PUT 4 Modal Dan Peralatan Ustan1
PUT 4 Modal Dan Peralatan Ustan1
Usahatani
Wisynu Ari Gutama, SP. MMA
Lab. Agribusiness Analysis and Management,
Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya
Email : wisynu_ag@ub.ac.id
1. Deskripsi
2. Pendahuluan
MODUL
3. Pengertian Modal
4. Pembagian Modal
4
5. Konsekuensi Modal dan Peralatan
1. DESKRIPSI
Modul ini disusun sebagai salah satu bab dalam mata kuliah
pengantar usaha tani dimana faktor modal yang dimaksud adalah
faktor yang menjadi salah satu prasayarat penting dalam
1.2 Tujuan
Penguasaan materi dalam modul ini, yang dirancang sebagai
landasan dasar penentuan modal dan peralatan dalam suatu
kegiatan usahatani, maka mahasiswa akan dapat :
Menjelaskan pengertian modal dalam kegiatan usahatani
Menjelaskan tentang pembagian modal
Konsekuensi modal dan peralatan
Pengantar Usaha Tani Brawijaya University 2012
2. PENDAHULUAN
Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama sama
dengan faktor produksi lahan dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru yaitu
dalam hal ini hasil peternakan. Modal pertanian/peternakan dapat berbentuk uang
kartal, uang giral, atau dalam bentuk barang yang dipakai dalam kegiatan produksi. Di
dalam suatu perusahaan yang disebut modal adalah seluruh kekayaan perusahaan yang
digunakan dalam usaha. Modal perusahaan terbagi atas modal tetap dan modal tidak
tetap
Modal adalah persyaratan mutlak dan wajib bagi berlangsungnya suatu kegiatan
usaha secara umum demikian pula hanya yang ada dalam suatu kegiatan yang disebut
usahatani. Banyak hal yang bisa dikategorikan atau dimaksudkan sebagai modal dalam
kegiatan usahatani yang salah satunya adalah tanah (land) yang dianggap dapat
memberikan suatu pendapatan. Sementara itu ada pendapat juga yang mengatakan
bahwa modal hanya dikategorikan sebagai uang tunai yang digunakan untuk ber
usahatani. Modal kemudian akan menjadi bias dalam kegiatan usahatani keluarga yang
cenderung secara umum untuk memisahkan tanah dan faktor produksi yang lain. Modal
secara umum belum bisa dipisahkan antara modal usaha dan modal pribadi.
3. PENGERTIAN MODAL
Suratiyah (2006) menjelaskan bahwa tanah serta alam sekitarnya dan tenaga kerja
adalah faktor produksi asli sedangkan modal dan peralatan merupakan substitusi faktor
produksi tanah dan tenaga kerja. Dengan modal dan peralatan, faktor produksi tanah
dan tenaga kerja dapat memberikan manfaat yang jauh lebih baik bagi manusia. Dengan
modal dan peralatan maka penggunaan tanah dan tenaga kerja juga dapat di hemat.
Oleh karena itu modal dapat dibagi menjadi dua yaitu land saving capital dan labour
saving capital.
Lebih lanjut suratiyah (2006) menjelaskan bahwa modal yang dikatakan sebagai
land saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan
tetapi produksi dapat dilipatgandakan tanpa harus memperluas areal. Contohnya
pemakaian pupuk, bibit unggul, pestisida dan intensifikasi. Sedangkan modal yang
dikatakan sebagai labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat
penggunaan tenaga kerja. Contohnya pemakaian traktor untuk membajak, mesin
penggiling padi (rice milling unit/RMU) untuk memproses padi menjadi beras, dan
sebagainya.
Menurut Tohir (1983 dalam Suratiyah, 2006), tanah bukan termasuk faktor
produksi modal tetapi masuk dalam faktor alam yang memiliki nilai modal dengan
berbagai pertimbangan sebagai berikut :
1. Tanah adalah karunia alam, bukan benda yang diproduksi oleh manusia
2. Tanah tidak dapat diperbanyak
3. Tanah tidak dapat musnah atau dimusnakan sehingga tidak ada penyusutan
atas tanah
Page 2 of 7
Pengantar Usaha Tani Brawijaya University 2012
4. Tanah tidak dapat dipindah pindahkan
Pengertian tanah bukan modal atau modal sebenarnya lebih difokuskan pada
perhitungan biaya usahatani. Jika tanah dihitung sebagai modal maka bunga atas tanah
dimasukkan dalam perhitungan biaya usahatani. Namun demikian dalam usahatani
keluarga maka pengeluaran bunga tanah tidak kelihatan karena termasuk dalam
pendapatan usahatani. Bunga tanah baru kelihatan jika akan diperhitungkan secara
ekonomis yaitu sebesar sewa tanah pada umumnya. Bunga tanah tersebut
diperhitungkan jika ingin mencarai keuntungan usahatani dan bukan pendapatan
usahatani (Suratiyah, 2006).
4. PEMBAGIAN MODAL
Menurut Suratiyah, 2006 modal dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, kegunaan,
waktu dan fungsinya yaitu sebagai berikut :
1. Sifat
Selain atas dasar sifatnya yaitu yang menghemat lahan (land saving capital) dan
menghemat tenaga kerja (labour saving capital) ada juga yang justru menyerap
tenaga kerja lebih banyak sebagai misalnya jika menggunakan teknologi kimiawi,
biologis dan panca usahatani tetapi ada pula yang justru akan mempertinggi
efesiensi yaitu misalnya mencangkul dan membajak jika menggunakan traktor
akan lebih murah jika dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia dan
atau hewan.
2. Kegunaan
Atas dasar kegunaannya maka modal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu
modal aktif dan modal pasif. Modal aktif adalah modal yang secara langsung
maupun tidak langsung dapat meningkatkan produksi misalnya pupuk dan bibit
unggul sedangkan yang tidak langsung yaitu misalnya terasiring. Modal pasif
adalah modal yang digunakan hanya untuk sekedar mempertahankan produk
misalnya penggunaan bungkus, karung, kantong plastik dan gudang
3. Waktu
Atas dasar waktu pemberian manfaatnya maka modal dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu modal produktif dan modal prospektif. Modal dikatakan produktif
jika langsung dapat meningkatkan produksi misalnya penggunaan pupuk dan bibit
unggul sedangkan yang dinamakan dengan modal prospektif adalah jika dapat
meningkatkan produksi tetapi baru akan dirasakan pada jangka waktu yang lama
misalnya investasi atas lahan dan pembuatan terasiring.
4. Fungsi
Atas dasar fungsinya maka modal dapat dibagi menjadi dua golongan lagi yaitu
modal tetap (fixed assets) dan modal tidak tetap atau modal lancar (current
assets). Modal tetap adalah modal yang dapat dipergunakan dalam berulang kali
proses produksi. modal tetap ada yang bergerak atau mudah dipimndahkan dan
adapula yang hidup maupun mati misalnya cangkul, sabit ataupun ternak.
Sedangkan yang tidak dapat dipindahkan pun juga ada yang hidup dan mati yaitu
bangunan dan tanaman keras. Modal tidak tetap adalah modal yang hanya dapat
dipergunakan dalam satu kali proses produksi saja misalnya pupuk dan bibit
unggul untuk tanaman semusim.
Page 3 of 7
Pengantar Usaha Tani Brawijaya University 2012
Yang termasuk ke dalam modal tetap dapat digolongkan sebagai berikut:
Lahan sebagai barang modal tidak perlu di depresiasi. Lahan pada umumnya tidak
turun kegunaannya, kecuali apabila mengalami kerusakan, longsor, erosi dan
bencana alam lainnya. Dalam keadaan biasa nilai lahan akan selalu meningkat
sehingga tidak mengalami depresiasi melainkan apresiasi. Pekerjaan-pekerjaan
memperbaiki lahan, akan menambah kegunaan lahan tetapi mengeluarkan biaya.
Demikian pula apabila pekerjaan itu dilaksanakan sendiri oleh petani maka harus
tetap diperhitungkan sebagai biaya. Pekerjaan demikian harus dianggap sebagai
penanaman modal, yang disebut modal ameliorasi dan harus dicatat sebagai
modal tetap. Terhadap modal ameliorasi ini pun harus dikenakan biaya depresiasi.
(2) Bangunan.
Segala bangunan yang ada di atas farm termasuk sebagai modal tetap diantaranya
adalah bangunan rumah, gudang, kantor, kandang, sumur, instalasi listrik, serta
jalan. Bangunan rumah tinggal peternak yang ada di atas lahan usaha harus
digolongkan ke dalam modal tetap pula, akan tetapi apabila letaknya terpisah dan
berada di luar farm, tidak termasuk sebagai modal tetap, melainkan termasuk
kekayaan di luar usaha. Demikian pula dengan bangunan rumah
pegawai/karyawan yang berada dalam farm termasuk sebagai modal tetap.
(3) Ternak
Ternak dari sejak lahir sampai berproduksi, memerlukan biaya pemeliharaan. Semuanya
harus dianggap sebagai penanaman modal. Apakah modal itu termasuk modal tetap
atau bukan tergantung apakah modal tersebut diterima kembali dalam jangka waktu
satu tahun atau lebih. Apabila pengeluaran dapat diterima kembali dalam jangka waktu
kurang dari satu tahun, misalnya anak ayam broiler, maka tidak termasuk sebagai
modal tetap. Demikian juga dengan anak sapi yang dijual dalam umur satu tahun atau
kurang tidak dianggap sebagai modal tetap tetapi biaya yang dikeluarkannya dianggap
sebagai biaya eksplotasi.
Ternak Induk yang dipelihara untuk menghasilkan anak haruslah dianggap sebagai
modal tetap. Oleh karena itu terhadap ternak induk dapat dibebankan biaya depresiasi.
Karena walaupun pada awalnya ternak induk mengalami peningkatan nilai namun pada
umur tertentu produktivitasnya mulai menurun sehingga nilainyapun menurun pula,
oleh karena itu perlu diperhitungkan penyusutannya.
Ternak dalam perusahaan peternakan dapat dibedakan atas ternak usaha dan ternak
kerja. Ternak usaha adalah untuk menghasilkan produk anak, susu, telur, daging dan
sebagainya sedangkan ternak kerja untuk dipekerjakan dan dimanfaatkan tenaganya.
Untuk ternak kerja walaupun dipelihara untuk dimanfaatkan tenaganya tetapi pada
akhirnya setelah tidak produktif lagi akan menjadi ternak potong.
Menurut Suratiyah, 2006, bahwa terdapat 7 hal yang dapat dijelaskan pada konsekuensi
modal dan peralatan yaitu sebagai berikut :
1. Jenis konsekuensi
Pembagian modal atas dasar fungsinya sangat penting sehubungan dengan
pembebanan modal dalam perhitungan biaya suatu kegiatan usahatani. Modal
berdasarkan fungsinya dibagi dalam modal tetap dan modal tidak tetap. Modal
tidak tetap hanya dipakai dalam satu kali proses produksi maka keseluruhan nilai
modal tidak tetap dibebankan dalam proses produksi yang bersangkutan
sementara modal tetap perlu diperhitungkan dahulu karena tidak semua nilai
modal tetap dibebankan pada proses produksi.
2. Cara menghitung penyusutan
Untuk memperhitungkan penyusutan pada dasarnya beritik tolak pada harga
perolehan sampai dengan modal tersebut dapat memberikan manfaat. Ada empat
macam cara untuk memperhitungkan nilai penyusutan yaitu garis lurus, unit
performance, decreasing dan declining balance.
3. Alat-alat pertanian sebagai modal tetap
Berbagai alat alat yang biasa digunakan dalam usahatani dapat merupakan modal
tetap. Alat-alat tersebut adalah traktor, bajak, cangkul termasuk di dalamnya
adalah ternak yang digunakan untuk menjalankan usahatani dan lain-lain.
a. Traktor, truk dan lain-lain
Kelima konsekuensi penggunaan modal tetap diperhitungkan semuanya.
Komplementer diperhitungkan karena traktor tersebut dapat memberikan
manfaat jika ada pengemudi dan bahan bakarnya.
b. Bajak, sabit, cangkul, dan lain lain
Untui alat-alat tersebut hanya diperhitungkan penyusutannya. Biasanya
penyusutan oleh petani tidak disimpan dalam bentuk uang tetapi dalam
bentuk ternak berupa kambing atau ternak lain dengan maksud apabila
bajak rusak dan tidak dapat dimanfaatkan lagi maka kambing tersebut
dapat dijual untuk membeli bajak yang baru.
c. Ternak sapi
Dalam memperhitungkan ternak maka harus dipisahkan terlebih dahulu
apakah ternak tersebut dianggap sebagai tenaga kerja atau sebagai modal
peternakan. Jika ternak sebagai tenaga kerja maka penyusutan tidak
Page 5 of 7
Pengantar Usaha Tani Brawijaya University 2012
diperhitungkan karena pada dasarnya semakin besar ternak semakin tinggi
harganya karena adanya pertumbuhan. Dengan demikian yang perlu
diperhitungkan hanyalah bunga, pemeliharaan, dan komplementer. Namun
apabila ternak adalah sebagai ternak perah maka perllu diperhitungkan
pula penyusutan, kompplementer, pemeliharaan bunga dan asuransi.
4. Tanaman sebagai modal tetap
Sebelum dipungut hasilnya maka tanaman semusim merupakan modal tetap.
Tanaman padi selama masih di lahan maka dianggap sebagai modal tetap tetapi
jika sudah dipanen maka kehilangan sifatnya sebagai modal tetap. Dengan
demikian maka sistem ijon merupakan penjualan modal tetap.
Tanaman keras merupakan modal tetap karena nilainya terus menerus ada
sampai dengahn nilai ekonomisnya. Sebagai contoh tanaman karet maka
penyusuitannya diperhitungkan dari biaya yang dikeluarkan untuk mengusahakan
dari permulaan biaya sampai dengan menghailkan yang pertama kali.
Contohnya sebagai berikut :
Biaya bibit Rp 1.000.000
Biaya pengolahan tanah Rp 10.000.000
Pemeliharaan 6 tahun Rp 20.000.000
Biaya lain lain Rp 20.000.000 +
Jumlah Rp 51.000.000
Jumlah biaya sampai menghasilkan yang pertama kali lebih kurang 6 tahun
adalah sebesar Rp 51.000.000
Umur ekonomis karet = 25 tahun
Nilai sisa (kayu bakar) = Rp 1.000.000
Penyusutan per tahun = Rp 51.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp. 2.000.000
25
Oleh karena menggunakan metode garis lurus maka akan diperoleh nilai yang
sama tiap tahunnya. Sementara biaya biaya sesudah menghasilkan akan
diperhitungkan sebagai biaya operasional dan dibebankan pada masing-masing
proses produksi atau tahun yang bersangkutan.
5. Uang tunai sebagai modal
Uang tunai dipergunakan untuk memboiayai pembelian saran produksi,
pengeluaran-pengeluaran untuk pihak ketiga (pajak, selamatan), pengolahan
tanah dengan tenaga luar dan penggunaan modal tetap. Besar kecilnya kebutuhan
uang tunai sebagai modal tidak sama tetapi tergantung pada lingkungan
usahatani. Suatu daerah tertentu, pembayaran dengan uang tunai dilakukan
dengan hak, bahan, atau bagian hasil sehingga kebutuhan akan uang tunai
sebagai modal kecil. Sebaliknya, bila semua harus dibayar uang tunai maka
kebutuhan akan uang tunai sebagai modal besar. Jadi besar kecilnya kebutuhan
uang tunai sebagai modal sangat tergantung lingkungan serta kebiasaan
kebiasaan yang ada di sekitar usahataninya.
6. Tanah sebagai modal tetap
Tanah tidak ada penyusutan karena pada prinsipnya tanah dapat dipergunakan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas, tidak akan rusak jika dipelihara dengan
baik. Bahkan, jika pemeliharaannya baik maka kesuburan tanahpun akan ikut
meningkat pula. Pada umumnya tanah juga tidak diasuransikan tetapi yang
diasuransikan adalah tanamannya. Demikian juga biaya komplementer tanah
tidak ada. Pada umumnya tanah hanya ada biaya bunga dan pemeliharaan. Untuk
memperhitungkan biaya pemeliharaan tanah sulit karena tidak mudah
membedakan pemeliharaan untuk tanah atau untuk tanamannya.
7. Bangunan sebagai modal tetap
Pada umumnya biaya poenyusutan, asuransi, bunga, dan pemeliharaan bangunan
diperhitungkan karena pada dasarnya bangunan memberikan manfaat pada
Page 6 of 7
Pengantar Usaha Tani Brawijaya University 2012
jangka waktu tertentu saja. Untuk memberikan manfaat perlu dipelihara dan
dalam hubungannya dengan resiko perlu diasuransikan, meskipun tidak semua
bangunan dapat diasuransikan.
REFERENSI
Heru, dkk., 2010. Modul Usahatani, Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian.
Universitas Brawijaya
PROPAGASI
A. Tugas Pembelajaran
1. Cari penjelasan lebih lanjut tentang beberapa metode atau cara penghitungan
penyusutan seperti yang dijelaskan sebelumnya dan berikan contoh
perhitungannya.
2. Carilah beberapa penjelasan lain yang menyangkut tentang modal dan peralatan
dalam usahatani serta uraikan secara detil.
B. Rancangan Tugas
Page 7 of 7