Anda di halaman 1dari 12

LABORATORIUM GEOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG


Nomor Tugas : 07
Mata Kuliah : Praktikum Geologi Struktur

RESUME
KEKAR (JOINT)

Nama : Syifa Kharenina Nur Shiyami


NPM : 10070119091
Shift Praktikum : II (Dua) / 08.30 – 11.30 WIB
Hari/ Tanggal Praktikum : Rabu/ 3 Maret 2021
Hari/ Tanggal Resume : Selasa/ 2 Maret 2021
Asisten : 1.Indra Karna Wijaksana S.Pd.,S.T.,M.T.
2. Wahyu Budhi Khorniawan, S.T.,M.T.
3. Ir. Sri Indiarto
4. Deni Mildan S.T., M.T.
5. Bagas Ismail
6. Yodi Kurniawan
7. Romario Rahmad R.
8. Aghrid Salsabiela
9. Fahri Hafidz Gumilar
10. Hafidz Murtadho
11. Muhammad Daffa N.

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
1442 H / 2021 M
KEKAR (JOINT)

A. Pengertian Kekar
Kekar adalah gejala yang umum terdapat pada batuan. Kekar dapat
dibentuk akibat adanya tektonik (deformasi) dan dapat terbentuk juga secara non
tektonik (pada saat diagenesa, proses pendinginan dan sebagainya), dalam hal
ini kita membatasi pada jenis kekar yang terbentuk secara tektonik.
Kekar merupakan salah satu struktur yang sulit untuk diamati, sebab kekar
dapat terbentuk pada setiap waktu kejadian geologi, misalnya sebelum terjadi
lipatan, atau terbentuk bersamaan dengan gejala sesar atau setelah
terbentuknya semua struktur tersebut. Hal lain yang juga merupakan kesulitan
adalah tidak adanya atau relative kecil pergeseran dari kekar, sehingga tidak
dapat ditentukan kelompok mana yang terbenyuk sebelum atau sesudahnya.

Sumber: Mario W, 2012


Foto 1
Struktur kekar
Klasifikasi kekar ada beberapa macam, tergantung dasar klasifikasi yang
digunakan, secara kejadiannya (genesa) kekar dapat dibedakan menjadi dua (2)
jenis, yaitu :
1) Shear Joint (kekar gerus)
Shear joint adalah rekahan yang bidang-bidang rekahnya terbentuk karena
adanya kecenderungan untuk saling bergeser (Shearing) akibat adanya tegasan
tekanan (compressive stress).
2) Tension Joint
Tension joint dapat dibedakan atas Extension Joint (kekar tarik) dan
Release Joint.Extension joint adalah rekahan yang bidang-bidang rekahnya
terbentuk karena adanya kecenderungan untuk saling menarik (meregang)
sedangkan release joint adalah kekar yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan.
Dalam extension fracture dapat dibedakan sebagai :
a. Tension Fracture adalah kekar tarik yang bidang rekahnya searah dengan
arah tegasan
b. Release fracture adalah kekar tarik yang terbentuk akibat hilangnya atau
pengurangan tekanan dan tegak lurus terhadap gaya utama.

Sumber: Rizka S, 2012


Gambar 1
Jenis Kekar Berdasarkan Sifat Kejadiannya
Perbedaan kedua jenis kekar ini terutama didasarkan pada sifat
pergerakannya. Banyak criteria untuk menentukan jenis – jenis kekar ini,
misalnya sifat permukaan, orentasi pada pola regional (daerah yang lebih luas)
dan hubungan dengan struktur lain, tetapi seringkali tidak mungkin
membedakanya dilapangan. Ditunjukan dengan prinsip tegasan utama, pola
kekar – kekar ini mengikuti prinsip tegasan (σ1, σ2, σ3).
1

Sumber :Febri H, 2010


Gambar 2
Hubungan Jenis Kekar dengan Pola Tegasan (Stress) Utama
Dalam pembentukannya kekar ada cadangan bahawa orientasi kekar pada
sedimen penutup mungkin dikawal oleh tegasan yang terdapat pada besmen
berhablur di bawahnya. Walau bagaimanapun ada yang berpendapat bahawa
kebayakan kekar yang ada di permukaan bumi sekarang adalah hanya akibat
dari lapangan tegasan sekarang. Retakan biasanya terbentuk semasa berlaku
perlipatan rapuh. Ia mungkin terbentuk secara menegak, selari atau oblik dengan
paksi lipatan dan satah paksi, bergantung kepada keadaan tegasan (Rajah).
Kekar biasa juga terbentuk berdekatan dengan sesar rapuh. Pergerakan
sepanjang sesar biasanya menghasilkan suatu siri kekar secara sistematik, di
mana jarak antara mereka menjadi lebih kecil dan bilangan meningkat dekat
dengan sesar.

B. Jenis – Jenis Kekar.


Kekar atau rekahan berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi dua
kelompok, yaitu :
1. Mikro joint
2. Master joint
Berdasarkan bentuknya kekar dapat dibedakan menjadi dua kelompok,
yaitu :
1. Kekar sistematik
2. Kekar tak sistematik
Berdasarkan cara terbentuknya kekar dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Kekar pengkerutan
2. Kekar lembaran
3. Kekar tektonik
Berdasarkan genesanya kekar tektonik ini dibagi lagi menjadi dua yaitu :
1. Kekar gerus (shear joint)
2. Kekar tarik (Tension joint )
Berdasarkan kedudukan bidang lapisan batuan, kekar ini dibedakan
menjadi :
1. Dip joint
2. Strike joint
3. Bedding joint
4. Diagonal joint

C. Analisis Retakan
Kajian mengenai kekar pada suatu kawasan memberitahu kita mengenai
urutan, masa dab arah sesuatu canggaan rapuh sesuatu batuan. Kajian orientasi
kekar sistematik memberi maklumat mengenai orientasi satu atau lebih tegasan
utama yang telah bertindak. Orientasi kekar boleh ditentukan dengan mengukur
jurus dan miringan satahnya pada kawasan yang luas.
Penentuan bagi orientasi kekar boleh dilakukan dengan mengukur jurus
bagi bahagian anak sungai yang lurus melalui peta topografi, gambar fotoudara
atau imej satelit. Data di atas boleh dianalisis untuk membantu kita memahami
hubungan antara kekar dan pengaruhnya terhadap perkembangan saliran serta
bentuk topografi yang lain.
Pada kawasan yang masih aktif, data kekar dan retakan memberi tahu kita
mengenai orientasi lapangan tegasan dan hubungan mereka dengan struktur
utama. Data biasanya diplot menggunakan jaringan kawasan sama luas,
sekiranya bersudut kecil atau menggunakan rajah ros sekiranya bersudut besar.
D. Mekanisme Pembentukkan Retakan
Ada cadangan bahawa orientasi kekar pada sedimen penutup mungkin
dikawal oleh tegasan yang terdapat pada besmen berhablur di bawahnya. Walau
bagaimanapun ada yang berpendapat bahawa kebayakan kekar yang ada di
permukaan bumi sekarang adalah hanya akibat dari lapangan tegasan sekarang.
Retakan biasanya terbentuk semasa berlaku perlipatan rapuh. Ia mungkin
terbentuk secara menegak, selari atau oblik dengan paksi lipatan dan satah
paksi, bergantung kepada keadaan tegasan (Rajah).
Kekar biasa juga terbentuk berdekatan dengan sesar rapuh. Pergerakan
sepanjang sesar biasanya menghasilkan suatu siri kekar secara sistematik, di
mana jarak antara mereka menjadi lebih kecil dan bilangan meningkat dekat
dengan sesar.

E. Mekanik Kekar dan Retakan Ricih


Teori dan kajian di lapangan menunjukkan bahawa bendalir memainkan
peranan yang penting dalam pembentukan kekar. Kekar lebih senang terbentuk
sekiranya bendalir hadir, melalui pemecahan hidraulik (hydraulic fracturing).
Bendalir bertekanan tinggi boleh masuk ke dalam retakan kecil (kecacatan sedia
ada) dan meneruskan propagasi retakan yang lebih meluas. Propagasi sesuatu
kekar itu boleh terhalang akibat perubahan jenis batuan di sebelahnya. Mengikut
Engelder (1985) ada empat kategori kekar berdasarkan kepada persekitaran dan
mekanisma pembentuknya, iaitu tektonik, hidraulik, pengurangan beban
(unloading) dan kekar pelepasan (release joints).
Kekar tektonik dan hidraulik terbentuk pada kawasan dalam, akibat
tekanan bendalir yang abnormal. Kekar hidraulik terbentuk semasa penimbusan
dan pemampatan menegak sedimen lebih daripada 5 km dalam. Pada kawasan
dalam bendalir tidak dapat lari dengan mudah kerana ketelapan adalah kurang.
Kekar tektonik juga terbentuk pada keadaan yang sama, tetapi
tegasannya datang daripada mampatan mendatar. Kekar tektonik boleh
terbentuk pada kedalaman kurang 3 km. Contohnya, kekar pada batuan terlipat
dan tersesar. Kekar pengurang beban dan pelepasan terbentuk dekat dengan
permukaan, semasa hakisan mengeluarkan bebanan permukaan, dan bila
berlaku pengecutan termo-elastik. Kekar pengurangan beban berlaku bila
separuh daripada beban permukaan asal dikeluarkan daripada batuan pada
kedalam sekitar 200-500 meter.
Tegasan semasa atau sisa tegasan kuno membantu mengawal orientasi
kekar ini. Contonya, kekar dalam batuan pluton terdedah yang selari dengan
permukaan (sheeting). Kekar pelepasan biasanya dikawal oleh fabrik asal
batuan. Ia terbentuk akibat pelepasan tegasan utama dalam suatu batuan, dan
biasanya berorientasi tegak dengan arah mampatan asal. Contohnya, kekar
pada batuan terlipat. Selain daripada tiga kategori kekar di atas, ada juga kekar
yang terbentuk akibat penyejukan magma. Batuan pluton membentuk kekar
kolum. Kekar kolum boleh ditindih oleh set kekar lain kemudian.
KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa kekar (joint) merupakan gejala yang umum


terdapat pada batuan. Kekar dapat dibentuk akibat adanya tektonik (deformasi)
dan dapat terbentuk juga secara non tektonik (pada saat diagenesa, proses
pendinginan dan sebagainya), dalam hal ini kita membatasi pada jenis kekar
yang terbentuk secara tektonik.
Kekar adalah struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja),umumnya terisi oleh
sedimen setelah beberapa lama terjadinya rekahan tersebut.Rekahan atau
struktur kekar dapat terjadi pada batuan beku dan batuan sedimen.
Secara kejadiannya (genetic), kekar dapat dibagi dua yaitu, Kekar Gerus
(shear fracture) dan kekar tarik (extension fracture). Dalam menganalisisnya
dapat menggunakan, diagram kipas, diagram roset, histogram dan diagram
kontur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Simalango, Alfonsus. 2010. “Geologi Struktur”. alfonsussi


malango.blogspot.com. Diakses pada tanggal 1 Maret 2021 pukul
16.10 WIB.

2. Yuniardi, Dewa. 2012. “Struktur Geologi”. info-


pertambangan.blogspot.com. Diakses pada 1 Maret 2021 pukul
17.50 WIB.

3. Arlen, Altius. 2011. “Kekar (Joint)”. penambang007.blogspot.com. Diakses


pada 1 Maret 2021 pukul 18.00 WIB.
FORM PENILAIAN RESUME

Resume
Format (10) Isi (70) Kesimpulan (15) Dapus (5)

TOTAL NILAI
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai