Oleh:
Mohammad Muchlas
NIM : P17212205007
Konsep Dasar
1. Pengertian
2. Anatomi Fisiologi
a. Eliminasi Urine
b. Eliminasi fekal
1. Usia dan perkembangan : pada bayi sistem pencernaannya belum
sempurna, sedangkan pada lansia proses mekaniknya berkurang karena
berkurangnya kemampuan fisiologis
2. Diet : ini bergantung pada kualitas, frekuensi, dan jumlah makanan yang
dikonsumsi
3. Pemasukan cairan, normalnya 2000-3000 ml/hari. Asupan cairan yang
kurang menyebabkan feses menjadi keras.
4. Aktifitas fisik : merangsang peristaltik usus sehingga peristaltik usus
meningkat
5. Faktor psikologik : perasaan cemas atau takut akan menmpengaruhi
peristaltik atau motilitas usus sehingga dapat menyebabkan diare
6. Tonus otot, tonus otot terutama abdomen yang ditunjang dengan aktivitas
yang cukup akan membantu defekasi.
7. Kehamilan: menekan rektum
8. Operasi dan anestesi
9. Obat-obatan
Beberapa obat dapat menimbulkan efek konstipasi. Laksatif dan katartik
dapat melunakkan feses dan meningkatkan peristlatik.
10. Test diagnostik: barium enema dapat menyebabkan konstipasi
11. Kondisi patologis
Beberapa penyakit pencernaan dapat menyebabkan diare dan konstipasi.
4. Gangguan/ Masalah
a. Eliminasi urin
1. retensi urin : akumulasi urine yang nyata didalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih
2. dysuria : adanya rasa sakit atau kesulitan berkemih
3. polyuria : produksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal,
seperti 2500 ml/hari tanpa adanya intake cairan.
4. Inkontinensia urine : ketidaksanggupan sementara atau permanen oto
sfingter eksternal untuk mengontrol keluarnya urine dari kantong kemih
5. Urinari supresi : berhenti memproduksi urine secara mendadak.
b. Eliminasi fekal
1. Konstipasi : penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh
pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering
2. Impaksi : merupakan akibat dari konstipasi yang tidak
diatasi. Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras,
mengendap di dalam rektum, yang tidak dapat dikeluarkan.
a. Pengkajian
1) identitas klien
meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
identitas penanggung jawab.
2) keluhan utama (alasan dirawat di rumah sakit)
Keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan
mengganggu oleh klien pada saat perawat mengkaji, dan
pengkajian tentang riwayat keluhan utama seharusnya
mengandung unsur PQRST (Paliatif/Provokatif, Quality,
Regio, Skala, dan Time)
3) riwayat kesehatan sekarang
18). terapi
terapi yang diberikan baik oral maupun parenteral yang diberikan dalam
pemenuhan atau gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urin dan fekal
2. Diagnosa Keperawatan
Pemantauan cairan
Rencana Tindakan
Observasi
a. Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi nafas
c. Monitor tekanan darah
d. Monitor berat badan
e. Monitor waktu pengisian
kapiler
f. Monitor elastisitas dan
turgor kulit
g. Monitor jumlah, warna dan
berat jenis urin
h. Monitor kadar albumin dan
protein total
i. Monitor hasil pemeriksaan
serum
j. Monitor intake dan output
cairan
k. Identifikasi tanda-tanda
hipovolemia
l. Identifikasi tanda-tanda
hipervolemia
Manajemen cairan
Rencana Tindakan
Observasi
a. Monitor status hidrasi
b. Monitor berat badan harian
c. Monitor berat badan
sebelum dan sesudah dianalisis
d. Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (hemaktokrit,
Na, K, Cl, berat jenis urin,
BUN)
e. Monitor status
hemodinamik (MAP, CVP,
PAP, PCWP, jika ada)
Terapeutik
a. Catan intake output dan
hitung balance cairan 24 jam
b. Berikan asupan cairan,
sesuai kebutuhan
c. Berikan cairan intravena,
jika perlu
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
deuretik, jika perlu
Menejemen elektrolit
Rencana tindakan:
Observasi
a. Identifikasi tanda dan gejala
ketersediaan kadar elektrolit
b. Identifikasi penyebab
ketidakseimbangan elektrolit
c. Identifikasi kehilangan
elektrolit melalui cairan
d. Monitor kadar elektrolit
e. Monitor efek samping
pemberian suplemen elektrolit
Terapeutik
a. Berikan cairan, jika perlu
b. Berikan diet yang tepat
(tinngi kalium, rendah
natrium)
c. Pasang akses intravena, jika
perlu
Edukasi
a. Jelaskan jenis, penyebab
dan penanganan
ketidakseimbangan elektrolit
Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian
suplemen elektrolit sesuai
indikasi
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan
yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
ksehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara melibatkan pasien.
S = subjektif
O = objektif
A = Analisa
P = Planni
DAFTAR PUSTAKA
Wartonah dan Tarwoto. 2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses. Keperawatan.
Salemba Medika : Jakarta.
Yoga. 2009. Mengenal dan Mencegah Embeien atau Hemoroid. (Online), (Imade
http://imadeharyoga.wordpress.com/2009/06/17/60/), diakses tanggal 4
Oktober
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017, SDKI, SLKI, Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia, 2018
Nurarif, A., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC – NOC Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta: Penerbit Maediaction
Jogja.