Rangkuman Pasantren Kilat H3
Rangkuman Pasantren Kilat H3
Kelas : XI TKJ 2
1. Wudhu
Umat Muslim dianjurkan untuk berwudhu dalam segala aktivitas ibadah seperti sholat dan
membaca Alquran. Tujuannya untuk mensucikan diri sebelum berinteraksi dengan Allah SWT.
Hukum berwudhu sifatnya tidak mutlak, tergantung dengan ibadah yang dilaksanakan. Wajib
apabila menjalankan ibadah seperti shalat, memegang Alquran dan melaksanakan thawaf.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Hajar, “Allah tidak akan
menerima shalat seseorang diantara kalian sebelum ia berwudhu.”(Ibnu Hajar)
Mengutip buku Terapi Wudhu oleh Muhammad Akrom, menurut syara’, wudhu adalah
membasuh, mengalirkan dan memberikan dengan menggunakan air pada setiap bagian dari
anggota-anggota wudhu untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada kulit.
Berikut tata cara wudhu yang wajib diperhatikan sesuai syariat Islam.
Untuk mencuci telapak tangan, mengusap telinga, berkumur dengan mengulang tiga kali itu
merupakan sunnah wudhu yang dianjurkan. Sebagaimana dicontohkan Rasululllah SAW.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, kemudian
shalat dua rakaat, tidak berbicara padanya kepada dirinya, niscaya Allah SWT mengampuni
dosanya yang terdahulu.”
2. Tayamum
Tayamum adalah bersuci dari hadas besar maupun hadast kecil dengan mengusap wajah dan
tangan menggunakan debu, tanah atau permukaan bumi lainnya yang bersih dan suci.
“Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau datang dari tempat buang air atau kamu
telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah dengan
tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu.”
Dari ayat di atas, setidaknya ada dua sebab dibolehkannya bersuci dengan cara tayamum.
Pertama, karena kamu berada di dalam kondisi sakit dan ketiadaan air. Kedua, kamu dalam
keadaan bepergian, sepulang dari buang air, atau junub.
Nah, tayamum inilah yang merupakan salah satu cara untuk menghilangkan hadat dan sebagai
pengganti dari wudhu. Karena itu, sebagai seorang muslim, kamu wajib tahu tata cara tayamum
yang benar.
Tidak hanya gerakannya saja, kamu juga harus hafal bacaan niat tayamum dan doanya.
Mengetahui niat dan tata cara tayamum yang benar, kamu bisa menjalankan ibadah dengan
tenang meski tidak ada air untuk wudhu.
Menemukan air pasti sulit dilakukan jika sedang musim kemarau. Bisa juga ketika sedang
melakukan perjalanan jauh dan sumber air jauh. Dalam keadaan sakit dan tidak kuat
menyentuh air. Termasuk ketika sedang berada di gunung dengan cuaca sangat dingin dan
sulit menemukan sumber air.
Debu yang bisa digunakan untuk tayamum harus suci. Maksudnya adalah debu yang
digunakan bebas dari najis seperti percikan kotoran hewan, bercampur kapur, dan lain
sebagainya. Bukan tanah basah, tidak tercampur dengan tepung, kapur, batu, tinja, dan
kotoran lainnya. Termasuk debu yang sudah digunakan untuk tayamum tak boleh digunakan
lebih dari satu kali.
Sebelum melakukan tayamum, pastikan sudah mengerti dan memahami tata caranya. Syarat
dan tata cara tayamum yang benar ini saling beriringan. Memenuhi syarat saja tidak cukup
untuk mengamalkan tayamum yang benar.
Selain harus dilakukan ketika mendekati waktu salat, tayamum juga hanya boleh dilakukan
satu kali pada setiap salat fardu. Jika hendak melakukan salat fardu lagi, dianjurkan untuk
bertayamum untuk kedua kalinya.
Bersuci dengan tayamum memiliki enam rukun, yakni niat dalam hati, mengusap wajah,
mengusap kedua tangan, dan tertib. Berbeda dengan wudhu yang memiliki enam rukun.
Menahan diri
Menahan diri dari kegiatan makan, minum, bersetubuh, maupun hal-hal lain yang membatalkan
puasa.
- Sahur.
- Segera berbuka saat waktu buka puasa.
- Membaca doa buka puasa.
- Berbuka dengan yang manis-manis.
- Memberi makan pada orang yang berbuka.
- Memperbanyak ibadah, berderma, dan masih banyak lagi.
4. Dalil Berpuasa
QS. Al-Baqarah Ayat 183
ب َعلَى الَّ ِذي َْن ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َ ِٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْوا ُكت
َ ِب َعلَ ْي ُك ُم الصِّ يَا ُم َك َما ُكت
تَتَّقُ ْو ۙ َن
Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas
orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,