Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Kepemimpinan pemerintahan di Negara Jerman

Di susun oleh :

Nama : Alam Saputra


Npm : 04131800050
Mk : Kepemimpinan Pemerintahan
Dosen Pembimbing : Deny Nofriansyah, S.Ip., M.Si.

Universitas Musi Rawas


Program Studi Ilmu Pemerintahan
Falkultas Fisip
Tahun Ajaran 2021/2022
1. Sejarah pemerintahan jerman.

Sejarah Jerman sebagai suatu negara modern dianggap baru dimulai semenjak


terbentuknya Konfederasi Jerman pada tahun 1915 yang dimotori oleh Kerajaan
Prusia. Namun, kawasan ini telah memainkan banyak peran penting, terutama
dalam sejarah Eropa, sejak masa prasejarah (pra-Romawi). Wilayah yang sekarang
menjadi wilayah Republik Federal Jerman telah dihuni oleh berbagai kelompok
masyarakat berbagai etnik, bahkan Homo neanderthalensis,
sejenis primata hominid yang sangat dekat kekerabatannya dengan manusia (Homo
sapiens).

Periodisasi.

Masa prasejarah Jerman dianggap sebagai masa sebelum kedatangan bangsa


Romawi yang kemudian menuliskan berbagai catatan mengenai wilayah itu.

Catatan sejarah mengenai wilayah yang sekarang disebut Jerman dimulai sejak
adanya laporan-laporan Romawi dan Yunani mengenai kaum biadab ("Barbar") yang
mendiami bagian utara Pegunungan Alpen. Masa ini dapat disebut sebagai
era protosejarah.

Era sejarah dimulai sejak abad ke-5, biasa dinamakan Abad Pertengahan oleh


sejarawan Eropa. Pada masa ini, panggung sejarah didominasi oleh
suatu federasi longgar berbagai kaum feodal yang dikenal sebagai Kekaisaran Suci
Romawi, yang membentang selama hampir 10 abad, dari abad ke-9 sampai tahun
1806. Pada masa kejayaannya, teritori kekaisaran ini mencakup wilayah
modern Jerman, Austria, Slovenia, Ceko, Polandia Barat, Perancis timur, Swiss,
dan Italia utara modern. Setelah pertengahan abad ke-16, ketika kehilangan banyak
teritori bangsa non-Jerman, kekaisaran ini disebut sebagai "Kekaisaran Romawi
Suci Bangsa Jerman".

Perang Napoleon mengubah alur sejarah, dari orientasi feodalisme menjadi negara


militeristik, dengan terbentuknya Konfederasi Jerman tahun 1815–1866, Kekaisaran
Jerman tahun 1871–1918, dan Republik Weimar tahun 1919–1933. Setelah
pemerintahan Jerman Nazi Adolf Hitler tahun 1933–1945 yang membawa
kehancuran bangsa ini dalam Perang Dunia II, muncullah Republik Federal
Jerman (Jerman Barat) dan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) sebagai
simbol Perang Dingin, hingga Jerman bersatu kembali pada tahun 1990.
Prasejarah Jerman.

Bukti tertua peninggalan penghuni wilayah yang sekarang disebut Jerman pertama
kali ditemukan di daerah lembah Sungai Neckar di dekat Heidelberg, tepatnya
di Gemeinde Mauer, Rhein-Neckar-Kreis, Baden-Württemberg, yaitu rahang bawah
dari makhluk sejenis manusia yang dikenal sebagai Homo heidelbergensis (berusia
sekitar 600.000 hingga 500.000 tahun). Selanjutnya ditemukan sisa-sisa dari Homo
steinheimensis, yang terkenal adalah tombak dari Schöningen. Dari H.
heidelbergensis muncul keturunannya, yang disebut Homo neanderthalensis, yang
sisa-sisanya berusia sekitar 130.000 tahun, di kala Eropa mulai memasuki Zaman
Es terakhir. Mereka bertahan selama 100.000 tahun, sebelum akhirnya punah.

Di saat Zaman Es mulai berakhir, sekitar 30.000 tahun yang lalu, wilayah daratan
Jerman boleh dikatakan tidak berpenghuni karena tidak mampu mendukung
kehidupan.

Tanda-tanda penghuni baru muncul setelahnya, dengan berbagai temuan yang


diduga berasal dari peninggalan manusia Cro-Magnon. Perkembangan peradaban
dengan tingkat budaya Batu Baru (Neolitikum) dibawa penghuni-penghuni
selanjutnya. Mereka diketahui telah mengenal perladangan, peternakan, dan mulai
menetap. Selanjutnya ditemukan sisa-sisa perkembangan kemampuan perundagian
(ditemukan lembaran logam dengan sapuan emas dari masa Zaman Perunggu dan
gambaran langit di Sachsen-Anhalt. Peninggalan berusia 2000 tahun SM ini
menunjukkan adanya pengetahuan astronomi dasar.

Jerman pra-Romawi.

Memasuki periode protosejarah Jerman — di kala berita-berita luar menyebut


tentang adanya bangsa lain (Jerman), tetapi belum ada sumber langsung dari yang
bersangkutan —, sumber-sumber Yunani Kuno dari sekitar abad ketiga Sebelum
Masehi menyebut ada bangsa barbar (biadab) yang menghuni wilayah barat Sungai
Rhein sebagai "orang Kelt" dan yang menghuni sisi timur (atau tepatnya di utara
Laut Hitam) sebagai "orang Skythia". Poseidonios dari Yunani (sekitar tahun 80 SM)
yang pertama kali menyebut mengenai "orang Jerman" yang menghuni wilayah di
antara hunian orang Kelt dan Skythia. Ketiga penggolongan ini kemudian dipakai
oleh Julius Caesar.
Dari hasil peninggalan arkeologi, orang Kelt diketahui telah menghuni sisi timur
Rhein di bagian hulu dan tengah Jerman (Baden-Wuerttemberg, Bayern,
serta Hessen) pada masa pra-Romawi (sampai paruh kedua abad I Sebelum
Masehi, sebelum serangan Julius Caesar). Sisa-sisa peninggalan pemukiman
mereka ditemukan di daerah tepian Sungai Neckar, Rhein, Lahn, dan sebagainya.
Temuan itu berupa berbagai peralatan sehari-hari dan artefak-artefak pemujaan
ditemukan, namun tidak dijumpai sisa-sisa bangunan.

Orang Jermanik kebanyakan menghuni bagian utara, setelah mereka bermigrasi


dari Skandinavia. Pada masa selanjutnya, tidak jarang kemudian orang Jermanik
dan Kelt hidup berdampingan, terbukti dari adanya berbagai peninggalan dari kedua
kebudayaan ini pada usia yang sama di suatu tempat.

Wilayah Jerman di bawah Kekaisaran Romawi.

Masih dalam lingkup protosejarah, menjelang era modern (Masehi) Kekaisaran


Romawi meluaskan pengaruhnya ke wilayah barat daratan Eropa. Politik
ekspansi Julius Caesar ini dimulai tahun 55 SM, dan diteruskan oleh Octavianus
Augustus setelah Julius dibunuh tahun 44 SM. Daerah tepi barat Sungai Rhein
ditaklukkan pada paruh akhir abad pertama Sebelum Masehi. Kaum penakluk ini lalu
mendirikan koloni-koloni seperti Colonia
Augustus (Trier), Moguntiacum (Mainz), Civitas Nemetum  (Speyer),
Argentoratum (atau Argentina, sekarang Strasbourg), Colonia Claudia Ara
Agrippinensium (atau Colonia Agrippina, sekarang Köln), Xanten, dan Novio
Magus (Nijmegen). Ekspansi ke dataran timur Rhein hingga Sungai Elba mulai
dijalankan pada tahun 12 SM puak-puak Jermanik yang tersebar dan kurang
terorganisasi ini dengan relatif mudah ditaklukkan. Pada peralihan era, berdirilah
Provinsi Germania. Garnisun-garnisun Romawi didirikan pada masa ini, dan proses
Romanisasi mulai dilakukan, seperti mendirikan kota di Waldgirmes, dekat Wetzlar,
sekarang. Orang Romawi menjalankan strategi devide et impera terhadap suku-suku
Jermanik yang memang senang berperang satu sama lain lalu mengangkat
pemimpin suku yang tunduk sebagai pegawai kerajaan/militer.

Perlawanan Arminius dan pengaruh Romawi.

Salah satu di antara banyak pemimpin Germanik itu adalah Arminius (Hermann der


Cherusker, menurut Martin Luther), dari suku Cheruski. Ia diangkat sebagai perwira
pasukan Romawi dan bertugas di beberapa medan pertempuran di wilayah Eropa
timur. Ketika ia kembali pada tahun 8 Masehi, ia membentuk pasukan koalisi
Jermanik dan menyerang pasukan Romawi di bagian barat Provinsi Germania.
Koalisi ini paling tidak terdiri dari gabungan 11 suku, dari sekitar 40-an suku
Germanik yang menghuni provinsi itu. Pertempuran pertama terjadi pada tahun 9 M,
yang mengakibatkan gugurnya jendral Romawi, Quinctilius Varus, dan kepalanya
dipenggal.[1] Pertempuran-pertempuran berikutnya terjadi hingga 16 Masehi, yang
berakhir dengan mundurnya pasukan Romawi ke bagian barat Sungai Rhein dan
sejak saat itu tepi timur Rhein tetap dikuasai oleh puak-puak Germanik. Oleh para
ahli sejarah Romawi (misalnya Tacitus) maupun Jerman masa kini, Arminius sering
dianggap sebagai "Sang Pembebas Jerman", meskipun ada yang berteori bahwa
motivasi perlawanan sebenarnya adalah kekuasaan semata, dalam persaingan
kekuasaan dengan pemimpin Jermanik lainnya.

Sepeninggal Arminius (21 M), yang menurut Tacitus "dibunuh oleh saudaranya",
suku-suku Germanik kembali saling berperang hingga orang Romawi kembali dapat
menguasai wilayah selatan dan barat dan mendirikan Provinsi Germania
Inferior ("Germania Hilir"), Germania Superior ("Germania Hulu"), dan Raetia. Selain
itu, orang Romawi membangun tembok panjang (dikenal sebagai "Limes") untuk
membatasi wilayahnya dan melindungi diri dari serangan-serangan kaum Jermanik.
Sisa-sisa Limes ini masih dapat ditemukan pada masa sekarang, memanjang dari
tepi Sungai Rhein di Hessen sebelah barat hingga di dekat Passau di Bayern. Sisa-
sisa Limes sekarang menjadi Warisan Dunia UNESCO.

Pada masa inilah budaya Romawi diadopsi oleh puak-puak Germanik, baik yang
tinggal di dalam maupun di luar wilayah taklukan. Banyak kata-kata Romawi
dipinjam ke dalam bahasa-bahasa Jerman. Selain itu, orang-orang Jermanik mulai
mampu mengorganisasi diri secara politik.

2. Suprastruktur politik pemerintahan jerman.

1. Lembaga legislatif

a. Budenstag (DPR)
Tugas Budenstag adalah menetapkan Undang-Undang, memilih kanselir dan
mengawas pemerintahan.
b. Budenstrat (Dewan Utusan Negara Bagian)
Lembaga legislatif yang terdiri dari perwakilan dari Negara bagian yang
jumlahnya didasarkan pada banyaknya penduduk.
c. Bundesversammlung (Badan Permusyawaratan)
  Bertugas untuk mengawasi agar semua ketentuan peraturan di dalam UUD
dipenuhi.
d. Bundesprӓsident (Presiden Federal)
Kepala Negara Republik Federal Jerman adalah Presiden Federal, ia dipilih
oleh Bundesversammlung.

2. Lembaga Eksekutif.

Bundeskanzler (Pemerintah Federal) Jerman disebut juga kabinet terdiri atas


kanselir dan para Menteri. Kanselir Federal mempunyai posisi istimewa dan
mandiri dalam pemerintah dan dihadapan para menteri.

3. Lembaga Yudikatif.

Mahkamah Konstitusi Federal (Bundesverfassunggericht) yang bersifat


indipenden bertugas sebagai pengawal UUD, mempertahankan UU yang terdiri
dari atas Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.

1. Pengadilan umum? menangani kasus-kasus pidana, kasus perdata. Terdapat


empat tingkatan: Pengadilan Distrik (Amtsgericht); Pengadilan Negeri
(Landgericht); Pengadilan Tinggi (Oberlandesgericht) dan Mahkamah Agung
Federal (Bundesgerichtshof).

2. Pengadilan Tenaga Kerja? menangani sengketa perdata yang berkaitan


dengan hubungan kerja, serta sengketa antara kedua mitra ketenagakerjaan
yakni majikan dan syarikat pekerja. Memiliki tiga instansi pada tingkat wilayah,
negara bagian dan federal.

3. Pengadilan Tata Usaha? menangani semua perkara publik di bidang hukum


administrasi negara. Dengan instansi di tingkat wilayah, bagian dan federal.

4. Pengadilan Sosial? menangani semua persengketaan yang berkenaan dengan


asuransi wajib jaminan sosial. Juga memiliki tiga Instansi seperti Pengadilan
Tata Usaha.
5. Pengadilan Urusan Keuangan? mengurusi perkara yang menyangkut pajak dan
retribusi.

3. Infrastruktur politik Pemerintahan Jerman.

Infrastruktur politik yaitu suasana kehidupan politik rakyat yang berhubungan


dengan kehidupan lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam kegiatannya dapat
memengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kebijakan
lembaga-lembaga kenegaraan dalam menjalankan fungsi serta kekuasaannya
masing-masing. Untuk menyalurkan aspirasi dan kepentingan rakyat dalam
penyelenggaraan pemerintahan negara.
Infrastruktur politik sering disebut sebagai bangunan bawah, atau mesin politik
informal atau mesin politik masyarakat yang terdiri dari berbagai kelompok yang
dibentuk atas dasar kesamaan social, ekonomi, kesamaan tujuan, serta kesamaan
lainnya.

Sejak pemilihan umum pertama untuk seluruh Jerman pada tahun 1990
terdapat enam partai yang duduk dalam Bundestag, yaitu : Uni Demokrat Kristen
Jerman (CDU), Partai Sosialis Demokrat Jerman (SPD), Partai Demokrat Liberal
(FDP), Uni Sosial Kristen (CSU), Die Linke dan ikatan antara Kelompok 90 dan
Partai Hijau (Bündnis 90/Die Grünen). CDU tidak mempunyai cabang di Bavaria,
sedang CSU hanya muncul di negara bagian tersebut. Namun dalam Bundestag,
CDU dan CSU membentuk satu fraksi.
Partai-partai besar Republik Federasi Jerman
1. Christlich Demokratische Union (CDU), Ketua : Dr. Angela Merkel
Partai ini lahir pada tahun 1945 dan menyatakan dirinya sebagai partai rakyat
yang mencakup masyarakat dengan perbedaan kepercayaan dan berjuang untuk
semua kelompok masyarakat. Politik partai CDU berdasar pada pemahaman
Kristen. Program dasar CDU menganut nilai-nilai kebebasan, solidaritas dan
keadilan dengan berpegang pada prinsip etika kekristenan, perekonomian sosial
serta keterikatan pada dunia Barat.
 
2. Christliche Soziale Union (CSU), Ketua : Horst Seehofer
Partai CSU adalah adik partai CDU yang lahir pada tahun 1945 dan merupakan
partai politik yang berperan diwilayah negara bagian Bayern (Bavaria). Partai
CSU memegang prinsip tradisi keagamaan (kristen) serta berjuang untuk semua
lapisan masyarakat dan golongan sosial yang demokratis. Partai CSU adalah
partai konservatif, liberal dan sosial. Di dalam Bundestag (Parlemen) partai CDU
dan CSU menyatukan diri dalam satu fraksi CDU/CSU.
 
3. Sozialdemokratische Partai Deutschland (SPD), Ketua : Sigmar Gabriel
Partai SPD adalah partai yang tertua di RFJ, yang muncul dari sisa-sisa partai
buruh pada masa pemerintahan Republik Weimar dan selanjutnya pada masa
Hitler memegang kekuasaan pada tahun 1933. Pada awalnya partai SPD
memperjuangkan nasib pekerja/buruh, namun dewasa ini SPD merupakan partai
rakyat yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan berorientasi kepada
kesejahteraan umum serta mengadakan reformasi sosial.
 
4. Freie demokratische Partei (FPD), Ketua : Dr. Guido Westerwelle
Partai FDP lahir pada tahun 1948 dan menyatakan dirinya sebagai partai liberal
yang pernah hidup di Jerman pada tahun 1933. Sampai tahun 1970-an partai
FDP merupakan partai kekuatan ketiga yang selalu turut dalam kepemerintahan
sebagai partner koalisi. Fungsi ini kemudian terhapuskan oleh keberadaan partai
Die Grünen pada awal tahun 80-an
 
5. Bündnis 90/ Die Grünen, Ketua : Cem Özdemir / Claudia Roth
Partai ini lahir dari suatu gerakan kelompok pencinta alam, penentang
penggunaan tenaga atom dan kelompok perdamaian yang aktif pada tahun 1980-
an. Partai Die Grünen merupakan satu partai alternatif terhadap partai-partai
besar lainnya yang sudah mapan. Dia Grünen berpendapat bahwa kehidupan
peradaban dunia sudah mencapai titik kritis sehingga perlu diadakan penanganan
dan pemikiran baru dalam menerapkan politik, penghormatan HAM dan
penerapan demokrasi.
 
6. Partai Die Linke, Ketua : Prof Dr. Lothar Bisky / Oskar Lafontaine Partai Die Linke
merupakan gabungan dari Partai PDS (Partai des Demokratischen Sozalismus),
penerus partai tunggal di Jerman Timur yakni SED (Sozialistische Einheitspartei
Deutschlands) yang merupakan kekuatan pemerintah saat itu bersama dengan
dengan Partai Arbeit & soziale Gerechtigkeit – Die Wahlalternative (WASG).
Setelah unifikasi Jerman, partai SED bubar dan muncul partai PDS. Penyatuan
kedua Partai dilakukan pada tanggal 16 Juni 2007. Pada dasarnya Die Linke
memegang prinsip demokrasi-sosial dan berpengaruh di wilayah negara bagian
Jerman sebelah timur.

Infrastruktur politik seluruh dunia selain partai politik ada juga, Kelompok
Kepentingan, Kelompok Penekan, Media Komunikasi Politik, Organisasi
Masyarakat, dan Tokoh Politik, termasuk juga Jerman selain partai politik jerman
juga memilik infrastruktur kelompok kepentingan, media komusikasi politik, serta
tokoh politik.
 
4. Konstitusi dan Pemilu pemerintahan Jerman.
Konstitusi Republik Federal Jerman Undang-Undang Dasar RFJ yang bersifat
sementara (Ubergangszeit) yang di buat pada tanggal 23 Mei 1949 (saat itu
diputuskan oleh ?Dewan Menteri Wilayah Barat? yang dikepalai oleh Konrad
Adenauer), menjadi dasar dan landasan terwujudnya satu peraturan kebebasan
demokrasi untuk rakyatnya. Penduduk RFJ dituntut aktif untuk mewujudkan,
mempertahankan kedaulatan dan kemerdekaan RFJ. Setelah Jerman bersatu
kembali pada tahun 1990, tuntutan ini terpenuhi oleh karena itu selain ?
Preambul? juga pasal (artikel) penutup UUD diperbaharui. Pada tahun 1999
orang Jerman telah mempunyai pengalaman setengah abad dengan Undang-
Undang Dasar mereka yaitu Grundgesetz. Pada jubileum ke-40 dari Republik
Federal Jerman pada tahun 1989, Grundgesetz telah dinyatakan sebagai undang-
undang dasar yang terbaik dan paling liberal yang pernah terdapat di bumi
Jerman. Penerimaan rakyat terhadapnya melebihi sikap terhadap konstitusi
Jerman yang manapun sebelumnya. Dengan Grundgesetz telah diciptakan
sebuah negara, yang sejauh ini belum pernah dilanda krisis konstitusional yang
serius. Grundgesetz terbukti merupakan landasan yang kokoh bagi kehidupan
suatu masyarakat negara demokratis yang stabil. Kehendak penyataun kembali
yang terkandung di dalmnya terlaksana pada tahun 1990. Berdasarkan Perjanjian
Unifikasi yang mengatur bergabungnya RDJ dengan Republik Federal Jerman,
mukadimah dan pasal penutuf Grundgesetz mengalami penyusunan baru, dan
kini menyatakan bahwa dengan bergabungnya RDJ maka rakyat Jerman sudah
kembali memperoleh kesataunnya. Sejah tanggal 3 Oktober 1990 Grundgesetz
berlaku untuk seluruh Jerman. Isi Grundgesetz sendiri banyak mencerminkan
pengalaman para penyusunya pada masa pemerintahan totaliter di bawah rezim
diktatorial Nazi. Terlihat dalam banyak pokok pikiran UUD ini upaya untuk
menghindari kesalahan masa lalu yang ikut menyebabkan keruntuhan Republik
Weimar yang demokratis. Para penyusun Geundgesetz pada tahun 1948
mencakup para Perdana Menteri negara bagian di ketiga zone Barat serta
anggota Majelis Parlementer yang diutus oleh setiap parlemen negara bagian.
Majelis yang dipimpin oleh Konrad Adenauer ini memutuskan Grundgestz yang
diikrarkan pada tanggal 23 Mei 1949.

Pemilihan umum untuk semua Dewan Perwakilan Rakyat bersifat umum,


langsung, bebas, sama dan rahasia. Setiap warga negara Jerman yang telah
berusia 18 tahun mempunyai hak pilih, dengan syarat telah tinggal di Jerman
selama paling sedikit tiga bulan dan tidak kehilangan hak pilihnya; apabila
dipenuhi prasyarat-prasyarat tertentu, orang-orang Jerman yang tinggal di luar
negeri juga dapat memilih (?hak pilih aktif?). Seitap orang yang paling sedikit
sudah satu tahun memiliki kewarganegaraan Jerman dapat mencalonkan diri
dalam pemilihan umum, dengan syarat telah mencapai umur 18 tahun pada hari
pemilihan umum dilaksanakan, tidak kehilangan hak pilih aktifnya atau karena
keputusan hakim dicabut haknya untuk dipilih atau menduduki jabatan publik (?
hak pilih pasti?). Tidak ada tahap pemilihan pendahuluan. Para calon untuk
pemilihan pada umumnya diajukan oleh partai-partai, tetapi terdapat kemungkinan
calon-calon perorangan yang tidak berpartai untuk mengajukan diri. Sistem
pemilihan Bundestag adalah peraturan ?pemilihan sebanding yang bersifat
personal?.setiap pemilih mempunyai dua suara. Dengan suara pertama ia
memilih salah satu calon dari wilayah pemilihannya menurut sistem mayoritas
relatif; calon yang mendapat suara terbanyak dinyatakan terpilih. Dengan suara
kedua, pemilih menentukan wakil-wakil yang akan memperoleh mandat di
Bundestag melalui apa yag disebut daftar calon negara bagian. Hasil suara dari
setiap wilayah pemilihan dan dari daftar tersebut diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga pebagian jumlah kursi di Bundestag nyaris sebanding dengan
persentase suara bagi masing-masing partai. Apabila suatu partai mendapat
mandat langsung di wilayah-wilayah yang lebih banyak daripada jumlah kursi
yang semestinya menurut persentase suara, maka ia tetap boleh memegangnya
sebagai ?mandat tambahan?, tanpa ada kompensasi yang diberikan pada partai-
partai lain. Dalam hal ini, Bundestag akan memiliki jumlah anggota yang melebihi
jumlah yang ditetapkan peraturan, yaitu 656 orang wakil rakyat. Oleh sebab itu
sekarang ada 669 wakil rakyat. Peraturan megenai daftar calon negara bagian
dimaksudkan agar setiap partai mampu mengirim wakil-wakilnya ke Bundestag
sesuai perolehan suara masing-masing. Selain itu, dengan adanya mandat
langsung, setiap warga diberikan kemungkinan untuk lansung memilih politisi
tertentu. Biasanya masyarakat menunjukkan minat yang cukup besar dalam
pemilu. Pada tahun 1998, 82,2 persen pemilih menggunakan hak pilih mereka.
Dalam pemilihan dinegara bagian dan pemilihan komunal angka ini berubah-
ubah, namun biasanya berkisar pada 70 persen.

Anda mungkin juga menyukai