FISIKA
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
NAMA :
1. SANDRI ARIFIN
2. SADAM SAMOAL
3. RAMDANU LESTALUHU
4. PUTRI ILIHELU
KELAS : XI-MIA 3
2018/2019
Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
Judul percobaan : Menetukan letak titik berat pada bidang persegi, lingkaran,
segitiga, trapesium & bidang sembarang
Benda tegar akan melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada
benda tepat mengenai suatu titik yang yang disebut titik berat.
Titik berat merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi
(tidak mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan
rotasi sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi
dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak translasinya.
Di dalam hampir semua persoalan mekanika, g (percepatan gravitasi) boleh
dianggap seragam pada seluruh bagian benda , karena ukuran benda relative kecil
dibanding jarak yang dapat menyebabkan perubahan g yang cukup berarti.
Dengan demikian pusat massa dan pusat gravitasi dapat diambil sebagai titik
yang sama. Keberhimpitan ini dapat digunakan untuk menentukan pusat massa
sebuah keping tipis yang bentuknya tidak beraturan.
Untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari
dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat
mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan
dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan
jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa
di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di
atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
Page 2
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada
sumbu simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan
untuk lingkaran terletak dipusat lingkaran.
Xo
Koordinat titik berat benda pada sumbu y :
Yo
Keterangan:
x = titik tengah benda pada sumbu x,
y = titik tengah benda pada sumbu y,
A = luas benda
.
Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
3) Gunting
4) Pensil
5) Penggaris
Page 4
B. Cara Kerja
3. buatlah lubang dengan menggunakan paku pada titik A,B,C atau D, yang telah
ditentukan dengan menggunakan pensil,pulpen atau spidol
4. ikatkan pensil pada salah satu ujung benang dan gantungkan / masukkan melalui
titik A, sampai benang membentuk garis lurus
Page 5
6. ulangi langkah 4 & 5 untuk lubang B,C atau D
7. tentukan titik berat. pertemuan dari titik potong garis putus-putus, dinamakan
titik berat
Page 6
C. Hasil Pengamatan
2 lingkaran 10 cm
3 segitiga 10 cm
4 Trapesium 10 cm – 12 cm
5 Sembarang 10 cm
D. Pembahasan
Berdasarkan dari percobaan yang telah dilakukan untuk menentukan letak titik
berat bidang homogen baik teratur maupun tidak teratur dapat dilakukan dengan cara
membuat tiga buah titik secara sembarang sebagai acuan untuk membuat garis lurus
sehingga ketiga garis akan berpotongan dimana untuk menguji keseimbangan benda
tersebut dapat dilakukan dengan cara meletakkan benda tersebut diatas salah satu jari,
apabila benda tersebut tidak bergerak benda tersebut dapat dikatakan dalam keadaan
seimbang, sedangkan apabila benda tersebut bergerak maka benda tersebut dapat
dikatakan dalam keadaan tidak seimbang. Hal ini juga dapat dilakukan untuk menentukan
titik berat benda yang terdiri dari dua atau lebih bidang datar.
Titik perpotongan ketiga garis dapat dikatakan titik berat apabila benda dalam
keadaan seimbang ketika diletakkan diatas salah satu jari dimana letak jari tepat pada
perpotongan ketiga garis tersebut dan ketika benda diletakkan diatas salah satu jari
dimana letak jari tidak pada perpotongan ketiga garis benda tersebut bergelayutan.
Menentukan titik berat suatu bidang homogen yang teratur tidak hanya dengan
percobaan tetapi juga dapat dilakukan dengan menghitung yaitu menentukan koordinat
titik berat benda tersebut. Untuk mencari koordinat titik berat benda dapat dilakukan
dengan cara mencari nilai titik tengah pada sumbu x dan y yang didapatkan dengan cara
mengalikan nilai x dengan luas kemudia dibagi dengan jumlah luas benda, sedangkan
untuk nilai y didapatkan dengan cara mengalikan nilai y dengan luas kemudian dibagi
dengan jumlah luas benda tersebut. Begitu juga dengan benda yang terdiri dari dua
bidang datar dimana masing – masing bidang diwakili dengan nilai x dan y yang berbeda
dan juga luas yang berbeda. Sedangkan untuk ketebalan benda diabaikan.
Pada percobaan pertama untuk bidang persegi data hasil percobaan dengan data
hasil hitung didapatkan data yang sama sedangkan untuk percobaan kedua sampai
Page 7
keempat yang menggunakan benda yang terdiri dari dua bidang datar didapatkan data
hasil percobaan dengan data hasil hitung tidak sama hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor, diantaranya seperti ganguan dari luar dan gangguan dari dalam.
Penyebab dari berbedanya data hasil percobaan dengan data hasil hitung yang
bersumber dari luar diantaranya seperti adanya gangguan angin saat melakukan
percobaan, hal ini mengakibatkan kurangnya konsentrasi seseorang saat melakukan
perboaan, sedangkan untuk gangguan dari dalam yaitu seperti kurangnya ketelitian dan
kecerobohan pelaku, hal ini akan mengakibatkan kurang tepatnya data yang didapatkan,
sehingga data hasil percobaan dengan data hasil hitung akan berbeda.
BAB III
PENUTUP
Page 8
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, pengukuran titik berat dapat di lakukan
dengan dua cara yaitu percobaan danpenghitungan. Dimana percobaan dilakukan sesuai
dengan prosedur kerja. Sedangkan penghitungan dapat di lakukan dengan cara mencari
koordinat x dan y menggunakan rumus dimana koordinat tersebut merupakan titik berat.
Apabila data hasil percobaan dan data hasil perhitungan berbeda, hal ini di karenakan
oleh beberapa faktor, seperti gangguan angin dan kurangnya ketelitian saat melakukan
percobaan.
B. Saran
1) Bagi teman-teman yang ingin melakukan praktikum sebaiknya dilakukan di
tempat yang tenang agar konsentrasi saat melakukan percobaan tidak terganggu
dan juga sebaiknya meningkatkan ketelitian ketika melakukan percobaan agar
didapatkan data yang sama dari data hasil percobaan dengan data hasil hitung.
2) jangan lupa memperhatikan tata tertib laboratorium
3) serta keselamatan kerja saat bekerja di laboratorium
H. Daftar Pustaka
Page 9
1) Lembar penuntun Laboratorium Fisika
2) Nurachmandani, Setya. 2009.Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI. Jakarta :
Pusat
3) sesaat-fajar29.blogspot.com/2011/10/laporan-praktikum-fisika-dasar
4) asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-fisika-bidang-bidang
5) asiiahw.blogspot.com/2013/11/laporan-praktikum-fisika-dasar-
1.htmlmateri4fisika.blogspot.com
I. Dokumentasi
Page 10
Page 11