Rp6.000.000 −Rp3.000.000
4
= Rp750.000
TABEL DEPRESIASI – METODE GARIS LURUS
Tahun Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku
Depresiasi Depresiasi Mesin
Harga perolehan mesin Rp6.000.000
1 Rp750.000 Rp750.000 5.250.000
2 750.000 1.500.000 4.500.000
3 750.000 2.250.000 3.750.000
4 750.000 3.000.000 3.000.000
Rp3.000.000
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset
(terutama mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila
digunakan sepenuhnya (full time) dibanding
penggunaan yang tidak sepenuhnya.
Dengan metode ini, beban depresiasi dihitung dengan
dasar satuan jam jasa.
Beban depresiasi periodik besarnya akan sangat
tergantung pada jam jasa yang terpakai (digunakan)
Contoh
Mesin dengan harga perolehan Rp6.000.000, nilai sisa
(residu) sebesar Rp3.000.000 ditaksir akan dapat
digunakan 8.000 jam. Depresiasi per jam dihitung sebagai
berikut.
Harga Perolehan −Nilai Sisa
Depresiasi per jam =
Taksiran Jam Jasa
Rp6.000.000−Rp3.000.000
=
8.000 jam
= Rp375
Apabila tahun pertama, mesin tersebut digunakan selama
3.000 jam, maka beban depresiasinya (3.000 jam x Rp375 =
Rp1.125.000)
TABEL DEPRESIASI – METODE JAM JASA
Tahun Jam Kerja Mesin Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku
Depresiasi Depresiasi Mesin
Harga perolehan mesin Rp6.000.000
1 3.000 Rp1.125.000 Rp1.125.000 4.875.000
2 2.500 937.500 2.062.500 3.937.500
3 1.500 562.500 2.625.000 3.375.000
4 1.000 375.000 3.000.000 3.000.000
8.000 Rp3.000.000
Dalam metode ini, masa manfaat aset ditaksir dalam
satuan jumlah unit hasil produksi.
Beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan hasil
produksi, sehingga depresiasi tiap periode akan
berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil
produksi.
Dasar anggapan yang dipakai adalah bahwa aset itu
dimiliki untuk menghasilkan produk sehingga
depresiasi juga didasarkan pada jumlah produk yang
dihasilkan.
Contoh
Mesin dengan harga perolehan Rp6.000.000, nilai sisa (residu)
sebesar Rp3.000.000. Mesin ini ditaksir selama umur
penggunaannya akan menghasilkan produk sebanyak 50.000
unit. Depresiasi per unit produk dihitung sebagai berikut.
Harga Perolehan −Nilai Sisa
Depresiasi/ unit =
Taksiran Produk yg Dihasilkan
Rp6.000.000−Rp3.000.000
=
50.000 unit
= Rp60
Apabila dalam tahun pertama penggunaan mesin tersebut
menghasilkan 18.000 unit produk, maka beban depresiasi untuk
tahun tersebut sebesar Rp1.080.000 (18.000 unit x Rp60)
TABEL DEPRESIASI – METODE HASIL PRODUKSI
Tahun Hasil Produksi Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku
(unit) Depresiasi Depresiasi Mesin
Harga perolehan mesin Rp6.000.000
1 18.000 Rp1.080.000 Rp1.080.000 4.920.000
2 12.000 720.000 1.800.000 4.200.000
3 10.000 600.000 2.400.000 3.600.000
4 10.000 600.000 3.000.000 3.000.000
50.000 Rp3.000.000
Dalam metode ini, beban depresiasi tahun-tahun
pertama akan lebih besar daripada depresiasi tahun-
tahun berikutnya;
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aset yang
baru akan dapat digunakan dengan lebih efisien
dibanding aset yang lebih lama;
Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah
beban depresiasi dan biaya reparasi & pemeliharaan
dari tahun ke tahun akan relatif stabil, karena jika
depresiasinya besar, maka biaya reparasi &
pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan
sebaliknya.
Dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara
mengalikan bagian pengurang yang setiap tahunnya
selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi
nilai sisa.
Bagian pengurang dihitung sebagai berikut.
- Pembilang: bobot untuk tahun bersangkutan
- Penyebut: jumlah angka tahun selama umur
ekonomis aset atau jumlah angka bobot.
Contoh
Mesin harga perolehannya Rp1.000.000, nilai sisa Rp100.000, ditaksir
umur ekonomisnya 3 tahun. Depresiasinya dihitung sebagai berikut.
Keterangan:
Penyebut dlm bagian pengurang dihitung dengan cara menjumlahkan angka
bobot = 3 + 2 + 1 = 6
Pembilang dlm bagian penguran adalah angka bobot tahun yang
bersangkutan.
TABEL DEPRESIASI – METODE JUMLAH ANGKA TAHUN
Tahun Perhitungan Akumulasi Total Akumulasi Nilai Buku
Depresiasi Depresiasi Depresiasi Mesin
Harga perolehan mesin Rp1.000.000
3
1 x Rp900.000= 450.000 Rp450.000 Rp450.000 550.000
6
2
2 x Rp900.000= 300.000 300.000 750.000 250.000
6
1
3 x Rp900.000= 150.000 150.000 900.000 100.000
6
Rp900.000
Jika aset memiliki masa manfaat yang panjang, maka penyebut (jumlah angka tahun)
bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut.
𝑛+1
Jumlah Angka Tahun = 𝑛 ( )
2
Rp6.000.000 −Rp3.000.000
4
= Rp750.000
TABEL DEPRESIASI – METODE GARIS LURUS
Tahun Akumulasi Total Akumulasi Depresiasi Nilai Buku Mesin
Depresiasi
Harga perolehan mesin Rp6.000.000
1 Rp750.000 Rp750.000 5.250.000
2 750.000 1.500.000 4.500.000
3 750.000 2.250.000 3.750.000
4 750.000 3.000.000 3.000.000
Rp3.000.000
Rp.200.000.000 −Rp20.000.000
Deplesi = = Rp1.200 ton
150.000 ton
Jika ada tahun pertama dieksploitasi sebanyak 40.000 ton,
maka deplesi untuk tahun tersebut = Rp48.000.000
(40.000 x Rp1.200)
Jurnal yang harus dibuat:
Deplesi Tambang Rp48.000.000
Akumulasi Deplesi Tambang Rp48.000.000
Jika pembangunan tambang/sumber daya alam terjadi dalam
masa eksploitasi sedangkan biayanya ditaksir dimuka pada
waktu akan menghitung beban deplesi, jika kenyataannya biaya
pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka
perhitungan deplesi perlu direvisi.
Jika taksiran isi tambang berbeda dengan taksiran isi tambang
yang dipakai dalam menghitung deplesi, maka perhitungan
deplesi harus direvisi.
Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1) Deplesi tahun-tahun yang sudah dicatat dikoreksi, begitu
juga dengan deplesi yang akan datang;
2) Deplesi tahun-tahun yang lalu yang sudah dicatat tidak
dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang
dikoreksi & disesuaikan dengan data terbaru.
Dalam cara pertama, deplesi dihitung kembali kemudian
dikoreksi. Misalnya deplesi yang lalu terlalu besar maka
jurnal koreksinya:
Akumulasi deplesi xxx
Laba ditahan xxx
Dalam cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak
dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan direvisi.
Misalnya dari contoh sebelumnyabiaya pembangunan
tambang bertambah sebesar Rp18.000.000. Sesudah
dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton.
Tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton.
Perhitngan deplesi untuk tahun kedua, sebagai berikut.
Revisi Perhitungan Deplesi Tahun Kedua
Harga perolehan ke-1 Rp200.000.000
Nilai sisa Rp20.000.000
Deplesi tahun ke-1 48.000.000 (Rp68.000.000)
Rp132.000.000
Biaya pembangunan tahun ke-2 18.000.000
Jumlah yg akan di Deplesi Rp150.000.000