Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MARTIKULASI

MATA KULIAH EPIDEMOLOGI

Dosen Pengampu : Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)

Dususun oleh:

Rizma Ronna Fadhilah

P1337425220080

JURUSAN D IV KEPERAWATAN GIGI ALIH JENJANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
Karya ini merupakan anaisis dari beberapa jurnal
A. Latar Belakang
Siswa sekolah merupakan seseorang yang sedang mengalami tahap
pertumbuhan dan pekembangan. Namun anak-anak dalam usia ini juga dapat
mengalami masalah kesehatan. Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami di
usia ini adalah masalah kesehatan gigi yaitu kebersihan gigi dan mulut dan juga karies
(Hermien, dkk 2019).
Data global juga menunjukkan bahwa penyakit gigi dan mulut menjad
imasalah dunia yang dapat memengaruhi kesehatan secara umum dan kualitas hidup.
National Institution of Health di Amerika Serikat melaporkan bahwa karies gigi
menjadi penyakit kronis yang paling sering di derita anak umur 5–17 tahun, yang
kasusnya lima kali lebih banyak dibandingasma dantujuh kali dari demam akibat
alergi. Jika tidak diobati, karies gigi dapat menyebabkan sakit, gangguan penyerapan
makanan, memengaruhi pertumbuhan tubuh anak dan hilangnya waktu sekolah
(Silaban, dkk, 2013).
Menurut data WHO (2012), terdapat 60-90% anak usia sekolah di dunia
mengalami karies. Karies gigi merupakan masalah yang harus dihadapi karena
menyebabkan berbagai masalah baik dalam rongga mulut maupun dalam kegiatan
lain. Walaupun berbagai tindakan pencegahan terhadap karies namun angka kejadian
karies masih begitu tinggi. Salah satu penyebab karies adalah plak dan debris yang
melekat pada permukaan mulut (Alhamda, S. 2011).
Karies gigi merupakan penyakit yang disebabkan oleh demineralisasi email
dan dentin. Anak-anak memasuki usia sekolah umumnya mempunyai resiko terhadap
karies yang tinggi, karena pada usia ini anak-anak memiliki kebiasaan mengonsumsi
makanan dan minuman kariogenik. Tanda-tanda karies biasanya gigi terlihat berwarna
coklat kehitaman atau noda-noda putih, yang bila diraba dengan sonde email belum
tersangkut. Lamakelamaan bagian karies ini akan terasa kasar serta diikuti dengan
tertahannya sonde. Karies yang berwarna coklat kehitaman lebih lama menimbulkan
lubang pada gigi, sedangkan noda yang berwarna putih lebih cepat (Worotitjan, dkk.
2013)
Pada umumnya karies gigi pada anak terjadi pada saat adanya gigi
campuran.Pertumbuhan gigi campuran ditunjukkan dengan pertumbuhan dan
perkembangan gigi susu yang diikuti dengan tumbuhnya gigi tetap di dalam rongga
mulut anak. Artinya di dalam rongga mulut anak terdapat dua macam gigi yang
sedang mengalami pertumbuhan, yaitu gigi susu dan gigi tetap.
Dengan tingginya angka kejadian karies pada anak, penting bagi tenaga
kesehatan gigi untuk melakukan edukasi kepada anak agar anak memiliki
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan ketrampilan untuk menjaga kesehatan gigi
dan mulut.
B. Rumusan Masalah
Dari sumber jurnal diatas, rumusan masalah yang didapat adalah “Apakah ada
hubungan antara prevalansi karies gigi, pengetahuan dan praktek pada siswa sekolah
dalam menangani karies?”
C. Hipotesis
Hipotesis dari sumber jurnal diatas adalah adanya hubungan yang saling
berkaitan antara kasusu karies pada anak dengan pengetahuan yang dimiliki siswa dan
prakteknya.
D. Sumber data yang dijadikan objek penelitian
Sumber data yang dijadikan objek penelitian adalah jurnal internasional
kesehatan gigi yang berjudul “Dental caries prevalence, oral health knowledge and
practice among indigenous Chepang school children of Nepal” yang disusun oleh
Lonim Prasai Dixit, Ajay Shakya, Manash Shrestha, dan Ayush Shrestha ada tahun
2013. Dengan link sebagai berikut : https://link.springer.com/article/10.1186/1472-6831-
13-20
E. Instrumen untuk melakukan penelitian
Instrumen yang dilakukan untuk melakukan penelitian tersebut adalah :
1. Informed consent
2. Lembar kuisioner terstruktur yang dibagikan kepada sampel
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan jenis penelitian ini merupakan
metode cross sectional dengan membandingkan prevalensi karies dengan gender,
prevalensi karies dengan usia, dan prevalens kejadian karies dengan tingkat
pengetahuan anak. Pengumpulan data ini dilakukan di 5 sekolah dasar milik
pemerintahan Chandibhanj yang terpencil VDC di distrik Chitwan, Nepal. Penelitian
ini dilakukan pada 361 anak dengan usia 5-16 tahun. Dengan total 178 anak berjenis
kelamin laki-laki dan 183 adalah perempuan.
G. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan uji statistik dengan SPSS versi 11 untuk data
analisis dengan metode cross sectional. Data disajikan dalam bentuk tabel.
H. Hasil dan Pembahasan Hasil

Dari data tabel 1, dapat dilihat 41 anak mengalai karies dengan rasa sakit dan 90
anak tidak mengalami dengan presentase sebesar 31%. Hal ini tentu saja
mengkhawatirkan karena rasa sakit yang didapatan dari karies dapat mengurangi
konsentrasi belajar dan gangguan lainnya. Walaupun presentase tidak mengalami rasa
sakit lebih besar namun perlu diwaspadai karena karies dapat semakin dalam apabila
tidak ditangani dengan baik.

Dari data tabel 2 dan 3, terdapat 55% anak laki-laki dan 44% anak perempuan dari
total sampel memiliki karies dengan Prevalensi karies dan nilai dmft/DMFT rata-rata
anak berusia 5-6 tahun dan 12-13 tahun masing-masing 52% dan 41%.

Sedangkan untuk tabel 5 dilaporkan bahwa hanya 56% anak menggosok giginya
setiap hari dan haya 24% dari total sampel menggosok gigi 2 kali sehari. Dari
presentase anak yang menyikat gigi, 86% diantaranya menggosok giginya dengan
sikat gigi dan pasta gigi. Didapatkan juga data 80% anak berkumur setelah makan.
Mengenai pengetahuan 40% menyatakan bahwa menggosok gigi untuk menjaga
kebersihan giginya dan 25% anak yang membersihkan gigi dengan permen karet. Dari
data yang diperoleh dari kuesioner menyatakan bahwa keadaran untuk mengunjungi
fasilitas kesehatan gigi dan mulut masih sangat rendah, yaitu 93% anak tidak pernah
mengunjungi klinik ataupun fasilitas kesehatan gigi yang tersedia yang berarti hampir
keseluruhan anak tidak pernah melakukan perawatan apapun untuk mengatasi karies.

Untuk pendidian kesehatan gigi hanya 61% anak menyatakan pernah


mendapatkan pendidikan kesehatan gigi dan mulut. Sebesar 82% anak tidak
mengetahui apa itu fluoride, dan manfaatnya pada kesehatan gigi. Sekitar 50% anak-
anak dilaporkan mengetahui bahwa karies disebabkan oleh bakteri dan prevalensi
total karies gigi mencapai 45% dan membutuhkan perawatan segera untuk gigi
berlubang.

I. Rekomendasi / Saran
1. Perlunya pedidikan jangka panjang untuk anak-anak sekolah agar kesehatan gigi
dan mulutnya terjaga
2. Pemberian penyuluhan kepada anak-anak usia sekolah dan pembentukan kader
kesehatan gigi sekolah ataupun UKGS
3. Adanya demonstrasi cara menyikat gigi yang baik dan benar kepada anak usia
sekolah
4. Perawatan karies anak dengan kerjasama antara tenaga kesehatan gigi dan
sekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Silaban, dkk. 2013. Prevalensi Karies Gigi Geraham Pertama Permanen Pada Anak Umur
8-10 Tahun Di SD Kelurahan Kawangkoan Bawah. Jurnal Kesehatan Gigi.

Alhamda, S. 2011. Status Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Karies Gigi (Kajian
pada Murid Kelompok Umur 12 Tahun di Sekolah Dasar Negeri Kota Bukittinggi).
Jurusan Keperawatan Gigi. Politeknik Kesehatan Padang. Hal. 108-115

Dixit, dkk. 2013. Dental caries prevalence, oral health knowledge and practice among
indigenous Chepang school children of Nepal. Department of Community Dentistry,
Peoples Dental College and Hospital (PDCH). Nepal.

Hermien, dkk. 2019. Oral Health Promotion at The Elementary School (Indonesia). Asia
Pacific Journal of Oral Health. Singapore. Hal. 39-43

Worotitjan, dkk. 2013. Pengalaman Karies Gigi Serta Pola Makan dan Minum Pada Anak
Sekolah Dasar di Desa Kiawa Kecamatan Kawakoan Utara. Program Studi Kedokteran
Gigi Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi Manado.

Anda mungkin juga menyukai