2013, diolah

Kawasan Perkotaan Mangupura I-7


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

Peta I.1
Orientasi Wilayah Kawasan Perkotaan Mangupura

Kawasan Perkotaan Mangupura I-8


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

Peta I.2
Kawasan Perkotaan Mangupura Berdasarkan Wilayah Administrasi

Kawasan Perkotaan Mangupura I-9


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

1.7 Dasar Hukum


Beberapa peraturan perundangan yang memiliki keterkaitan dengan wilayah perencanaan adalah
sebagai berikut:
1. Kelompok Undang-Undang:
a. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
d. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan
e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
f. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
g. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustriaan

2. Kelompok Peraturan/Keputusan Presiden dan Menteri:


a. Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden
Nomor 45 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar,
Badung, Gianyar dan Tabanan.
b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Negeri Nomor 9 Tahun 1998 tentang Tata Cara Peran
Serta Masyarakat dalam Proses Perencanaan Ruang di Daerah.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun tentang Tingkat Ketelitian Peta Untuk Penataan
Ruang Wilayah.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas dan
Pengendalian Pencemaran Air
e. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 327 Tahun 2002 tentang
Penetapan 6 (enam) Pedoman Bidang Penataan Ruang.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan.
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20/PRT/M/2007 tentang Pedoman Teknis
Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan
Rencana Tata Ruang.
h. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 41/PRT/M/2007 tentang Pedoman Kriteria
Teknis Kawasan Budidaya.
i. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
j. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2011 tentang Pedoman
Penyusunan RDTR dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
k. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional

Kawasan Perkotaan Mangupura I-10


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

l. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaaan Sumber Daya Air
m. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
n. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman
Persetujuan Substansi dalam Rancangan Penetapan Peraturan Daerah tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten/Kota, berserta Rencana Rincinya.
o. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman
Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup.
p. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri
Komunikasi dan Informatika dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 18
Tahun 2009 tentang Pedoman Pembangunan dan Penggunaan Bersama Menara
Telekomunikasi.
q. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan
Perkotaan
r. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 27 Tahun 2009 tentang Pedoman
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
s. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan
Tanah Terlantar
t. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan
Ruang.

3. Kelompok Peraturan Daerah Terkait


a. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi Bali
b. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 5 Tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur
Bangunan Gedung
c. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 26 Tahun 2013 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten Badung
d. Keputusan Bupati Badung Nomor 533 Tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang
Kecamatan Mengwi
e. Peraturan Daerah Terkait Lainnya

1.8 Sistematika Pelaporan


Sistematika dari laporan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Mangupura ini terbagi
menjadi 8 (delapan) bab, adapun uraian masing-masing bab adalah sebagai berikut:

Kawasan Perkotaan Mangupura I-11


Rencana Detail Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Mangupura, Kabupaten Badung

BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, fungsi dan
manfaat, kedudukan RDTR, ruang lingkup perencanaan, dasar hokum serta
sistematika pelaporan
BAB II TINJAUAN KEBIJAKAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai tinjauan kebijakan pembangunan yang meliputi
bahasan tentang tinjauan terhadap RTRW Kabupaten Badung, konsep dan strategi
pengembangan tata ruang, rencana struktur ruang, Perda Kabupaten Badung tentang
jalur hijau serta tinjauan kebijakan dan strategi RTRW Badung.
BAB III RONA KAWASAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai aspek-aspek fisik dasar dan guna lahan, kondisi
kependudukan dan sosial budaya, kondisi perekonomian kawasan, kondisi sistem
transportasi, kondisi sarana dan prasarana serta kondisi faasilitas umum.
BAB IV POTENSI DAN PERMASALAHAN
Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil analisis wilayah yang lebih luas, analisis
sumber daya alam dan fisik atau lingkungan, analisis sosial budaya, analisis
kependudukan, analisis ekonomi dan sektor unggulan, analisis sumber daya buatan,
analisis kecendeerungan pengembangan kegiatan perkotaan, analisis sistem
tansportasi kawasan, analisis identifikasi wilayah pengembangan serta analisis
potensi dan masalah pengembangan yang tercermin dari analisis SWOT.
BAB V TUJUAN PENATAAN BWP
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai tujuan penataan BWP yang merupakan nilai
atau kualitas terukur yang akan dicapai sesuai dengan arahan pencapaian
sebagaimana ditetapkan dalam RTRW dan merupakan alasan disusunnya RDTR.
BAB VI RENCANA JARINGAN PRASARANA
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rencana-rencana terkait dengan jaringan
prasarana yang merupakan pengembangan hirarki sistem jaringan prasarana yang
ditetapkan dalam rencana struktur ruang yang termuat dalam RTRW Kabupaten/Kota.
BAB VII RENCANA POLA RUANG
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rencana pola ruang dalam RDTR yang
merupakan distribusi subzone peruntukan yang antara lain meliputi hutan lindung,
zona yang memberikan perlindungan terhadap zona dibawahnya, zona perlindungan
setempat, perumahan, perdagangan dan jasa, perkantoran dan industri.
BAB VIII PENENTUAN SUB BWP
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai penetapan Sub BWP yang merupakan upaya
dalam rangka operasionalisasi rencana tata ruang yang diwujudkan kedalam rencana
penanganan Sub BWP yang diprioritaskan.

Kawasan Perkotaan Mangupura I-12

Anda mungkin juga menyukai