Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN EKOTOKSIKOLOGI

UJI TOKSISITAS LIMBAH CAIR TERHADAP


KELANGSUNGAN HIDUP IKAN LELE

Disusun Oleh :
Nama : Maiyana Fransiska
NIM : 08041181621017

LABORATORIUM EKOTOKSIKOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Universitas Sriwijaya
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air memiliki peran penting dalam kesejahteraan individu, masyarakat dan
ekonomi sekitarnya. Air limbah rumah tangga merupakan penyumbang terbesar
polusi air di Indonesia. Jumlah penduduk yang besar berdampak pada jumlah
polusi air yang dihasilkan. Untuk mereduksi jumlah limbah limbah domestik yang
dihasilkan telah dilakukan berbagai upaya dalam mengelola limbah tersebut.
Namun, kendala yang dihadapi yaitu besarnya biaya yang dibutuhkan dan sulitnya
jangkauan masyarakat dalam menangani permasalahan tersebut. Permasalahan air
limbah domestik di Indonesia sudah menjadi permasalahan yang serius. Sebagian
besar masyarakat Indonesia membuang limbah membuang air limbah
domestiknya langsung ke lingkungan atau ke jaringan drainase kemudian menuju
ke sungai
(Al Kholif, 2020).
Air limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat dipergunakan lagi
untuk tujuan semula baik yang mengandung kotoran manusia atau tinja atau dari
aktifitas dapur, kamar mandi, dan cuci. Air limbah domestik mengandung lebih
dari 90% cairan. Zat-zat yang terdapat dalam air buangan di antaranya adalah
unsur-unsur organik tersuspensi maupun terlarut seperti protein, karbohidrat, dan
lemak dan juga unsur-unsur anorganik seperti butiran, garam dan metal serta
mikroorganisme. Unsur-unsur tersebut memberikan corak kualitas air buangan
dalam sifat fisik kimiawi maupun biologi. Temperatur, suhu dari air buangan
biasanya sedikit lebih tinggi dari air minum. Temperatur ini dapat mempengaruhi
aktifitas mikrobial, solubilitas dari gas dan viskositas (Syarief dan Kodoatie,
2010).
Air limbah domestik selain potensial menyebabkan pencemaran badan air
akibat kandungan polutan baik organik maupun anorganik juga mengandung
mikroorganisme patogen yang sangat berbahaya terhadap kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu perlu penanganan yang lebih serius. Beberapa mikroorganisme
patogen dan parasit biasanya ditemukan di dalam air limbah domestik dan juga di

Universitas Sriwijaya
dalam efluen dari unit pengolahan air limbah, tinja atau kotoran binatang
fecal matter (Marsidi dan Said, 2005).
Kualitas air limbah domestik adalah kualitas fisik air buangan domestik pada
umumnya dinyatakan dalam temperatur, warna, bau, dan kekeruhan. Sifat
kimiawi dari buangan domestik biasanya dinyatakan dalam bentuk organik dan
anorganik, dan biasanya dengan perbandingan 50% zat organik dan 50% zat
anorganik. Lingkungan perumahan harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai
ketentuan dan persyaratan teknis yang diatur dalam peraturan atau perundangan
yang telah berlaku (Kurniawan et al., 2019).
Polutan toksik dapat mengakibatkan kematian (letal) maupun bukan kematian
(sub letal), misalnya terganggunya pertumbuhan, tingkah laku dan karakteristik
morfologi berbagai organisme akuatik. Semakin tinggi konsentrasi limbah cair
menyebabkan rusaknya insang ikan. Limbah cair lateks sebagian besar belum
dimanfaatkan, dimana limbah ini biasanya limbah cair oleh industri maupun
sehingga mengakibatkan terganggunya kelangsungan hidup dan pertumbuhan
ikan (Bosman et al., 2013).
Limbah atau toksikan di alam ada yang bersifat tunggal dan ada yang
campuran. Keberadaannya di lingkungan (terutama perairan) akan berinteraksi
dengan komponen atau faktor lain. Faktor yang mempengaruhi konsentrasi
toksikan adalah sifat fisik kimia toksikan tersebut, sifat fisik kimia biologis
lingkungan, dan sumber keluaran dan kecepatan masukan toksikan ke lingkungan.
Biota dapat mengalami efek negatif toksikan tunggal atau campuran berbagai
toksikan, dalam bentuk perubahan struktural dan fungsional (Halang, 2004).
Bahan organik, anorganik, maupun gas yang terkandung di dalam
limbah cair rumah tangga dapat mencemari lingkungan serta menyebabkan
berbagai penyakit. Selain itu, sebagian bahan tersebut diurai oleh
mikroorganisme menjadi suatu senyawa yang dapat menimbulkan bau tidak
sedap. Air limbah terdiri dari 99.7% air dan 0.3% bahan lain, seperti bahan
padat, koloid dan terlarut. Bahan lain tersebut terbagi atas bahan organik dan
anorganik (Nazir dan Suoth, 2016).

2.2. Tujuan Praktikum

Universitas Sriwijaya
Praktikum ini bertujuan untuk menguji toksisitas berbagai macam limbah
terhadap kelangsungan hidup ikan lele, dan membedakan toksisitas masing-
masing limbah.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Limbah


Air limbah rumah tangga merupakan sumber yang banyak ditemukan
dilingkungan. Salah satu komponennya yang dapat berdampak buruk bagi
lingkungan berasal dari deterjen karena manusia pasti menggunakan deterjen
setiap harinya sebagai bahan pembersih di rumah tangga. Jenis deterjen yang
banyak digunakan di rumah tangga sebagai bahan pencuci pakaian dan bahkan
piring adalah deterjen merek Rinso anti noda. Deterjen jenis ini mengandung ABS

(alkyl benzene sulphonate) yang merupakan deterjen tergolong keras. Deterjen


tersebut sukar di rusak oleh mikroorganisme (nonbiodegradable) sehingga dapat
menimbulkan pencemaran lingkungan. Lingkungan perairan yang tercemar
limbah deterjen kategori keras ini dalam konsentrasi tinggi akan mengancam dan
membahayakan kehidupan biota air dan manusia yang mengkonsumsi biota
tersebut (Halang, 2004).
Sumber pencemaran air sangat ditentukan oleh jenis kegiatan serta
pemanfaat sumber daya air oleh manusia yang berada disekitar air tersebut.
Kualitas air menjadi menurun sebagai akibat dari masuknya berbagai limbah, baik
limbah cair maupun padat kedalam aliran air. Tingkat pencemaran sungai dapat
mempengaruhi daya tampung sungai. Semakin tinggi tingkat pencemaran sungai
maka dapat mengurangi daya tampung bahkan dapat melampaui daya tampung
sungai tersebut. Air limbah domestik mengandung sampah padat dan cair yang
diantaranya memiliki sifat mengandung bakteri, terdapat bahan orgaik sehingga
nilai BOD tinggi, nilai oksigen terlarut rendah, dan mengandung sampah padat
dan cair yang mengapung di permukaan (Anwariani, 2018).

Universitas Sriwijaya
2.2. Sumber Pencemaran Air
Pencemaran air ialah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air menurun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pencemaran air
permukaan secara umum dapat berkontribusi terhadap manajemen air yang
kurang dan pemakaian bahan kimia pertanian yang tidak teregulasi. Limbah
yang tidak diolah dari kota dan sektor pertanian langsung masuk ke badan air
permukaan tanpa pengolahan. Limbah yang berasal dari sektor industri juga
berkontribusi dalam pencemaran air permukaan (Quay, 2018).
Pertumbuhan populasi menyebabkan pencemaran air permukaan,
terutama pada air sungai karena terbatasnya manajemen sanitasi dan limbah
domestik. Kekurangan pengelolaan limbah domestik dan perilaku manusia
yang berlaku secara tidak langsung membuang limbah organik dan anorganik
serta limbah padat dan cair ke badan air, telah meningkatkan tingkat polusi air
dan menurunkan kualitas air. Banyaknya aktifitas di sekitar sungai dapat
menyebabkan pencemaran dan mempengaruhi serta menurunkan kualitas air,
selain aktifitas manusia faktor lain yang dapat menyebabkan terjadinya
pencemaran adalah perubahan iklim (Zanatia, 2019).

2.3. Dampak Air Limbah Domestik


Limbah domestik merupakan limbah yang berasal dari kegiatan sehari-
hari tetapi tidak termasuk aktivitas kakus. Kegiatan sehari-hari yang
menghasilkan limbah seperti mencuci, memasak, mandi, dan kegiatan pertanian
serta peternakan. Pembuangan limbah domestik di sungaidapat meningkatkan
kadar BOD dalam air. Kandungan nilai BOD yang tinggi di sungai dapat
menyebabkan pendangkalan akibat sedimentasi di sungai. Hal ini dikarenakan
berkurangnya kadar oksigen dalam air yang masuk sehingga biota akan
mengalami kematian (Suprihatin , 2014).

2.4. Jenis-Jenis Air Limbah


Air limbah domestik dapat terbagi menjadi blackwater dan greywater.
Definisi greywater adalah air limbah yang berasal dari dapur, air bekas cuci
pakaian, dan air mandi. Sedangkan blackwater adalah air limbah yang

Universitas Sriwijaya
mengandung kotoran manusia. Sungai yang memiliki kandungan bahan organik
dan anorganik yang tinggi bersumber dari aktivitas masyarakat berupa
pembuangan limbah cair ke sungai seperti mandi , cuci, dan kakus (MCK), hal
ini menyebabkan menurunnya kualitas air. Kegiatan industri, domestik, hal ini
dapat mengganggu dan menimbulkan kerusakan bagi makhluk hidup di air
(Effendi dalam Sasongko, 2014).
BAB 3
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu Dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober 2020, praktikum ini
dilaksanakan melalui via zoom (online).

3.2. Alat Dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum berupa baskom besar. Bahan yang
digunakan dalam praktikum berupa macam-macam air limbah air (limbah cucian
beras, limbah cucian piring, limbah air ac, limbah air selokan, limbah pemutih),
dan ikan nila.

3.3. Cara Kerja


Disiapkan baskom kemudian dimasukkan limbah sesuai kelompok masing-
masing. Setelah limbah cair dimasukkan kedalam baskom selanjutnya
dimasukkan ikan nila. Diamati dan catat perilaku ikan nila 2 kali setiap 10 menit.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai