Anda di halaman 1dari 145

• S1 Keperawatan

MODUL PRAKTIKUM
PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN
KESEHATAN

STIKES MITRA KELUARGA


KATA PENGANTAR

Program pendidikan S1 Keperawatan bertujuan menghasilkan lulusan


yang memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
yang memadai serta memiliki keterampilan profesional, baik keterampilan
intelektual, interpersonal maupun teknikal. Sebagai pendidikan yang bersifat
profesional, maka dalam proses pembelajaran dikembangkan berbagai
metoda pembelajaran yang membutuhkan kemampuan penguasaan
berbagai cabang keilmuan yang mendukung keterampilan profesional, salah
satunya melalui pengalaman belajar praktikum atau praktik laboratorium.
Pembelajaran praktikum atau praktik laboratorium promosi kesehatan
dan Pendidikan kesehatan merupakan tahapan pembelajaran setelah proses
pembelajaran teori. Keberhasilan pembelajaran praktik laboratorium sangat
ditentukan oleh keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran teori, karena
pembelajaran praktikum bertujuan untuk menguji coba ilmu, teori dan
konsep yang telah dipelajarinya, dengan demikian sebelum pembelajaran
praktikum dimulai, seyogyanya dilakukan pengujian terhadap kemampuan
teoritis peserta didik.
Pengalaman belajar praktikum atau praktik laboratorium promosi
kesehatan dan Pendidikan kesehatan merupakan tahapan proses
pembelajaran yang penting untuk mempersiapkan peserta didik dalam
melaksanakan pembelajaran praktik di lahan praktek klinik atau praktik
lapangan. Dengan penguasaan aspek keterampilan di laboratorium, maka
akan memberikan bekal atau persiapan peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran di klinik lapangan atau komunitas.
Untuk mendukung kegiatan pembelajaran praktikum ini, maka
diperlukan satu buku panduan yang dapat menjadi acuan bagi peserta didik
dalam melaksanakan pembelajaran praktikum promosi kesehatan dan
Pendidikan kesehatan.

i
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar I
Daftar Isi ii
Tinjauan mata kuliah 1
Modul I Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan dan Pendidikan 6
kesehatan
Modul II Diagnosa keperawatan dalam promosi dan Pendidikan 28
kesehatan
Kegiatan praktek 1 merumuskan diagnosa keperawatan dalam promosi 29
dan Pendidikan kesehatan
Modul III Rencana asuhan keperawatan promosi dan Pendidikan 41
kesehatan
Kegiatan praktek 1 menyusun tujuan dan kriteria hasil pada promosi 42
kesehatan dan Pendidikan kesehatan
Kegiatan praktek 2 Menyusun Rencana Intervensi pada Promosi 50
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
Modul IV Merancang promosi kesehatan dan Pendidikan kesehatan 54
Kegiatan praktek 1 Rancangan SAP 55
Kegiatan praktek 2 Strategi promosi kesehatan: advokasi dan negosiasi 66
Kegiatan praktek 3 strategi promosi kesehatan: kemitraan 75
Modul V Media promosi kesehatan dan Pendidikan kesehatan 81
Kegiatan praktek 1 membuat media cetak 82
Modul VI metode Pendidikan kesehatan 118
Kegiatan praktek I metode Pendidikan kesehatan 119

ii
TINJAUAN MATA KULIAH

A. Identitas Mata Kuliah


1. Nama Mata Kuliah : Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan
2. Kode Mata Kuliah : NRS.18.1.011
3. Bobot SKS : 3 SKS ( 2 T, 1 P)
4. Semester : II

B. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah ini membahas tentang konsep teoritis pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien, konsep dan teori belajar mengajar, konsep dan teori
promosi kesehatn dan pengembangan program pendidikan dan promosi
kesehatan bagi klien..

C. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah


Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, bila diberi data kasus,
mahasiswa mampu :
1. Menganalisa peran perawat dalam pendidikan dan promosi kesehatan
2. Mengintegrasikan konsep, teori, dan prinsip belajar mengajar pada
program promosi kesehatan klien dalam rangka mengatasi, mencegah,
dan meningkatkan kesehatan klien
3. Mengintegrasikan konsep dan teori promosi kesehatan dalam mencegah,
dan meningkatkan kesehatan klien
4. Menganalisa beberapa model dalam promosi kesehatan
5. Menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
pendidikan dan promosi kesehatan
6. Mengembangkan program pendidikan dan promosi kesehatan bagi klien
sesuai dengan kebutuhan mereka

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 1


D. Metode Pembelajaran
1. Skill lab
2. project based learning (PjBL)

E. Metode Evaluasi
1. Oral test
2. Presentasi
3. Direct Observational Procedure skill (DOPS)

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 2


JADWAL PRAKTIKUM

Pertemuan Waktu Capaian Bahan Kajian Bentuk Indikator/ Dosen


Pembelajaran (Materi Ajar) Pembelajaran: Kriteria
khusus Metode Penialaian
I 170’ Merancang instumen Pengkajian kebutuhan pendidikan Praktikum: Ketepatan RY
pengkajian edukasi kesehatan simulasi dan Menjawab
kesehatan sesuai a. Pengkajian pada kelompok/ demonstrasi Pertanyaan
kebutuhan klien masyarakat UP 1
b. Pengkajian pada individu

II 170’ Merancang rencana Rancangan intervensi Pendidikan Praktikum: Ketepatan RY


intervensi: edukasi kesehatan: simulasi dan Menjawab
kesehatan sesuai a. Diagnosa Keperawatan demonstrasi Pertanyaan
kebutuhan klien b. Tujuan dan kriteria hasil UP 1
c. Rencana intervensi

III 170’ Mendesain rancangan Rancangan pendidikan kesehatan Praktikum: Ketepatan RY


edukasi kesehatan (SAP) simulasi dan Menjawab
sesuai kebutuhan klien a. Tujuan Instruksional Umum demonstrasi Pertanyaan
(TIU)
b. Tujuan Instruksional Khusus UP 1
TIK)
c. isi penyuluhan
d. materi penyuluhan
e. metode penyuluhan
f. alat bantu peraga penyuluhan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 3


Pertemuan Waktu Capaian Bahan Kajian Bentuk Indikator/ Dosen
Pembelajaran (Materi Ajar) Pembelajaran: Kriteria
khusus Metode Penialaian
g. waktu dan tempat
penyuluhan
h. Rencana evaluasi penyuluhan

IV 170’ Mempraktekkan Strategi Promosi Kesehatan: Praktikum: Ketepatan RY


strategi promosi Advokasi dan negosiasi simulasi dan Menjawab
kesehatan advokasi dan demonstrasi Pertanyaan
negosiasi UP 3
V 170’ Mempraktekkan Strategi Promosi Kesehatan: Praktikum: Ketepatan RY
strategi promosi Kemitraan (Partnership) simulasi dan Menjawab
kesehatan kemitraan demonstrasi Pertanyaan
Proposal
VI 170’ Mendesain media Media Praktikum: Ketepatan RY
untuk program edukasi a. Definisi media simulasi dan Menjawab
kesehatan sesuai b. Jenis-jenis media demonstrasi Pertanyaan
kebutuhan klien c. Kelebihan dan kekurangan UP 1
masing-masing media
d. Pemilihan jenis media
berdasarkan topik dan
sasaran pendidikan kesehatan
e. Praktek pembuatan media:
poster, leaflet, booklet/
lembar balik
VII 170’ Mendesain media Media pendidikan kesehatan Praktikum: Ketepatan RY
elektronik program berbasis elektronik simulasi dan Menjawab
edukasi kesehatan demonstrasi Pertanyaan
sesuai kebutuhan klien UP 2

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 4


Pertemuan Waktu Capaian Bahan Kajian Bentuk Indikator/ Dosen
Pembelajaran (Materi Ajar) Pembelajaran: Kriteria
khusus Metode Penialaian
VIII 170’ Mendemonstrasikan Metode pendidikan kesehatan: Praktikum: Ketepatan RY
metode dan strategi ceramah dan demonstrasi simulasi dan Menjawab
Pendidikan kesehatan: role play Pertanyaan
ceramah dan UP 1
demonstrasi

IX 170’ Mendemonstrasikan Metode pendidikan kesehatan: Praktikum: Ketepatan RY


metode Pendidikan sosio drama/ mini drama simulasi dan Menjawab
kesehatan demonstrasi Pertanyaan
menggunakan UP 1
sosiodrama/ mini drama

X 170’ Mendemonstrasikan Metode pendidikan kesehatan: Praktikum: Ketepatan RY


metode Pendidikan role play simulasi dan Menjawab
kesehatan demonstrasi Pertanyaan
menggunakan metode UP 1
role play

XI 170’ Mendesain rancangan Rancangan evaluasi pendidikan Praktikum: Ketepatan RY.


evaluasi program dan promosi kesehatan simulasi dan Menjawab
edukasi kesehatan demonstrasi Pertanyaan
sesuai kebutuhan klien UP 1

XII 170’ Menganalisis penerapan Pendidikan kesehatan kelompok Praktikum: role Ketepatan RY.
program pendidikan usia pra sekolah dan sekolah (role play Menjawab
kesehatan pada usia play 2 kelompok) Pertanyaan
pra sekolah dan sekolah Laporan
praktikum

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 5


Pertemuan Waktu Capaian Bahan Kajian Bentuk Indikator/ Dosen
Pembelajaran (Materi Ajar) Pembelajaran: Kriteria
khusus Metode Penialaian
XIII 170’ Menganalisis Pendidikan kesehatan kelompok Praktikum: role Ketepatan RY.
penerapan program usia remaja play Menjawab
pendidikan kesehatan Pendidikan kesehatan pada Pertanyaan
pada usia remaja dan kelompok usia dewasa Laporan
dewasa praktikum
XIV 170’ Menganalisis Advokasi dan negosiasi Praktikum: role Ketepatan RY.
penerapan program play Menjawab
promosi kesehatan Pertanyaan
menggunakan berbagai UP 3
strategi

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 6


PETA KOMPETENSI

Mengembangkan program pendidikan dan promosi kesehatan bagi


klien sesuai dengan kebutuhan mereka

Mengintegrasikan konsep,
Menganalisa Mengintegrasikan
teori, dan prinsip belajar
beberapa model konsep dan teori
mengajar pada program
dalam promosi promosi kesehatan
promosi kesehatan klien dalam
kesehatan dalam mencegah, dan
rangka mengatasi, mencegah,
meningkatkan
dan meningkatkan kesehatan
kesehatan klien
klien

Menganalisis faktor – faktor


yang mempengaruhi
pelaksanaan pendidikan dan
promosi kesehatan

Menganalisa peran perawat


dalam pendidikan dan promosi
kesehatan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 7


MODUL 1
Pengkajian Kebutuhan Promosi dan Pendidikan Kesehatan

Pendahuluan
Pendidikan kesehatan atau Promosi kesehatan pada hakikatnya adalah suatu
kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,
kelompok atau individu. Pendidikan kesehatan juga merupakan suatu proses
yang mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Suatu proses
pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yaitu
perubahan perilaku, dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor metode, faktor materi
atau pesannya, pendidik/petugas dan alat bantu peraga pendidikan yang dipakai.

Promosi kesehatan adalah proses membuat orang mampu meningkatkan kontrol


terhadap, dan memperbaiki kesehatan mereka (WHO, 1984). Sebagai
perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan ini, secara organisasi
struktural, maka pada tahun 1984, Divisi Pendidikan Kesehatan (Health
Education) di dalam WHO diubah menjadi Divisi Promosi dan Pendidikan
Kesehatan (Division on Health Promotion and Education). Pada awal tahun 2000,
Departeman Kesehatan Republik Indonesia, baru dapat menyesuaikan konsep
WHO ini dengan mengubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
menjadi Direktorat Promosi Kesehatan dan sekarang menjadi Pusat Promosi
Kesehatan.

Pendidikan dan Promosi Kesehatan Kesehatan Masyarakat adalah proses


pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar mereka mampu
memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Pemberdayaan tersebut dilakukan
dengan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, dengan kegiatan
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, sesuai kondisi dan potensi setempat,
serta dengan cara mempengaruhi lingkungan melalui advokasi, bina suasana dan
cara-cara lain yang memungkinkan (www.promosikesehatan.com)

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 8


Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam
keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi
keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok,
maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.
Menurut (Notoatmodjo. S, 2003: 20)

Tujuan pedidikan dan atau promosi kesehatan adalah membuat orang lain
mampu meningkatkan kontrol terhadap, dan memperbaiki kesehatan masyarakat
dengan basis filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri (self
empowerment). Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu
menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami apa yg
dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya yg ada pada
mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu memutuskan kegiatan
yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup sehat dan kesejahteraan
masyarakat (Mubarak, 2009).

Dalam Undang-undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 dan WHO, tujuan


pendidikan kesehatan adalah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan; baik secara fisik, mental dan
sosialnya, sehingga produktif secara ekonomi maupun social, pendidikan
kesehatan disemua program kesehatan; baik pemberantasan penyakit menular,
sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan, maupun program
kesehatan lainnya (Mubarak, 2009). Sedangkan menurut Bloom (1908) tujuan
pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan 3 domain perilaku yaitu
kognitif (cognitive domain), afektif (affective domain), dan psikomotor
(psychomotor domain) (Notoatmodjo, 2003: 127).

Keberhasilan program pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku kesehatan


dan domain kesehatan sangat besar peranannya guna mewujudkan sumber daya

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 9


manusia yang berkualitas. Pendidikan kesehatan yang meliputi perilaku
kesehatan dan domain kesehatan ini harus didukung oleh semua pihak terutama
masyarakatnya. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan
masyarakat dan tentunya menyadarkan mereka tentang pentingnya kesehatan
itu sendiri. Kesehatan sendiri adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan masyarakat melalui
pendidikan kesehatan. Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat,
maka perlu dilakukan pendidikan, khususnya pendidikan yang ditujukan kepada
masyarakat.

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari berbagai dimensi, antara
lain: dimensi aspek kesehatan, dimensi tatanan atau tempat pelaksanaan
pendidikan kesehatan,dan dimensi tingkat pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,
2003). Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi lima yaitu: Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga
(rumah tangga); Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di
sekolah dengan sasaran murid; Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja
dengan sasaran buruh atau karyawan yang bersangkutan; Pendidikan kesehatan
di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus, stasiun, bandar udara,
tempat-tempat olahraga, dan sebagainya;

Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,


Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya. Pendidikan kesehatan
pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan
kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Pendidikan kesehatan
juga merupakan suatu proses yang mempunyai masukan (input) dan keluaran
(output). Suatu proses pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan
pendidikan yaitu perubahan perilaku, dipengaruhi banyak faktor yaitu faktor
metode, faktor materi atau pesannya, pendidik/petugas dan alat bantu peraga
pendidikan yang dipakai.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 10


Kegiatan Praktik I: Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan

A. Praktek Pengkajian Kebutuhan Promosi Kesehatan


Pengkajian merupakan tahap awal dalam melaksanakan proses
keperawatan. Pengkajian yang benar dan tepat memungkinkan perawat
dapat mengumpulkan data yang sesuai dengan kondisi pasien.
Keterampilan perawat sangat diperlukan dalam tahap ini. Kebutuhan
promosi dan Pendidikan kesehatan klien dapat ditemukan secara tepat
sesuai dengan kondisi klien, jika Teknik dalam pengkajian dapat dilakukan
dengan benar.

B. Uraian Materi
Pengkajian merupakan tahap awal yang akan saudara lakukan sebelum
memutuskan langkah pendidikan dan promosi kesehatan selanjutnya.
Pengkajian yang menyeluruh dan akurat menjamin data-data yang
terkumpul sesuai dengan kondisi klien. Oleh karena itu, saudara harus
melakukan peran sebagai perawat dalam tahapan pengkajian seperti yang
sudah dipelajari pada tahapan pembelajaran teori sebelumnya.

Sekarang, coba saudara sebutkan apakah peran tersebut?

Peran sebagai edukator


Peran sebagai organisator
Peran sebagai kolaborator

Saudara akan memperoleh data yang akurat dengan beberapa tahapan


sebelum mengembangkan instrumen pengkajian kebutuhan pendidikan
kesehatan. Apa saja yang harus saudara lakukan agar instrumen pengkajian
yang saudara kembangkan kan sesuai dengan kebutuhan klien?

1. Menentukan Kebutuhan Manusia


Saat melakukan pengkajian promosi kesehatan, perawat perlu
menentukan prioritas. Bradshaw (1972) secara umun mengunakan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 11


suatu taksonomi yang membedakan kebutuhan kesehatan dan sosial
menjadi empat tipe kebutuhan, yaitu:
a. Kebutuhan normatif: Didasarkan pada pertimbangan ahli profesional.
Contohnya perencanaan karir, keuangan, asuransi, dan liburan.
b. Kebutuhan yang dirasakan: Kebutuhan yang diidentifikasi sebagai
apa yang mereka inginkan. Tergantung pada kesadaran dan
pengetahuannya
c. Kebutuhan yang dinyatakan: Kebutuhan yang dirasakan yang telah
diubah menjadi permintaan yang terungkap (demand), biasanya
berupa keinginan.
d. Kebutuhan ini bisa bertentangan dengan kebutuhan normatif.
e. Kebutuhan Komparatif: Kebutuhan dengan membandingkan diantara
kelompok yang sama.

Empat (4) kunci yang perlu dipertimbangkan dalam mengidentifikasi


kebutuhan:
a. Ruang lingkup tugas;
b. Reaktif atau proaktif;
c. Menempatkan kebutuhan klien lebih dulu;
d. Pendekatan pemasaran

Pada promosi kesehatan perawat lebih banyak berperan sebagai


fasilitator self-care dibandingkan pemberi asuhan keperawatan.
Proses pengkajian ditujukan untuk mengkaji klien, termasuk
individual client, keluarga atau komunitas dan untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan kekuatan serta sesuai dengan hasil
(Roberta Hunt, 2005). Adapun beberapa tahap dalam pengkajian
yaitu:

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 12


2. Tujuan pengkajian keperawatan dalam promosi kesehatan
a. Untuk membantu intervensi langsung dengan sewajarnya.
b. Untuk mengidentifikasi respon tentang kebutuhan spesifik dari grup
minoritas, komunitas, atau populasi yang membutuhkan promosi
kesehatan. Misalnya promosi kesehatan yang dilakukan pada
komunitas mantan penderita kusta tentu berbeda dengan promosi
yang dilakukan pada orang normal.
c. Untuk menentukan risiko dari suatu komunitas, apa yang akan
terjadi jika komunitas tersebut diberi promosi kesehatan dan apa
yang akan terjadi jika kelompok tersebut tidak diberi promosi
kesehatan.
d. Alokasi sumber dana, prioritas dana dinas kesehatan diharapkan
digunakan untuk proses pencegahan penyakit melalui promosi
kesehatan bukan untuk biaya pengobatan.

3. Proses pengkajian dalam promosi kesehatan untuk kelompok khusus /


masyarakat
Proses dimulai dari pengkajian kualitas hidup, masalah kesehatan,
masalah perilaku, faktor penyebab, sampai keadaan internal dan
eksternal. Output pengkajian ini adalah pemetaan masalah perilaku,
penyebabnya, dan lain-lain.

Proses pengkajian dalam promosi kesehatan dapat dilakukan dengan


memberikan beberapa pertanyaan, yaitu tentang:
a. Apa yang ingin saya ketahui?
b. Mengapa saya ingin mengetahui hal ini?

c. Bagaimana saya bisa menemukan informasi ini?


d. Apa yang akan saya lakukan dengan informasi ini?
e. Apa kesempatan saya di sini untuk melakukan tindakan dengan
informasi ini?

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 13


Pertanyaan-pertanyaan tersebut berguna untuk mengetahui secara lebih
detail tentang:
a. Kebutuhan individu
Untuk seorang perawat pemberi promosi kesehatan yang bekerja
dengan klien individu, ini sangat penting untuk diketahui agar dapat
meningkatkan partisipasi klien dalam proses keperawatan.
b. Riwayat komunitas
Bagi perawat komunitas selain untuk mengidentifikasi kebutuhan
mereka, bekerja dengan kelompok atau komunitas pengetahuan
tentang profil komunitas dapat menjadikan pengkajian lebih
sistematik daripada melakukan pengamatan subjektif.
c. Pandangan masyarakat
Perawat pemberi promosi kesehatan perlu mendengarkan
pandangan masyarakat. Hal ini penting untuk dilakukan karena
pertama, perawat perlu mendorong masyarakat lokal untuk terlibat
secara langsung dalam proses. Kedua, perawat perlu memeberi
keyakinan bahwa perawat menyediakan informasi yang berguna
dalam memenuhi kebutuhan dalam aktivitas masyarakat. Proses ini
dapat dikatakan tidak berhasil jika masyarakat psif dalam
penyediaan informasi dan tidak berpartisipasi secara langsung
dalam proses promosi kesehatan. Untuk membuat masyarakat mau
berpartisipasi dalam proses promosi kesehatan, perawat dapat
meminta bantuan dengan cara melakukan pendekatan kepada
tokoh-tokoh masyarakat, seperti: tokoh yang memiliki pengetahuan
tentang isu umum dalam mayarakat, misalnya guru; Pemuka
agama; Tokoh yang penting dalam jaringan informal dan memiliki
peranan dalam local communication seperti shopkeepers dan
bookmakers.
d. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi kebutuhan promosi kesehatan?
Dan darimana saja sumber-sumber yang dapat digunakan?
Perhatikan/cermati point berikut tentang cara mencari dan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 14


menfaatkan informasi. Sumber data terdiri dari:
a. Data primer: secara langsung diambil dari objek/sasaran, baik
perorangan, kelompok, organisasi maupun masyarakat.
b. Data sekunder: data yang didapat tidak secara langsung dari
objek/sasaran. Data yang didapat sudah jadi, yang dikumpulkan
oleh pihak lain dengan berbagai cara/ metode, baik komersial
maupun non komersial, misalnya melalui media cetak maupun
elektronik.

Data yang dikumpulkan terdiri dari :


1 Data epidemiologi
2 Data sosial ekonomi
3 Pandangan profesional

4 Informasi Kualitas Kehidupan : diperoleh dengan melihat data


sekunder (Strata keluarga) informasi ini hanya berfungsi sebagai
latar belakang masalah saja.
5 Informasi tentang perilaku sehat : diperoleh dari kunjungan rumah
atau di PosYandu
6 Informasi tentang faktor penyebab (predisposing, enabling dan
reinforcing factors) diperoleh melalui survei cepat etnografi (Rapid
etnography assesment) yang dilakukan oleh tingkatan kabupaten
atau kota.
7 Informasi tentang faktor internal (tenaga, sarana, dana promosi
kesehatan) dan eksternal (peraturan, lingkungan di luar unit)
diperoleh dari lapangan/tempat.

Dalam melakukan pengkajian dibutuhkan suatu metode yang bertujuan


untuk mengumpulkan data yang terdiri dari
1 Tes / Ujian, lisan maupun tertulis
2 Observasi : diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 15


terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian/sasaran.
Observasi merupakan metode yang cukup mudah dilakukan untuk
pengumpulan data. Banyak gejala yang hanya dapat diamati dalam
kondisi lingkungan tertentu sehingga dapat terjadi gangguan yang
menyebabkan obeservasi tidak dapat dilakukan. Contoh observasi
adalah dengan Survey Langsung kita dapat melihat karakteristik
tentang gaya hidup, tempat tinggal dan tipe rumah dan lingkungan
rumah. Jenis observasi yang lain :
a. Catatan anekdot : alat untuk mencatat gejala-gejala khusus atau
luar biasa menurut urutan kejadian, catatan dibuat segera setelah
peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan terhadap bagaimana
kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian
tersebut.
b. Catatan berkala (Incidental record) : Pencatatan berkala
walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu
gejala tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada
waktu tertentu dan terbatas pula pada jangka waktu yang telah
ditetapkan unutk tiap kali pengamatan.
c. Daftar ceklis (Checklist) : Penataan data dilakukan dengan
menggunakan sebuah daftar yang emuat nama observer dan
jeniis gejala yang diamati.
d. Skala Penilaian (Rating Scale) : Pencatatan dta dengan alat ini
dilakukan sperti ceklis. Perbedaannya terletak pada kategorisasi
gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat
nama objek yang diobeservasi dan gejala yang diselidiki akan
tetapi tercantum kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan/jenjang setiap gejala tersebut.
3 Peralatan mekanis (Mecanical device) : Pencatatan dengan alat ini
tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena sebagian
atau seluruh peristiwa direkam sesuai dengan keperluan. Jenis
pengumpulan data ini , Yaitu : angket, wawancara, teknik sampling.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 16


a. Informant Interviews, informasi yang diperoleh dari informan
adalah kunci melalui wawncara atau focus group discussion
sangat menolong dalam mengatasi masalah
b. Participant Observation, kita dapat mengkaji dat objektif
berdasarkan orang, tempat dan social system yang ada di
komunitas. Informasi ini dapat membantu mengidentifikasi tren,
kestabilan dan perubahan yang memberi dampak kesehatan
individu di komunitas.
Pengumpulan data yang akurat membutuhkan kerangka yang sesuai
kebutuhan masyarakat. Perawat dapat memilih kerangka tersebut
menggunakan teori-teori promosi kesehatan yang sudah dibahas pada
pertemuan sebelumnya.

Sekarang coba saudara, review kembali terkait teori-teori promosi


kesehatan tersebut mencakup variabel dan spesifikasi kegunaannya. Box
di bawah ini akan menuntun saudara untuk mengingat teori tersebut.

1. Health promotion model


2. Health believe model
3. Trans therotical model
4. Social cognitive theory
5. Theory reason action

Setelah saudara melakukan review variabel, maka saudara pilih


variabel yang akan dikembangkan ke dalam instrumen pengkajian
promosi kesehatan berdasarkan teori yang dipilih kelompok. Variabel
tersebut akan saudara kembangkan ke dalam kisi-kisi pertanyaan,
pertanyaan, teknik pengambilan data. Tabel di bawah ini dapat
saudara gunakan sebagai panduan mengembangkan kisi-kisi
pertanyaan.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 17


Tabel 1 Kisi-kisi instrumen pengkajian promosi kesehatan dan
pendidikan kesehatan
Dikembangkan berdasarkan pendekatan teori....
No Variabel Sub Pertanyaan Teknik
variabel pengambilan
data

Berikut contoh kisi-kisi instrumen yang sudah dibuat berdasarkan teori


Health Promotion Model (HPM)
No Variabel Sub Sub sub Pertanyaan Teknik
variabel variabel pengambilan
data
1 Faktor Biologis Usia Data demografi Angket
1 personal Jenis a.Usia
kelamin b. Jenis
Kelamin
2 Faktor Biologis Usia Data demografi Angket
personal Jenis a. Usia
kelamin b. Jenis
Kelamin
3 dst

Setelah saudara mengembangkan kisi-kisi pertanyaan untuk


pengkajian, saudara akan membuat angkat atau daftar pertanyaan
untuk wawancara.

Silakan saudara kembangkan daftar pertanyaan angket dan daftar pertanyaan


wawancara maupun pencarian data sekunder berdasarkan kisi-kisi.

Setelah saudara membuat angket dan daftar pertanyaan wawancara,


saudara dapat melakukan uji coba instrumen tersebut. Uji coba dapat

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 18


dilakukan dengan cara uji keterbacaan dan uji statistik. Uji keterbacaan
dapat dilakukan dengan cara meminta subyek/ klien yang mirip
karakteristiknya dengan sasaran pendidikan dan promosi kesehatan
untuk membaca hasil instrumen dan memberikan koreksi terhadap tata
bahasa.

Pertanyaan yang sudah direvisi berdasarkan uji coba, dapat langsung


disebarkan kepada sasaran promosi dan pendidikan kesehatan.
Pertanyaan angket yang sudah terkumpul akan direkap untuk dinilai
menggunakan format excel. Persentase yang menunjukkan indikasi
kurang pengetahuan atau tidak baik dapat diangkat menjadi dasar
pelaksanaan program promosi kesehatan pada tahap selanjutnya.

Selain data angket, data hasil wawancara dapat diolah dengan


mengelompokkan ide/ topik pembicaraan yang memiliki topik/ tema
sama. Hasilnya dapat menjadi penunjang data hasil angket.

4. Pengkajian kebutuhan belajar individu


Proses Pendidikan kesehatan yang menjadi bagian dari rencana asuhan
keperawatan pasien membutuhkan pengkajian agar tindakan pengajaran
yang diberikan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien. Beberapa hal
yang harus dikaji antara lain: analisis kebutuhan belajar, motivasi dan
kemampuan belajar pasien (Perry & Potter, 2010). Di bawah ini akan
diuraikan masing-komponen pengkajian kebutuhan belajar klien:
a. Kebutuhan pembelajaran
Berikut hal-hal yang harus dikaji untuk mengetahui kebutuhan belajar
pasien:
1) pertanyaan yang diajukan oleh klien dan keluarga mengenai
masalah kesehatan klien.
2) Tingkat pemahaman klien tentang status kesehatan terkini,
implikasi penyakit, jenis terapi dan prognosis. Informasi tersebut
akan membantu dalam penentuan persepsi klien tentang

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 19


ancaman penyakit dan pengaruhnya pada gaya hidup.
3) Informasi atau keahlian yang dibutuhkan oleh klien untuk
melakukan perawatan diri dan untuk memahami implikasi masalah
kesehatan. Contohnya klien yang baru didiagnosis menderita
diabetes jelas harus belajar untuk mengontrol dietnya. Klien yang
baru menjalani operasi besar harus menjalani keterbatasan
fisiknya yang ditimbulkan oleh prosedur tersebut.
4) Pengalaman klien yang mempengaruhi kebutuhan untuk belajar,
misalnya klien yang telah menjalani pembedahan akan lebih
terbiasa dengan prosedur operasi.
5) Informasi yang dibutuhkan oleh anggota keluarga untuk
mendukung kebutuhan klien. Isi informasi yang dibutuhkan
tergantung pada peran keluarga dalam membantu klien.
b. Motivasi untuk belajar
Perawat menggunakan beberapa perangkat untuk mengkaji motivasi
klien untuk belajar. Jika media semacam ini tidak tersedia, perawat
dapat mengajukan pertanyaan yang akan menunjukkan motivasi
klien. Pertanyaan ini akan membantu untuk menentukan apakah klien
siap dan ingin belajar. Meskipun klien mungkin memilki berbagai
kebutuhan untuk belaja , kurangnya motivasi dapat secara serius
menghalangi keberhasilan rencana pengajaran. Perawat mengkaji
factor motivasi di bawah ini:
1) Tingkah laku klien (missal rentang perhatian, kecenderungan
untuk bertanya, daya ingat dan kemampuan untuk konsentrasi
ketika ditanya)
2) Pandangan tentang kesehatan klien serta persepsi tentang
keparahan masalah kesehatan, keberhasilan pengobatan terkini
serta perluasan kemungkinan untuk membahayakan diri.
3) Sikap klien terhadap pemberi asuhan kesehatan ( missal peran
klien dan perawat dalam pengambilan keputusan). Klien akan
lebih menghargai jika penetapan tujuan dilakukan secara

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 20


Bersama-sama.

4) Pengetahuan klien tentang informasi yang akan dipelajari. Klien


harus memerankan peran aktif dalam mencari informasi yang
berhubungan dengan kesehatan.
5) Rasa sakit, kepenatan, kecemasan atau gejala fisik lainnya yang
dapat mempengaruhi kemampuan untuk hadir dan berpartisipasi.
Dalam perawatan akut, kondisi fisik klien dapat dengan mudah
menghalangi proses belajar.
6) Latar belakang sosiokultural klien. Kepercayaan dan nilai klien
mengenai kesehatan dan berbagai terapi dapat dipengaruhi oleh
norma sosio klutural dan tradisi.
7) Pilihan gaya belajar klien. Ketika berbagai pilihan untuk belajar
tersedia (misalnya brosur, video dan diskusi) klien mungkin
memandang suatu pendekatan tertentu lebih menarik.
c. Kemampuan untuk belajar
Perawat menetapkan tingkat fisik dan kognitif klien. Berbagai factor
dapat mempengaruhi timbulnya gangguan kemampuan untuk
belajar, termasuk temperature tubuh , kadar elektrolit, status
oksigenasi dan kadar glukosa darah. Perawat mengkaji factor di
bawah ini yang berhubungan dengan kemampuan untuk belajar.
1) Kekuatan fisik, pergerakan dan koordinasi. Perawat melakukan
pengkajian sampai sejauh mana klien dapat menunjukkan
kemampuannya.
2) Kurangnya fungsi sensorik yang dapat mempengaruhi
kemampuan klien untuk memahami atau mengikuti instruksi.
3) Tingkat baca klien. Perawat dapat meminta klien untuk membaca
instruksi dari brosur pengajaran dan kemudian menjelaskan
maknanya.
4) Tingkat perkembangan klien. Hal ini dapat mempengaruhi tingkat
pendekatan yang dipilih oleh perawat. Saudara dapat membaca

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 21


hal tersebut saat kuliah tatap muka teori.
5) Fungsi daya ingat klien meliputi daya ingat, pengetahuan, asosiasi
dan kemampuan menilai.
d. Lingkungan pengajaran
Lingkungan untuk pengajaran harus bersifat mendukung kegiatan.
Perawat mengkaji factor berikut ini ketika mencari tempat untuk
mengajar klien:
1) Gangguan suara atau kebisingan. Pengajaran harus dilakukan di
area yang tenang.
2) Kenyamanan ruang termasuk ventilasi, temperature, penerangan
dan tempat duduk
3) Fasilitas ruangan dan perlengkapan yang tersedia.
e. Sarana untuk belajar
Klien mungkin membutuhkan dukungan anggota keluarga atau orang
lain. Pengkajian terhadap sumber juga mencakup tinjauan setiap
perangkat pengajaran yang tersedia. Perawat mengkaji sumber
berikut ini untuk pengajaran:
1) Persepsi anggota keluarga dan pemahaman tentang penyakit klien
serta implikasinya. Persepsi keluarga harus sesuai dengan
persepsi klien. Jika ditemukan ketidaksesuaian persepsi,
kemungkinan akan menimbulkan konflik selama pengajaran
dilakukan.
2) Keinginan klien agar anggota keluarga dilibatkan dalam rencana
pengajaran dan memberikan perawatan kesehatan
3) Keinginan keluarga untuk berpartisipasi dalam perawatan. Jika
klien memilih untuk berbagi informasi mengenai status kesehatan
dengan anggota keluarga, kemampuan dan keinginan anggota
keluarga tersebut harus dikaji untuk berpartisipasi dalam
perawatan klien.
4) Sumber dalam lingkungan rumah. Meliputi keinginan seseorang
untuk membantu klien dalam menjalani prosedur seperti

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 22


memandikan atau memberikan medikasi, sumber finansial atau
material, perlengkapan sarana perawatan kesehatan dan sarana
seperti tangga di rumah.
5) Perlengkapan pengajaran seperti brosur, sarana audiovisual atau
poster. Bahan bacaan harus sesuai dengan tingkat kemampuan
membaca klien dan bahan tersebut disusun secara jelas dan logis.

Di bawah ini merupakan contoh format pengkajian kebutuhan


Pendidikan kesehatan klien:

FORMULIR INFORMASI DAN EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA


TERINTEGRASI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT C

Pengkajian kebutuhan informasi dan edukasi:


Persiapan
1. Bahasa : ……………………………………………
2. Kebutuhan penterjemah : ……………………………………………
3. Pendidikan pasien : ………………………………………………
4. Kemampuan baca tulis : baik/ kurang
5. Pilihan cara belajar : verbal / tulisan
6. Budaya : ………………………………………
Hambatan
1. Verbal : ………………………………………
2. Bahasa : ………………………………………
3. Kognitif terbatas : ………………………………………
4. Penglihatan terganggu : ………………………………………
5. Budaya : ………………………………………
6. Agama : ………………………………………
7. Spiritual : ………………………………………
8. Gangguan bicara : ………………………………………
9. Emosional : ………………………………………

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 23


10. Motivasi kurang : ………………………………………
11. Pendengaran terganggu : ………………………………………
12. Keyakinan : ………………………………………
13. Fisik lemah : ………………………………………
14. Lain-lain : ………………………………………
Kebutuhan
1. Proses penyakit : ………………………………………
2. Rencana tindakan/ terapi : ………………………………………
3. Pengobatan atau prosedur yang diberikan : ……………………
4. Hasil pelayanan : ………………………………………
5. Lain-lain : ………………………………………

C. Latihan
Sekarang saudara silakan lakukan intruksi berikut untuk melatih kemampuan
saudara dalam melakukan pengkajian kebutuhan promosi dan Pendidikan
kesehatan.
1. Sipend akan membentuk kelompok (6-8 mahasiswa/ kelompok) untuk
latihan pengembangan instrument pengkajian kepada masyarakat. Setiap
kelompok akan memilih satu teori promosi kesehatan dan satu masalah
kesehatan yang terkait dengan masalah penyakit tidak menular
(hipertensi, diabetes melitus, penyakit paru obstruksi kronis, obesitas dan
kanker). Kelompok akan mengembangkan instrument sesuai teori yang
digunakan masing-masing. Hasil diskusi akan dipresentasikan di kelas.
Setelah direvisi, kelompok mencari sasaran masyarakat (1 mahasiswa,
satu responden) untuk mengisi instrumen tersebut.
2. Latihan pengkajian kebutuhan Pendidikan kesehatan secara individu
dilakukan secara berpasangan antar mahasiswa. Mahasiswa akan
melakukan wawancara untuk menentukan kebutuhan Pendidikan
kesehatan temannya.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 24


D. Rangkuman
Salah satu peran yang harus dilakukan perawat adalah sebagai educator dan
health promotor bagi klien. Kemampuan perawat untuk melakukan
Pendidikan dan promosi kesehatan merupakan salah satu bentuk dari
pelaksanaan peran tersebut. Pelakanaan Pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan tidak terlepas dari proses keperawatan. Pengkajian kebutuhan
Pendidikan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan langkah awal
dalam proses tersebut.

Perawat dapat mengadopsi satu atau beberapa teori atau model promosi
kesehatan dalam mengembangkan alat pengkajian kebutuhan promosi dan
Pendidikan kesehatan. Selain itu, perawat juga dapat menggunakan data
sekunder dari laporan, cacatan epidemiologi, data statistik dan data lain yang
mendukung.

Pengkajian kebutuhan belajar individu dapat dikaji baik menggunakan


wawancara maupun observasi. Latar belakang pendidikan, bahasa, budaya,
kemampuan menerima informasi, tingkat kognitif serta hambatan
pendengaran dan penglihatan menjadi poin penting yang harus dikumpulkan
oleh perawat saat pengkajian.

E. Pre Test-Post Test


1. Saudara akan mengumpulkan data untuk pengkajian kebutuhan promosi
kesehatan. Manakah yang termasuk data primer yang dapat saudara
kumpulkan?
A. Data wawancara klien
B. Data laporan sensus
C. Data epidemiologi
D. Data dari system surveillance
E. Data laporan kelurahan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 25


2. Saudara dapat mengembangkan instrument pertanyaan berdasarkan
teori dan model promosi kesehatan. Di bawah ini merupakan teori dan
model yang dapat saudara adopsi.
A. Teori system dari Betty Neuman
B. Teori self care Orem
C. Trans Theoritical model
D. Teori adaptasi Roy
E. Sun rise model dari Leininger
3. Ny. B baru saja didiagnosa menderita diabetes mellitus. Perawat dan
klien sepakat untuk membahas terkait pengaturan diet. Apakah poin
pengkajian Pendidikan kesehatan sesuai kasus tersebut?
A. Motivasi belajar
B. Kebutuhan pembelajaran
C. Kemampuan belajar
D. Lingkungan pengajaran
E. Sarana untuk belajar
4. Bapak C usia 60 tahun didiagnosa menderita hipertensi serta mengalami
gangguan pendengaran. Apakah yang dapat menghambat proses belajar
mengajar pada bapak C?
A. Motivasi belajar
B. Kebutuhan pembelajaran
C. Kemampuan belajar
D. Lingkungan pengajaran
E. Sarana untuk belajar

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara
cek jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 4

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 26


dikali 100. Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu
memahami dan mempraktikkan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan.
Berikutnya Saudara perlu memahami dan mempraktikkan perumusan
diagnosa keperawatan pada modul 2.

G. Kunci Jawaban
1. A
2. C
3. B
4. C

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 27


MODUL II

DIAGNOSA KEPERAWATAN DALAM PROMOSI DAN PENDIDIKAN


KESEHATAN

Pendahuluan
Setelah saudara melakukan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan dan Pendidikan
kesehatan pada modul 1, tahap selanjutnya saudara akan merumuskan diagnosa
keperawatan sesuai hasil pengkajian pada modul 1.

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan yang menggambarkan perubahan


status kesehatan klien. Diagnosa keperawatan menunjukan kelompok batasan
karakteristik yang gagal memenuhi nilai normal yang diharapkan. Diagnosa
keperawatan memberikan dasar untuk membuat kriteria hasil asuhan keperawatan
dan menentukan intervensi yang diperlukan.

Pada modul 2 ini saudara akan belajar tentang bagaimana menegakkan diagnosa
keperawatan dalam lingkup kebutuhan promosi kesehatan dan pendidikan kesehatan.
Saudara dapat menggunakan buku sumber diagnose keperawatan dari NANDA atau
SDKI. Selamat belajar.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 28


Kegiatan Praktik I: Merumuskan diagnose Keperawatan dalam promosi
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan

A. Praktek merumuskan diagnose Keperawatan dalam promosi Kesehatan


dan Pendidikan Kesehatan

B. Uraian Materi

Promosi kesehatan mencakup dua aspek kegiatan yang perlu dipertimbangkan,


yaitu aspek teknis dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain untuk
mempromosikan kesehatan dengan tujuan yang berbeda. Maka dari itu dari
beberapa promosi kesehatan memiliki masalah serta intervensi tertentu untuk
menghasilkan tujuan yang diharapkan.

Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat


melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat, agar mereka
dapat mandiri, menlong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumber daya masyarakat sesuai kondisi sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan public yang berwawasan kesehatan (Depkes RI, 2007).

Tujuan diagnosa pada promosi dan pendidikan kesehatan ini yaitu untuk
mengetahui masalah kesehatan masyarakat dengan menggunakan indikator
tertentu sesuai dengan masalah yang ditemukan.

Domain utama dalam promosi kesehatan terdapat pada domain 1 pada buku
diagnose keperawatan NANDA. Saudara dapat mengangkat diagnose sesuai
domain tersebut. Akan tetapi saudara juga dapat mengangkat diagnose yang
sesuai dengan data pasien dari domain yang lain. Berikut daftar diagnose, Batasan
karakteristik dari domain promosi kesehatan.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 29


1. Domain 1 : Promosi Kesehatan
Kelas 1 : Kesadaran Kesehatan
Gaya Hidup Monoton (00168)
(2004. LOE 2.1)

Definisi
Menyatakan kebiasaan hidup yang ditandai dengan aktivitas fisik yang
rendah.

Batasan Karakteristik

a. Rata-rata aktivitas fisik sehari-hari kurang dari yang direkomendasikan untuk


jenis kelamin dan usia
b. Deconditioning fisik Preferensi untuk aktivitas rendah diaktivitas fisik

Faktor yang berhubungan

a. Kurangnya pengetahuan tentang aktivitas fisik


b. Manfaat kesehatan yang berhubungan dengan Latihan fisik
c. Motivasi cukup untuk aktivitas fisik
d. Sumber daya yang memadai untuk aktivitas fisik
e. Pelatihan tidak cukup untuk Latihan fisik

Kelas 2 : Manajemen Kesehatan


Defisiensi Kesehatan Komunitas (00215)
(2010; LOE 2.1)
Definisi
Adanya satu atau lebih masalah kesehatan atau faktor-faktor yang menghalangi
kesehatan atau meningkatkan risiko masalah kesehatan yang dialami oleh suatu
kelompok.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 30


Batasan Karakteristik

a. Masalah kesehatan yang dialami oleh suatu kelompok atau populasi


b. Program tidak tersedia untuk menghilangkan masalah kesehatan dari suatu
kelompok atau populasi
c. Program tidak tersedia untuk meningkatkan kesehatan dari suatu kelompok
atau populasi
d. Program tidak tersedia untuk mencegah masalah kesehatan dari suatu
kelompok atau populasi
e. Program tidak tersedia untuk mengurangi masalah kesehatan dari suatu
kelompok atau populasi
f. Risiko rawat inap dialami oleh suatu kelompok atau populasi
g. Risiko negara fisiologis dialami oleh suatu kelompok atau populasi
h. Risiko keadaan psikologis dialami oleh suatu kelompok atau populasi

Faktor yang berhubungan

a. Program menunjukkan kepuasan konsumen yang kurang


b. Anggaran program yang tidak memadai
c. Rencana evaluasi program yang tidak memadai
d. Program tidak memiliki data hasil yang cukup
e. Dukungan sosial tidak cukup memadai untuk akses
f. Penyedia layanan kesehatan masyarakat cukup ahli
g. Sumber daya yang memadai (misalnya, keuangan, sosial, pengetahuan)
h. Program tidak lengkap membahas masalah kesehatan

Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko (00188)


(1986, 1998, 2006, 2008; loe 2.1)
Definisi
Hambatan kemampuan untuk mengubah gaya hidup / perilaku dengan cara
yang meningkatkan status kesehatan.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 31


Batasan Karakteristik

a. Kegagalan untuk mencapai optimal


b. Kegagalan untuk mengambil tindakan yang mencegah masalah kesehatan
c. Meminimalkan perubahan status kesehatan
d. Non Penerimaan status kesehatan
e. Perubahan mencegah masalah kesehatan

Faktor yang berhubungan

a. Ekonomi kurang beruntung


b. Pemahaman memadai
c. Dukungan sosial yang tidak memadai
d. Rendah self-efficacy
e. Sikap negatif terhadap kesehatan
f. Merokok
g. Stress
h. Penyalahgunaan zat

Pemeliharaan Kesehatan yang tidak efektif (00099)


(1982)
Definisi
Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan / atau mencari
bantuan untuk menjaga kesehatan.

Batasan Karakteristik

a. Adanya perilaku adaptif


b. perubahan lingkungan
c. Tidak adanya minat
d. meningkatkan perilaku kesehatan
e. Ketidakmampuan untuk mengambil tanggung jawab

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 32


f. kurangnya pengetahuan tentang praktik kesehatan dasar
g. dukungan sosial yang tidak memadai
h. Pola kurangnya dengan kesehatan
i. perilaku mencari untuk memenuhi kesehatan dasar praktek

Faktor yang berhubungan

a. Perubahan di fungsi kognitif


b. berduka tidak tuntas
c. Penurunan keterampilan motorik halus
d. Penurunan keterampilan motorik kasar
e. Gangguan pengambilan keputusan
f. komunikasi yang tidak efektif
g. strategi penanganan efektif
h. sumber daya yang memadai (misalnya, keuangan, sosial, pengetahuan)
i. penurunan persepsi
j. distress spiritual
k. tugas perkembangan tidak tercapai

Manajemen Kesehatan tidak efektif (00078)


(1994, 2008; LOE 2.1)
Definisi
Pola mengatur dan mengintegrasikan ke dalam kebiasaan terapeutik untuk
pengobatan penyakit dan gejala sisa yang tidak memuaskan untuk memenuhi
tujuan kesehatan tertentu.
Batasan Karakteristik

a. Kesulitan dengan resep


b. Kegagalan untuk memasukkan pengobatan regimen di kehidupan sehari-hari
c. Kegagalan untuk mengambil tindakan untuk mengurangi faktor risiko
d. pilihan efektif dalam hidup untuk memenuhi tujuan kesehatan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 33


Faktor yang berhubungan

a. Regimen pengobatan yang kompleks


b. Kompleksitas kesehatan
c. Sistem konflik pengambilan keputusan
d. Kesulitan ekonomi
e. Tuntutan yang berlebihan
f. Konflik keluarga
g. Pola keluarga kesehatan
h. Minimnya jumlah isyarat untuk
i. Kurangnya pengetahuan
j. Regimen terapeutik
k. Dukungan sosial yang tidak memadai
l. Manfaat yang dirasakan
m. Ketidakberdayaan

Ketidakpatuhan (00079)
(1973, 1996, 1998)

Definisi
Perilaku orang dan / atau pengasuh yang gagal bertepatan dengan dengan
kesehatan yang mempromosikan atau rencana terapi disepakati oleh orang (dan
/ atau keluarga dan / atau masyarakat) dan profesional kesehatan. Dalam
kehadiran disepakati, mempromosikan kesehatan, atau rencana terapi,
seseorang atau perilaku pengasuh sepenuhnya atau sebagian non patuh dan
dapat menyebabkan hasil efektif atau sebagian efektif.
Batasan Karakteristik

a. Pengembangan terkait
b. Komplikasi
c. Eksaserbasi gejala

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 34


d. Kegagalan untuk memenuhi hasil
e. Hilang janji
f. Perilaku non Kepatuhan

Faktor yang berhubungan

a. Sistem kesehatan
b. Kesulitan dalam client-provider
c. Hubungan akses terhadap perawatan
d. Ketidaknyamanan perawatan
e. Komunikasi yang tidak efektif
f. Keterampilan penyedia Mencukupi tindak lanjut dengan pemberi
g. Asuransi kesehatan yang tidak memadai
h. Penyedia tidak cukup
i. Pengembalian ketrampilan mengajar cukup dari pemberi
j. Kepuasan rendah dengan hati-hati
k. Dirasakan kredibilitas rendah
l. Penyedia diskontinuitas liputan
m. Rencana kesehatan
n. Rejimen pengobatan yang kompleks
o. Hambatan keuangan (Biaya tinggi rejimen, Intensitas rejimen, durasi panjang
rejimen)
p. Harapan kongruen dengan
q. Fase perkembangan
r. Keyakinan kesehatan kongruen dengan rencana
s. Kurangnya pengetahuan tentang Rejimen
t. Motivasi cukup
u. Keterampilan yang cukup untuk melakukan
v. Cara hidup
w. Dukungan sosial yang tidak memadai
x. Nilai-nilai spiritual kongruen dengan rencana
y. Nilai kongruen dengan rencana

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 35


z. Keterlibatan tidak cukup anggota dalam rencana
aa. Nilai sosial yang rendah dikaitkan persepsi bahwa keyakinan penting lainnya
berbeda dari rencana untuk merencanakan

Kelas Literasi kesehatan (2018-2020)


Kesiapan meningkatkan literasi kesehatan (00262)
Definisi
Suatu pola penggunaan dan pengembangan seperangkat keterampilan dan
kompetensi (literasi, pengetahuan, motivasi, budaya, dan bahasa) untuk
menemukan, memahami, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dan konsep
kesehatan untuk membuat keputusan kesehatan sehari-hari untuk meningkatkan
dan mempertahankan kesehatan, menurunkan risiko kesehatan dan memperbaiki
seluruh kualitas hidup, yang dapat diperkuat.

Batasan Karakteristik
a. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kemampuan membaca,
menulis, bicara, dan memahami angka-angka kebutuhan kesehatan setiap hari.
b. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan kesadaran tentang proses
warga negara dan atau pemerintah yang memengaruhi kesehatan publik
c. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan komunikasi kesehatan dengan
pemberi layanan kesehatan
d. Mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan tentang
determinan terkini kesehatan pada lingkungan social dan fisik
e. mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan pengambilan keputusan
pelayanan kesehatan personal
f. mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan dukungan sosial untuk
kesehatan
g. mengungkapkan keinginan untuk menigkatkan pemahaman tentang adat dan
keyakinan untuk membuat keputusan perawatan kesehatan
h. mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan memahami informasi
kesehatan untuk membuat pilihan perawatan kesehatan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 36


i. mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan mendapatkan informasi cukup
untuk mengarahkan sistem pelayanan kesehatan.

2. Domain 5: persepsi kognitif


Kelas 4: Kognisi
Defisiensi pengetahuan (00126)
Definisi
ketiadaan atau defisien informasi kognitif yang berkaitan dengan topic tertentu,
atau kemahiran.

Batasan karakteristik
a. ketidakakuratan mengikut perintah
b. ketidakakuratan melakukan tes
c. perilaku tidak tepat
d. kurang pengetahuan

Faktor yang berhubungan


a. kurang informasi
b. kurang minat untuk belajar
c. kurang sumber pengetahuan
d. keterangan yang salah dari orang lain

Kondisi terkait
a. fungsi kognitif
b. gangguan gangguan memori

Kesiapan meningkatkan pengetahuan (00161)


1. Definisi
Suatu pola informasi kognitif yang berhubungan dengan topik spesifik atau
penguasaannya, yang dapat diperkuat
2. Batasan karakteristik
a. meningkatkan minat untuk meningkatkan pembelajaran

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 37


C. Latihan
sSaudara sudah melakukan pengkajian baik pada kelompok maupun pada
individu pada modul 1. Data tersebut silakan saudara masukkan sebagai data
latihan untuk menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai untuk
kebutuhan promosi dan pendidikan kesehatan. Hasil diskusi selanjutnya akan
dipresentasikan di kelas pada akhir praktikum.

D. Rangkuman
Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan untuk kebutuhan promosi
kesehatan dan Pendidikan kesehatan terdapat pada domai promosi kesehatan
antara lain: kelas kesadaran kesehatan dengan nama diagnose gaya hidup
monoton, kelas manajemen kesehatan terdiri dari defisiensi kesehatan
komunitas, perilaku kesehatan cenderung beresiko, pemeliharaan kesehatan
yang tidak efektif, manajemen kesehatan tidak efektif, ketidakpatuhan.
Selanjutnya pada nanda 2018-2020 adalah diagnose kesiapan meningkatkan
literasi kesehatan. Pada domain kognisi terdapat diagnose defisiensi
pengetahuan dan kesiapan meningkatkan pengetahuan.

E. Pre Test-Post Test


Jawablah soal berikut dengan benar dan tepat.
1. Perawat melakukan pengkajian kepada pasien usia 50 tahun yang
didiagnosa mengalami penyakit gagal jantung kongestif. Hasil
pengkajian perawat diperoleh data: pasien mengatakan belum tahu dan
belum memperoleh informasi tentang penyakit yang sedang dideritanya,
pasien mengatakan belum membatasi minuman dan makanan karena
belum tahu makanan dan ukuran minum yang tepat.
Apakah diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus
tersebut?
A. Kesiapan meningkatkan literasi kesehatan
B. Defisiensi pengetahuan
C. Kesiapan meningkatkan pengetahuan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 38


D. Manajemen kesehatan tidak efektif
E. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

2. Seorang perempuan usia 45 tahun dengan diagnose medis diabetes


melitus telah selesai dikaji oleh perawat. Data hasil pengkajian yang
diperoleh adalah: pasien mengatakan ingin lebih tahu tentang factor
yang mengakibatkan dirinya menderita diabetes, pasien juga
mengungkapkan keinginannya agar bias melakukan kontak melalui hand
phone dengan petugas kesehatan jika ia sudah pulang agar bisa
bertanya jika ada hal baru yang dirasakan.
Apakah diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada kasus
tersebut?
A. Kesiapan meningkatkan literasi kesehatan
B. Defisiensi pengetahuan
C. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
D. Manajemen kesehatan tidak efektif
E. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

3. Seorang laki-laki usia 18 tahun masuk ke poliklinik penyakit dalam


karena merasa selalu cepat cape dan susah bergerak. Hasil pengkajian
diperoleh data berat badan 126 kg dengan tinggi badan 170 cm, lingkar
perut 116 cm, pasien mengatakan tidak tahu berapa takaran makanan
yang harus dikonsumsi untuk usianya. Apakah diagnosa keperawatan
yang dapat ditegakkan pada kasus tersebut?
A. Kesiapan meningkatkan literasi kesehatan
B. Defisiensi pengetahuan
C. Kesiapan meningkatkan pengetahuan
D. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
E. Perilaku kesehatan cenderung beresiko

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 39


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara cek
jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3 dikali
100. Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu memahami
dan mempraktikkan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan. Berikutnya
Saudara perlu memahami dan mempraktikkan perumusan rencana
keperawatan pada modul 3.

G. Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. D

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2018. NANDA-1 Diagnosis Keperawatan: definisi dan klasifikasi


2018-2020. Jakarta: EGC

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 40


Kegiatan Praktik II: Menyusun Rencana Intervensi pada Promosi
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan

A. Praktek : Menyusun rencana intervensi pada promosi kesehatan dan Pendidikan


kesehatan

B. Uraian Materi
Intervensi keperawatan adalah setiap tindakan, berdasarkan penilaian klinis dan
pengetahuan, yang perawat lakukan untuk meningkatkan hasil pada klien
(McCloskey & Bulechek, 2000). Hasil fase perencanaan adalah rencana asuhan
klien. Meskipun perencanaan pada dasarnya merupakan tanggung jawab perawat,
masukan dari klien dan individu pendukung sangat penting untuk keefektifan
rencana tersebut. Perawat tidak merencanakan untuk klien, tetapi mendorong
klien untuk berpartisipasi aktif sesuai kemampuannya. Di tatanan rumah, orang-
orang yang mendukung klien dan pemberi asuhan adalah orang-orang yang
mengimplementasikan rencana asuhan.

Intervensi keperawatan fokus promosi kesehatan dan Pendidikan kesehatan


terdapat pada NIC domain 3 (behavioral) class patient education (S) antara lain:
1. Teaching disease process (5602)
2. Teaching: foot care (5603)
3. Teaching group (5604)
4. Teaching individual (5606)
5. Teaching infant nutrition 0-3 months (5640)
6. Teaching infant nutrition 4 -6 months (5641)
7. Teaching infant nutrition 7-9 months (5642)
8. Teaching infant nutrition 10-12 months (5643)
9. Teaching infant safety 0-3 months (5645)
10. Teaching infant safety 4 -6 months (5646)
11. Teaching infant safety 7-9 months (5647)
12. Teaching infant safety 10-12 months (5648)
13. Teaching infant stimulation 0-3 months (5655)

Modul praktek laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 50


14. Teaching infant stimulation 4 -6 months (5656)
15. Teaching infant stimulation 7-9 months (5657)
16. Teaching infant stimulation 10-12 months (5658)
17. Teaching preoperative (5610)
18. Teaching prescribed diet (5614)
19. Teaching prescribed exercise (5612)
20. Teaching prescribed medication (5616)
21. Teaching procedure/ treatment (5618)
22. Teaching psychomotor skill (5620)
23. Teaching safe sex (5622)
24. Teaching sexuality (5624)
25. Teaching toddler nutrition 13-18 months (5660)
26. Teaching toddler nutrition 19-24 months (5661)
27. Teaching toddler nutrition 25-36 months (5662)
28. Teaching toddler safety 13-18 months (5665)
29. Teaching toddler safety 19-24 months (5666)
30. Teaching toddler safety 25-36 months (5667)
31. Teaching toilet training (5634)
32. Health education (5510)
33. Health literacy enhancement (5515)
34. Learning facilitation (5520)
35. Learning readiness enhancement (5540)
36. Parent education: adolescent (5562)
37. Parent education: childbearing family (5566)
38. Parent education: infant
Intervensi selanjutnya ada di Domain 7 komunitas kelas c. Health community
promotion
1. Health policy monitoring (7970)
2. Program development (8700)
3. Social marketing (8750)

Modul praktek laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 51


C. Latihan
Saudara sudah menyusun tujuan dan kriteria hasil pada modul 3 kegiatan praktek
1. Sekarang silakan saudara susun rencana intervensi sesuai dengan tujuan dan
kriteria hasil yang sudah saudara susun. Hasil diskusi selanjutnya akan
dipresentasikan di kelas pada akhir praktikum.

D. Rangkuman
Intervensi merupakan tindakan yang dirumuskan perawat berdasarkan penilaian
terhadap kondisi klinis pasien, intervensi untuk promosi dan Pendidikan kesehatan
terdapat pada domain 3 (behavioral) class patient education (S) dan Domain 7
komunitas kelas c. Health community promotion.

E. Pre Test-Post Test


Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat.
1. Perawat memperoleh data bahwa pasien dengan diabetes mellitus belum
mengetahui pentingnya konsumsi obat yang rutin dan diet yang benar .
Perawat merumuskan diagnosa keperawatan : pemeliharaan kesehatan yang
tidak efektif berhubungan dengan strategi penanganan yang tidak efektif.
Apakah rencana intervensi yang dapat dirumuskan sesuai kasus tersebut?
A. Teaching disease process
B. Health education
C. Health policy monitoring
D. Program development
E. Social marketing

2. Perawat memperoleh data hasil pengkajian bahwa di wilayah RW X masih


banyak masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Tampak tumpukan
sampah yang dikerumuni lalat pada beberapa tempat. Menurut ketua RT belum
ada program yang membahas tentang sanksi jika warga membuang sampah
sembarangan. Apakah rencana intervensi yang sesuai pada kasus tersebut?
A. Teaching disease process
B. Health education

Modul praktek laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 52


C. Health policy monitoring
D. Program development
E. Social marketing

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara cek
jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3 dikali 100.
Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu memahami dan
mempraktikkan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan. Berikutnya Saudara
perlu memahami dan mempraktikkan rancangan promosi kesehatan pada
modul 3.

G. Kunci Jawaban
1. A
2. D

Modul praktek laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 53


MODUL III

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PROMOSI DAN PENDIDIKAN


KESEHATAN

Pendahuluan
Pada modul 2, saudara sudah belajar terkait penegakkan diagnose keperawatan
yang dapat menunjukkan adanya kebutuhan akan Pendidikan kesehatan dan
promosi kesehatan baik pada individu maupun masyarakat. Pada modul 3, ini
saudara akan mempelajari tentang penyusunan rencana asuhan keperawatan
yang mengacu pada kebutuhan Pendidikan dan promosi kesehatan klien.

Rencana asuhan keperawatan dibagi menjadi dua kegiatan besar yaitu


penyusunan tujuan dan kriteria hasil serta menyusun rencana tindakan
keperawatan. Kegiatan praktek 1 akan focus dengan menyusun tujuan dan
kriteria hasil. Sedangkan rencana tindakan akan dibahas pada kegiatan praktek
2.

Selamat menyimak dan selamat belajar.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 41


Kegiatan Praktik I: Menyusun Tujuan dan Kriteria Hasil pada Promosi
Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan

A. Praktek : Menyusun tujuan dan kriteria hasil pada promosi kesehatan dan
Pendidikan kesehatan

B. Uraian Materi
Penulisan tujuan dalam mengatasi diagnose yang berhubungan dengan
kebutuhan promosi dan Pendidikan kesehatan secara umum memiliki format
yang sama dengan diagnose keperawatan dalam domain yang lain. Tujuan
dapat berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka Panjang.
Tujuan jangka pendek mengacu pada etiologic diagnose sedangkan tujuan
jangka Panjang mengacu pada pernyataan masalah.

Sebagai contoh: untuk pernyataan diagnosa keperawatan “ defisiensi


pengetahuan (P) berhubungan dengan kurang sumber pengetahuan
(E)”, maka rumusan tujuan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan jangka Panjang:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 7 x 24 jam, pengetahuan
pasien meningkat dengan kriteria hasil : ……………………………..
2. Tujuan jangka pendek
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, sumber
pengetahuan pasien meningkat dengan kriteria hasil: …………………

Kriteria hasil yang disusun berdasarkan pendekatan Nursing Outcome


Classification (NOC) menggunakan skala likert untuk mengukur data awal
sebelum dilakukan intervensi dan data akhir. Rentang skala pengukuran
adalah 1-5 dimana 1 adalah data maladaptive/ kurang sehat dan 5 adalah
data adaptif atau sehat.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 42


Sebagai contoh misalnya untuk kriteria hasil pengetahuan: diet yang
dianjurkan. Kriteria tersebut memiliki beberapa indicator diantaranya: diet
yang dianjurkan (skala 1-5), keuntungan diet (1-5) dan seterusnya. Jika
saudara hanya memilih 4 indikator dari 15 indikator, maka yang akan saudara
nilai adalah keempat indicator yang dipilih saja. Bagaimana menentukan
indicator yang dipilih? Saudara harus bandingkan dengan hasil pengkajian
saudara pada modul sebelumnya. Jika nilai pada poin-poin pengkajian tidak
baik, maka poin tersebut dapat saudara angkat sebagai indicator yang akan
diajarkan dan dinilai.

Setiap indicator diatas memiliki skala penilaian 1-5. Maka cara saudara
menilai rentang skalanya adalah sebagai berikut:
1. Tentukan nilai maksimal dan minimal setiap indicator. Misalnya nilai
minimal 0 dan maksimal 10. Selanjutnya nilai maksimal saudara bagi
dengan skala maksimal yaitu 5 maka akan ditemukan bahwa rentangnya
adalah 2.
2. Jika nilai pasien adalah 4 maka selanjutnya saudara konversi nilai tersebut
ke dalam rentang skala 5.
Berikut rumus konversinya = nilai Ani/ total nilai x skala maksimal
Misalnya nilai Ani untuk indicator diet yang dianjurkan adalah 6 (nilai
minimal 0 dan nilai maksimal 10).
Skala indicator Ani = 4/10 x 5 = 4

Kriteria hasil yang dapat ditegakkan untuk diagnosa keperawatan terkait


kebutuhan promosi kesehatan dan Pendidikan kesehatan sesuai dengan NOC
adalah:
a. Perilaku patuh
b. Perilaku patuh: diet sehat
c. Perilaku penghentian penyalahgunaan alcohol
d. Penampilan mekanika tubuh
e. Pengajaran: kepuasan klien

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 43


f. Komunikasi
g. Komunikasi: ekspresif
h. Komunikasi: reseptif
i. Perilaku penghentian penyalahgunaan zat
j. Kontrol diri gangguan makan
k. Perilaku promosi kesehatan
l. Perilaku pencarian kesehatan
m. Perilaku mendengar kompensasi
n. Pengetahuan: manajemen penyakit akut
o. Pengetahuan: manajemen terapi antikoagulan
p. Pengetahuan: manajemen artritis
q. Pengetahuan: manajemen asma
r. Pengetahuan: mekanika tubuh
s. Pengetahuan: feeding botol
t. Pengetahuan: menyusui
u. Pengetahuan: manajemen kanker
v. Pengetahuan: pengurangan ancaman kanker
w. Pengetahuan: manajemen penyakit jantung
x. Pengetahuan: keselamatan fisik pada anak
y. Pengetahuan: manajemen penyakit kronis
z. Pengetahuan: manajemen COPD
aa. Pengetahuan:pencegahan konsepsi
bb. Pengetahuan: manajemen penyakit jantung koroner
cc. Pengetahuan: cup feeding
dd. Pengetahuan: manajemen demensia
ee. Pengetahuan: manajemen depresi
ff. Pengetahuan: manajemen diabetes
gg. Pengetahuan: proses penyakit
hh. Pengetahuan: manajemen disritmia
ii. Pengetahuan: manajemen gangguan makan
jj. Pengetahuan: konservasi energi

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 44


kk. Pengetahuan: pencegahan jatuh
ll. Pengetahuan: promosi fertilitas
mm. Pengetahuan: perilaku kesehatan
nn. Pengetahuan: promosi kesehatan
oo. Pengetahuan: sumber-sumber kesehatan
pp. Pengetahuan: diet sehat
qq. Pengetahuan: gaya hidup sehat
rr. Pengetahuan: manajemen gagal jantung
ss. Pengetahuan: manajemen hipertensi
tt. Pengetahuan: perawatan bayi baru lahir
uu. Pengetahuan: manajemen infeksi
vv. Pengetahuan: manajemen penyakit infeksi pencernaan
ww. Pengetahuan: manajemen penyakit gagal ginjal
xx. Pengetahuan: persalinan
yy. Pengetahuan: manajemen gangguan lipid
zz. Pengetahuan: medikasi
aaa. Pengetahuan: manajemen multiple sklerosis
bbb. Pengetahuan: manajemen osteoporosis
ccc. Pengetahuan: perawatan ostomi
ddd. Pengetahuan: manajemen nyeri
eee. Pengetahuan: pengasuhan/ parenting
fff. Pengetahuan: manajemen penyakit arteri perifer
ggg. Pengetahuan: keselamatan diri
hhh. Pengetahuan: manajemen pneumonia
iii. Pengetahuan: kesehatan ibu post partum
jjj. Pengetahuan: kesehatan ibu prakonsepsi
kkk. Pengetahuan: kehamilan
lll. Pengetahuan: fungsi seksual saat hamil dan post partum
mmm. Pengetahuan: aktivitas yang disarankan
nnn. Pengetahuan: diet yang disarankan
ooo. Pengetahuan: perawatan bayi prematur

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 45


ppp. Pengetahuan: fungsi seksual
qqq. Pengetahuan: manajemen stress
rrr. Pengetahuan: manajemen stroke
sss. Pengetahuan: pencegahan stroke
ttt. Pengetahuan: control penyalahgunaan zat
uuu. Pengetahuan: pencegahan trombus
vvv. Pengetahuan: manajemen waktu
www. Pengetahuan: prosedur penanganan
xxx. Pengetahuan: regimen therapeutik
yyy. Pengetahuan: manajemen berat badan
zzz. Keseimbangan gaya hidup
aaaa. Motivasi
bbbb. Kontrol nyeri
cccc.Partisipasi dalam keputusan perawatan kesehatan
dddd. Manajemen waktu personal
eeee. Perilaku kesehatan ibu post partum
ffff. Perilaku kesehatan prenatal
gggg. Manajemen diri: penyakit akut
hhhh. Manajemen diri: terapi antikoagulasi
iiii. Manajemen diri asma
jjjj. Manajemen diri: penyakit jantung
kkkk. Manajemen diri: penyakit kronis
llll. Manajemen diri: PPOK
mmmm. Manajemen diri penyakit jantung coroner
nnnn. Manajemen diri: diabetes
oooo. Manajemen diri: disritmia
pppp. Manajemen diri gagal jantung
qqqq. Manajemen diri hipertensi
rrrr. Manajemen diri gagal ginjal
ssss. Manajemen diri gangguan lipid
tttt. Manajemen diri multiple sclerosis

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 46


uuuu. Manajemen diri osteoporosis
vvvv. Manajemen diri penyakit arteri perifer
wwww. Perilaku berhenti merokok
xxxx. Perilaku kompensasi penglihatan
yyyy. Perilaku peningkatan berat badan
zzzz. Perilaku penurunan berat badan
aaaaa. Perilaku mempertahankan berat badan
C. Latihan
Saudara sudah melakukan pengkajian baik pada kelompok maupun pada
individu pada modul 2. Data tersebut silakan saudara masukkan sebagai data
latihan untuk merumuskan tujuan dan kriteria hasil yang sesuai untuk
diagnose keperawatan yang saudara tegakkan. Hasil diskusi selanjutnya akan
dipresentasikan di kelas pada akhir praktikum.

D. Rangkuman
Tujuan diklasifikasikan menjadi tujuan jangka pendek, menengah dan jangka
Panjang. Tujuan jangka pendek mengacu pada etiologi sedangkan tujuan
jangka Panjang mengacu pada masalah.

Kriteria hasil dan indicator ditegakkan berdasarkan data maladaptive yang


ditentukan. Setiap indicator memiliki rentang skala 1-5.

E. Pre Test-Post Test


Jawablah pertanyaan berikut dengan benar dan tepat.
1. Perawat memperoleh data bahwa pasien dengan diabetes mellitus belum
mengetahui pentingnya konsumsi obat yang rutin dan diet yang benar .
Perawat merumuskan diagnosa keperawatan : pemeliharaan kesehatan
yang tidak efektif berhubungan dengan strategi penanganan yang tidak
efektif. Apakah tujuan jangka Panjang yang dapat dirumuskan sesuai
kasus tersebut?

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 47


A. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,
pemeliharaan kesehatan dapat kembali efektif
B. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam,
pemeliharaan kesehatan dapat kembali efektif
C. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, strategi
penanganan dapat kembali efektif
D. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam, strategi
penanganan dapat kembali efektif
E. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, penyakit
diabetes mellitus pasien dapat disembuhkan

2. Perawat memperoleh data bahwa pasien dengan diabetes mellitus belum


mengetahui pentingnya konsumsi obat yang rutin dan diet yang benar .
Perawat merumuskan diagnosa keperawatan : pemeliharaan kesehatan
yang tidak efektif berhubungan dengan strategi penanganan yang tidak
efektif. Apakah tujuan jangka pendek yang dapat dirumuskan sesuai
kasus tersebut?
A. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam,
pemeliharaan kesehatan dapat kembali efektif
B. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam,
pemeliharaan kesehatan dapat kembali efektif
C. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, strategi
penanganan dapat kembali efektif
D. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 5 x 24 jam, strategi
penanganan dapat kembali efektif
E. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam, penyakit
diabetes mellitus pasien dapat disembuhkan
3. Perawat menentukan salah satu indicator yang akan dicapai adalah
aktivitas yang disarankan. Saat pengkajian diperoleh skala klien adalah 2 (
dengan nilai 40 dari rentang nilai 0 -100). Perawat ingin meningkatkan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 48


aktivitas klien menjadi 80. Berapakah skala indicator yang ingin dicapai
perawat?
A. 1
B. 2
C. 3
D. 4
E. 5

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara
cek jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3
dikali 100. Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu
memahami dan mempraktikkan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan.
Berikutnya Saudara perlu memahami dan mempraktikkan perumusan
rencana keperawatan pada modul 3.

G. Kunci Jawaban
1. B
2. C
3. D

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 49


MODUL IV

MERANCANG PROMOSI KESEHATAN DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendahuluan

Setelah saudara merumuskan intervensi keperawatan untuk kegiatan promosi


kesehatan dan Pendidikan kesehatan, selanjutnya setiap intervensi akan saudara
buat rancangannya sesuai dengan strategi promosi kesehatan dan Pendidikan
kesehatan. Apakah saudara masih ingat apa saja yang termasuk strategi promosi
kesehatan? Jika saudara masih ragu, silakan buka catatan kuliah terkait dengan
topik tersebut.

Praktek rancangan promosi kesehatan dan Pendidikan kesehatan dibagi menjadi


tiga sesi terdiri dari penyusunan satuan acara pembelajaran untuk kegiatan
Pendidikan kesehatan dan bina suasana, penyusunan proposal advokasi dan
negosiasi untuk strategi promosi kesehatan advokasi, serta penyusunan proposal
kemitraan untuk strategi promosi kesehatan partnership.

Selamat belajar dan selamat menyimak.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 54


Kegiatan Praktik I
Rancangan SAP

A. Praktek rancangan SAP (Satuan Acara Pembelajaran)


B. Uraian Materi
SAP mengandung komponen-komponen yang hampir sama seperti yang
ada dalam RPS (Rencana Pembelajaran Semester). SAP (Satuan Acara
Penyuluhan) adalah seperangkat acara penyuluhan yang akan
diselenggarakan termasuk topik, tempat, sasaran, pemateri, dan kegiatan
belajar mengajar, media dan alat peraga serta evaluasi.

Penyusunan SAP terbagi menjadi tiga tahap. Tahap kegiatan itu terdiri atas
tahap pendahuluan (introduction),tahap penyajian (presentation), dan
tahap penutup (test and follow up). Berikut ini akan diuraikan secara singkat
pengertian tahap tersebut.

1. Tahap pendahuluan

Tahap pendahuluan adalah tahap persiapan atau tahap awal dalam


penyajian materi yang akan diajarkan. Pada tahap ini pengajar
menjelaskan secara singkat materi yang akan diajarkan pada
pertemuan tersebut, manfaat materi tersebut, hubungan materi
tersebut dengan pengetahuan yang telah diketahui peserta didik,
serta tujuan yang harus dicapai peserta didik pada akhir pertemuan.
Tahap ini dimaksudkan untuk mempersiapkan mental peserta didik
agar memperhatikan dan belajar secara sungguh-sungguh selama
tahap penyajian. Tahap pendahuluan ini biasanya membutuhkan
waktu 5 sampai 10 menit atau sekitar 5% dari waktu pengajaran.

2. Tahap penyajian (kegiatan inti pembelajaran)

Tahap penyajian merupakan kegiatan belajar mengajar yang utama


dalam suatu pengajaran. Didalamnya tercakup bagian-bagian
sebagai berikut :

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 55


a. Uraian (explanation), baik dalam bentuk verbal maupun non

verbal seperti penggunaan grafik, gambar, benda sebenarnya


(realita), model, dan/atau demonstrasi gerak
b. Contoh yang praktis serta konkrit dari uraian konsep
c. Latihan, merupakan praktik bagi peserta didik untuk menerapkan
konsep abstrak yang sedang dipelajari dalam bentuk kegiatan
fisik.

3. Tahap Penutup

Tahap penutup merupakan tahap akhir suatu pengajaran. Tahap ini


meliputi tiga kegiatan yaitu:
1. Pelaksanaan tes hasil penyuluhan untuk dijawab atau dikerjakan
peserta penyuluhan Seringkali tes tersebut dilaksanakan secara tidak
formal dan tidak tertulis, tetapi diajukan secara lisan untuk dijawab
atau dikerjakan oleh peserta penyuluhan yang ditunjuk sebagai
sampel. Namun tes tersebut dapat juga dijawab atau dikerjakan oleh
semua peserta didik dan hal ini berarti akan menyita waktu
pengajaran.
2. Umpan balik yang berupa informasi atau hasil tes
Tindak lanjut yang berupa petunjuk tentang apa yang harus dilakukan
atau dipelajari peserta penyuluhan selanjutnya, baik untuk
memperdalam materi yang telah dipelajari dalam pertemuan tersebut
maupun untuk mempersiapkan diri dari wabah penyakit yang menular
di lingkungan masyarakat.

Tahap penutup ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10-20 menit


atau 10-15% dari waktu pengajaran.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 56


Format Satuan Acara Penyuluhan

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

A. Diagnosa Keperawatan
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
D. Pokok Bahasan
E. Sub pokok bahasan
F. Rencana Kegiatan
1. Sasaran :
2. Waktu :
3. Tempat :
4. Kegiatan Belajar Mengajar

No Kegiatan Belajar Mengajar Waktu


Perawat Pasien (peserta)
1. Pembukaan
2. Inti
3. Penutup

G. Metode
H. Media
I. Evaluasi
a. Prosedur evaluasi :
b. Bentuk evaluasi :
c. Pertanyaan evaluasi :
Lampiran (materi dan media yang digunakan)

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 57


Contoh SAP :

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

A. Diagnosa Keperawatan: deficit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar


informasi tentang kehamilan ditandai dengan:
Data Subyektif:
- ibu mengatakan ingin tahu tentang proses kehamilan yang sedang dialaminya
- Ibu mengatakan suka baca-baca informasi kehamilan di media social atau
bertanya kepada teman-temannya yang sudah hamil
- Ibu memilih metode diskusi dan video untuk menyimak topik yang ingin
diketahui
Data Obyektif:
- Pendidikan ibu S1
- Bahasa yang digunakan Bahasa Indonesia
- Fungsi pendengaran baik ditandai dengan ibu berespon terhadap lawan bicara
sesuai stimulus
- Fungsi penglihatan kurang baik, ibu memiliki silinder pada mata kanan tetapi
saat ini sudah menggunakan kaca mata
B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 60 menit, Ibu A dan Bpk B
mampu melakukan perawatan kehamilan dengan baik
C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan kegiatan Pendidikan kesehatan, ibu dan keluarga mampu:
1. Menjelaskan proses kehamilan dlm bhs sendiri dg benar
2. Menguraikan perubahan fisik dan mental yg akan tjd selama kehamilan
3. Meyakini bahwa perubahan yg tjd selama kehamilan adalah hal biasa
4. Menjelaskan cara menangani keluhan selama kehamilan
5. Menjelaskan kebutuhan nutrisi ibu hamil
6. Menjelaskan cara menjaga kebersihan diri ibu hamil
7. Memperagakan senam hamil
8. Memperagakan perawatan payudara

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 58


D. Pokok Bahasan
Perawatan pre natal
E. Sub pokok bahasan
1. Proses kehamilan
2. Adaptasi fisik dan mental pada ibu hamil
3. Cara menangani respon fisiologis dan mental pada kehamilan
4. Nutrisi ibu hamil
5. Personal hygiene ibu hamil
6. Langkah-langkah senam hamil
7. Langkah-langkah perawatan payudara

F. Rencana Kegiatan
1. Sasaran : Ibu A dan Bapak B
2. Waktu : Selasa, 25 Februari 2020 pukul 09.00-10.00
3. Tempat : Ruang Cendrawasih
4. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahapan Kegiatan Belajar Waktu


Perawat Pasien (peserta)
1. Pembukaan a. Peserta menjawab 10
a. Salam pembuka menit
salam pembukaan
b. Perkenalan
b. Peserta menyetujui
c. Kontrak waktu
kontrak waktu dan
d. Kontrak Topik
topik
e. Evaluasi/ validasi/ pre test
c. Peserta mengisi pre
test atau menjawab
evaluasi pengetahuan
awal yang ditanyakan
perawat

2. Inti a. Peserta 40
a. Menjelaskan Proses kehamilan menit
memperhatikan topik
b. Menjelaskan Adaptasi fisik dan
penyuluhan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 59


mental pada ibu hamil
c. Menjelaskan Cara menangani
respon fisiologis dan mental
pada kehamilan
d. Menjelaskan Nutrisi ibu hamil
e. Menjelaskan Personal hygiene
ibu hamil
f. Memperagakan Langkah-
langkah senam hamil
g. Memperagakan Langkah-
langkah perawatan payudara

3. Penutup a. Peserta menanyakan 10


a. Memberikan kesempatan menit
jika belum jelas
bertanya
b. Peserta menjawab
b. Evaluasi tentang materi (tanya
pertanyaan perawat
jawab atau post test)
c. Peserta
c. Tindak lanjut
memperagakan skill
d. Salam penutup
yang diajarkan
perawat
d. Peserta menyepakati
tindak lanjut dari hasil
penyuluhan
e. Menjawab salam
penutup

G. Metode
1. Ceramah dan diskusi
2. Demonstrasi
H. Media
1. Lembar balik
2. Video
3. Alat peraga untuk perawatan payudara
I. Evaluasi

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 60


1. Prosedur : lisan dan demonstrasi
2. Jenis evaluasi: formatif
3. Pertanyaan evaluasi:
a. Jelaskan proses terjadinya kehamilan!
b. Apa saja perubahan yang terjadi pada badan ibu hamil?
c. Jelaskan jumlah dan komposisi gizi untuk ibu hamil!
d. Bagaimana menjaga kebersihan diri pada ibu hamil?
e. Bagaimana cara adaptasi dengan keluhan kehamilan?
f. Coba praktekkan cara senam hamil!
g. Coba praktekkan cara perawatan payudara!

Lampiran (materi dan media yang digunakan)

C. Latihan
Sekarang saudara silakan tentukan topik masing-masing untuk mengembangkan
SAP. Satu topik hanya boleh dimiliki oleh dua mahasiswa, tetapi konten pengerjaan
SAP yang berbeda. SAP yang dikembangkan di tulis di dalam kertas folio bergaris,
akan tetapi untuk materi boleh ditik dan diprint. SAP yang sudah dibuat
dikumpulkan kepada fasilitator untuk dikoreksi.Jika ditemukan SAP yang sama
persis, maka keduanya akan diberi nilai 0.

D. Rangkuman
Satuan acara pembelajaran memuat beberapa hal yang harus dikembangkan dalam
merencanakan promosi kesehatan. Hal tersebut mencakup tujuan instruksional
umum, tujuan instruksional khusus, topik, media dan alat peraga, metode serta
rencana evaluasi. SAP dibuat sebelum perawat melakukan kegiatan Pendidikan
kesehatan.

E. Pre Test-Post Test


Kerjakan soal berikut ini dengan benar dan tepat.
1. Setelah dilakukan penyuluhan selama 1 x 60 menit, tingkat pengetahuan siswa
SD tentang cuci tangan meningkat 30%. Pernyataan tersebut merupakan:

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 61


1. Media
2. Evaluasi
3. Kegiatan belajar mengajar
4. Tujuan

2. Langkah-langkah kegiatan belajar mengajar yang harus ada:


1. Pembukaan
2. Isi
3. Penutup
4. Ice breaking

3. “Ade-ade, hari ini kita akan bermain ular tangga tentang jajanan sehat selama
60 di sini ya.”
Pernyataan tersebut merupakan bagian:
A. Pembukaan
B. Isi
C. Penutup
D. Ice breaking

4. Perawat berencana melakukan penyuluhan dengan topik “mencegah dehidrasi


akibat diare pada anak”. Sub topik yang seharusnya ada:
1. Ciri-ciri dehidrasi
2. Akibat dehidrasi jika tidak ditangani
3. Pemberian rehidrasi oral di rumah
4. Cara pembuatan larutan gula garam

F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara cek
jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3 dikali 100.
Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu memahami dan
mempraktikkan pembuatan satuan acara pembelajaran. Berikutnya Saudara
perlu memahami dan mempraktikkan pelaksanaan advokasi dan negosiasi pada

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 62


kegiatan praktek II.

G. Kunci Jawaban
1.D
2. A
3. A
4. E

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 63


FORMAT PENILAIAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : ………………… NIM : ………………….

No. ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN


YA TIDAK
1. Mendeskripsikan diagnose keperawatan dengan tepat
2. Mendeskripsikan tujuan umum yang akan dicapai dengan
jelas
(memuat waktu, sasaran dan mata ajar secara umum)
3. Mendiskripsikan tujuan khusus yang akan dicapai secara
spesifik
(waktu, sasaran, mata ajar secara rinci)
4. Mendeskripsikan pokok bahasan yang akan disampaikan
sesuai TIU
5. Menguraikan sub pokok bahasan yang akan disampaikan
sesuai dengan TIK
6. Mendeskripsikan Sasaran
7. Mendeskripsikan Waktu pelaksanaan
8. Mendeskripsikan tempat pelaksanaan
9. Kegiatan belajar mengajar
10. Mendeskripsikan Kegiatan pemateri
11. Mendeskripsikan kegiatan audience
12. Mendeskripsikan waktu
13 Mendiskripsikan metode pembelajaran yang akan dilakukan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan materi yang akan
disampaikan
14. Memilih media yang sesuai dengan tujuan dan materi yang
akan disampaikan
15. Memilih media yang sesuai dengan sasaran (audience)
16. Memilih metode evaluasi yang sesuai
17. Menuliskan pertanyaan evaluasi (jika menggunakan evaluasi
lisan atau tertulis)
18. Mendeskripsikan materi pada lampiran dengan jelas sesuai
sumber rujukan
19. Melampirkan media yang digunakan
Keterangan:
• Ya = 1 ( dilakukan dengan benar )
• Tidak = 0 ( tidak dilakukan / dilakukan tapi tidak /
kurang benar)

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 64


Kriteria Penilaian:
• Baik Sekali : 100
• Baik : 81 - 99
• Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya) x 100 = ………………………..


________________________________
19
Kriteria Penilaian: Dinilai kompeten apabila nilai  80
Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tangan Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 65


Kegiatan Praktik II
Strategi Promosi Kesehatan: Advokasi dan negosiasi

A. Praktek Strategi Promosi Kesehatan: Advokasi dan negosiasi


B. Uraian Materi
1. Pengertian
Advokasi merupakan salah satu hal penting di bidang komunikasi kesehatan
yang digunakan untuk mempengaruhi pihak pembuat kebijakan, seperti
pemerintah, dewan perwakilan rakyat, dan lain sebagainya. Advokasi diperlukan
di tiap level pemerintahan, dari level desa hingga nasional, untuk memastikan
agar kepentingan public terwakili. Secara formal, advokasi dilakukan dengan
cara negosiasi, dan secara informal dilakukan melalui lobi.
2. Lobi/ Lobby/ Lobbying
Secara umum, Lobi dilakukan untuk mempengaruhi pihak atau kelompok
pemegang kebijakan atau pihak pembuat undang-undang (legislasi) agar
dapat memberikan keuntungan atau mendukung kepentingan pihak pelobi.
Ada beberapa kegiatan yang dilakukan dalam melakukan Lobbying, antara lain:
a. Melakukan pertemuan-pertemuan guna menggalang koalisi dengan
organisasi-organisasi lain,dimana koalisi ini membawa berbagai kepentingan
dan tujuan-tujuan dalam mengintegrasikan langkah menghadap wakil-wakil
legislatif.
b. Mengumpulkan informasi dan mempersiapkan laporan untuk
legislator yang mewakili posisi organisasi dalam isu-isu kunci.
c. Melakukan kontak dengan individu-individu yang berpengaruh dan wakil-
wakil.
d. Mempersiapkan pengamat dan pembicara ahli untuk mewakili posisi
organisasi terhadap legislator

3. Negosiasi
Negosiasi merupakan bentuk formal advokasi, berupa interaksi sosial saat
pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang
berbeda dan bertentangan. Negosiasi merupakan suatu proses saat dua pihak

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 66


mencapai perjanjian yang dapat memenuhi kepuasan semua pihak yang
berkepentingan dengan elemen-elemen kerjasama dan kompetisi. Termasuk
di dalamnya, tindakan yang dilakukan ketika berkomunikasi, kerjasama atau
mempengaruhi orang lain dengan tujuan tertentu. Menurut Stephen Robbins
dalam bukunya “ Organizational Behavior” ( 2001), negosiasi adalah proses
pertukaran barang atau jasa antara 2 pihak atau lebih, dan masing-masing
pihak berupaya untuk menyepakati tingkat harga yang sesuai untuk proses
pertukaran tersebut.

Dalam melakukan negosiasi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, dalam
hal ini untuk memperhitungkan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah
negosiasi. Hal-hal tersebut adalah:
a. Kita tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksakan suatu hasil yang kita
inginkan.
b. Terjadi konflik antar para pihak, yang masing-masing pihak tidak
mempunyai cukup kekuatan atau mempunyai kekuasaan yang terbatas
untuk menyelesaikannya secara sepihak.
c. Keberhasilan kita dipengaruhi oleh kekuasaan atau otoritas dari pihak lain.
d. Kita tidak mempunyai pilihan yang lebih baik untuk menyelesaikan masalah
yang kita hadapi atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan
Menurut Marjorie Corman Aaron dalam tulisannya tentang negosiasi di
Harvard Review , dalam melakukan negosiasi, seorang perunding yang baik
harus membangun kerangka dasar yang penting tentang negosiasi yang akan
dilakukannya agar dapat berhasil menjalankan tugasnya tersebut. Kerangka
dasar yang dimaksud antara lain :
1. Apakah alternatif terbaik untuk menerima atau menolak kesepakatan dalam
negosiasi?
2. Berapa besar nilai atau penawaran minimum yang akan dapat diterima
sebagai sebuah kesepakatan?
3. Seberapa fleksibel proses negosiasi akan dilakukan dan seberapa akurat
pertukaran yang ingin dilakukan.
Untuk membangun kerangka dasar tersebut di atas, ada 3 konsep penting yang
harus dipahami oleh seorang negosiator, yaitu :
1. BATNA ( Best Alternative to a Negotiated Agreement) , yaitu langkah-

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 67


langkah atau alternatif-alternatif yang akan dilakukan oleh seorang
negosiator bila negosiasi tidak mencapai kesepakatan
2. Reservation Price, yaitu nilai atau tawaran terendah yang dapat diterima
sebagai sebuah kesepakatan dalam negosiasi.
3. ZOPA ( Zone of Possible Agreement), yaitu suatu zona atau area yang
memungkinkan terjadinya kesepakatan dalam proses negosiasi

4. Taktik Dalam Negosiasi


Dalam proses negosiasi, pihak-pihak yang berselisih seringkali menggunakan
berbagai taktik agar dapat memperoleh hasil negosiasi yang diinginkan. Ada
beberapa taktik yang umum dilakukan oleh para negosiator.
1. Membuat agenda.
Taktik ini harus digunakan karena dapat memberikan waktu kepada pihak-
pihak yang berselisih setiap masalah yang ada secara berurutan dan
mendorong mereka untuk mencapi kesepakatan atas keseluruhan paket
perundingan.
2. Bluffing.
Taktik klasik yang sering digunakan oleh para negosiator yang bertujuan
untuk mengelabui lawan berundingnya dengan cara membuat distorsi
kenyataan yang ada dan membangun suatu gambaran yang tidak benar.
3. Membuat tenggat waktu (deadline).
Taktik ini digunakan bila salah pihak yang berunding ingin mempercepat
penyelesaian proses perundingan dengan cara memberikan tenggat waktu
kepada lawannya untuk segera mengambil keputusan.

4. Good Guy Bad Guy .


Taktik ini digunakan dengan cara menciptakan tokoh “jahat’ dan “baik” pada
salah satu pihak yang berunding. Tokoh “jahat” ini berfungsi untuk menekan
pihak lawan sehingga pandangan-pandangannya selalu ditentang oleh
pihak lawannya , sedangkan tokoh “baik” ini yang akan menjadi pihak yang
dihormati oleh pihak lawannya karena kebaikannya. Sehingga pendapat-
pendapat yang dikemukakannya untuk menetralisir pendapat Tokoh “jahat”,
dan dapat diterima oleh lawan berundingnya.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 68


5. The art of Concesión .
Taktik ini diterapkan dengan cara selalu meminta konsesi dari lawan
berunding atas setiap permintaan pihak lawan berunding yang akan
dipenuhi .

6. Intimidasi.
Taktik ini digunakan bila salah satu pihak membuat ancaman kepada lawan
berundingnya agar menerima penawaran yang ada, dan menekankan
konsekuensi yang akan diterima bila tawaran ditolak.

5. Strategi Dalam Bernegosiasi


Dalam melakukan negosiasi, kita perlu memilih strategi yang tepat, sehingga
mendapatkan hasil yang kita inginkan. Strategi negosiasi ini harus ditentukan
sebelum proses negosiasi dilakukan. Ada beberapa macam strategi negosiasi
yang dapat kita Pilih, sebagai berkut :
1. Win-win. Strategi
Ini dipilih bila pihak-pihak yang berselisih menginginkan penyelesaian
masalah yang diambil pada akhirnya menguntungkan kedua belah pihak.
Strategi ini juga dikenal sebagai Integrative negotiation.
2. Win-lose.
Strategi ini dipilih karena pihak-pihak yang berselisih ingin mendapatkan
hasil yang sebesar- besarnya dari penyelesaian masalah yang diambil.
Dengan strategi ini pihak-pihak yang berselisih saling berkompetisi untuk
mendapatkan hasil yang mereka inginkan.
3. Lose-lose.
Strategi ini dipilih biasanya sebagai dampak kegagalan dari pemilihan
strategi yang tepat dalam bernegosiasi. Akibatnya pihak-pihak yang
berselisih, pada akhirnya tidak mendapatkan sama sekali hasil yang
diharapkan.
4. Lose-win.
Strategi ini dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk
mendapatkan manfaat dengan kekalahan merek.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 69


Outline proposal advokasi

Cover
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
C. Sasaran
Bab II Tahapan advokasi
A. Analisis situasi
B. Analisa Masalah
C. Dasar hokum
D. Prioritas masalah
E. Pesan advokasi
F. Cara komunikasi dalam advokasi
G. Materi advokasi
Sasaran Bentuk kegiatan Topik

H. Media yang digunakan


I. Indikator keberhasilan
J. Rencana kegiatan advokasi
Hari/ tanggal :
Pukul :
Tempat :
Tema :
Acara :

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 70


K. Rencana biaya advokasi
No Item pembiayaan Volume Harga Jumlah
satuan

L. Rencana monitoring dan evaluasi advokasi


BAB III Penutup
A. Simpulan
B. Saran
Daftar pustaka
Lampiran
Media advokasi

C. Latihan
Sekarang saudara silakan masuk ke dalam kelompok pengkajian yang membahas
tentang pengkajian pada kelompok. Setelah merumuskan masalah kesehatan,
saudara akan mengembangkan proposal advokasi Bersama kelompok saudara.
Hasil proposal akan dipresentasikan. Pelaksanaan advokasi akan dilakukan
roleplay kelompok.

D. Rangkuman
Advokasi merupakan salah satu strategi promosi kesehatan. Sasaran advokasi
adalah bottom up, artinya kepada pihak dengan struktur birokrasi lebih tinggi.
Tujuannya adalah untuk mempengaruhi dan mengeluarkan kebijakan terkait isu
kesehatan yang dibahas dalam advokasi dan negosiasi. Perawat dapat melakukan
advokasi mulai dari persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 71


E. Pre Test-Post Test
Kerjakan soal berikut dengan benar dan tepat.
1. Advokasi merupakan salah satu hal penting di bidang komunikasi kesehatan
yang digunakan untuk mempengaruhi:
A. Pihak pembuat kebijakan
B. Masyarakat
C. Klien di rumah sakit
D. Siapa saja
2. Advokasi yang dilakukan secara informal yaitu:
A. Lobby
B. Negosiasi
C. Diskusi
D. Rapat
3. Advokasi yang dilakukan secara formal yaitu:
A. Lobby
B. Negosiasi
C. Diskusi
D. Rapat

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara cek
jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3 dikali 100.
Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu memahami dan
mempraktikkan advokasi dan negosiasi. Berikutnya Saudara perlu memahami
dan mempraktikkan pelaksanaan partnership pada kegiatan praktek III.

F. Kunci Jawaban
1. A
2. A
3. B

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 72


FORMAT PENILAIAN ADVOKASI/ NEGOSIASI

Nama Mahasiswa : ………………… NIM : ………………….

No. ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN


YA TIDAK
Tahap Pra Interaksi
1. Baca catatan rencana advokasi
2. Persiapkan diri
3. Memilih metode negosiasi
4. Persiapan alat:
5. Materi lobbying dan negosiasi
6. Melakukan pengecekan alat dan media bila diperlukan
7. Mengatur lingkungan yang kondusif (ruangan)
Tahap Orientasi
8 Perawat mengucapkan salam dan
perkenalkan diri
9. Melakukan klarifikasi kontrak dengan partner
10. Perawat menjelaskan tujuan dan latar belakang negoasiasi
11. Kontrak waktu
12. Beri kesempatan untuk bertanya
13 Minta persetujuan kesempatan
Tahap kerja
14. Perawat melakukan apresepsi tentang topik advokasi yang
akan dilakukan
15. Perawat menyampaikan isi dengan jelas sesuai dengan
materi dan tujuan yang diharapkan ( melakukan
negosiasi)
16. Perawat berbicara dengan kontak mata
17. Perawat menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti
18. Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami
19. Melakukan klarifikasi dan diskusi tentang
topik advokasi
20. Membuat kesepakatan terhadap hasil
negosiasi
21. Mempersiapkan dokumen perjanjian
dan kerjasama (bila perlu)
Tahap Terminasi
22 Simpulkan hasil kegiatan
23 Evaluasi dan memberikan umpan balik kepada sasaran
24 Merencanakan tindak lanjut negosiasi
25 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 73


Sikap
26 Empati
27 Mendengarkan secara aktif
28 Asertif
29 Menunjukkan perilaku profesional
30 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib
Keterangan:
• Ya = 1 ( dilakukan dengan benar )
• Tidak = 0 ( tidak dilakukan / dilakukan tapi tidak /
kurang benar)
Kriteria Penilaian:
• Baik Sekali : 100
• Baik : 81 - 99
• Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya) x 100 = ………………………..


________________________________
30

Kriteria Penilaian: Dinilai kompeten apabila nilai  80


Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tangan Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 74


Kegiatan Praktik IV
Strategi Promosi Kesehatan: Kemitraan

A. Praktek Strategi Promosi Kesehatan: Kemitraan


B. Uraian Materi
Kemitraan meningkatkan kesehatan komunitas. Mereka mendorong orang untuk
bekerja bersama untuk membuat perbedaan. Misalnya, upaya untuk
meningkatkan transportasi umum mungkin melibatkan pejabat terpilih,
pengembang dan perencana masyarakat, pelaku bisnis, dan mereka yang
menggunakan angkutan umum. Karena kemitraan ini menyatukan orang-orang
dari berbagai bagian masyarakat, upaya mereka seringkali memiliki kemampuan
untuk berhasil. Kemitraan melibatkan organisasi yang mengembangkan hubungan
yang saling menguntungkan yang dibangun di atas kepercayaan dan komitmen.

Kemitraan dapat memperluas jangkauan dan efektivitas suatu program. Dalam


kemitraan, organisasi anggota umumnya sama dalam hubungan mereka dan ada
kesepakatan bersama mengenai tujuan dan sasaran mereka. Saat
mengembangkan kemitraan, siapa yang perlu dilibatkan? Penting untuk menjadi
inklusif mungkin bagi semua mitra potensial. Ini berarti orang dan organisasi dari
berbagai sektor masyarakat seperti sekolah, bisnis, dan pemerintah. Sebagai
contoh, Chicago Housing Housing Services memiliki kemitraan dengan bank,
organisasi perumahan lainnya, dan pemerintah kota untuk mengembangkan dan
mendukung perumahan berkualitas tinggi, aman, dan terjangkau untuk keluarga
muda dan lansia di Chicago. Terkadang layanan perumahan bekerja sendiri dan
kadang-kadang bekerja dengan mitra. Seringkali, Chicago Housing Housing
Services dan satu atau lebih mitra akan melakukan proyek bersama (yaitu,
kemitraan), berbagi sumber daya, dan membuat rujukan satu sama lain
(Community Tool Box, 2015).

Membuat kemitraan mendukung dan memperluas pengaruh mitra sendiri di


sebuah situs. Lebih banyak pekerjaan dapat dicapai ketika program promosi

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 75


kesehatan bermitra dengan organisasi dan lembaga untuk mencapai tujuan
bersama. Membentuk dan mempertahankan kemitraan yang kuat telah terbukti
meningkatkan efisiensi dan efektivitas program promosi kesehatan. Misalnya,
kemitraan dengan organisasi, lembaga, atau program yang memiliki kepentingan
pribadi pada kesejahteraan masyarakat, seperti agen daerah, pusat warga negara
senior, serikat pekerja, kamar dagang, bisnis, Kepala Start, penegakan hukum ,
atau sekolah dapat membantu membangun atau mempertahankan program
promosi kesehatan berbasis masyarakat
(Community Tool Box, 2015; Harden, 1995).

Kemitraan membutuhkan pengasuhan, dukungan, dan berbagi informasi.


Bermitra menciptakan peluang bagi peserta program dan organisasi untuk berbagi
pandangan mereka tentang kesehatan dan untuk saling belajar (Butterfoss,
2007). Di atas semua itu, kemitraan harus saling menguntungkan.
Mengembangkan kemitraan dengan bisnis, industri, organisasi publik, atau
organisasi nirlaba dapat memberikan lahan subur bagi program untuk mendukung
intervensi baru dalam kerangka kerja intervensi yang sudah mapan. Misalnya,
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit bermitra dengan Meals on Wheels
untuk menyediakan pendidikan keselamatan bagi orang dewasa yang lebih tua di
rumah saat memberikan makanan bergizi ke rumah mereka
(Sleet, 2007). Upaya masyarakat untuk mencegah gegar otak olahraga sering kali
membutuhkan kemitraan antara pelatih (untuk menghilangkan atlet dari
permainan), atlet (untuk melaporkan gegar otak potensial), pelatih atletik (untuk
mengenali gejala), administrator (untuk menetapkan kebijakan), dan orang tua
(untuk memperkuat upaya pendidikan di rumah) (Centers for Disease Control &
Prevention, 2015).

Manfaat Kemitraan

1. Kemitraan mencapai tujuan yang tidak dapat dicapai oleh masing-masing


organisasi dengan:

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 76


a. Menggabungkan kekuatan penuh dari anggota mereka untuk mengubah
hukum, kebijakan, dan norma setempat
b. Mengintegrasikan dan mengoordinasikan layanan pencegahan untuk
meningkatkan kualitas dan daya tanggap
c. Meminimalkan duplikasi layanan
d. Membina beragam ide dan bakat
e. Memobilisasi sumber daya

2. Kemitraan menginspirasi masyarakat untuk mencoba pendekatan baru dengan:


a. Mendorong partisipasi organisasi yang belum pernah bekerja bersama
b. Menciptakan kolaborasi unik di antara beragam organisasi kemitraan
c. Menyatukan bakat dan pendekatan baru untuk promosi kesehatan

3. Kemitraan memudahkan organisasi untuk bekerja sama dengan:


a. Membantu masyarakat untuk mengakui dan bertanggung jawab atas masalah
kesehatan mereka
b. Memotivasi organisasi di luar sistem perawatan kesehatan untuk bekerja di
dalamnya
c. Meningkatkan komunikasi dan kepercayaan di antara kelompok yang biasanya
bersaing satu sama lain. Source: Adapted from the Center for Substance Abuse
Prevention, n.d.

C. Latihan
Sekarang saudara silakan masuk ke dalam kelompok pengkajian yang membahas
tentang pengkajian pada kelompok. Setelah merumuskan masalah kesehatan,
saudara akan mengembangkan proposal advokasi Bersama kelompok saudara.
Hasil proposal akan dipresentasikan. Pelaksanaan advokasi akan dilakukan
roleplay kelompok.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 77


D. Rangkuman
Partnership merupakan bagian dari kerjasama lintas sectoral serta merupakan
salah satu strategi promosi kesehatan. Perawat dapat melakukan partnership baik
dengan instansi pemerintah maupun instansi swasta untuk mendukung
pelaksanaan program promosi kesehatan. Pada tahap persiapan, perawat perlu
mengembangkan proposal kegiatan partnership.

E. Pre Test-Post Test


Tidak ada
F. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
Setelah Saudara mampu memahami dan mempraktikkan advokasi dan
negosiasi. Berikutnya Saudara perlu memahami dan mempraktikkan
pelaksanaan partnership pada kegiatan praktek III.

G. Kunci Jawaban
Tidak ada

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 78


FORMAT PENILAIAN KEMITRAAN

Nama Mahasiswa : ………………… NIM : ………………….

No. ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN


YA TIDAK
Tahap Pra Interaksi
1. Baca catatan rencana partnership
2. Persiapkan diri
3. Persiapan alat:
4. Materi partnership
5. Melakukan pengecekan alat dan media
6. Mengatur lingkungan yang kondusif untuk dilakukannya
kegiatan partnership (ruangan)
Tahap Orientasi
7. Perawat mengucapkan salam dan perkenalkan
diri
8 Melakukan klarifikasi kontrak dengan partner
9. Perawat menjelaskan topik & tujuan partnership yang akan
dilakukan kepada partner
10. Kontrak waktu
11. Beri kesempatan partner untuk bertanya
12. Minta persetujuan kesempatan partner
Tahap kerja
13 Perawat melakukan apresepsi tentang (eksplorasi
pengetahuan dan pengalaman partner terkait topik
partnership yang akan dilakukan)
14. Perawat menyampaikan isi partnership dengan jelas sesuai
dengan materi dan tujuan yang diharapkan
15. Perawat berbicara dengan kontak mata
16. Perawat menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh partner
17. Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami oleh
partner
18. Perawat memberikan umpan balik pada peserta
19. Perawat menyiapkan dokumen kerjasama (bila perlu)
Tahap Terminasi
20. Simpulkan hasil kegiatan
21. Evaluasi respon partner
22 Merencanakan tindak lanjut dari hasil kegiatan yang
dilakukan
23 Akhiri kegiatan dengan cara memberi salam
Sikap
24 Empati

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 79


25 Mendengarkan secara aktif
26 Asertif
27 Menunjukkan perilaku profesional
28 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib
Keterangan:
• Ya = 1 ( dilakukan dengan benar )
• Tidak = 0 ( tidak dilakukan / dilakukan tapi tidak /
kurang benar)
Kriteria Penilaian:
• Baik Sekali : 100
• Baik : 81 - 99
• Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya) x 100 = ………………………..


________________________________
28

Kriteria Penilaian: Dinilai kompeten apabila nilai  80


Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tangan Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 80


MODUL V
MEDIA PROMOSI KESEHATAN
DAN PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendahuluan
Ada banyak media yang dapat dibuat untuk meningkatkan kesuksesan dari suatu
program. Media tersebut dapat berupa poster, leaflet, spanduk, slide projector,
dan film. Media pengantar ini diperlukan untuk meningkatkan perhatian dari
audien. Seperti dikemukakan oleh Jack Dove bahwa pengetahuan itu diserap
melalui 5 indra yaitu: penglihatan 75%, pendengaran 13%, sentuhan 6%,
penciuman 3%, dan perasa 3%.

Pada modul 5 ini, saudara akan belajar tentang media promosi kesehatan dan
Pendidikan kesehatan. Modul ini akan terbagi menjadi dua kegiatan praktek yaitu
praktek I membahas terkait media cetak sedangkan modul II terkait media
elektronik.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 81


Kegiatan Praktik I
Membuat media cetak

A. Praktek Membuat Media Cetak


B. Uraian Materi
1. Pengertian
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong
upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi
dalam proses belajar mengajar. Para pengajar dituntut agar mampu
menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh lembaga pendidikan,
dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium”
yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara
atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa
pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Sedangkan menurut Briggs (1977) media pembelajaran adalah sarana
fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film,
video dan sebagainya. Kemudian menurut National Education
Associaton(1969) mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah
sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar,
termasuk teknologi perangkat keras.

2. Manfaat dan Fungsi Media Pembelajaran


Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK), khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat
bantu atau media pembelajaran menjadi semakin luas dan interaktif,
seperti adanya komputer dan internet.
Media memiliki beberapa fungsi, diantaranya :

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 82


a. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke obyek
langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke peserta
didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model,
maupun bentuk gambar – gambar yang dapat disajikan secara audio
visual dan audial.
b. Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh
para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena :
(a) obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang
bergerak terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e)
obyek yang terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus;
(f) obyek mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui
penggunaan media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan
kepada peserta didik.
c. Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara
peserta didik dengan lingkungannya.
d. Media menghasilkan keseragaman pengamatan
e. Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
f. Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
g. Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
h. Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak

Sedangkan secara umum media pembelajaran memiliki kegunaan antara

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 83


lain adalah sebagai berikut:
a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indera
c. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid
dengan sumber belajar
d. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuan visual auditor dan kinestetiknya
e. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan
menimbulkan persepsi yang sama

Manfaat media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi


antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan
efisien. Tetapi secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih
rinci Kemp dan Dayton (1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat
media dalam pembelajaran yaitu :
a. Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan
kapan saja
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar
h. Merubah peran pengajar ke arah yang lebih positif dan produktif.
i. Menimbulkan minat sasaran pendidikan.
j. Mencapai sasaran yang lebih banyak.
k. Membantu mengatasi hambatan bahasa.
l. Merangsang sasaran pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
kesehatan.
m. Membantu sasaran pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 84


n. Merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain.
o. Mempermudah penyampaian bahan pendidikan/informasi oleh para
pendidik/pelaku pendidikan.
p. Mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran pendidikan.
Menurut penelitian ahli indra, yang paling banyak menyalurkan
pengetahuan ke dalam otak adalah mata. Kurang lebih 75-87%
pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui mata, sedangkan 13-
25% lainnya tersalurkan melalui indra lain. Di sini dapat disimpulkan
bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian dan
penerimaan informasi atau bahan pendidikan.
q. Mendorong keinginan orang untuk mengetahui, kemudian lebih
mendalami, dan akhirnya memberikan pengertian yang lebih baik.

Media pembelajaran memberikan sumbangsih langsung terhadap proses


belajar mengajar. Efek yang ditimbulkanpun juga dapat dirasakan secara
langsung, dimana peserta didik atau siswa dapat secara langsung terlihat
perkembangan belajarnya ketika menggunakan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.

Namun demikian penggunaan media pembelajaran harus direncanakan dan


disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Ini bertujuan agar media
pembelajaran dapat berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan efek
negatif baik bagi guru, peserta didik, maupun proses belajar mengajar itu
sendiri. Perencanaan penggunaan media pembelajaran yang baik.akan
membuat media pembelajaran berguna bukan hanya untuk pembelajaran
saat itu saja, namun juga untuk pembelajaran dimasa mendatang.

Dengan pemilihan dan penggunaan yang baik dimaksudkan agar media


pembelajaran visual dapat menjalankan fungsi-fungsi yang dimilikinya. Ada
beberapa fungsi media pembelajaran, Levie dan Lentz dalam Azhar (2013:

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 85


20) menyebutkan bahwa setidaknya terdapat 4 fungsi yang dimiliki media
pembelajaran:
a. Fungsi Atensi
Media pembelajaran berfungsi sebagai inti dimana mampu menarik
dan mengarahkan perhatian siswa agar dapat berkonsentrasi pada
isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan
atau menyertai teks materi pelajaran. Sangat sering ditemui bahwa
siswa tidak fokus terhadap pembelajaran yang dilakukan, namun
setelah menggunakan media pembelajaran kemudian siswa
tersebut dapat lebih diarahkan untuk memperhatikan media
pembelajaran yang digunakan.
b. Fungsi Afektif
Dapat dilihat dari kenikmatan siswa ketika belajar teks yang disertai
gambar. Media pembelajaran visual mampu menggugah emosi dan
sikap siswa, siswa dapat menganalisis dan menanggapi dengan
perbuatan terhadap fenomena yang ditampilkan. Media
pembelajaran juga membuat siswa tidak pasif, bahkan siswa juga
mempelajari dan mempraktikan penggunaan media pembelajaran
yang digunakan.
c. Fungsi Kognitif
Media pembelajaran visual yang berisi lambang-lambang visual atau
gambar dapat memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami
dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung pada apa
yang ditampilkan.
d. Fungsi Kompensatoris
Media visual yang memberi konteks untuk memahami teks
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
kembali. Media pembelajaran mampu mengakomodasi peserta didik
yang lemah dan lambat menerima dan mempelajari pelajaran yang
disajikan tanpa menggunakan media.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 86


2. Klasifikasi Media
Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengklasifikasi dan
mengidentifikasi media. Menurut bentuk informasi yang digunakan,
anda dapat memisahkan dan mengklasifikasi media penyaji dalam lima
kelompok besar, yaitu media visual diam, media visual gerak, media
audio, media audio visual diam, dan media audio visual gerak.
Klasifikasi media ini dapat menjadi landasan untuk membedakan proses
yang dipakai untuk menyajikan pesan, bagaimana suara dan atau
gambar itu diterima, apakah melalui penglihatan langsung, proyeksi
optik, proyeksi elektronik atau telekomunikasi.

Sementara Edgar Dale mengadakan klasifikasi media pembelajaran


menurut tingkat dari yang paling konkrit sampai yang paling abstrak.
Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut
pengalaman” dari Edgar Dale dan dianut secara luas dalam
menentukan media, alat bantu serta alat peraga yang paling sesuai
untuk pengalaman belajar.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 87


Alat-alat yang digunakan oleh peserta didik dalam menyampaikan bahan
pendidikan/pengajaran, sering disebut sebagai alat peraga. Edgar Dale
membagi alat peraga tersebut menjadi 11 (sebelas) macam, dan sekaligus
menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat bantu tersebut dalam suatu
kerucut. Menempati dasar kerucut adalah benda asli yang mempunyai
intensitas tertinggi disusul benda tiruan, sandiwara, demonstrasi, field
trip/kunjungan lapangan, pameran, televisi, film, rekaman/radio, tulisan,
kata-kata. Penyampaian bahan dengan kata-kata saja sangat kurang
efektif/intensitasnya paling rendah.

Media Pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya. Mulai yang paling
kecil sederhana dan murah hingga media yang canggih dan mahal harganya.
Ada media yang dapat dibuat oleh pengajar sendiri, ada media yang
diproduksi pabrik. Ada media yang sudah tersedia di lingkungan yang
langsung dapat kita manfaatkan, ada pula media yang secara khusus
sengaja dirancang untuk keperluan pembelajaran

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 88


Meskipun media banyak ragamnya, namun kenyataannya tidak banyak jenis
media yang biasa digunakan oleh pengajar di lembaga pendidikan. Beberapa
media yang paling akrab dan hampir semua lembaga pedidikan
memanfaatkan adalah media cetak (buku). selain itu banyak juga sekolah
yang telah memanfaatkan jenis media lain gambar, model, dan Overhead
Projector (OHP) dan obyek-obyek nyata. Bahkan saat ini media lain seperti
kaset audio, video, VCD, slide (film bingkai), program pembelajaran
komputer sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar pengajar.

Terdapat berbagai jenis media belajar, diantaranya:


a. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
b. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
c. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD
Proyektor dan sejenisnya
d. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD,
VTR), komputer dan sejenisnya.
e. Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau
tempat study seperti Museum, Candi, dll.

Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang bersifat


visual, audial, projected still media maupun projected motion media bisa
dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut
Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan komputer tidak hanya bersifat
projected motion media, namun dapat meramu semua jenis media yang
bersifat interaktif.

Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sebagai


berikut :

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 89


No Golongan Media Contoh dalam Pembelajaran
I Audio Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
II Cetak Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
III Audio-cetak Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
IV Proyeksi visual diam Overhead transparansi (OHT), Film bingkai
(slide)
V Proyeksi Audio visual Film bingkai (slide) bersuara
diam
VI Visual gerak Film bisu
VII Audio Visual gerak Film gerak bersuara, video/VCD, televisi
VIII Obyek fisik Benda nyata, model, specimen
IX Manusia dan lingkungan Guru, Pustakawan, Laboran
X Komputer CAI (Pembelajaran berbantuan komputer), CBI
(Pembelajaran berbasis komputer).

Sedangkan Allen mengemukakan tentang hubungan antara media


dengan tujuan pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di
bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi 1 = Belajar Informasi faktual

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 90


2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi

Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin
dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik bersifat
menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat untuk
digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat memahami
isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan
pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas), maka media film
dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat kriteria lainnya yang
bersifat melengkapi (komplementer), seperti: biaya, ketepatgunaan;
keadaan peserta didik; ketersediaan; dan mutu teknis.

3. Persiapan Penggunaan Media Pembelajaran


Semua media pembelajaran yang dibuat berguna sebagai alat bantu
belajar dan tetap harus diingat bahwa alat ini tidak dapat berfungsi
mengajar dengan sendirinya. Kita harus mengembangkan ketrampilan
dalam memilih, mengadakan alat peraga secara tepat sehingga
mempunyai hasil yang maksimal.

Contoh : satu set flip chart tentang makanan sehat untuk bayi/anak-
anak harus diperlihatkan satu persatu secara berurutan sambil
menerangkan tiap-tiap gambar beserta pesannya. Kemudian diadakan
pembahasan sesuai dengan kebutuhan pendengarnya agar terjadi
komunikasi dua arah. Apabila kita tidak mempersiapkan diri dan hanya
mempertunjukkan lembaran-lembaran flip chart satu demi satu tanpa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 91


menerangkan atau membahasnya maka penggunaan flip chart tersebut
mungkin gagal.

Penerapan media pembelajaran telah memberikan sumbangsih dan


kontribusi yang banyak terhadap proses pembelajaran. Banyak
keuntungan dan manfaat yang bisa didapat dari penggunaan media
pembelajaran. Pada dasarnya media pembelajaran mendukung serta
membantu pengajar dalam menyampaikan materi yang ada dalam
bahan ajar sehingga siswa lebih mengerti dan memahami materi yang
diajarkan. Media pembelajaran juga terbukti mampu untuk
meningkatkan minat belajar peserta ajar dimana dengan minat belajar
peserta ajar yang tinggi, maka pencapaian tujuan pembelajaran dan
hasil belajar yang diinginkan bisa lebih mudah dan cepat.

Media pembelajaran telah memberikan nilai tambah dalam proses


belajar mengajar. Sistem belajar mengajar konvensional akan menjadi
berubah ketika media pembelajaran dilibatkan dalam pembelajaran.
Agar media pembelajaran dapat menjalankan peranannya maka
pemilihan dan penggunaan media pembelajaran tidak boleh dilakukan
secara sembarangan. Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan
kriteria tertentu serta memperhatikan berbagai hal yang menyangkut
pembelajaran. pengajar juga harus menguasai penggunaan media
pembelajaran dimana nantinya penggunaan media pembelajaran yang
dipilih tersebut juga diajarkan kepada peserta ajar sehingga keberadaan
media pembelajaran dapat benar-benar mendukung pembelajaran dan
tidak menghambat proses belajar mengajar.

Untuk mendapatkan kualitas media pembelajaran yang baik agar dapat


memberikan pengaruh yang signifikan dalam proses belajar mengajar,
maka diperlukan pemilihan dan perencanaan penggunaan media
pembelajaran yang baik dan tepat. Pemilihan media pembelajaran yang

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 92


tepat ini menjadikan media pembelajaran efektif digunakan dan tidak
sia- sia jika diterapkan.

Arsyad (2013: 74) menjelaskan bahwa kriteria pemilihan media


bersumber dari konsep bahwa media pembelajaran merupakan bagian
dari sistem instruksional secara keseluruhan. Maka beberapa kriteria
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran yang baik
adalah sebagai berikut:
a. Sesuai Dengan Tujuan
Media pembelajaran harus dipilih berdasarkan tujuan instruksional
dimana akan lebih baik jika mengacu setidaknya dua dari tiga ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik. Hal ini bertujuan agar media
pembelajaran sesuai dengan arahan dan tidak melenceng dari
tujuan. Media pembelajaran juga bukan hanya mampu
mempengaruhi aspek intelegensi peserta didik, namun juga aspek
lain yaitu sikap dan perbuatan.
b. Tepat Mendukung Materi yang Bersifat Fakta, Konsep, Prinsip, dan
Generalisasi
Tidak semua materi dapat disajikan secara gamblang melalui media
pembelajaran, terkadang harus disajikan dalam konsep atau simbol
atau sesuatu yang lebih umum baru kemudian disertakan
penjelasan. Ini memerlukan proses dan keterampilan khusus dari
siswa untuk memahami hingga menganalisis materi yang disajikan.
Media pembelajaran yang dipilih hendaknya mampu diselaraskan
menurut kemampuan dan kebutuhan peserta didik dalam
mendalami isi materi.
c. Praktis, Luwes, dan Bertahan
Media pembelajaran yang dipilih tidak harus mahal dan selalu
berbasis teknologi. Pemanfaatan lingkungan dan sesuatu yang
sederhana namun secara tepat guna akan lebih efektif
dibandingkan media pembelajaran yang mahal dan rumit. Simpel

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 93


dan mudah dalam penggunaan, harga terjangkau dan dapat
bertahan lama serta dapat digunakan secara terus menerus patut
menjadi salah satu pertimbangan utama dalam memilih media
pembelajaran.
d. Mampu dan Terampil Menggunakan
Apapun media yang dipilih, pengajar harus mampu menggunakan
media tersebut. Nilai dan manfaat media pembelajaran sangat
ditentukan oleh bagaimana keterampilan pengajar menggunakan
media pembelajaran tersebut. Keterampilan penggunaan media
pembelajaran ini juga nantinya dapat diturunkan kepada peserta
didik sehingga peserta didik juga mampu terampil menggunakan
media pembelajaran yang dipilih.
e. Pengelompokan Sasaran
Pesrta didik terdiri dari banyak kelompok belajar yang heterogen.
Antara kelompok satu dengan yang lain tentu tidak akan sama.
Untuk itu pemilihan media pembelajaran tidak dapat disama
ratakan, memang untuk media pembelajaran tertentu yang bersifat
universal masih dapat digunakan, namun untuk yang lebih khusus
masing-masing kelompok belajar harus dipertimbangkan pemilihan
media pembelajaran untuk masing-masing kelompok.
f. Hal yang perlu diperhatikan mengenai kelompok belajar peserta
didik sebagai sasaran ini misalnya besar kecil kelompok yang bisa
digolongkan menjadi 4 yaitu kelompok besar, kelompok sedang,
kelompok kecil, dan perorangan. Latar belakang secara umum tiap
kelompok perlu diperhatikan seperti latar belakang ekonomi, sosial,
budaya, dan lain- lain. Kemampuan belajar masing-masing peserta
didik dalam kelompok juga wajib diperhatikan untuk memilih mana
media pembelajaran yang tepat untuk dipilih.
g. Mutu Teknis
Pemilihan media yang akan digunakan harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu. Pengajar tidak bisa asal begitu saja

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 94


menentukan media pembelajaran meskipun sudah memenuhi
kriteria sebelumnya. Tiap produk yang dijadikan media
pembelajaran tentu memiliki standar tertentu agar produk tersebut
laik digunakan, jika produk tersebut belum memiliki standar khusus
pengajar harus mampu menentukan standar untuk produk tersebut
agar dapat digunakan untuk media pembelajaran.

Dengan semakin banyaknya jenis dan macam media pembelajaran


ini menjadikan penentuan dan pemilihan media pembelajaran
menjadi tidak mudah. Menentukan media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran harus dilakukan secara tidak
sembarangan. Tidak semua media pembelajaran cocok diterapkan
untuk semua materi, sangat perlu menentukan media
pembelajaran yang tepat digunakan untuk suatu materi
pembelajaran tertentu. Media pembelajaran berbasis teknologi
yang jauh mempermudah penyampaian materi dibanding media
pembelajaran lain tidak selalu tepat digunakan pada materi
tertentu. Menentukan jenis media pembelajaran yang akan
digunakan dalam pembelajaran harusnya berpedoman pada
prinsip-prinsip tertentu. Arsyad (2013:101) mengemukakan bahwa
dalam mencari dan menentukan media pembelajaran yang akan
digunakan perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum. Prinsip-
prinsip umum tersebut dituangkan dalam beberapa pertanyaan,
antara lain:
1) Sudahkah anda mengidentifikasi dan mengungkapkan
dengan jelas gagasan anda dan membatasi topik bahasan?
2) Apakah program yang dikembangkan memiliki tujuan untuk
menginformasikan, memotivasi, atau instruksional?
3) Apakah anda sudah merumuskan tujuan yang akan dicapai
melalui program ini?
4) Sudahkah anda mengevaluasi karakteristik peserta didik

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 95


yang akan menggunakan program ini?
5) Sudahkah anda siapkan kerangka (outline) isi pelajaran?
6) Sudahkah dipertimbangkan bahwa media apa saja yang
paling sesuai untuk mencapai tujuan?
7) Sudahkah anda membuat storyboard untuk paket pelajaran ini
jika diperlukan?
8) Apakah anda telah menyiapkan naskah untuk frame per
frame untuk dijadikan penuntun saat mengambil gambar?
9) Jika perlu, sudahkah anda menentukan orang tertentu yang
ahli di bidang masing-masing untuk membantu anda dalam
mempersiapkan materi pelajaran?

Ketika seorang pengajar mampu menjawab prinsip-prinsip umum di


atas maka pengajar tersebut akan dapat menentukan media
pembelajaran yang akan diterapkan. Media pembelajaran yang dipilih
tersebut akan sesuai dengan materi dan tepat digunakan dalam
pembelajaran. Tidak hanya itu, prinsip-prinsip umum yang digunakan
untuk menentukan media pembelajaran diatas juga mempermudah
pengajar dalam menyeleksi media pembelajaran, sehingga pengajar
tidak akan dibingungkan untuk menentukan media pembelajaran
karena memiliki telah menjawab dan menggunakan prinsip-prinsip
umum dalam menentukan media pembelajaran yang akan dipilih.

4. Jenis Media Pendidikan Kesehatan


Berdasarkan cara produksi media pendidikan kesehatan dibagi menjadi
tiga golongan, yaitu media cetak, media elektronik, dan media luar
ruang.
a. Media Cetak
Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-
pesan visual. Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran
sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Fungsi utama

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 96


media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur. Adapun
macam-macamnya adalah koran (Surat Kabar), poster, leaflet,
pamflet, majalah, booklet, dan stiker.
a) Poster
Poster merupakan pesan singkat dalam bentuk gambar, dengan
tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar
tertarik pada objek materi yang diinformasikan (Effendy, 1995).
Poster juga merupakan media cetak yang berisi pesan-
pesan/informasi kesehatan, yang biasanya ditempel di tembok-
tembok, di tempat-tempat umum atau di kendaraan umum.
Poster merupakan gambar-gambar yang dirancang sedemikian
rupa sehingga menarik perhatian audience, sedikit
menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas/bahan lain
yang ditempelkan pada tempat tertentu. Sebuah poster harus
didesain menggugah/menarik perhatian khalayak terhadap
suatu isu, sehingga dapat menyampaikan secara tepat.
Kelebihan Poster:
✓ Khalayak dapat mengatur tempo dalam membaca, dapat
mengulang bacaannya kembali dan mengatur cara
membaca.
✓ Informasi yang disampaikan lebih jelas dan lengkap.
✓ Biaya percetakan lebih murah.
✓ Lebih mudah untuk mempromosikan.
Kekurangan Poster:
✓ Mudah sobek.
✓ Lebih lama untuk memahami poster, dibutuhkan
kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak bersifat
auditif dan visual.
✓ Membutuhkan proses penyusunan dan penyebaran yang
kompleks dan waktu yang relatif lama.
✓ Jika terkena air terkadang luntur, tergantung kertas dan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 97


tinta printer yang digunakan.
b) Pamflet
Pamflet adalah terbitan tidak berkala yang dapat terdiri dari satu
hingga sejumlah kecil halaman, tidak terkait dengan terbitan
lain, dan selesai dalam sekali terbit. Pamflet satu halaman bisa
merupakan cetakan satu muka saja maupun cetakan dua muka
atau bolak-balik. Tentu saja untuk cetakan dua muka, kualitas
medianya pun lebih baik. Pada umumnya, pamflet dicetak
dengan kualitas bagus karena dimaksudkan untuk membangun
citra yang baik terhadap layanan atau produk yang
diinformasikan dalam pamflet tersebut.
Berbeda dengan poster yang didesain agar orang bisa mudah
membaca informasi walaupun dalam posisi bergerak, pamflet
atau brosur ditujukan agar dibaca secara khusus. Pada beberapa
jenis, pamflet dimaksudkan agar orang menyimpannya agar
sekali waktu digunakan bila membutuhkan informasi.
Kelebihan Pamflet:
✓ Praktis.
✓ Bisa diberikan kepada konsumen sebagai pengingat
✓ Biaya percetakan lebih murah.
✓ Memberikan informasi yang sangat jelas.
Kekurangan Pamflet:
✓ Mudah sobek.
✓ Membutuhkan waktu lama untuk memahami isi pamflet.
✓ Harus bisa mengolah layout dengan tepat agar tidak
membosankan.
c) Leaflet
Leflet adalah bentuk penyampaian informasi tulisan-tulisan
melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk
kalimat maupun gambar, atau kombinasi (Notoatmodjo, 2003).
Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 98


kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan
gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan
secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan
keterangan singkat tentang suatu masalah, misalnya deskripsi
pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare
dan pencegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau
disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan seperti pertemuan
FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain.
Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana
seperti di photo copy.
Leaflet adalah produk dokumentasi dan komunikasi yang
menyediakan pengenalan dan gambaran mengenai sebuah
organisasi atau kegiatan. Sebuah leaflet bisa digunakan untuk
mempromosikan LSM/ organisasi berbasis masyarakat dengan
kegiatannya, mempublikasikan layanan atau kegiatan, dan
berkomunikasi dengan pesan – pesan yang spesifik. Biasanya
berisi laporan singkat dan informasi yang jelas untuk
menyediakan gambaran yang jelas dan sederhana ketimbang
deskripsi yang mendetail. Leaflet dapat ditujukan kepada
khalayak luas (seperti masyarakat umum) atau komunitas
khusus (seperti donor), berisi pesan singkat karena biasanya
tidak lebih dari dua halaman kertas A4.

Beberapa pertanyaan kunci sebelum membuat sebuah leaflet


adalah:
✓ Apakah sasaran dari leaflet tersebut komunitas umum atau
khusus? Bagaimana hal ini berpengaruh terhadap jenis
informasi yang ingin disampaikan?
✓ Bagaimana tampilan untuk leaflet yang bisa
mempresentasikan LSM/ organisasi/kepentingan berbasis
masyarakat?

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 99


✓ Apakah bahasa/ komunikasi yang dibuat sesuai dengan
sasaran?Berapa banyak leaflet yang ingin disediakan?
✓ Bagaimana hal ini berpengaruh pada gaya yang dipilih –
seperti jumlah warna dan jenis kertas?

Persyaratan umum dalam penggunaan metode ini yakni : harus


dirancang sedemikian rupa sehigga mudah
ditangkap/dimengerti oleh sasaran, tidak menimbulkan salah
persepsi pada sasaran, harus menyolok agar menarik perhatian
penerima informasi secara spontan (ariesmada.net). Hal – hal
yang perlu diperhatikan dalam menyusun leaflet :
✓ Gunakan desain yang menarik perhatian komunitas sasaran
dan buat leaflet berbeda dari yang lain.
✓ Hindari desain yang berlebihan dengan gaya yang terlihat
mahal.
✓ Pilih bentuk yang sesuai dengan tempat pengiriman, seperti
seukuran amplop atau tempat leaflet.
✓ Gunakan kata – kata yang sederhana, jelas, dan fokus dalam
membuat leaflet anda cepat dan mudah dibaca.
✓ Gunakan peta/ gambar dan diagram yang sederhana pada
leaflet untuk menggambarkan apa yang menjadi tujuan.

Cara penggunaan leaflet dapat dilakukan dengan berbagai cara


antara lain dapat ditempel di papan pengumuman puskesmas,
rumah sakit, atau tempat lain yang mudah dilihat oleh
masyarakat, dapat diberikan kepada sasaran setelah selesai
penyuluhan kesehatan. Agar efektif maka bentuk leaflet
tulisannya terdiri dari 200 – 400 huruf dengan tulisan cetak
biasanya diselingi dengan gambar, harus dapat dibaca sekali
pandang, ukuran biasanya 20 x 30 cm, dapat berupa leaflet
tentang DHF, penanggulangan diare, imunisasi, dsb.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 100


Leaflet merupakan bahan cetak tertulis berupa lembaran yang dilipat
tapi tidak dimatikan/dijahit. Agar terlihat menarik biasanya leaflet
didesain secara cermat dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan
bahasa yang sederhana, singkat serta mudah dipahami. Leaflet
sebagai bahan ajar juga harus memuat materi yang dapat menggiring
peserta didik untuk menguasai satu atau lebih KD.

Salah satu unsure dalam leaflet adalah foto atau gambar.


Foto/gambar memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan
tulisan. Foto/gambar sebagai bahan ajar tentu saja diperlukan satu
rancangan yang baik agar setelah selesai melihat sebuah atau
serangkaian foto/gambar siswa dapat melakukan sesuatu yang pada
akhirnya menguasai satu atau lebih KD.

Menurut Weidenmann dalam buku Lehren mit Bildmedien


menggambarkan bahwa melihat sebuah foto/gambar lebih tinggi
maknanya dari pada membaca atau mendengar. Melalui membaca
yang dapat diingat hanya 10%, dari mendengar yang diingat 20%,
dan dari melihat yang diingat 30%. Foto/gambar yang didesain
secara baik dapat memberikan pemahaman yang lebih baik. Bahan
ajar ini dalam menggunakannya harus dibantu dengan bahan tertulis.
Bahan tertulis dapat berupa petunjuk cara menggunakannya dan
atau bahan tes.
Keuntungan Leaflet :
✓ Leaflet menarik untuk dilihat.
✓ Mudah untuk dimengerti.
✓ Merangsang imajinasi dalam pemahaman isi leaflet.
✓ Lebih ringkas dalam penyampaian isi informasi.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 101


Kelemahan Leaflet :
✓ Salah dalam desain tidak akan menarik pembaca.
✓ Leaflet hanya untuk dibagikan, tidak bisa di pajang/ ditempel.
✓ Dibutuhkan kemampuan membaca dan perhatian, karena tidak
bersifat auditif dan visual.

b. Flif chart (lembar balik)


Menurut Notoatmodjo (2003) flif chart merupakan media
penyampaian pesan atau informasi-informasi kesehatan dalam bentuk
lembar balik. Biasanya berbentuk buku dimana tiap lembar (halaman)
berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai
pesan atau informasi yang berkaitan dengan gambar tersebut.

c. Booklet
Booklet adalah media komunikasi massa yang bertujuan untuk
menyampaikan pesan yang bersifat promosi, anjuran, larangan-
larangan kepada khalayak massa, dan berbentuk cetakan. Sehingga
akhir dari tujuannya tersebut adalah agar masyarakat yang sebagai
obyek memahami dan menuruti pesan yang terkandung dalam media
komunikasi massa tersebut. Sesuatu itu tak mungkin bisa lepas dari
keunggulan dan kelemahan.
Kelebihan booklet :
✓ Keunggulan dari booklet itu adalah bahwa booklet ini
menggunakan media cetak sehingga biaya yang dikeluarkannya
itu bisa lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan
media audio dan visual serta juga audio visual.
✓ Proses booklet agar sampai kepada obyek atau masyarakat bisa
dilakukan sewaktu-waktu.
✓ Proses penyampaiannya juga bisa disesuaikan dengan kondisi
yang ada.
✓ Lebih terperinci dan jelas, karena lebih banyak bisa mengulas

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 102


tentang pesan yang disampaikannya.

Kelemahan Booklet :
✓ Booklet ini tidak bisa menyebar ke seluruh masyarakat, karena
disebabkan keterbatasan penyebaran booklet.
✓ Tidak langsungnya proses penyampaiannya, sehingga umpan balik
dari obyek kepada penyampai pesan tidak secara langsung
(tertunda).
✓ Memerlukan banyak tenaga dalam penyebarannya.

d. Stiker
Stiker merupakan salah satu dari sekian banyak media komunikasi
yang digunakan, keefektifan sebuah stiker dalam menyampaikan
pesan bergantung pada beberapa hal yaitu: penampilan, ukuran stiker
harus optimum, kualitas cetakan yang baik, awet dan terjangkau serta
bahasa yang digunakan dalam penyampaian harus singkat padat dan
jelas, serta menarik.
Kelebihan Stiker :
✓ Mudah ditempelkan,
✓ Lebih praktis, dalam artian penempatan di mana saja lebih mudah,
dan tidak membutuhkan sesuatu untuk menempelkannya.
✓ Hasil cetakan lebih murah dan terjangkau.
✓ Pengerjaannya relatif simple dan mudah.
✓ Tidak butuh waktu lama untuk membuatnya.
✓ Kalau bosan tinggal dicopot.
✓ Perawatannya ringan dan sederhana.
Kekurangan Stiker :
✓ Mengecap jika ditempel, dan kadang-kadang juga menggerus cat
tembok.
✓ Mudah tergores dan sobek.
✓ Harus berfikir dua kali dalam penempatannya agar tidak tergores

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 103


maupun dalam penempatannya.

e. Koran (Surat Kabar)


Koran merupakan lembaran-lembaran kertas bertuliskan kabar berita
dan sebagainya yang terbagi ke dalam kolom-kolom. Koran (dari
bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau surat
kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,
biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas
koran, yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik.
Kelebihan Koran:
✓ Biasanya relatif tidak mahal.
✓ Flexibility (bebas tentukan pasar/sasaran, ukuran, jenis, frekuensi
tayang,warna)
✓ Dapat dinikmati lebih lama.
✓ Market coverage : surat kabar mampu menjangkau daerah-daerah
perkotaan sesuai cakupan wilayahnya.
✓ Positive consumer attitude : aktualitas informasi yang sampaikan
digunakan juga sebagai acuan pembaca.
Kekurangan Koran:
✓ Mudah diabaikan.
✓ Short life span : meski jangkauannya luas dan massal serta dapat
didokumentasikan, pembaca surat kabar hanya butuh waktu
kurang lebih 15 menit hingga 30 menit untuk membacanya serta
umumnya hanya sekali saja membacanya. Selain itu, usia
informasinya hanya 24 jam setelah itu sudah dianggap basi.
✓ Clutter : Jika isi dan tata letaknya kacau akan mempengaruhi
pemaknaan dan pemahaman isi pesan oleh pembacanya.
✓ Limited coverage of certains group : beberapa kelompok tertentu
tidak bisa dijangkau oleh surat kabar, misalnya masyarakat usia di
bawah 15 tahun.
✓ Products criteria ; beberapa produk tidak dapat diiklankan dengan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 104


menggunakan surat kabar karena memerlukan demonstrasi atau
memerlukan pertimbangan tertentu.
✓ Poor reprodution ; kualitas cetak tak sebaik majalah atau brosur

f. Majalah
Media yang mengandalkan tulisan atau teks yang berisi bermacam-
macam artikel dalam topik yang bervariasi dan populer yang ditujukan
kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang
mudah dimengerti oleh banyak orang. Majalah biasanya diterbitkan
mingguan, dwimingguan, atau bulanan.
Kelebihan Majalah:
✓ Khalayak sasaran (kemampuan menjangkau khalayak lebih
segmented)
✓ Penerimaan Khalayak (produk diangkat sejajar dengan prestige
majalah tersebut).
✓ Long Life Span, usia edar paling lama, disimpan lama, dibaca
selama 60-90 menit, serta berulang-ulang dan disimpan
✓ Format orang membaca secara lambat, sampai lebih dari sehari,
memungkinkan memuat info secara detail, dan juga format iklan
kreatif.
✓ Kualitas Visual sangat prima, didukung dengan kertas,
pencetakan, dan jilid.
✓ Alat Promosi efektif
Kelemahan Majalah:
✓ Fleksibilitas Terbatas (materi iklan harus jauh hari sebelumnya,
halaman menarik sudah laku oleh pengiklan besar)
✓ Relatif mahal
✓ Tidak cepat, pembaca tidak langsung membaca majalah begitu
terbit
✓ Distribusi, peredarannya lambat,dan kadang daerah tertentu tak
terjangkau

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 105


i. Media Luar Ruang
Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis,
misalnya billboard, spanduk, banner.
a. Media Spanduk
Spanduk dapat diartikan sebagai media penyampaian informasi
berupa kain jenis tertentu. Panjang spanduk rata-rata berukuran
sekitar lima hingga delapan meter dengan lebar menyesuaikan.
Spanduk lazim dipasang di tepi atau tengah jalan. Dibentangkan atau
diikat pada tembok, tiang listrik maupun pepohonan yang banyak
terdapat di tepian jalan. Spanduk berisi huruf atau kalimat informatif
dan gambar menarik mata (eye catching).
Kelebihan Spanduk:
a) Kelonggaran pembacanya untuk menangkap pesan dari informasi
yang tercetak dibentangan kain tersebut. Mereka tidak dituntut
agar terburu-buru ketika membaca lalu memahami apa yang
dimaksud oleh tulisan atau gambar pada spanduk.
b) Pembaca bebas
mengatur kapan ia hendak membaca spanduk tanpa khawatir
pesan pada spanduk mendadak hilang atau tidak terbaca lagi.
Tidak seperti pada media eletronik seperti televisi atau radio yang
punya rentang waktu tertentu. Jika lewat rentang waktu tersebut, pesan
atau informasi yang disampaikan tidak bisa diakses kembali.
c) Pembaca spanduk dapat mengulang-ulang membaca atau melihat
pesan pada spanduk. Secara psikologis, pesan yang terus menerus
dibaca dapat lebih bertahan lama dan sangat efektif memengaruhi
pola pikir pembacanya. Ini membuat pesan atau informasi pada
spanduk akan lebih mengena pada sasarannya.
d) Selain itu, dengan terus menerus membaca pesan di spanduk,
kemungkinan distorsi informasi dapat ditekan seminimal mungkin.
Informasi yang disampaikan melalui spanduk akan dipahami

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 106


secara gamblang dan jelas tanpa ada kemungkinan disalahpahami
maksudnya. Kelebihan lain dari spanduk berkaitan dengan sifatnya
yang bisa tahan lama. Bahkan, bila spanduk itu tidak dicopot dari
tempatnya, maka selama itu pula spanduk tetap efektif
menyampaikan informasi kepada pembacanya.
e) Spanduk pun merupakan salah satu jenis media penyampaian
informasi yang efektif dalam menyampaikan pesannya melalui
kata atau gambar. Selain dapat terlihat dari jarak jauh, jika ada
kata atau gambar yang kurang dipahami oleh seseorang, ia dapat
menanyakannya langsung pada orang lain. Intinya, kelebihan
spanduk ada pada karakteristiknya yang sederhana tapi efektif
dalam menyampaikan pesan atau informasi tertentu. Spanduk
adalah media yang murah meriah.
Kekurangan Spanduk:
1) Meskipun termasuk media murah meriah, spanduk juga
merupakan media yang paling sering tidak dipedulikan oleh orang-
orang. Ini karena kekuatan spanduk terletak pada pengolahan
kata-kata dan gambar. Jika kata-kata atau gambar tidak menarik,
maka keberadaan spanduk pun jadi sia-sia.
2) Dibutuhkan orang yang ahli dalam menyusun atau mengonsep
spanduk sehingga menarik perhatian orang-orang untuk melihat
dan membaca pesan yang ditulis di spanduk itu. Ini tentunya
bukan pekerjaan yang gampang.
3) Kekurangan spanduk
lainnya adalah pada proses memasang spanduk yang tidak
mudah. Bandingkan dengan media lain seperti selebaran atau
pamflet yang bisa cepat dan tak perlu usaha keras dalam
menyebarkannya. Sedangkan spanduk, butuh usaha berlebih ketika
hendak memasangnya, termasuk juga ketika mencopot spanduk yang
telah habis ‘masa pakainya’.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 107


4) Bahannya dari kain, spanduk rentan mengalami kerusakan berupa
robek karena hembusan angin atau perilaku dari orang-orang yang
tidak bertanggung jawab yang menyobek atau merusak spanduk
dengan sengaja.
b. Banner
Banner merupakan salah satu bentuk iklan promosi produk dan jasa
atau sarana untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada
konsumen atau target pasar. Banner mempunyai ciri khas yang
berbeda dengan teks tulis biasa, banner biasanya berbentuk berupa
gambar yang tema gambarnya sesuai dengan informasi yang ingin
disampaikan kepada target audiance.
Kelebihan Banner:
a) Menunjukkan produk spesial atau promo ditoko, sehingga menarik
perhatian.
b) Mudah dipindahkan.
c) Biaya lebih terjangkau.
d) Mudah diaplikasikan dalam berbagai bentuk promo baik secara
singkat dalam jangka waktu yang lama.
Kekurangan Banner:
1) Mudah tergores dan sobek.
2) Harus pintar memilih lokasi dalam penempatannya.
3) Terlalu memakan tempat.
c. Billboard
Billboard adalah iklan luar ruang dengan ukuran besar. Saat ini,
billboard masih termasuk model iklan luar ruang yang banyak
digunakan, apalagi di perkotaan. Pemasangannya bisa menggunakan
struktur mandiri yang permanen, maupun menempel pada konstruksi
bangunan permanen. Pada perkembangan selanjutnya, muncul pula
digital billboard berupa gambar atau running text yang menggunakan
listrik sebagai catu daya. Megatron dan videotron termasuk dalam
digital billboard ini. Ada pula billboard yang bersifat mobile atau sering

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 108


disebut mobile billboard, misalnya dipasang pada badan bus atau
kendaraan besar lainnya. Tapi tulisan iseng di belakang bak truk
misalnya “Kunanti Jandamu”, tentu saja tidak dapat dikategorikan ke
dalam billbard ini.
Kelebihan Billboard:
a) Relatif Murah
b) Media luar ruang / billboard sesungguhnya memerlukan
pembiayaan yang relatif murah karena berlaku selama 1 tahun
untuk sekali kontrak/pembayaran.
c) Penjadwalan / penempatan media luar ruang relatif fleksibel
karena dapat ditempatkan pada lokasi-lokasi yang dianggap paling
tepat untuk suatu produk yang akan diiklankan.
d) Mengingatkan pesan secara terus-menerus
e) Billboard yang dipasang pada lokasi-lokasi strategis seperti
perempatan jalan memiliki terpaan secara terus-menerus bagi
pengguna jalan yang melewatinya.
f) Dengan ukuran yang besar dan pencahayaan yang sempurna
billboard bahkan dapat menarik setiap pengguna jalan.
g) Dampak yang jauh adalah mampu mempengaruhi langsung untuk
mencoba atau membeli produk yang diiklankan dalam billboard.
Potensi Kreatif Kekurangan Billboard:
1) Pesan Terbatas
2) Karena waktu baca / penglihatan yang sekelebat, pesan-pesan
pada media luar ruang dibuat sangat terbatas atau singkat.
3) Tidak efektif bagi pengendara mobil
4) Pengendara mobil yang membutuhkan konsentrasi penuh,
kadang-kadang mengesampingkan berbagai hal yang ia lewati,
termasuk billboard yang mengiklankan produk tertentu, apalagi
membaca secara jelas.
5) Kendaraan umum yang penuh sesak
6) Dalam kota-kota besar seperti Jakarta, di mana kendaraan umum

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 109


adalah sarana transportasi bagi sebagian besar masyarakat,
menyebabkan kondisi yang penuh sesak dan menyulitkan untuk
sekedar melihat ke luar kendaraan.
7) Sasaran Pengrusakan
8) Media-media luar ruang rentan terhadap pengrusakan dari
masyarakat yang tidak menyenangi adanya media iklan yang
dipasang.
j. Media Elektronik
Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis,
dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui
alat bantu elektronika. Adapun macam-macam media tersebut
adalah TV, radio, film, cassete, CD Audio,dan media online.
a. Radio
Media suara atau audio identik dengan media radio yang
memang pendengarnya hanya bisa menikmati suara saja tanpa
ada visualisasi ataupun teks.
Kelebihan radio:
a) Dalam hal penyampaian informasi atau berita lebih cepat
bahkan bisa saat itu juga.
b) Biasanya media ini bisa dinikmati sambil melakukan aktifitas
yang lainnya. Jadi pendengar tidak harus memantau di
depan radio, tetapi bisa menemani aktifitas pendengarnya di
mana pun.
c) Biaya produksi
ataupun biaya yang diperlukan khalayak untuk
mendengarkan radio relatif murah, bahkan bisa didengar
tanpa menggunakan listrik tetapi menggunakan baterai. Hal
inilah mengapa sampai sekarang radio masih digemari oleh
khalayak apalagi yang ada di pedesaan.
d) Pendengar yang buta huruf pun bisa memahami apa yang
disampaikan oleh siaran radio. Jadi khalayak yang tidak

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 110


berpendidikan pun bisa menikmati media ini, berbeda
dengan koran yang memang khalayaknya harus bisa
membaca.
e) Bahasa yang digunakan bersifat bahasa tutur, jadi mudah
dimengerti oleh pendengarnya.
f) Pendengar tidak terbatas baik dari segi umur, pendidikan,
wilayah dan sebagainya. Meskipun sekarang sudah banyak
radio yang tersegmentasi.
Kekurangan radio:
1) Informasi yang disampaikan hanya sekilas dan tidak bisa
diulang, jadi pendengar tidak bisa mengerti secara detail
tentang berita yang disampaikan, karena memang
bahasanya sederhana dan tidak didukung oleh visualisasi.
Pendengar hanya bisa membayangkan saja.
2) Jumlah berita yang disampaikan oleh radio terbatas, tidak
sebanyak media cetak ( koran). Dalam waktu satu jam
mungkin hanya tersaji 2 atau 3 berita, itu pun berita yang
paling penting dan sensasional.
3) Karena radio penyebarannya melalui alat pemancar, maka
khalayak pun juga hanya bisa menikmati radio selama
terjangkau oleh daya pancar radio tersebut. Apalagi kalau
cuaca yang kurang baik biasanya radio agak melemah daya
pancarnya. Sehingga khalayak yang jauh tidak bisa
menikmati siaran radio.
4) Saat mendengarkan berita di radio kita harus mengikuti
jadwal atau waktu dimana radio tersebut akan menyajikan
siaran berita.
b. Kaset dan CD Audio
Kaset dan CD Audio adalah penyimpanan data yang hanya
berupa suara yang di temukan oleh phillips pada tahun 1963 di
Eropa dan tahun 1964 di Amerika Serikat dengan nama compact

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 111


cassette seiring perkembangan teknologi komunikasi dan
informasi ditemukanlah beberapa media audio diantaranya CD
dan DVD, MP3, Audio Digital,tetapi sebelum ditemukan media
seperti yang disebut diatas telah ada media yang masih sangat
sederhana yaitu piringan hitam.
Kelebihan Kaset dan CD Audio:
a) Dapat diulang-ulang/di review
b) Pengguna dapat menyesuaikan waktu
c) Pengguna dapat menggunakan sesuai kebutuhan
d) Pengguna dapat mendengar sambil
melakukan aktifitas lain. Kelemahan Kaset
dan CD Audio:
1) Sulit menentukan lokasi pesan jika pesan itu berada di tengah-
tengah pita
2) Tidak ada gambar, grafik, diagram sebagai bahan klarifikasi
3) Momunikasi satu arah
4) Hanya mengandalkan indra pendengaran, sehinngga kurang
optimal
c. Televisi
Televisi adalah media massa elektronik terkenal yang berfungsi
sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara (audio-
visual), baik itu monokrom (hitam-putih) maupun berwarna.
Kelebihan televisi :
a) Dapat dinikmati oleh siapa saja.
b) Dapat menjangkau daerah yang luas.
c) Waktu siarannya sudah tertentu.
d) Memiliki daya penyampaian dan pengaruh yang kuat karena
dapat memberikan kombinasi antara suara dengan gambar
yang bergerak.
e) Memudahkan para audiensnya untuk memahami yang diiklankan.
f) Tidak memerlukan keahlian dan kemampuan membaca

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 112


seperti pada media cetak. Dengan gambar-gambar, semua
orang sudah cukup mengerti maknanya.
Kekurangan televisi :
1) Biaya relatif tinggi.
2) Hanya dapat dinikmati sebentar (pesan berlalu sangat cepat).
3) Khalayak yang selektif (tidak setajam media lainnya
kemungkinan menjangkau segmen tidak tepat karena
pemborosan geografis).
4) Kesulitan teknis.
5) Tidak semua tempatdapat dicapai gelombang penyiaran televisi.
6) Tidak semua orang memiliki pesawat televisi melihat
harganya yang relatif mahal.
d. Film
Film disebut juga gambar hidup (motion pictures), yaitu
serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara
cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup
dan bergerak. media film merupakan salah satu bentuk media
komunikasi yang memeiliki potensi digunakan untuk
pembelajaran baik by design maupun by utilization.
Kelebihan Media Film:
a) Memberikan pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh
siswa.
b) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
c) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
d) Lebih realistis, dapat diulang-ulang dan dihentikan sesuai dengan
kebutuhan.
e) Membrikan kesan yang mendalam, yang dapat
mempengaruhi sikap siswa. Kekurangan Media Film:
1) Harga produksinya cukup mahal.
2) Pembuatannya memerlukan banyak waktu dan tenaga.
3) Memerlukan operator khusus untuk mengoperasikannya.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 113


e. Media Online
Media online adalah media yang berbasiskan teknologi
komunikasi interaktif dalam hal ini jaringan komputer, dan oleh
karenanya ia memiliki ciri khas yang tidak dimiliki media
konvensional lainnya, salah satunya adalah pemanfaatan
Internet sebagai wahana di mana media tersebut ditampilkan,
sekaligus sarana produksi dan penyebaran informasinya. Oleh
karena itu, peranan teknologi komunikasi dalam hal ini internet,
sangatlah besar dalam mendukung setiap proses
penyelenggaraan media online. Besarnya pengaruh teknologi
Internet dalam penyelenggaraan media online ditunjukkan
lewat pengeksplorasian setiap karakter yang dimiliki internet
yang kemudian diadopsi oleh media online.
Kelebihan online:
a) Berita langsung dapat di terbitkan. Setelah diposting secara
otomatis bisa langsung terbit tanpa harus di cetak.
b) Memiliki banyak pilihan.
c) Gabungan dari audio, visual,
gambar dan tulisan. Kelemahan
online:
1) Untuk mendapatkan berita harus selalu terhubung dengan
internet, jadi hanya orang yang mampu untuk browsing yang
bisa menikmati media online atau dari kalangan tertentu.
2) Biaya relatif mahal, karena harus memiliki PC atau laptop dan
paling tidak wifi, atau hotspot,atau speedy
3) Belum meratanya jaringan internet. Apalagi di pedesaan
yang jauh dari jaringan internet. Karena biasanya hanya
orang perkotaan yang bisa meng akses internet.
4) Kebanyakan isi belum bisa di pertanggungjawabkan. Karena
kebanyakan media online tidak ada peng edit atau filter. Jadi
penulis/ atau yang memosting berita biasanya dari berbagai

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 114


macam kalangan.

B. Latihan
Saudara silakan berdiskusi di dalam kelompok untuk menentukan media
apa yang akan dibuat berdasarkan hasil pengkajian pasien. Setelah
diputuskan, silakan saudara buat desain medianya. Setelah dibuat, media
tersebut silakan konsultasikan kepada fasilitator praktek. Media akan
dipresentasikan pada akhir pertemuan praktek.

C. Rangkuman
Media memiliki peranan yang sangat penting dalam menyampaikan pesan
kesehatan. Media dibagi menjadi dua yaitu media cetak dan media
elektronik. Sedangkan menurut penempatan media terbagi menjadi media
yang dapat digunakan di dalam ruangan dan media di luar ruangan.Selain
itu, pesan juga dapat disampaikan melalui media online.

D. Pre Test-Post Test


Jawablah soal berikut dengan benar dan tepat.
1. Apakah jenis media promosi kesehatan sesuai gambar di samping?

A. Flyer
B. Booklet
C. Poster
D. Lembar balik
E. Leaflet

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 115


2. Perawat Z akan melakukan Pendidikan kesehatan tentang menu sesuai
gizi seimbang untuk balita kepada ibu dan anak balita. Apakah media
dan alat peraga yang diperlukan?
1. Booklet dan lembar pemantauan
2. Video gizi seimbang dalam bentuk CD
3. Alat peraga makanan
4. Microphone
3. Pemilihan media cetak memiliki beberapa keuntungan antara lain:
1. Dapat dibaca berkali-kali dengan cara menyimpannya
2. Media cetak hanya dapat berupa tulisan.
3. Harganya lebih terjangkau maupun dalam distribusinya
4. Media cetak hanya dapat memberikan visual berupa gambar yang
mewakili keseluruhan isi berita

E. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara
cek jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3
dikali 100. Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu
memahami topik media Pendidikan kesehatan. Berikutnya Saudara perlu
memahami dan mempraktikkan metode Pendidikan kesehatan pada modul
V.

F. Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. B

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 116


FORMAT PENILAIAN MEDIA PENDIDIKAN KESEHATAN

Kelompok :...........................................
Topik :..........................................
Kompeten Ket
N Detail
o
Ya Tidak
1 Bentuk
Bentuk cukup besar sehingga dapat
memuat pesan yang akan disampaikannya.
Kreatifitas bentuk poster
2 Warna
Warna cukup mencolok sehingga menarik
perhatian orang
3 Ilustrasi
Terdapat ilustrasi yang sesuai dengan
pesan yang akan disampaikan
Ilustrasi yang disampaikan menarik
perhatian
4 Bahasa
Bahasa sesuai dengan pesan yang akan
disampaikan
5 Huruf
Pemilihan bentuk tulisan menarik
Warna tulisan mencolok sehingga dapat dilihat dengan
jelas diantara ilustrasi
disekitarnya
Total Score

Nilai= Score/76*100

Dosen Penilai

(………………………….)

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 117


MODUL VI
METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

Pendahuluan

Pendidikan kesehatan mempunyai beberapa unsur, yaitu: input adalah sasaran


pendidikan (individu, kelompok, masyarakat), dan pendidik (pelaku pendidikan),
proses (upaya yang dilakukan) dan output. Metode pendidikan merupakan salah
satu unsur input yang berpengaruh pada pelaksanaan pendidikan kesehatan (
Soekidjo, 2003).

Berbagai metode Pendidikan kesehatan dapat diterapkan sesuai dengan hasil


pengkajian. Pada modul ini saudara akan belajar berbagai macam metode
Pendidikan kesehatan.

Selamat belajar dan selamat menyimak

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 118


KEGIATAN PRAKTEK METODE PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Kegiatan praktek Metode Pendidikan Kesehatan


B. Uraian Materi
Metode pendidikan Kelompok harus memperhatikan apakah
kelompok itu besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas
metodenya pun akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan.
A. Kelompok besar
1. Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun
rendah. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
metode ceramah:
a. Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu
penceramah harus mempersiapkan diri dengan:
1) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik
lagi kalau disusun dalam diagram atau skema.
2) Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya
makalah singkat, slide, transparan, lcd proyektor, sound
sistem, dan sebagainya.
b. Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila
penceramah tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk
dapat menguasai sasaran (dalam arti psikologis), penceramah
dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak bolah
bersikap ragu-ragu dan gelisah.
2) Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
3) Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
4) Berdiri di depan (dipertengahan). Tidak boleh duduk.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 119


5) Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin.
2. Seminar : hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan
pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian
(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik
yang dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di
masyarakat.

B. Kelompok kecil
1. Diskusi kelompok
Dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan, pimpinan
diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih
tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat,
pimpinan diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan
mengatur sehingga diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari
salah satu peserta.
Supaya semua anggota kelompok bebas berpartisipasi maka
formasi duduk peserta diatur sehingga dapat berhadapan/saling
memandang, misalnya. bentuk lingkaran atau segi empat.
Pemimpin diskusi juga duduk diantara peserta sehingga tidak
menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Mereka harus merasa
berada dalam taraf yang sama, sehingga tiap anggota kelompok
mempersiapkan kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan
pendapat. Memulai diskusi: Pimpinan harus memberikan
pancingan-pancingan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan/kasus-
kasus sehubungan dengan topik yang dibahas. Agar lebih
bersuasana, pemimpin kelompok harus mengarahkan & mengatur
jalannya diskusi sehingga semua orang dapat kesempatan
berbicara, tidak menimbulkan dominasi salah seorang peserta.
2. Curah pendapat (Brain Storming)
Merupakan modifikasi diskusi kelompok, dimulai dengan
memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 120


ditulis dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan
pendapat tidak boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah
semuanya mengemukaan pendapat, tiap anggota mengomentari.
Prinsipnya sama dengan motode diskusi kelompok. Bedanya, pada
permulaannya pemimpin kelompok memancing dengan satu
masalah, lalu tiap peserta memberikan jawaban-jawaban atau
tanggapan (curah pendapat). Tanggapan atau jawaban-jawaban
tersebut ditampung, ditulis dalam flipchart/papantulis. Setelah
semua anggota mengeluarkan pendapatnya, setiap anggota dapat
mengomentari, akhirnya terjadi diskusi.
3. Bola salju (Snow Balling)
Dalam rangka mengaktifkan siswa dalam pembelajaran perlu
diupayakan dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran
yang bervariasi. Salah satu metode pembelajaran yang bisa
mengaktifkan siswa adalah metode snowballing. Secara bahasa
snowballing berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua kata,
yaitu snow = salju dan ball = bola.
Dinamakan metode snowballing dikarenakan dalam pembelajaran
siswa melakukan tugas individu kemudian berpasangan. Dari
pasangan tersebut kemudian mencari pasangan yang lain sehingga
semakin lama anggota kelompok semakin besar bagai bola salju
yang menggelinding.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban yang dihasilkan
dari siswa secara bertingkat. Dimulai dari kelompok yang lebih kecil
berangsur-angsur kepada kelompok yang lebih besar sehingga pada
akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah
disepakati oleh siswa secara kelompok.
Menurut Hisyam Zaini, dkk., metode ini digunakan untuk
mendapatkan jawaban yang dihasilkan dari kelompok kecil
kemudian dilanjutkan dengan kelompok yang lebih besar sehingga
pada akhirnya akan memunculkan dua atau tiga jawaban yang telah

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 121


disepakati oleh peserta didik secara berkelompok. Strategi ini akan
berjalan dengan baik jika materi yang dipelajari menuntut pemikiran
yang mendalam atau yang menuntut peserta didik untuk berfikir
analisis bahkan mungkin sintesis. Materi-materi yang bersifat
faktual, yang jawabannya sudah ada di dalam buku teks mungkin
tidak tepat diajarkan dengan strategi ini.
Tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang).
Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah, setelah lebih
kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari
kesimpulannya. Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan
4 orang ini bergabung lagi dengan pasangan lainnya dan demikian
seterusnya akhirnya terjadi diskusi seluruh kelas.
4. Kelompok kecil-kecil (Buzz group)
Metode buzz group yaitu cara pembahasan suatu masalah yang
dalam pelaksanaannya siswa dibagi dalam kelompok kecil antara 3-
4 orang membahas suatu masalah yang diakhiri dengan
penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru bicara pada
kelompok besar/kelas. Sama seperti diskusi, diskusi buzz group
adalah pembahasan suatu topik dengan cara tukar pikiran antara
dua orang atau lebih, dalam kelompok-kelompok kecil, yang
direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode ini dapat
membangun suasana saling menghargai perbedaan pendapat dan
juga meningkatkan partisipasi peserta yang masih belum banyak
berbicara dalam diskusi yang lebih luas serta dapat
mengembangkan kesamaan pendapat atau kesepakatan untuk
mencari suatu rumusan terbaik mengenai suatu persoalan.
Setelah diskusi buzz group, proses dilanjutkan dengan diskusi kelas
atau diskusi umum yang merupakan lanjutan dari diskusi buzz
group yang dimulai dengan pemaparan hasil diskusi buzz group.
Komunikasi dalam diskusi ini terjadi dimana tiap anggota kelompok

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 122


menyatakan ide-idenya yang dicatat oleh sekretaris. Sekretaris
menyimpulkan hasil diskusi dan akan disampaikan pada diskusi
kelas. Diskusi buzz group biasanya hanya memerlukan waktu 10-20
menit. Hasil belajar yang diharapkan dalam metode buzz group
yaitu membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda-beda
tentang bahan diskusi, membandingan informasi yang diperoleh
masing-masing sehingga peserta dapat saling memperbaiki
pengertian, persepsi, informasi, interpretasi sehingga dapat
dihindarkan kekeliruan (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:21). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa metode diskusi buzz group adalah suatu
metode yang membagi kelas besar menjadi kelompok- kelompok
kecil yang terdiri dari 3-4 peserta untuk memecahkan masalah yang
diberikan guru. Hasil diskusi ditulis oleh salah satu peserta dan
dikumpulkan ke pengampu diskusi. Kemudian pengampu
membahas materi diskusi untuk mencapai suatu kesimpulan yang
benar (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:21).
5. Memainkan peranan (Role Play)
adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan
imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan
ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu
bergantung kepada apa yang diperankan.
Beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang peranan
tertentu untuk memainkan peranan tertentu, misalnya sebagai
perawat puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll, sedangkan
anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka
memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
6. Permainan simulasi (Simulation Game)
Merupakan gambaran role play dan diskusi kelompok. Pesan-pesan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 123


disajikan dalam bentuk permainan seperti permainan monopoli.
Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli dengan
menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan
sebagai nara sumber.
Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya pura-pura atau
berbuat seolah-olah. Kata simulation artinya tiruan atau perbuatan
yang pura-pura. Dengan demikian, simulasi dalam metode
mengajar dimaksudkan sebagai cara untuk menjelaskan sesuatu
(bahan pelajaran) melalui perbuatan yang bersifat pura-pura atau
melalui proses tingkah laku imitasi, atau bermain peranan mengenai
suatu tingkah laku yang dilakukan seolah-olah dalam keadaan yang
sebenarnya.
Dalam kamus Bahasa Inggris karangan Echols dan Shadily
(1992:527) bahwa simulasi berarti pekerjaan tiruan/meniru.
Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,
2002:1068) bahwa simulasi merupakan metode pelatihan yang
meragakan sesuatu dalam bentuk tiruan yang mirip dengan
keadaan yang sesungguhnya.
Pengertian model permainan simulasi (simulation game model)
menurut Richard Kindsvatter (1996:269) adalah A simulation is a
dynamic model illustrating a physical (nonhuman) or social (human)
system that is abstracted from reality and simplified for study
purposes. (Permainan simulasi adalah sebuah model
penggambaran yang dinamis tentang suatu sistem sosial (manusia)
atau fisik (bukan manusia) yang diabstraksi dari realita dan
disederhanakan untuk alasan studi).
a. Langkah – Langkah Simulasi
1) Persiapan Simulasi
a) Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak
dicapai oleh simulasi.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 124


b) Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan
disimulasikan.
c) Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam
simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para
pemeran, serta waktu yang disediakan.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam
pemeranan simulasi.
2) Pelaksanaan Simulasi
a) Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b) Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c) Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran
yang mendapat kesulitan.
d) Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini
dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam
menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan.
3) Penutup
a) Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun
materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong
agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan
terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b) Merumuskan kesimpulan.

C. Metode Pendidikan Massa


Metode (pendekatan) ini digunakan untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa. Sasaran
dari pendidikan massa adalah umum, tidak membedakan umur, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, dan sebagainya,
maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut. Pendekatan
ini digunakan untuk membangun kesadaran masyarakat terhadap suatu

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 125


inovasi awareness, belum begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan
perilaku. Bila kelak dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku
merupakan hal yang wajar. Pada umumnya pendekatan ini tidak langsung,
biasanya menggunakan media massa.

Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum, dalam arti tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin pekerjaan, status sosial ekonomi,
tingkat pendidikan, dan sebagainya, maka pesan-pesan kesehatan yang akan
disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh
massa tersebut. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi, dan belum
begitu diharapkan untuk sampai pada perubahan perilaku. Namun demikian
bila kemudian juga dapat berpengaruh terhadap perubahan perilaku juga
merupakan hal yang wajar.
Bentuk pendekatan massa antara lain:
1. Ceramah umum, metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan
tinggi maupun rendah, biasanya sering digunakan pada acara hari
kesehatan nasional, pejabat berpidato dihadapan massa rakyat untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan.
Kelebihan:
a. Dapat dipakai pada sasaran orang dewasa;
b. Dapat dipakai pada kelompok yang lebih besar;
c. Tidak terlalu banyak melibatkan alat bantu pengajaran; serta
d. Dapat menyampaikan pesan atau informasi dengan baik.

Kekurangan:
a. Pembicara harus menguasai topik pembicaraan;
b. Peserta menjadi pasif;
c. Dapat menjadi kurang menarik;
d. Daya ingat biasanya terbatas; serta
e. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata).
2. Tulisan-tulisan di majalah atau surat kabar, misalnya dalam bentuk

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 126


artikel, tanya jawab atau konsultasi tentang kesehatan dan penyakit.
Kelebihan:
a. Tahan lama;
b. Mencakup banyak orang;
c. Biaya rendah;
d. Dapat dibawa kemana-mana;
e. Tidak perlu listrik; serta
f. Mempermudah pemahaman dan dapat
meningkatkan gairah belajar.

Kekurangan:
a. Tidak dapat menstimulir efek gerak dan efek suara; dan
b. Mudah terlipat.
3. Siaran berprogram adalah penyampaian informasi secara terprogram
melalui siaran radio dan televisi yang bertujuan untuk merubah sikap,
pengetahuan, dan tindakan masyarakat. Kelebihan:
a Dapat mencakup sasaran yang lebih luas;
c. Dapat dipakai secara efektif untuk menambah pengetahuan umum; dan
d. Sumber tanaga pengajar dapat dikurangi
seminimal mungkin.

Kekurangan:
a. Pesawat penerima siaran belum merata dimikki oleh sasaran;
b. Memerlukan perencanaan dan desain yang matang dan memakan waktu
lama;dan
c. Memerlukan penyiar yang telah mahir dibidang siaran.
4. Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan,
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan.
Kelebihan:
a. Simulasi dapat memberikan wawasan yang lebih luas melalui
memainkan peran dan diskusi kelompok;
b. Simulasi adalah metode kelompok kecil yang unik, menarik, lengkap,
padat dan jelas;

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 127


c. Dapat mengatasi rasa jenuh atau bosan;
d. Meningkatkan keterampilan bicara;
e. Dapat menciptakan sesuatu yang ber-atmosphere sehingga
menghasilkan kesan yang baik;
f. Permainan simulasi dapat memberikan kesenangan yang bermanfaat;
g. Permainan simulasi dapat membangkitkan ketenangan dalam
menyampaikan dan mendengarkan penyampaian serta mengurangi
ketegangan;
h. Simulasi membangkitkan rasa percaya diri dan keberanian;
i. Simulasi meningkatkan kualitas bahasa seseorang;
j. Simulasi dapat membuat anggota kelompok lebih aktif;
k. Simulasi bisa jadi obat mujarab mengatasi rasa takut;
l. Simulasi merangsang imajinasi dan kemampuan verbal dalam kelompok;
serta
m. Simulasi dapat memberikan kemudahan dalam menangkap
pesan – pesan yang ada

Kekurangan:
a. Rumit dalam pelaksanaannya;
b. Perlu persiapan matang;
c. Waktu yang dibutuhkan cukup banyak;
d. Perlu keterampilan dalam mengkoordinasi pelaksanaannya; serta
e. Tidak dapat dilaksanakan secara langsung, butuh perencanaan atau
strategi yang kompleks.
5. Bill Board, yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster, pamflet,
leaflet, booklet dan sebagainya.
Kelebihan :
a. Tahan lama;
b. Jangkauannya mencakup banyak orang;
c. Biaya tidak terlalu tinggi;
d. Tidak perlu menggunakan listrik;
e. Dapat mengungkit rasa keindahan; serta

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 128


f. Mempermudah pemahaman mengenai masalah
kesehatan yang diinformasikan.

Kekurangan :
a. Media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek gerak;
b. Mudah terlipat, kecuali Billboard; serta
c. Tidak dapat menjangkau semua orang khususnya bagi masyarakat yang
buta huruf.
6. Pidato atau diskusi melalui media elektronik. Pada dasarnya metode ini
merupakan bentuk pendidikan kesehatan massa untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan yang dikemas dalam suatu acara
dengandipandu oleh penyiar/presenter yang telah mahir dibidang
kesehatan.
Kelebihan:
a. Jangkauan relatif lebih besar;
b. Efektif karena media elektronik sudah dikenal masyarakat;
c. Mengikutsertakan semua pancaindera;
d. Lebih mudah dipahami;
e. Lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak;
f. Bertatap muka;
g. Penyajian dapat dikendalikan; serta
h. Dapat diulang-ulang.
Kekura
ngan:
a. Biaya lebih tinggi;
b. Sedikit rumit;
c. Perlu listrik;
d. Perlu alat canggih untuk produksinya;
e. Perlu persiapan matang;
f. Peralatan selalu berkembang dan berubah;
g. Perlu keterampilan penyimpanan; serta
h. Perlu terampil dalam pengoperasian.
7. Kampanye adalah tindakan yang mempengaruhi dengan cara apapun

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 129


untuk membuat orang berpihak pada kita. Sasaran dari kampanye ini
tidak memihak apakah dari masyarakat menengah ke bawah atau
menengah ke atas.
Kelebihan:
a. Dapat menjangkau banyak orang dari semua kalangan; dan
b. Memiliki unsur persuasive yang kuat.
Kekurangan:
a. Media atau cara yang digunakan untuk mempromosikan kampanye
butuh dana yang tidak sedikit;
b. Butuh waktu yang lama untuk mempersiapkan kampanye; dan
c. Harus dikemas secara menarik agar banyak orang yang ikut
berpartisipasi.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 130


METODE PENDIDIKAN KESEHATAN
MELALUI MINI DRAMA

A. Tujuan pembelajaran:
Setelah mengikuti praktikum promosi kesehatan mahasiswa mampu
memperagakan pendidikan kesehatan melalui metode mini drama

B. Tujuan Khusus:
Pada akhir praktikum mahasiwa mampu:
1. Menyebutkan definisi mini drama
2. Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar mini drama
3. Membuat script sederhana mini drama
4. Memperagakan pendidikan kesehatan menggunakan metode mini
drama

C. Kasus
Sekelompok mahasiswa mendapatkan tugas untuk melakukan kegiatan
promosi kesehatan di sebuah sekolah dasar (SD). Setelah melalui proses
pengkajian, didapatkan data bahwa siswa di sekolah tersebut masih kurang
dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terkait jajan sembarangan, cuci
tangan dan sikat gigi. Mahasiswa berencana meberikan pendidikan kesehatan
menggunakan metode mini drama yang melibatkan siswa SD sebagai
pemerannya dan akan ditampilkan saat acara pembagian raport/kenaikan
kelas.

D. Materi
Drama merupakan metode yang sesuai untuk mendiskusikan masalah
kesehatan yang melibatkan hubungan personal dan sosial. Dengan
menggunakan metode drama, perawat dapat mengkomunikasikan konsep
dasar kesehatan, kepercayaan dan nilai kepada orang dengan latar belakang
usia, pendidikan dan pengalaman yang berbeda. Metode ini juga cocok untuk
orang yang buta aksara, karena mereka bisa lebih memahami visualisasi.

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 131


Namun metode ini butuh persiapan yang lebih lama dan menghabiskan waktu
dan uang yang lebih banyak.
Metode drama juga cocok digunakan untuk membahas hal-hal yang sensitif,
contohnya di Afrika metode drama digunakan untuk kampanye penggunaan
kondom dan sex yang aman.

Prinsip dasar drama antara lain:


- Naskah/ script harus sederhana dan jelas
- Tentukan tempat pertunjukan yang sesuai
- Berikan prolog sebelum pertunjukan untuk perkenalan
dan menjelaskan alasan dilakukannya drama
- Dorong adanya pertanyaan dan diskusi setelah pertunjukan drama
berlangsung

Contoh naskah sederhana mini drama tentang cuci tangan

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 132


Deskripsi drama
- Tema: Cucitangan dan Jajanan Sehat
- Judul : Sakit perutku
- Pemeran: 4 orang

Karakter:
Rina(anak yang kurangmemperhatikankebersihan, suka jajan sembarangan dantidak cuci
tangan) Yuli (sahabat Rina , sukacuci tangan, bawa bekaldari rumah) Dwi (anak yang
sangatmemperhatikan kebersihan dan kesehatan) dan Eka (sahabat Rina suka jajan di
sekolah )

Sinopsis drama
Rina adalah seorang siswa SD kelas 3, suatu hari di kelas Rina terlihat lemas dan mengantuk.
Tiga hari sebelumnya Rina tidak masuk sekolah. Yuli teman sekelasnya menghampiri Rina yg
sedang duduk didalam kelas dan menanyakan kondisi Rina, tidak lama kemudian Eka dan Dwi
juga ikut dalam perbincangan. Ternyata Rina lemas karena dia diare dan muntah-muntah
sejak empat hari yang lalu, saat ini dia sudah tidak diare dan muntah tapi badannya masih
terasa lemas. Yuli dan teman-teman yang lain berusahamencaritahuapapenyebab
Rinamengalami sakit tersebut.

Dialog
Yuli : Rin, kamu kenapa koktiga hari kemarin bolos
sekolah Rina : aku ga bolos yoo..aku tuhsakit, tiduran
saja di rumah
Yuli : ooo...sakit toh, tak pikir kamu itu bolos, main ke rumah nenekmu
Rina : nggaklah..sekarang aku sudah jadi anak rajin lo...aku ga mau boloslagi. Kemarin itu
aku ga masuk sekolah karena sakit
Yuli : sakit apa toh?
Rina : itu loo..aku sakit perut trusmencret samamuntah-muntah, ga enak banget,
badankujadi lemes Yuli : ooo..kok bisa ?
Dwi dan Ekadatangmenghampiri
Dwi : eh Rina sudahmasuk sekolah hari ini
Rina : iya
Eka : katamamakukamu nggak masukkarena diare danmuntah ya
Rin? Rina : iya Ka, kok mamamu tahu?
Eka : nanya sama mamamu
lewat wa Rina : oooo....
Dwi : kamudiare kenapa Rin? Jangan-jangan karenakamujajanancilok di depan warung
Bu Mus ya? Aku lihat kamu hari senin jajan disitu..
Rina : iyabisa jadi..

Dan seterusnya....

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 133


PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI MINI
DRAMA
Nama Mahasiswa : .................................. NIM : ..................................

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


YA TIDAK Ket
A TAHAP PERSIAPAN
1 Mengkaji kebutuhan belajar kelompok/komunitas
2 Membuat naskah
a. Naskah sederhana dan jelas
b. Naskah terdiri dari deskripsi, karakter, sinopsis
dan dialog
3 Membagi peran
B TAHAP PELAKSANAAN
4 Adanya prolog
5 Perkenalan pemain
6 Menjelaskan tujuan
Pelaksanaan drama sesuai naskah yang telah
dibuat:
7 Kerja sama tim
8 Keseriusan
9 Menggunakan bahasa yang jelas
10 Sesuai alokasi waktu
11 Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
C TAHAP PASCA DRAMA
12 Membuka sesi pertanyaan
13 Menjawab pertanyaan
14 Menyampaikan feedback dan kesimpulan
15 Memberikan umpan balik yang positif
16 Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik
17 Membuka sesi pertanyaan
18 Menjawab pertanyaan

Keterangan :

Kompeten
• Ya : 1 (dilakukan dengan benar)
• Tidak : 0 (tidak dilakukan dengan benar)

Kriteria Penilaian :
• Baik Sekali : 100
• Baik` : 81 – 99
• Kurang/TL : < 80

Nilai : Jumlah Nilai x 100 = .................................


18
Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 134
Dinilai Kompeten apabila nilai > 80

Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tanda Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 135


MP- PROKEP -08/F3
Rev. 00.00

FORMAT PENILAIAN PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI CERAMAH


Nama Mahasiswa :
NIM :

No. ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN


YA TIDAK
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Baca catatan rencana pendidikan kesehatan
(SAP)
2. Persiapan alat:
• SAP
• Melakukan pengecekan alat dan media
• Mengatur lingkungan yang kondusif untuk
dilakukannya penkes (audience, ruangan)
B. TAHAP ORIENTASI
3. Persiapan Pasien
4. Pendidik mengucapkan salam dan perkenalkan
diri
5. Melakukan klarifikasi kontrak dengan peserta penyuluhan
6. Pendidik menjelaskantopic &tujuan pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan kepada peserta (audience)
7. Kontrak waktu
8. Beri kesempatan peserta (audience) untuk bertanya
9. Minta persetujuan kesempatan peserta (audience)
C. TAHAP KERJA
10. Pendidik melakukan apersepsi (eksplorasi pengetahuan
dan pengalaman audience terkait topic penkes yang akan
dilakukan)
11. Pendidik menyampaikan isi pendidikan kesehatan
dengan jelas sesuai dengan materi dan tujuan yang
diharapkan (kognitif, afektif, psikomotor)
12. Pendidik berbicara dengan kontak mata, perhatian
pendidik tersebar kepada semua audience
13. Pendidik menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta
14. Suara pendidik cukup keras sehingga bisa didengar oleh
semua klien
15. Bahasa yang digunakan pendidik tidak monoton
16. Terdapat contoh-contoh nyata yang udah dipahami oleh
klien
17. Pendidik mampu menggunakan media kesehatan dengan
efektif
18. Pendidik melibatkan peserta selama proses kegiatan
19. Pendidik memberikan umpan balik pada peserta
D. TAHAP TERMINASI

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 118


20. Simpulkan hasil kegiatan
21. Evaluasi respon pasien
22. Evaluasi pengetahuan klien
23. Evaluasi psikomotor kemampuan peserta dengan
melihat kemampuan peserta melakukan redemontrasi
(jika
ada)
E. SIKAP
24. Empati
25. Mendengarkan secara aktif
26 Asertif
27 Menunjukkan perilaku profesional
28 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib
Keterangan:
• Ya = 1 ( dilakukan dengan benar )
• Tidak = 0 ( tidak dilakukan / dilakukan tapi tidak /
kurang benar)
Kriteria Penilaian:
• Baik Sekali : 100
• Baik : 81 - 99
• Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya) x 100 =


………………………..
________________________________
27

Kriteria Penilaian: Dinilai kompeten apabila nilai  80


Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tangan Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 119


MP- PROKEP -08/F3
Rev. 00.00

FORMAT PENILAIAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN


DEMONSTRASI

Nama Mahasiswa :
NIM :

No. ASPEK YANG DINILAI KOMPETEN


YA TIDAK
A. TAHAP PRA INTERAKSI
1. Baca catatan rencana pendidikan kesehatan
(SAP)
2. Persiapkan diri
• Persiapan alat:
• SAP
• Melakukan pengecekan alat dan media
• Mengatur lingkungan yang kondusif untuk
dilakukannya penkes (audience, ruangan)
B. TAHAP ORIENTASI
3. Pendidik mengucapkan salam dan perkenalkan
diri
4. Melakukan klarifikasi kontrak dengan peserta penyuluhan
5. Pendidik menjelaskantopic &tujuan pendidikan kesehatan
yang akan dilakukan kepada peserta (audience)
6. Kontrak waktu
7. Beri kesempatan peserta (audience) untuk bertanya
8. Minta persetujuan kesempatan peserta (audience)
C. TAHAP KERJA
9. Pendidik melakukan apersepsi (eksplorasi pengetahuan
dan pengalaman audience terkait topic penkes yang akan
dilakukan)
10. Pendidik menyampaikan isi pendidikan kesehatan
dengan jelas sesuai dengan materi dan tujuan yang
diharapkan (kognitif, afektif, psikomotor)
11. Pendidik menjelaskan langkah-langkah dalam demontrasi
secara sistematis
12. Pendidik berbicara dengan kontak mata, perhatian
pendidik tersebar kepada semua audience
13. Pendidik menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
oleh peserta
14. Suara pendidik cukup keras sehingga bisa didengar oleh
semua klien

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 120


15. Bahasa yang digunakan pendidik tidak monoton
16. Terdapat contoh-contoh nyata yang mudah dipahami oleh
klien
17. Pendidik mampu menggunakan media kesehatan dengan
efektif
18. Pendidik memberikan kesempatan peserta untuk
melakukan re demonstrasi
19. Pendidik memberikan umpan balik pada peserta
D. TAHAP TERMINASI
20. Simpulkan hasil kegiatan
21. Evaluasi respon pasien
22. Evaluasi pengetahuan klien
23. Evaluasi psikomotor kemampuan peserta dengan
melihat kemampuan peserta melakukan redemontrasi
(jika ada)
24. Pendidik memberikan kesempatan kepada klien untuk
menanyakan hal-hal yang belum diketahuinya
25. Berikan reinforcement sesuai dengan partisipasi peserta
26 Merencanakan tindak lanjut dari hasil kegiatan yang
dilakukan
E. SIKAP
27 Empati
28 Mendengarkan secara aktif
29 Asertif
30 Menunjukkan perilaku profesional
31 Pakaian rapi dan tertib sesuai tata tertib

Keterangan:
• Ya = 1 ( dilakukan dengan benar )
• Tidak = 0 ( tidak dilakukan / dilakukan tapi tidak /
kurang benar)
Kriteria Penilaian:
• Baik Sekali : 100
• Baik : 81 - 99
• Kurang/TL : ≤ 80

Nilai = Jumlah tindakan yang dilakukan (Ya) x 100 =


………………………..
________________________________
31

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 121


Kriteria Penilaian: Dinilai kompeten apabila nilai  80
Tanggal :
Nilai :
Tanda Tangan CM Tangan Tangan Mahasiswa

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 122


C. Latihan
Saudara akan mempraktekkan beberapa metode Pendidikan kesehatan
tersebut di dalam kelompok masing-masing sesuai dengan SAP yang sudah
saudara buat. Teman satu kelompok akan melakukan penilaian terhadap
demonstrasi yang saudara lakukan. Jika belum mencapai skore 80, maka
saudara harus melakukan demonstrasi ulang.

D. Rangkuman

Metode Pendidikan kesehatan secara didaktik terbagi dua yaitu secara langsung
dalam bentuk ceramah dan tidak langsung. Metode Pendidikan kesehatan yang
berikutnya adalah metode sokratik. Metode sokratik juga dibagi menjadi dua
baik langsung maupun tidak langsung. Perbedaannya jika didaktik hanya terjadi
komunikasi satu arah, maka sokratik terjadi komunikasi dua arah. Setiap
metode Pendidikan kesehatan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Hasil pengkajian menentukan metode yang tepat digunakan agar
pesan kesehatan dapat sampai kepada audience dengan optimal.

E. Pre dan Post Test


1. Perawat B bertujuan memberikan informasi terkait dengan pemeriksaan
payudara sendiri secara berkala untuk mencegah ca mamae. Apakah
metode Pendidikan kesehatan yang tepat?
A. Media massa/ social media campaign
B. Training
C. Debat
D. Peer teaching method
E. Simulasi

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 123


2. Memberikan kemungkinan untuk mengemukakan pendapat antar peserta

1. Dapat memperluas pandangan antar peserta

2. Dapat menghayati kepemimpinan bersama dan membantu

3. mengembangkan kepemimpinan kelompok

4. dapat digunakan dalam kelompok besar

F. Umpan Balik

Apakah Saudara dapat menjawab tes formatif tersebut? Silakan saudara cek
jawaban saudara dan hitung skorenya dengan cara: jumlah benar/ 3 dikali
100. Jika nilai saudara minimal 65, berarti Saudara telah mampu memahami
dan mempraktikkan pengkajian kebutuhan promosi kesehatan. Berikutnya
Saudara perlu memahami dan mempraktikkan perumusan rencana
keperawatan pada modul 3.

G. Kunci Jawaban

1. A

2. A

Modul Praktek Laboratorium Promosi Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan 124

Anda mungkin juga menyukai