MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Komunitas I
Dosen : Wahyudin S. Kep., Ners
Disusun oleh :
Teguh Fetra
210.C.0041
1
DAFTAR PUSTAKA
Soetjiningsih (1994), Tumbuh Kembang Anak, Bagian Kesehatan Anak FK Udayana, Jakarta.
EGC,
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Komunitas 1 yang mengangkat judul “ Asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia
prasekolah ” . Selanjutnya kami ucapkan terima kasih kepada ;
1. drg. H. Yono Supriyono, MARS,. MH., Kes., selaku Ketua STIKes Mahardika
Cirebon.
2. Dwiyanti Purbasari, S. Kep. Ners., selaku Ketua Prodi Keperawatan.
3. Ika Fadhilah,S.,Kep. Selaku dosen pembimbing
4. Wahyudin, S.,Kep. Ners selaku dosen mata kuliah komunitas I
5. Ibu dan Bapak kami yang selalu memberikan doa dan semangatnya kepada kami.
6. Rekan – rekan Keperawatan semester IV dan semua pihak yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Kami sangat teliti dan berhati-hati dalam membuat makalah ini, agar menjadi
sempurna untuk para pembaca yang membutuhkannya. Tetapi kami hanyalah manusia biasa
yang mempunyai segala kekurangan.
Apabila terdapat kesalahan dalam pembuatan makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya. Agar makalah ini menjadi lebih sempurna di mata para pembaca, kami pun
mengharapkan kritikan dan saran anda. Agar lebih baik dalam penyusunan di masa – masa
mendatang.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah.................................................................................................... 2
C. Tujuan...................................................................................................................... 2
A. Definisi keluarga...................................................................................................... 3
B. Tahap tumbuh kembang anak......................................................................................... 3
C. Fase perkembangan pada masa usia prasekolah.................................................................. 8
D. Tugas perkembangan keluarga dengan anak prasekolah......................................... 8
E. Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak prasekolah .... 10
F. Masalah – masalah pada usia prasekolah........................................................................... 11
G. Hubungan keluarga ...................................................................................................... 16
H. Bimbingan selama fase prasekolah.................................................................................. 19
I. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak................................................................ 20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Friedman: 1998). Keluarga sebagai pranata
social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu mencuri perhatian baik kalangan
pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah. Banyak kejadian merisaukan
sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang, selalu dikaitkan dengan
makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam memfasilitsi tumbuh
kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling menghormati, cinta
kasih, toleransi, dan empati.
Anak merupakan bagian dari keluarga, sering dikatakan sebagai potret atau
gambaran dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian karena anak
merupakan individu tersendiri yang tumbuh dan berkembang secara unik dan tidak
dapat diulang setelah usia bertambah.
5
Keperawatan keluarga berkaitan erat dengan upaya keluarga mempunyai
kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Perawat dapat
menbantu keluarga dalam memecahkan masalah kesehatannya sehingga mencapai
keadaan keluarga yang optimal.
Suatu peran penting keluarga terkait dengan perawatan anak adalah peran
pengasuhan (parenting role), yang sama dalam menjalankan peran ini keluarga sangat
dipengaruhi oleh faktor usia orang tua, keterlibatan ayah atau suami dala pengasuhan
anak, latar belakang pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh
anak, stress yang dialami orang tua, dan hubungan suami istri. Berkaitan dengan
perawatan anak di rumah sakit, keluarga punya tugas adaptif, yaitu meneriama
kondisi anak, mengelola kondisi anak, memnuhi kebutuhan perkembangan anak,
memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga, menghadapi stressor dengan positif,
membatu keluarga untuk mengelola perasaanyang ada,mendidik anggota keluarga
yang lain tentang kondisi anak yang sedang sakit, dan mengembangkan sisitem
dukungan social keluarga dengan anak prasekolah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Mahasiswa mampu menerapkan konsep asuhan keperawatan keluarga dengan
anak prasekolah.
2. Tujuan Khusus :
1) Mahasiswa mampu menjelaskan definisi keluarga.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan tahap tumbuh kembang anak usia
prasekolah.
3) Mahasiswa mampu menjelaskan tugas perkembangan keluarga dengan
anak prasekolah.
4) Mahasiswa mampu menjelaskan masalah-masalah pada anak usia
prasekolah.
5) Mahasiswa mampu menjelaskan bimbingan selama fase prasekolah.
6) Mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga dengan
anak prasekolah.
C. Rumusan masalah
6
1. Bagaimana proses perkembangan prasekolah?
2. Apasajakah tugas prasekolah ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi keluarga
Menurut Friedman (1998)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional serta individual memepunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga.
Menurut Sayekti (1994)
Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara
orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau
seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi, dan tinggal dalamsebuah rumah tangga.
Keluarga adalah unit sosial terkecil dari individu-individu yang diikat oleh
perkawinan (suami-istri), darah atau adopsi (orang tua-anak), dan dalam kasus keluarga
luas terlihat adanya nenek atau kakek dengan cucu.
7
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan
jumlah atau ukuran sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan
ukuran dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004).
b. Perkembangan (Development)
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke
tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).
Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh
yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai
hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).
8
6) Kelainan pada sistem pencernaan yang bisa menyebabkan
malabsorbsi atau hilangnya enzim pencernaan sehingga
kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
9
yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini
merupakan lingkungan “bio-psiko-fisiko-sosial” yang
mempengaruhi individu setiap hari, mulai dari konsepsi sampai
akhir hayatnya.
3. Faktor Pendukung
Faktor – faktor pendukung perkembangan anak, antara lain :
1) Terpenuhi kebutuhan gizi pada anak tersebut
Mencakup aspek-aspek lain dari deferensiasi bentuk termasuk perubahan emosi atau
sosial yang sangat ditentukan oleh interaksi dengan lingkungan
10
kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi karbohidrat dan
lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa
menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi
sangat lapar. Orang tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha
secara sadar untuk membantu anak prasekolah mengembangkan
kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan kelebihan.
2) Perkembangan
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin
besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi,
makan, minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
c. Mulai memahami waktu.
d. Penggunaan tangan primer terbentuk.
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu
berpretasi. Rasa bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi,
lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke perkembangan
sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.
11
Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase
praoperasional. Karakteristik utama perkembangan intelektual tahap ini
didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang dilihat,
dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.
13
6. Mengembangkan penngertian-pengertian yang diperlukan untuk kehidupan sehari-
hari.
7. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral dan tingkatan nilai .
8. Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan lembaga-
lembaga.
9. Mencapai kebebasan pribadi
14
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itukelenjar tiroid juga menghasilkan
kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan
otak.
2. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
3. Faktor pranatal
a. Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
b. Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan
kelainan conginetal, misalnya club foot
c. Toksin, zat kimia, radiasi
d. Kelainan endokrin
e. Infeksi TORCH atau penyakit menular sesksual
f. Kelainan imunologi
g. Psikologis ibu
4. Faktor kelahiran
Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma
kepala pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.
5. Faktor pascanatal
Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG
anak adalah gizi, penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia,
psikologis, endokrin, sosioekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-
obatan
F. Masalah-masalah pada anak usia prasekolah
1. Masalah kesehatan
Masalah kesehatan yang sering muncul pada anak prasekolah seperti; diare, cacar air,
difteri, dan campak.
15
Komplikasi Keperawatan
1. Diare (Gastroenterologi)Komplikasi: a. Memberikan
Agen pembuka: bakteri Dehidrasi cairan
dan virus. Renjatan hipovolemik
b. Diatetik
Sumber: makanan basi, Hypocalanta
(pemberian
beracun, alergi terhadap Intoleransi laktosa makanan)
makanan. sekunder
Pengeras tinjs
Antibiotik
2. Varicela (cacar air) Kekhususan: biasanya tidak a. Lakukan isolasi
ada agen anti viral (ecyclovir) ketat di RS
Agen pembawa:
untuk resiko tinggi anak
Variacell Zooster
terinfeksi, Varicella Zooster
imonoglobin (VZIG) setelah b. Isolasi anak di
Sumber: sekresi primer
pembukaan pada anak yang rumah sampai
saluran pernafasan dan
beresiko tinggi. vasikel mengering
organ terinfeksi, pada
(biasanya 1
tingkatan lesi kulit yang
Obat: Diphenhidramin,
minggu setelah
lebih rendah
hydoklorida, atau anti histamin
terinfeksi) dan
untuk menghilangkan gatal
Transmisi: terkontaminasi isolasi anak yang
oleh objek penularan. beresiko tinggi
Perawatan kulit untuk
infeksi
pencegahan infeksi bakteri
Masa inkubasi: 2-3
minggu/ 13-17 hari
16
c. Beri perawatan
Masa penularan:kedua.
kulit: mandi dan
biasanya 1 hari setelah
berganti pakaian
Komplikasi:
erupsi lesi (masa awal)
setisp hari, oleskan
sampai 5 hari setelah
Infeksi pada tahap kedua lation.
banyak muncul vesikel
(bisu, selulitis,
ketika kerak kulit
pnemoni, sepsis) d. Mengurangi gatal-
terbentuk.
Encephalitis gatal.
Distribusi: sentrifetal,
menyebar ke wajah dan
tubuh, tapi jarang pada
tungkai dan lengan.
17
gatal-gatal.
3 Difhteria Antitoksin (biasanya a. Lakukan isolasi
melalui intravena ketat di rumah
Manifestasi klinis:
diawali dengan test kulit sakit.
dan konjungtiva untuk b. Berpartisipasi pada
Bervariasi menurut lokasi
mengetes sensitifitas test sensitifitas;
anatomi Pseudomembran
terhadap serum) beri epineprin jika
Nasal : ada
Antibiotik (penisillin
c. Beri antibiotik,
Menyerupai flu, nasal atau erythromycin).
amati sensitifitas
mengeluarkan serosan Bedrest total terhadap penisilin
guineous mukous purulent (pencegahan d. Gunakan suction
tanpa gejala-gejala pokok: miokarditis) jika perlu
tampak seperti epitaksis.
e. Beri perawatan
Tracheostomy untuk
komplit untuk
Tonsilar pharingeal : penahambatan jalan
memperoleh
udara.
Malaise, anorexia, bedrest.
tenggorokan sakit, sedikit Perawatan carrier dan f. Atur kelembaban
demam, pulse meningkat kontak terhadap orang untuk pencairan
dari yang diharapkan yang terinfeksi. optimum sekresi.
selama 24 jam, membran g. Amati respirasi
Komplikasi :
melembut, putih atau abu- untuk tanda-tanda
abu; timbulnyaMiokarditis (minggu ke 2) penghambatan
limfadenitis jikaNeuritis
penyakitnya parah timbul
toximea, septik syok, dan
meninggal dalam 6-10
hari.
Lharyngeal :
18
jalan udara, gelisah,
cyanosis, retraksi
dyspniec.
4. Rubeola (campak) Tidak ada perawatan lain yang a. Yakinkan orangtua
perlu kecuali antipiretik untuk bahwa vesikel-
Agen pembawa :
demam dan analgesik untuk vesikel adalah suatu
nyeri. proses panyakit
Virus
yang alami pada
Komplikasi :
Sumber : anak-anak yang
terinfeksi.
Jarang terjadi (arthritis,
Sekresi saluran nafas,
b. Gunakan sentuhan
enchepalitis, atau purpura);
darah dan urine dari orang
lembut jika
penyakit-panyakit menular yang
yang terinfeksi.
diperlukan.
sering dijumpai pada masa
c. Jauhkan anak dari
Transisi : anak-anak; bahaya terbesar
wanita hamil
adalah efek teratogenik pada
Kontak langsung dengan
janin.
orang yang terinfeksi.
Masa inkubasi :
10-20 hari
Periode penularan :
Manifestasi klinis :
Fase prodromal:
19
dewasa yang ditandai
dengan demam ringan,
sakit kepala, malaise,
anorexia, konjungtivitis
ringan, coryza, sakit
kerongkongan, batuk, dan
limfadenofaty. Paling
sedikit 1-5 hari,
menghilang 1 hari setelah
terjadinya ruam.
Ruam :
G. Hubungan keluarga
Pada usia prasekolah biasanya anak merasa cemburu dengan kehadiran anggota keluarga
baru (adik). Anak merasa tidak diperhatikan lagi oleh orang tua sehingga anak sering
membuat olah untuk mendapatkan perhatian orang tua.
20
1. Bahaya fisik
a. Kecelakaan
Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang menghasilkan
ketrampilan tertentu. Meskipun tidak meninggalkan bekas fisik namunkecelakaan
dianggap sebagai kegagalan dan anak lebih bersikap hati-hati akan berbahaya
bagi psikologisnya sehingga anak akan takut terhadap kegiatan fisik. Jika hal ini
terjadi bisa berkembang menjadi masa malu.
b. Keracunan
Pada dasarnya usia prasekolah suka mencoba segala sesuatu yang dia lihat tanpa
mengetahui apakah itu berbahaya atau tidak.
2. Bahaya Psikologis
Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berprestasi. Rasa
bersalah dapat menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih pemarah, mengalami
regresi, yaitu kembali ke perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan
menghisap jempol.
a. Gangguan tidur
Mimpi buruk adalah mimpi menakutkan yang terjadi selama tidur REM (rapid
eye movement). Seorang anak yang mengalami mimpi buruk biasanya akan
benar-benar terbangun dan dapat mengingat kembalimimpinya secara terperinci.
Mimpi buruk yang terjadi sewaktu-waktu adalah hal yang normal, dan satu-
satunya tindakan yang perlu dilakukan orang tua adalah menenangkan anak.
Tetapi mimpi buruk yang sering terjadi adalah abnormal dan bisa menunjukkan
masalah psikis. Pengalamam yang menakutkan (termasuk cerita menakutkan atau
film tentang kekerasan di televisi) bisa menyebabkan terjadinya mimpi buruk.
Hal ini terutama sering ditemukan pada anak-anak yang berumur 3-4 th, karena
mereka belum bisa membedakan antara khayalan dan kenyataan. Teror dimalam
hari adalah suatu keadaan dimana sesaat setelah tertidur anak setengah terbangun
dengan kecemasan yang luar biasa. Anak tidak dapat mengingat kembali apa
yang atelah dialaminya.
21
dari beberapa detik sampai beberapa menit. Teror dimalam hari sifatnya dramatis
karena nak menjerit-jerit dan panik, keadaan ini paling sering ditemukan pada
anak yang berumur 3-8 th.
Untuk anak yang susah tidur bisa dilakukan beberapa tindakan berikut:
Pelatihan buang air besar biasanya mulai dilakukan pada saat anak berumur 2-3
tahun, sedangkan pelatihan buang air kecil dilakukan pada umur 3-4 tahun.
Pada umur 5 tahun, kebanyakan anak sudah dapat melakukan buang air sendiri;
melepas pakaian dalamnya sendiri, membersihkan dan mengeringkan penis,
vulva maupun anusnya sendiri serta kembali memakai pakaian dalamnya
sendiri. Tetapi sekitar 30% anak berusia 4 th dan 10% anak berusia 6 th masih
mengompol pada malam hari.
Cara terbaik untuk menghindari masalah pelatihan buang air (toilet training)
adalah denganm mengenali kesiapan anak. Adapun tanda dari kesiapan anak
adalah:
22
Metode toilet training yang banyak digunakan adalah metode timing.
Anak yang tampaknya sudah siap diperkenalkan kepada potty chair dan secara
bertahap diminta untuk duduk diatasnya sebentar saja dalam keadaan berpakaian
lengkap. Kemudian anak diminta untuk melepaskan pakaian dalamnya sendiri,
lalu duduk di atas potty chair selama tidak lebih dari 5-10 mnt. Hal itu
dilakukan sambil ibu memberikan penjelasan bahwa swkarang sudah saatnya
anak untuk melakukan BAB/BAK ditempatnya (maksudnya pada potty
chair/kloset) buka di pakaian dalam atau popok. Jika Anak sudah bisa
melakukannya, ibu boleh memberikan pujian ataupu hadiah. Tetapi jika anak
belum bisa melakukannya, ibu sebaiknya tidak memarahi ataupun menghukum
anak. Metode timing efektif untuk anak-anak yang memiliki jadwal BAB/BAK
yang teratur.
Sangat penting untuk memberika pujian kepada anak yang telah berhasil
melakukan toilet training. Setelah pola BAB/BAK stabil secara perlahan pujian
mulai dikurangi. Memaksa anak untuk BAB/BAK di toilet dengan kekerasan
tidak efektif dan bisa menyebabkan ketegangan pada hubungan ibu-anak.
23
2. Anjurkan orang tua untuk mendaftarkan anak ke play group atau TK.
5. Perubahan pada anak usia 3.5 th : anak akan menjadi kurang koordinasi,
gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku, seperti bicara gagap.
6. Orang tua harus memberikan perhatioan yang ekstra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang
tua.
7. Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3 th
akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 th.
3. Masukkan anak ke TK
24
2. Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah
1. Perkembangan sensori-motorik
2. Perkembangan intelektual
3. Perkembangan sosial
4. Perkembangan kreativitas
6. Perkembangan moral
8. Tujuan bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk melanjutkan tumbang yang normal pada saat sakit anak mengalami
gangguan dalam tumbang.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
3. Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Permainan akan menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk
25
menciptakan sesuatu seperti yang ada dalam pikirannya pada saat melakukan
permainan anak akan dihadapkan pada masalah dalam konteks permainannya,
semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk dapat
menyelesaikannya dengan baik.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di RS.
Stress yang dialami anak di RS tidak dapat dihindarkan sebagai mana juga
yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana
menyiapkan anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang
dialaminya di RS secara efektif.
c. Alat dan jenis permainan yang cocok untuk anak usia prasekolah (>3-6 th)
Sejalan denga tumbangnya anak prasekolah mempunyai kemampuan motorik
kasar dan halus yang lebih matang daripada anak usia toddler. Anak sudah lebih
aktif, kreatif dan imajinatif. Demikian juga kemampuan berbicara dan berhubungan
sosial dengan temannya semakin meningkat.
Oleh karena itu jenis permainan yang sesuai adalah asosiatif play, dramatik
play dan skill play. Anak melakukan permainan bersama-sama dengan temannya
denga komunikasi yang sesuai dengan kemampuan bahasanya. Anak juga sudah
mampu memainkan peran orang tertentu yang diidentifikasikannya seperti ayah, ibu
dan bapak atau ibu gurunya. Permainan yang menggunakan kemampuan motorik
(skill play) banyak dipilih anak prasekolah. Untuk itu jenis alat pewrmainan yang
diberikan pada anak, misal: sepeda, mobil-mobilan, alat olah raga, berenang dan
permainan balok-balok besar, dll.
26
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga
a. Identitas
1) Nama pasien
Dimaksudkan agar dapat mengenali klien sehingga mengurangi
kekeliruan dengan pasien lain.
2) Umur
Mengetahui umur pasien sehingga dapat mengklarifikasi adanya faktor
resiko pada epilepsi karena faktor umur dapat dijadikan bahan
pertimbangan dalam penatalaksanaan untuk epilepsi.
3) Agama dan suku bangsa
27
Mengetahui kepercayaan dan adat istiadat pasien dan keluarga sehingga
dapat mempermudah dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan
agama dan kepercayaan dari pasien dan keluarganya.
4) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman dari anggota
keluarga terutama orang tua dalam memberi informasi perencanaan
pulang bagi anak sekolah dengan masalah kesehatan epilepsi.
5) Komposisi keluarga
Dimaksudkan untuk mengetahui silsilah dari beberapa generasi, apakah
terdapat anggota keluarga yang terkena penyakit yang serupa/penyakit
turunan.
6) Tipe keluarga
Pengkajian tipe keluarga dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar
perhatian dan peraswatan yang diberikan pada anggota atau anak yang
mengalami sakit.
7) Pekerjaan
Mengetahui tingkat ekonomi keluarga pasien. Hal ini perlu dikaji untuk
mengetahui kesanggupan keluarga untuk memodifikasi proses
penyembuhan penyakit pada anak dan pemanfaatan sarana kesehatan
bagi anak yang sakit.
8) Alamat
Untuk megetahui pasien tinggal dimana dan untuk menghindari
kekeliruan bila ada dua orang pasien dengan nama yang sama serta
untuk keperluan kunjungan rumah bila diperlukan.
9) Aktivitas rekreasi keluarga
10) Untuk mengetahui seberapa jauh keluarga memenfaatkan aktifitas
rekreasi keluarga yang digunakan untuk menghilangkan kepenatan
dalam kehidupan sehari-harinya.
28
3. Riwayat keluarga inti.
Lingkungan
1. Karakteristik rumah.
2. Karakteristik lingkungan.
3. Mobilitas keluarga.
Struktur keluarga
1. Pola komunikasi.
2. Pengambilan keputusan.
1. Identitas anak.
6. Pemeriksaan fisik.
29
1. Bagaimana karakteristik teman bermain.
2. Bagaimana lingkungan bermain.
12. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini.
13. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah, apa jenisnya.
Seorang ibu membawa anaknya (An. T) yang berusia 5 tahun ke puskesmas dengan keluhan
anak BAB encer dan buang air besar lebih dari 8 kali dalam 10 jam terakhir dan di sertai gatal
gatal anak lemas dan tidak mau makan dari hasil pemeriksaan di dapat TTV anak tidak
normal /kurang dari normal dan pada kulit anak di temukan bercak putih,jamur pada kulit
punggung .dari penuturan ibu,bahwa anaknya hipeeraktif dalam beraktivitas,dan lingukungan
rumah dari ibu berada dekat dengan sungai yaitu 50 meter sehingga sebagian besar aktifitas
warga di sekitar termasuk ibu penderita d lakukan di sungai tersebut seperti menycuci,mandi
dll.
30
DO: BAB encer Gangguan diare
keseimbangan cairan
Buang air besar lebih dari 8
dan elektrolit
kali
SKORING:
DIAG NOSA
Ancaman kesehatan 1
Keadaan sejahtera
2 Kemungkinan masalah dapat di2 2
ubah:
1
Skala: mudah
0
Sebagian
Tidak dapat
3 Kemungkinan masalah dapat di3 1
31
4 cegah: 1
2
Skala: tnggi
1
Cukup
2
Rendah
1
Menonjolnya msalah:
0
Skala: Masalah berat harus
segera di tangani
Diagnosa I
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit pada anak b/d ketidakmampuan keluarga
dalam mengenal masalah diare.
TOTAL= 1+2+2/3+1=11/3=4.7
Diagnosa II
Gangguan tumbuh kembang pada An. T berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal dampak hospitalisasi
32
3. Potensi msalah dapat di cegah : 2/3×1=2/3
TOTAL= 1+1+2/3+1=11/3=3,7
C. INTERVENSI
Diagnosa Intervensi
Gangguan keseimbangan 1. Memberikan penjelasan tentang diare
cairan dan elektrolit pada kepada keluarga
anak b/d ketidakmampuan
2. Membantu keluarga dalam mengenal
keluarga dalam mengenal
masalah diare
masalah diare.
3. Membantu keluarga untuk mengambil
tindakan terhadap penanganan diare
33
E. EVALUASI
Intervensi Evaluasi
1. Memberikan penjelasan tentang 1. Keluarga memahami tentang diare
diare kepada keluarga
2. Keluarga mampu mengenal masalah diare
BAB IV
34
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Pertumbuhan
Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah.
Waktu rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit
dan pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmH. Berat
badan anak meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah
kira-kira 21 kg, hampir 6 kali berat badan lahir.
Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang mereka menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun
kelima mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus.
Kepala sudah mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan
kecil terjadi antara jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih
banyak otot dan kurang jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak
berusia dibawah 6 tahun adalah kekurangan vitamin A dan C serta zat besi. Konsumsi
karbohidrat dan lemak dalam jumlah yang sangat besar dari makanan yang berlemak bisa
menimbulkan kegemukan dan menjadikan anak prasekolah dalm kondisi sangat lapar. Orang
tua dan penberi pelayanan perlu membuat asaha secara sadar untuk membantu anak
prasekolah mengembangkan kebiasaan makan yang sehat dan mencegah defisiensi dan
kelebihan.
b. Perkembangan
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan,
minum, menggosok gigi, BAK, dan BAB.
c. Mulai memahami waktu.
d. Penggunaan tangan primer terbentuk.
35