Nim: DF1703001
B. Tujuan
1. Memberikan pedoman dalam manejemen dan pemberian obat yang perlu
diwaspadai sesuai standar pelayanan farmasi dan keselamatan pasien
rumah sakit.
2. Meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit
3. Mencegah terjadinya sentinel event atau adverse outcome
4. Mencegah terjadinya kesalahan eror dalam pelayanan
5. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit
E. Penulisan instruksi terapi oleh dokter dan perawat direkan medis pasien
(catatan terintegrasi) juga sesuai dengan penulisan resep
1. Ditulis dengan huruf kapital
2. Satuan tertentu harus ditulis lengkap
3. Dosis dan rute pemberian harus ditulis jelas
4. Pemberian elektrolit konsentrat hendaknya memberikan penjelasan untuk
mengingatkan perawat tentang dosis dan cara pemberian
F. Penyimpanan
1. Lokasi penyimpanan
Penyimpanan obat perlu diwaspadai, yaitu icu dan kamar bersalin (vk)
jumlah terbatas, obat disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan
farmasi, dengan memperhatikan jenis sedian obat, fifo, fefo, dan
ketentuan obat.
2. Penyimpanan elektrolit konsentrasi tinggi
a. Asisten apoteker yang menerima obat segera memisahkan obat yang
high alert sesuai dengan daftar
b. Tempelkan stiker merah yang bertuliskan high alert
c. Berikan selotip merah pada tempat obat
“MEDICATION EROR”
A. Deinisi
Medication eror adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
masih berada dalam pengawasan dan dalam tanggung jawab profesi
kesehatan, pasien atau konsumen dan seharusnya dapat dicegah.
Dibagi dalam 4 tahap:
1. Tahap prescribing
2. Tahap transcribing
3. Tahap dispensing
4. Tahap administrasion
B. Tahap precribing
Medication eror pada tahap prescribing adalah eror yang terjadi pada tahap
penulisan resep
a. Tidak tepat indikasi
b. Tidak tepat pasien
c. Tidak tepat obat
d. Tidak tepat dosis
D. Tahap transcribing
Pada tahap ini eror terjadi pada saat pembacaan rerep untuk proses
dispensing, kesalahan disebabkan oleh tulisan tangan buruk, singkatan,
satuan berat salah baca.
E. Tahap dispensing
Kesalahan peracikan terjadi bila ada perbedaan antara jumlah yang
dikehendaki dengan jumlah disiapkan, penyimpanan tidak boleh lebih dari
10%
F. Kesalahan peracikan
Salah obat, salah dosis, kadar, formulasi, dan obat yang kadaluwarsa.
G. Tahap administrasi
Eror yang terjadi pada proses penggunaan obat
“OBAT RASIONAL”
1. Tepat dosis
2. Tepat pemilihan obat
3. Tepat indikasi
4. Tepat pasien
5. Cara dan pemberian
6. Tepat harga
7. Tepat informasi
8. Waspada efek samping obat
1. Sistem pendidikan
2. Sistem pelayanan
3. Penulisan resep
4. Pasien
1. Peresepan boros
2. Peresepan berlebihan
3. Peresepan majemuk
4. Peresepan salah
“PEMANTAUAN OBAT”
Pemantauan terapi obat adalah suatu proses meliputi semua fungsi yang
perlu untuk menjamin terapi obat kepada pasien yang aman, efektif, rasional
dan ekonomis.
Fungsinya:
1. Pengamatan obat pilihan dokter terhadap diagnosanya
2. Pengamatan pemakaian obat
3. Jaminan ketepatan dosis
4. Pengenalan respon terapi obat
5. Penilaian adverse effect
6. Alternatif atau perubahan direkomendasikan dalam terapi situasi tertentu
Bagaimana cara melapor dan informasi apa saja yang harus dilaporkan:
Informasi KTD/ESO yang hendak dilaporkan, isi formulir pelaporan eso yang
tersedia, tenaga kesehatan dapat menggali informasi dari pasien atau
keluarga pasien.
Kegiatan pemantauan setiap respon terhadap obat yang tidak dikehendaki yang
digunakan pada manusia tujuan profilaksis, diagnosa dan terapi.
1. Dokter
2. Institusi pendidikan kesehatan
3. Apoteker
4. Organisasi profesi kesehatan
5. Sarana pelayanan kesehatan
6. Tenaga kesehatan lain
7. Masyarakat
8. Pelaku usaha
1. Hubungan waktu
2. Karakteristik
3. Rasionalitas
4. Reaksi
5. Adanya pengaruh obat
6. Adanya pengaruh penyakit
7. Adanay efek
8. Karakteristik pasien
9. Kemungkinan terjadinya interaksi obat
Tujuan medis:
1. Jantung rusak
2. Daya tahan tubuh menurun
3. Osteoporosis
4. Alergi
5. Resistensi bakteri
6. Ginjal rusak
7. Infeksi
8. Gangguan pencernaan
9. Panca indra rusak
10. Saraf terganggu
Pengertian dan dasar hukum farmasi klinik, farmasi klinik merupakan suatu keahlian
profesional dalam bidang kesehatan yang bertanggung jawab meningkatkan
keamanan, penggunaan obat yang aman dan tepat.
1. Tahap tradisional
a. Menyediakan, membuat, mendistibusikan, produksi obat
b. Melibatkan seni dan ilmu pembuatan obat
c. Muncul industri farmasi
2. Tahap transisional
a. Ilmu kedoktoran cenderung makin spesilistik
b. Meningkatnya daya kesehatan
c. Tuntutan masyarakat
3. Tahap farmasi klinik
a. Orientasi pada pasien
b. Ada interaksi pada parmasis
c. Evaluasi
1. Pabrik
2. Pemesanan apotek
3. Penerimaan
4. Penyimpanan
5. Distribusi
6. Penyimpanan diapotik
7. Penyimpanan obat
8. Etiket
9. Status, data pasien
10. Screning resep
11. Penerimaan resep
12. Penulisan resep
Dampak:
1. Relasi yang baik
2. Penerapan pengobatan
3. Perbaikan perawatan
4. Memperomosikan praktek
5. Memperluas kualitas
6. Menjamin keamanan
7. Meningkatkan kepuasan pasien