Anda di halaman 1dari 10

Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097

Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

Perencanaan Pengangkatan Buatan dengan Sistim Pemompaan


Berdasarkan Data Karakteristik Reservoir

Artificial Lift Design with Pump System Based On reservoir Characteristics

Fitrianti
Jurusan Teknik Perminyakan Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
Jl. Kaharuddin Nasution 113 Pekanbaru-28284
Fitrianti94@yahoo.com

Abstrak
Pemilihan metode artificial lift terutama dengan menggunakan sitem pemompaan yang sesuai
dapat memberikan hasil optimum adalah sangat penting untuk dilakukan, karena menyangkut
keekonomian dari sumur produksi suatu lapangan. Selain itu juga diperlukan evaluasi dan
perencanaan ulang karena perubahan kondisi reservoir selama masa produksi.
Kata-kata kunci: Artificial lift

Abstract
Choosing the artificial lift method that can give optimal result is important, because it has
relationship whit economical condition of production well in a oil field. Beside that,
evaluation and redesign of artificial lift method are important because of reservoir conditions
as long as production time.
Keywords: Artificial lift

I. PENDAHULUAN dan kandungan pasir), kondisi lubang sumur


Penyelesaian sumur-sumur pengangkatan (temperatur, kedalaman dan kemiringan),
buatan memerlukan studi lebih lanjut dan faktor ekonomi, produksi sumur, kelebihan dan
mendalam. Dengan mengetahui metode kekurangan yang dimiliki masing-masing
pengangkatan buatan yang paling tepat dan metode
sesuai, diharapkan hasil yang diperoleh II. TEORI DASAR
semaksimal mungkin tanpa menyebabkan Sucker Rod Pump (SRP)
tingginya biaya produksi. Penentuan metode Pompa angguk atau sucker rod pump
pengangkatan buatan dipengaruhi beberapa merupakan salah satu teknik pengangkatan
faktor antara lain: lokasi lapangan buatan atau artificial lift yang digunakan untuk
(onshoreatau offshore), ketersediaan sumber membantu mengangkat minyak dari lubang
tenaga (listrik dan gas), kondisi reservoir sumur ke permukaan sebagai akibat dari
(GOR, produktifitas sumur, water cut, tekanan penurunan energi alami yang dimilikireservoir,
alir dasar sumur), kondisi fluida (viskositas dimana untuk mengangkat minyak dari dalam

28
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

sumur ke permukaan digunakan pompa dengan Traveling valve tertutup, sehingga berat
rod (tangkai pompa). kolom fluida akan dipindahkan dari tubing
ke rod string. Standing valve akan terbuka
Prinsip Kerja Pompa Angguk segera setelah tekanan dasar sumur lebih
besar dari pada tekanan yang terdapat
antara standing valve dan traveling valve.
Jadi hal ini tergantung pump spacing yaitu
volume yang ada pada standing valve dan
traveling valve pada dasar stroke dan
persentase gas bebas yang terjebak di
ruang ini.
c. Plunger bergerak ke atas, dekat puncak
langkah pemompaan. Jika ada produksi
karena pemompaan maka standing valve
akan terbuka sehingga fluida formasi dapat
masuk ke tubing. Pada saat ini traveling
valve tertutup.
Gambar 1. Mekanisme Kerja Pompa d. Plunger bergerak ke bawah, dekat puncak
Angguk (K.E. Brown, 1980) langkah pemompaan.
Keterangan : Karena tekanan yang diakibatkan oleh
a. Plunger bergerak ke bawah, dekat dasar kompresi fluida yang ada dalam ruang
langkah pemompaan antara standing valve dan traveling valve,
Fluida bergerak ke atas melalui traveling maka standing valve tertutup, sedangkan
valve yang terbuka, sedangkan berat kolom traveling valve terbuka. Pada gerak turun
fluida di tubing ditahan oleh standing tersebut terbukanya traveling valve
valve yang tertutup. Apabila tekanan aliran tergantung dari prosentase gas yang berada
dasar sumur lebih besar daripada berat di fluida yang terjebak, sebab tekanan di
kolom fluidanya maka standing valve akan bawah valve harus lebih besar dari yang di
terbuka walaupun plunger berada dekat atasnya
dasar langkah pemompaannya dan sumur Setelah plunger mencapai dasar stroke maka
dapat mengalirkan fluida. langkah (a) sampai (d) diulangi lagi. Proses ini
b. Plunger bergerak ke atas, dekat dasar berlangsung berulangkali sehingga minyak
langkah pemompaan dapat mengalir kepermukaan.

29
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

Electric Submersible Pump (ESP)


Electric Submersible Pump (ESP) adalah Prinsip Kerja Electric Submersible Pump
pompa yang dimasukkan ke dalam lubang Prinsip kerja Electric Submersible Pump
sumur yang digunakan untuk memproduksi adalah berdasarkan pada prinsip kerja pompa
minyak secara artificial lift (pengangkatan sentrifugal dengan sumbu putarnya tegak
buatan) dan digerakkan oleh motor listrik. lurus. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolik
Electric submersible pump dibuat atas dasar dengan jalan memutar cairan yang melalui
prinsip pompa sentrifugal bertingkat banyak impeller pompa, cairan masuk ke dalam
dimana keseluruhan dari pompa dan motornya impeller pompa menuju poros pompa,
ditenggelamkan kedalam cairan. Electric dikumpulkan oleh diffuser kemudian akan
submersible pump digunakan pada sumur- dilempar keluar. Oleh impeller, tenaga
sumur yang dalam dan dapat memberikan laju mekanis motor dirubah menjadi tenaga
produksi yang besar. Selain untuk sumur hidrolik. Impeller terdiri dari dua piringan
produksi, ESP juga dapat untuk proyek-proyek yang didalamnya terdapat sudu-sudu. Pada saat
water flooding dan pressure maintenance, impeller diputar dengan kecepatan sudut ,
dimana ESP dipasang pada sumur-sumur cairan dalam impeller dilemparkan keluar
injeksi. Selain dari itu dapat juga digunakan dengan tenaga potensial dan kinetik tertentu.
pada sumur-sumur yang tidak menggunakan Cairan yang ditampung dalam rumah pompa
tubing (tubingless completion) dan produksi kemudian dievaluasikan melalui diffuser,
dilakukan melalui casing. Pada umumnya sebagian tenaga kinetik dirubah menjadi
pompa jenis ini digunakan pada sumur-sumur tenaga potensial berupa tekanan. Karena cairan
artificial lift dengan produksi besar dan GOR dilempar ke luar maka terjadi proses
rendah. penghisapan.
Pompa ESP biasanya dipakai untuk laju
produksi 200-2500 STB/day, walaupun dapat
digunakan untuk produksi sampai 95000
STB/day. Pompa ESP umumnya digunakan
pada sumur miring di daerah lepas pantai.
Didaratan hanya digunakan untuk laju
produksi tinggi yaitu diatas 2000STB/day,
karena pompa angguk akan lebih ekonomis
untuk sumur dengan laju produksi rendah.

30
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

Gambar 2. Instalasi Electric Submersible


Pump (K. E. Brown, 1980)
Gambar 3. Progressing Cavity Pump (S.
Sudrajat, 2003)
Progressive Cavity Pump (PCP)
Progressive Cavity Pump (PCP) merupakan Prinsip Kerja Progressive Cavity Pump (PCP)
salah satu jenis pompa putar (rotary pump) Pada PCP prinsip yang bekerja yaitu proses
yang terdiri dari rotor berbentuk ulir yang pemindahan rongga-rongga yang terbentuk
digerakkan oleh penggerak melalui rod dan antara rotor dan stator yang berlangsung secara
drive head, serta berputar didalam stator yang terus-menerus dimana motor yang berputar
merupakan bagian diam dari pompa yang dalam stator. Pada waktu rotor berputar secara
dihubungkan kepermukaan oleh tubing. eksentris daidalam stator serangkaian rongga-
rongga (cavities) yang terpisah 180o satu sama
lain bergerak maju dari sisi sebelah bawah naik
menuju sisi pompa sebelah atas. Pada saat
rongga yang satu mengecil, rongga yang

31
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

bersebelahan akan membesar dengan bisa dipindah-pindah dari satu sumur ke sumur
kecepatan yang sama sehingga terjadi aliran lainnya tanpa harus membongkar unit
fluida tanpa kejutan-kejutan, karena tidak ada permukaannya.
katup (valve) seperti pada pompa sucker rod
sehingga tidak ada gas yang terperangkap (gas Prinsip Kerja HPU
lock) yang dapat mengurangi efisiensi pompa HPU merupakan alat yang terdiri dari unit
dan aliran yang ada berlangsung secara permukaan dan unit bawah permukaan. Unit
kontinyu dengan kecepatan rendah yang permukaan berbentuk silinder dengan sistim
konstan (low velocity non-pulsating positive torak, dipasang di atas permukaan. Unit bawah
displacement). Pompa jenis ini mampu permukaan prinsip kerjanya sama dengan
menahan telanan tersekat masing-masing prinsip kerja pompa angguk, dimana pada
rongg satu sama lain oleh suatu seal yang waktu upstroke ruangan antara standing valve
terbentuk seperti garis (seal line) antara rotor dan travelling valve akan bertambah
dan stator atau tepatnya pada bagian besar/panjang dan ini akan mengakibatkan
elastomernya. kurangnya tekanan di dalam pompa sehingga
fluida masuk melalui standing valve yang
Hydraulic Pumping Unit (HPU) terbuka disebabkan tekanan dari fluida diluar
Hydraulic Pump merupakan salah satu metode pompa dengan isapan plunger. Saat plunger
artificial lift dimana system pengangkatan sampai batas ketinggian yang bisa diangkat,
cairan dengan pompa hidrolik memanfaatkan maka standing valve dengan sendirinya
cairan bertekanan tinggi (power fluid) sebagai menutup (plunger duduk kembali pada
sumber tenaga untuk menggerakkan pompa di kedudukannya) sehingga fluida tidak dapat
bawah permukaan. Pada umumnya pompa keluar lagi dari pompa. Selanjutnya pada
HPU digunakan pada sumur yang dalam. waktu downstroke dari plunger, standing valve
Pemasangan HPU ditujukan pada sumur- tidak bisa terbuka lagi dan oleh tekanan ke
sumur pompa yang mempunyai aliran yang bawah fluida tidak dapat lewat antara plunger
rendah dengan ciri-ciri reservoir permeabilitas dengan dinding pompa, maka travelling valve
dan tekanan rendah, tetapi memiliki oil cut akan terbuka dan fluida akan naik ke dalam
yang masih tinggi. HPU memiliki keunggulan tubing. Keadaan yang akan terus berkelanjutan
dibandingkan jenis pengangkatan buatan inilah yang membuat fluida terus-menerus
lainnya, karena kapasitas terangkatnya fluida bertambah dalam tubing dan naik ke
bisa disesuaikan kapan saja sesuai dengan permukaan kemudian ke tangki penyimpanan
kondisi reservoir. Keunggulan lainnya adalah melalui separator.
mudah dalam pemasangan, pemeliharaan, serta

32
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

sehingga hanya gas lift valve dan jet pump


yang bisa lewat.

Prinsip Kerja Jet Pump


Pompa jet adalah hidrodinamis seperti ESP
dan bukannya statis seperti PHP ataupun SRP.
Prinsip kerjanya adalah berdasarkan transfer
momentum antara dua aliran power fluid
bertekanan tinggi yang dialirkan melalui suatu
nozel dan energi potensial (tekanan) diubah ke
energi kinetis dalam bentuk kecepatan tinggi
atau jet. Fluida produksi bercampur dengan
Gambar 4. Perbedaan Tubing Pump dan Rod power fluid di pipa pencampuran yang disebut
Pump (N. Huda, 2003) throat. Dengan bercampurnya power fluid
dengan fluida produksi maka momentum
Jet Pump (Pompa Jet) dipindahkan ke fluida produksi sehingga
Pompa jet atau jet pump telah dikembangkan energinya akan meningkat. Dengan
sejak tahun 1930. Jet pump mulai popular pada dilakukannya pencampuran tersebut (pipa
tahun 1970 di industri minyak dan sangat melebar dengan sudut sekitar 6o) maka
populer digunakan di perumahan untuk kecepatan fluida (terutama power fluid ) akan
memompa air. Jet pump cukup baik untuk berkurang dan sebagian energinya diubah
memproduksi minyak dengan laju cukup besar, kembali ke energi potensial (tekanan) yang
karena biaya operasi rendah, tidak mudah cukup untuk mengirim campuran (power fluid
rusak karena tidak ada bagian metal yang balik dan produksi) tersebut ke permukaan.
bergerak, toleran terhadap pasir dan sedikit gas Ukuran dan bentuk nozle serta throat
(gas tersebut dapat membantu mengangkat mempengaruhi laju aliran sedangkan
minyak ke atas bila GOR 400-500 SCF/STB) perbandingan luas nozle dan throat
mengimbangi kehilangan efisiensi pompanya. mempengaruhi head yang terjadi selain juga
Laju produksinya 50-12000 B/D Jet pump laju aliran yang berhubungan dengan head itu
merupakan salah satu dari hanya dua seperti juga pada ESP. Makin besar
kemungkinan artificial lift yang dapat perbandingan nozle terhadap throat maka
digunakan di subsea offshore, karena pipa makin besar pula head yang bisa didapat,
salur di dalam laut radius putarannya kecil, karena laju produksi yang didapat berkurang
dan berarti bahwa makin besar momentum

33
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

yang bisa diserap oleh produksi tadi. Keadaan III. PEMBAHASAN


ini cocok untuk kedalaman pompa yang Metode Artificial Lift dapat dibedakan
relative dalam dengan laju produksi rendah. menjadi:gas lift , metode pompa (sucker rod,
Apabila perbandingan nozzle terhadap throat electric submersible pump, progressive cavity
berkurang, maka luas daerah masuknya fluida pump, hydraulic pumping unit, dan jet pump).
produksi lebih besar tetapi head kecil. Pompa Faktor yang mempengaruhi pemilihan metode
jet ini sesuai untuk sumur dangkal dengan laju yang digunakan dalam metode Artificial Lift
produksi relatif besar. adalah: kondisi reservoir (GOR, produktifitas
Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan sumur, water cut, Pwf, dan mekanisme
dalam perencanaan pengangkatan buatan pendorong reservoirnya), kondisi fluida
menggunakan pompa jet. Selain hal tersebut di (viskositas, densitas, kompresibilitas,
atas, faktor lain yang harus diperhatikan pula kandungan pasir), kondisi lubang sumur
adalah kavitasi (cavitation), yaitu keadaan (temperatur, kedalaman sumur, kemiringan
dimana kecepatan fluida yang masuk terlalu lubang sumur), penyediaan sumber tenaga,
cepat, sehingga tekanan turun di bawah problem produksi, faktor ekonomi, lokasi
tekanan titik gelembung (bubble point produksi di darat (onshore) atau lepas pantai
pressure), sehingga gelembung gas yang (offshore), kelebihan dan kekurangan masing-
keluar dari larutan akan mengakibatkan masing metode artificial lift.
getaran (shock wave) yang dapat mengikis Untuk gas-oil ratio yang berkisar antara 500
dinding throat. Kerusakan pompa dapat terjadi scf/STB hingga 2000 scf/STB metode artificial
dalam waktu relative singkat (beberapa jam lift yang dapat digunakan adalah continous gas
atau beberapa hari saja setelah kejadian lift, sucker rod pump, electric submersible
tersebut). pump, cavity pump, hydraulic pump piston dan
jet pump. Untuk GOR lebih dari 2000
scf/STB, continous gas lift adalah satu-satunya
metoda pengangkatan buatan yang
direkomendasikan.
Sucker rod pump, electric submersible pump,
hydraulic pump piston, cavity pump dan jet
pump dapat digunakan sebagai metoda
pengangkatan buatan pada sumur dengan laju
produksi minyak kurang dari 1000 B/D, yang
dianggap termasuk sumur yang
Gambar 5. Pompa Jet (K. E. Brown, 1980) produktivitasnya rendah.

34
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

Continous gas lift, electric submersible pump, Fluida dengan viskositas kurang dari 100 cp
progressive cavity pump hydraulic pump merupakan fluida yang encer dan pada kondisi
piston dan jet pump direkomendasikan sebagai ini baik continous gas lift, sucker rod pump,
metoda pengangkatan buatan pada sumur electric submersible pump, cavity pump,
dengan laju produksi minyak berada pada hydraulic pump piston dan jet pump dapat
selang antara 1000 B/D sampai 10000 B/D. digunakan sebagai metoda pengangkatan
metoda pengangkatan buatan yang buatan. Continous gas lift dan hydraulic pump
direkomendasikan untuk sumur dengan laju piston dapat digunakan pada kondisi viskositas
produksi minyak lebih besar dari 10000 B/D fluida berada pada kisaran 100 cp – 500 cp.
adalah continous gas lift dan electric Pada kondisi viskositas fluida lebih besar dari
submersible pump 500 cp, continous gas lift, progressive cavity
Sumur dengan water cut yang tinggi pump, jet pump dan hydraulic pump piston
membutuhkan metoda pengangkatan buatan yang direkomendasikan sebagai metoda
dengan kapasitas pengangkatan cairan yang pengangkatan buatan. Hydraulic pump piston
besar seperti continous gas lift, electric dapat digunakan pada fluida dengan viskositas
submersible pump, cavity pump, hydraulic mencapai 800 cp.
pump piston dan jet pump. Continous gas lift merupakan satu-satunya
Reservoir water drive merupakan reservoir metoda pengangkatan buatan yang disarankan
yang mempunyai harga water cut yang tinggi pada sumur dengan kandungan pasir yang
dan adanya water influx sehingga metode tinggi.
produksi yang paling sesuai digunakan adalah Temperatur lubang sumur yang terlalu tinggi
pompa (sucker rod, ESP, cavity pump , dapat mengurangi operating life dari beberapa
hydraulic pump piston dan jet pump). peralatan metoda pengangkatan buatan,
Reservoir gas cap drive merupakan reservoir sehingga penggunaan metoda tersebut menjadi
yang mempunyai fasa gas yang berasal dari tidak efektif. Pada kondisi temperatur lubang
gas cap sehingga metode produksi artificial lift sumur kurang dari 250 oF, baik continous gas
yang paling sesuai digunakan adalah gas lift. lift, sucker rod pump, electric submersible
Reservoir solution gas drive merupakan pump, cavity pump, hydraulic pump piston
reservoir yang mempunyai perbandingan maupun jet pump dapat digunakan sebagai
produksi gas-minyak (GOR) yang relatif tinggi metoda pengangkatan buatan pada sumur
sehingga metode produksi artificial lift yang tersebut karena batasan temperatur ini
paling sesuai digunakan pada reservoir ini merupakan batasan temperatur yang normal.
adalah gas lift. Untuk temperatur Antara 250oF sampai 350oF,
continous gas lift, sucker rod pump, hydraulic

35
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

pump piston dapat digunakan sebagai metoda menggunakan metode pengangkatan


pengangkatan buatan yang dipilih. buatan (Artificial Lift).
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan 3. Penentuan metode pengangkatan buatan
teknologi saat ini, gas lift, hydarulic pump dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
piston, electric submersible pump, progressive kondisi reservoir, kondisi fluida, kondisi
cavity pump, sucker rod pump dan jet pump lubang sumur, lokasi lapangan,
dapat digunakan sebagai metoda pengangkatan ketersediaan sumber tenaga, faktor
buatan pada sumur dengan kedalaman kurang ekonomi, prediksi performance sumur,
dari 14000 ft. Sucker rod pump dapat kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
digunakan pada sumur dengan kedalaman masing-masing metode.
maksimal 14000 ft. Electric submersible pump
dapat digunakan pada kedalaman lebih dari V. DAFTAR PUSTAKA
14000 ft asalkan berada pada batasan Ahmed, Tarek H., 1989. Hydrocarbon Phase
temperatur yang diizinkan. Sedangkan Behaviour, Gulf Publishing Company,
hydraulic pump piston direkomendasikan pada Houston, Texas.
kedalaman lubang sumur lebih dari 14000 ft. Allen, T. O. and Robert, A. P., 1982.
Production Operations, Volume I, Oil
IV. KESIMPULAN & Gas Consultants International, Inc.,
Perencanaan metode produksi membutuhkan Tulsa.
peranan dari data karakteristik reservoir. Amyx, J. W., D. M. Bass Jr. dan R. L.
1. Metode produksi terdiri dari metode Whiting, 1960. Petroleum Reservoir
sembur alam dan metode sembur buatan, Engineering Physical Properties, Mc
dimana metode pengangkatan buatan Graw-Hill Books Company, New
meliputi gas lift dan sistim pemompaan York.
(suker rod pump, electric submersible Anas Puji Santoso, Ir. MT.,1998. Teknik
pump, progressive cavity pump, hydraulic Produksi I, Jurusan Teknik
pumping unit dan jet pump). Perminyakan UPN Veteran
2. Metode sembur alam digunakan apabila Yogyakarta.
tekanan reservoir masih mampu Brown, K. E., 1980. The Technology of
mengangkat fluida kepermukaan. Namun Artificial Lift Methods, Penn Well
jika tekanan reservoir sudah tidak mampu Publishimg Co., Tulsa.
mengangkat fluida kepermukaan, maka Burcik, E. J., 1979. Properties of Petroleum
diperlukan tenaga bantuan dengan Reservoir Fluid, Jonh Willey and
Sons, Inc, New Jersey, 1979.

36
Journal of Earth Energy Engineering ISSN: 2301 – 8097
Jurusan Teknik Perminyakan - UIR

Buzarde, L. E, Jr., 1972. Production


Operations Course I – Well
Completion, Society of Petroleum
Engineers of AIME.
Clark, N. J., 1969. Element of Petroleum
Reservoir, American Institute Of
Mining, Metalurgical and Petroleum
Engineering, Inc., Dallas- Texas.
Craft, B. C. dan M. F. Hawkins., 1959. Applied
Petroleum Reservoir Engineering,
Prentice Hall Inc., englewood Cliffs,
New Jersey.
Dale Beggs, H., 1991. Production
Optimization, Oli & Gas Consultants
International Inc., Tulsa.
Mc. Cain, William D. Jr., 1979. The Properties
Of Petroleum Fluids, Penn Well
Publishing Company, Tulsa,
Oklahoma.
Pirson, S.J., 1958. Oil Reservoir Engineering,
Mc Graw Hill Book Company, Inc.,
New York.
Sudradjat S., 2003. Weatherford : Artificial
Lift System, PT. Catur Khita Persada,
Jakarta.

37

Anda mungkin juga menyukai