Anda di halaman 1dari 4

NAMA : NETI YUNIKASARI

NIM : 858901843

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan individu adalah


a. Faktor Genetika (Hereditas)Menurut Yusuf (2011: 21) hereditas merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi perkembangan individu. Dalam hal ini hereditas
diartikan sebagai “totalitas karakteristik individu yang diwariskan orang tua
kepada anak, atau segala potensi (baik fisik maupun psikis) yang dimiliki individu
sejak masa konsepsi sebagai pewarisan dari pihak orang tua melalui gen-gen”.
b. Faktor Lingkungan Menurut Yusuf & Nani (2011: 23) lingkungan adalah
“keseluruhan fenomena (peristiwa, situasi, atau kondisi) fisik/alam atau sosial
yang mempengaruhi atau dipengaruhi perkembangan individu”. Faktor
lingkungan dapat di paparkan sebagai berikut, yaitu:
 Lingkungan keluarga Lingkungan keluarga dipandang sebagai faktor
penentuan utama terhadap perkembangan anak.
Menurut Yusuf & Nani (2011: 23-24) alasan tentang pentingnya peranan
keluarga bagi perkembangan anak, adalah: Keluarga merupakan kelompok
sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi anak, Keluarga merupakan
lingkungan pertama yang mengenal nilai-nilai kehidupan kepada anak,
Orang tua dan anggota keluarga lainya merupakan “significant people”
bagi perkembangan kepribadian anak, Keluarga sebagai institusi yang
memfasilitaskan kebutuhan dasar insani (manusiawi), baik yang bersifat
fisik-biologis, maupun sosiopsikologis. Anak banyak menghabiskan
waktunya di lingkungan keluarga.
 Lingkungan sekolah menurut Yusuf & Nani (2011: 30) sekolah
merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis
melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan pelatih dalam rangka
membantu para siswa mampu mengembang potensinya secara optimal,
baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional,
sosial, maupun fisik-motoriknya. Menurut Yusuf & Nani (200: 30)
beberapa faktor sekolah yang berkontribusi positif terhadap perkembangan
siswa atau anak diantaranya: Kejelasan visi, misi, dan tujuan yang akan
dicapai, Pengelolaan atau manajerial yang profesional. Para personel
sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap visi, misi, tujuan
sekolah, Para personal sekolah memiliki semangat kerja yang tinggi,
merasa senang, disiplin, dan rasa tanggung jawab, Para guru memiliki
kemampuan akademik dan profesi yang menandai, Sikap dan perilaku
guru terhadap siswa, memberikan kesempatan kepada kepada siswa untuk
berpendapat atau bertanya, Para guru menampilkan perannya sebagai guru
dalam cara-cara yang selaras dengan harapan siswa, begitupun siswa
menampilkan perannya sebagai siswa dalam cara-cara yang selaras dengan
harapan guru, Tersedia sarana-prasarana yang memadai, seperti: kantor
kepala dan guru, ruang kelas, ruang laboratorium (praktikum),
perlengkapan kantor, perlengkapan belajar, perpustakaan, alat peraga,
halam sekolah, dan fasilitas bermain, tempat beribadah, dan toilet,
Suasana hubungan sosio-emosional antar pimpinan sekolah, guru-guru,
siswa, petugas administrasi, dan orang tua siswa berlangsung secara
harmonis, Para personel sekolah merasa nyaman dalam bekerja karena
terpenuhi kesejahteraan hidup.
c. kelompok teman sebaya (Peer Group) Menurut Yusuf & Nani (2011: 41)
kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi anak mempunyai peranan
yang cukup penting bagi perkembangan dirinya. Melalui kelompok sebaya, anak
dapat memenuhi kebutuhannya untuk belajar berinteraksi sosial (berkomunikasi
dan bekerja sama), belajar menyatakan pendapat dan perasaan, belajar merespon
atau menerima pendapat dan perasaan orang lain, belajar tentang norma-norma
kelompok, dan memperoleh pengakuan dan penerima sosial. Menurut Yusuf &
Nani (2011: 42) untuk mencegah terjadinya penyimpang perilaku remaja,
khususnya dalam kelompok teman sebaya, maka diperhatihkan beberapa hal
berikut: Orang tua perlu menjalani hubungan yang harmonis antara mereka sendiri
(suami-istri) dan mereka dengan anak. Hal ini perlu, karena pada umumnya
perilaku menyimpang anak disebabkan oleh keluarga yang tidak harmanis
(brokum home), Orang tua perlu mencurahkan kasih sayang dan perhatian kepada
anak. Dengan kasih sayang ini anak merasa betah di rumah, sehingga dia dapat
mengurangi perhatiannya untuk bermain keluar, Orang tua harus menjadi
suriteladan dan menanamkan nilai-nilai akhlak mulai kepada anak, sperti
persaudaraan, tolong menolong, dan semangat dalam belajar, Orang tua
berdiskusi dengan anak tentang cara memilih atau bergaul dengan teman,
Sekolah sebagai lingkungan kedua setelah rumah, perlu diciptakan sebagai
lingkungan belajar yang memfasilitas perkembang siswa, baik aspek fisik,
intelektual, emosi, sosial, maupun moral-spiritual. Untuk itu, penataan sekolah
sebagai lingkungan belajar sangatlah penting.
d. Media Massa menurut Yusuf & Nani (2011: 43) salah satu media massa yang
dewasa ini sangat menarik perhatian warga dan masyarakat, khususnya anak-anak
adalah televisi. Televisi sebagai media massa elektronik mempunyai misi untuk
memberikan informasi, pendidikan, dan hiburan kepada para pemirsanya. Dilihat
dari sisi ini televisi bisa memberikan dampak positif bagi warga masyarakat
(termasuk anak-anak), karena melalui berbagai tayangan yang disajikan mereka
memperoleh:
a) Berbagai informasi yang memperluas wawasan pengetahuan tentang berbagai
aspek kehiidupan.
b) Hiburan, baik yang berupa film maupun musik.
c) Pendidikan, baik yang bersifat umum maupun agama.
Namun tayangan-tayangan televisi itu disamping memberikan dampak positif,
juga telah memberikan dampak negatif terhadap gaya warga masyarakat, terutama
anak-anak. Tayangan televisi yang beupa hiburan, baik film maupun musik
banyak yang tidak cocok ditonton oleh anak-anak.
2. sikap yang harus dimiliki dan dilakukan guru, agar guru dapat mengetahui aspirasi atau
tuntutan peserta didik yang bisa dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan
program yang tepat bagi peserta didik, sehingga kegiatan pembelajaran pun akan dapat
memenuhi kebutuhan, minat mereka dan tepat berdasarkan dengan perkembangan
mereka. Beberapa dasar pertimbangan perlunya ” memahami peserta didik ” sebagai
berikut:
 Dasar pertimbangan psikologis: bahwa suatu kegiatan akan menarik dan
berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan
tuntutan peserta didik.
 Dasar pertimbangan sosiologi: bahwa secara naluri manusia akan merasa
ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

Anda mungkin juga menyukai