Anda di halaman 1dari 5

A.

Nabi Yusuf Bin Ya’kub

Yusuf adalah seorang nabi yang memiliki kemampuan menafsirkan mimpi serta dikenal
sebagai pemangku kuasa di Mesir yang telah menyelamatkan dunia menghadapi wabah
kelaparan melalui kebijaksanaannya. Yusuf merupakan anak kedua belas nabi Ya'qub bin
Ishaq bin Ibrahim. Ia juga merupakan anak sulung Rahil, serta memiliki seorang adik
kandung yakni Bunyamin.

Nama Yusuf diabadikan dalam surah kedua belas di kitab Al-Quran, serta disebut
sebanyak 27 kali di kitab ini. Riwayat hidup Yusuf juga dikisahkan secara khusus dalam
surah tersebut yang Allah sebut sebagai "kisah terbaik dalam Al-Quran."

Sebelum mencapai masa kejayaannya di Mesir, perjalanan hidup Yusuf dipenuhi


berbagai rintangan. Semisal adanya kebencian dan iri dari putra-putra Ya'qub akibat hasutan
setan yang membuat mereka hendak membunuh Yusuf hingga hukuman penjara di Mesir
akibat fitnah keji dari istri pejabat kerajaan Mesir.

Ketika Ya'qub telah dikaruniai sepuluh putra, ia tetap bertahan selama bertahun-tahun
menantikan seorang anak dilahirkan oleh istri kesayangannya, Rahil. Sebab semua putra yang
dilahirkan untuknya terasa tidak sebanding apabila wanita yang paling dicintainya memberi
seorang putra yang selama ini diidamkan. Untuk mewujudkan hal ini, Ya'qub beserta seisi
rumahnya mengadakan ibadah doa secara bertekun agar Allah mengaruniakan putra melalui
Rahil. Allah pun mengabulkan doa mereka dengan kehamilan Rahil.[9]

a. Kelahiran Nabi Yusuf

Sewaktu melahirkan Yusuf, Rahil bersyukur bahwa Allah telah menghapus aib dari
dirinya serta memohon supaya Allah memberikan seorang anak lagi melalui dirinya. Ya'qub
merasa sangat bahagia sebab penantiannya berakhir dengan adanya Yusuf sebab mengetahui
bahwa Yusuf adalah putra yang ditakdirkan untuk menyelamatkan keturunan Ya'qub
menghadapi berbagai kesulitan. Terlebih lagi, kisah hidup Yusuf adalah gambaran dari
perjalanan hidup sang ayah. Sebagaimana Rahil menantikan Yusuf untuk waktu yang lama,
demikian pula Ribkah menantikan Ya'qub. Sebagaimana Ibunda Yusuf mengalami rasa perih
dalam persalinannya, demikian juga Ibunda Ya'qub. Sebagaimana Yusuf mempunyai seorang
saudara kandung, yakni Bunyamin, demikian pula Ya'qub mempunyai seorang saudara
kandung, yakni Ishau. Sebagaimana Yusuf bekerja keras dibawah tekanan seorang wanita,
demikian pula Ya'qub bekerja keras hanya demi memperoleh seorang wanita. Walaupun
Yusuf bukan anak pertama, tetapi ia berhak menerima warisan anak sulung, demikian juga
Ya'qub. Sebagaimana Yusuf dibenci oleh sejumlah saudaranya, demikian pula Ya'qub
dibenci oleh saudaranya. Sebagaimana Yusuf merupakan anak kesayangan orang tuanya,
demikian juga Ya'qub. Baik Yusuf maupun Ya'qub pernah tinggal bertahun-tahun di negeri
asing. Baik Yusuf maupun Ya'qub pernah bekerja kepada majikan yang diberkati Allah
secara berlimpah akibat kesalehan keduanya. Baik Yusuf maupun Ya'qub disertai oleh sosok
malaikat pelindung yang menjaga keselamatan keduanya. Baik Yusuf maupun Ya'qub
mendapat pertanda yang besar melalui mimpi. Baik Yusuf maupun Ya'qub dikaruniai
kekayaan berlimpah dalam hidup mereka. Baik Yusuf maupun Ya'qub meninggal di negeri
Mesir. Baik jasad Yusuf dan Ya'qub dikebumikan di negeri Palestina. Selama 17 tahun
Ya'qub mengurus kebutuhan hidup Yusuf, selama itu pula Yusuf mengurus kebutuhan hidup
Ya'qub di Mesir.

Dengan lahirnya Yusuf, Ya'qub hendak menyudahi masa pengembaraannya di negeri


Haran agar ia bisa kembali ke negeri asalnya dengan membawa serta seluruh keluarganya.[4]
Namun, Laban tidak serta merta memberikan izin untuk Ya'qub meninggalkan negeri Haran.
Disertai perdebatan keras, Ya'qub bersama seisi rumahnya akhirnya berhasil pulang ke negeri
asalnya setelah mengadakan kesepakatan dengan Laban. Walau sempat pula berhadapan
dengan Ishau dan pasukannya, Ya'qub berdamai dengan sang kakak. Sebelum mencapai
wilayah Kana'an, Rahil melahirkan Benyamin, adik kandung Yusuf.

b. Masa Muda Nabi Yusuf

Yusuf dan Bunyamin diasuh secara langsung oleh sang ayah sebagai pengganti sang
ibu yang telah meninggal dunia. Oleh karena kedekatan Ya'qub dengan kedua putra Rahil,
saudara-saudara Yusuf yang lain menganggap sang ayah memperlakukan keduanya secara
istimewa. Terdapat alasan khusus bagi Ya'qub mengistimewakan Yusuf dibanding anak-
anaknya yang lain,[11] Ya'qub yang bergelar seorang nabi memiliki ilmu khusus beserta
kelebihan yang tidak dimiliki oleh manusia biasa, ia memahami sebuah pertanda bahwa
keturunannya tidak akan selamat apabila Yusuf telah mati ketika dirinya masih hidup. Oleh
sebab itu, Ya'qub sangat memperhatikan keselamatan Yusuf dan mengawasi secara khusus
keadaan putra kesayangannya setiap waktu.

Selain dari penilaian sang ayah, sosok Yusuf sendiri mewarisi kenabian dan kelebihan
khusus yang dimiliki oleh kedua leluhurnya, Ibrahim dan Ishaq, yang dipilih secara khusus
oleh Allah untuk menerima ajaran langka yang hanya dimiliki dalam keluarga Ibrahim.[12]
Hal ini tampak ketika Yusuf mendapati mimpi bahwa sebelas bintang, matahari serta bulan
bersujud terhadap Yusuf. Saat mendengar hal ini dari Yusuf, Ya'qub memahami makna
mimpi ini sebagai isyarat keistimewaannya dibanding anak-anak Ya'qub yang lain. Ya'qub
juga melarang Yusuf menceritakan hal demikian kepada saudara-saudaranya yang dapat
mengakibatkan setan menghasut mereka merencanakan tipu daya terhadap dirinya.

Akibat adanya perlakuan khusus terhadap Yusuf, salah satu anak Ya'qub pun
mengeluhkan sikap sang ayah yang dianggap tidak adil terhadap anak-anaknya yang lain.
Bahkan terdapat salah seorang dari mereka yang berniat membunuh ataupun mengasingkan
Yusuf agar kasih sayang sang ayah beralih kepada mereka saja. Akan tetapi rencana ini
ditolak sewaktu seorang anak Ya'qub menyarankan supaya melempar Yusuf kedalam ke
dasar sumur agar dibawa oleh kaum saudagar yang melintas. Mereka pun berencana
mengajak Yusuf pergi lalu melemparkannya ke dalam dasar sumur. Meskipun demikian,
Ya'qub tidak serta merta memberi kepercayaan kepada mereka untuk melindungi Yusuf
sewaktu mereka berpergian sebab Ya'qub khawatir bahwa anak kesayangannya akan
diterkam oleh serigala. Namun mereka tetap berusaha meyakinkan sang ayah serta
menyatakan bahwa mereka adalah golongan yang lemah jika Yusuf sampai diterkam serigala.

Tatkala Yusuf bersama saudara-saudaranya telah berangkat meninggalkan rumah,


mereka melaksanakan rencana untuk melempar Yusuf ke dasar sumur. Sebelum melempar
Yusuf, mereka melepaskan baju Yusuf yang kemudian dibawa sebagai bukti tentang kabar
kematiannya. Ketika Yusuf berada di dalam sumur, Allah berfirman kepadanya bahwa kelak
ia akan menceritakan kejadian ini kepada mereka sewaktu mereka telah melupakannya.
Ketika saudara-saudara Yusuf pulang di waktu senja hari, mereka berpura-pura menangis
seraya menunjukkan jubah Yusuf yang telah dilumuri darah sebagai bukti bahwa ia telah
diterkam serigala. Walau demikian, Ya'qub tidak seketika mempercayai hal yang diceritakan
oleh anak-anaknya, ia memilih bersabar dan beserah diri kepada Allah atas kebenaran cerita
yang mereka sampaikan.

Setelah berada di penjara Mesir akibat difitnah oleh Zulaikha, Yusuf masih tetap
menerima cobaan dari wanita ini. Zulaikha menyatakan bersedia menebus Yusuf dari dalam
penjara apabila ia menuruti rayuannya, tetapi Yusuf tetap bersabar dan tak begeming dari
keputusannya semula untuk menahan diri dari melakukan tindakan buruk.[4] Oleh karena
kepribadiannya yang baik dan cerdas, Yusuf dipercaya oleh penjaga penjara sebagai
pengawas para tahanan.
c. Sang Penafsir Mimpi

Beberapa waktu kemudian, terdapat upaya pembunuhan terhadap Fir'aun yang


dilakukan oleh seorang tukang roti dan tukang pemeras anggur kerajaan. Keduanya dituduh
bersalah atas percobaan pembunuhan sehingga harus ditahan dalam penjara yang juga dihuni
Yusuf. Beberapa waktu kemudian, baik tukang roti maupun tukang anggur ini mendapati
mimpi misterius yang menggelisahkan pikiran keduanya. Keduanya pun mencoba bertanya
kepada Yusuf yang dianggap cerdas dalam menafsirkan perkara-perkara yang rumit.

Sebelum menjawab pertanyaan ini, Yusuf menjelaskan agamanya kepada kedua


tahanan ini dengan berkata bahwa ia telah meninggalkan agama dari orang-orang yang tak
percaya kepada Allah serta yang tak meyakini adanya hari akhir. Yusuf juga menyatakan
dirinya adalah pengikut agama para leluhurnya, agama Ibrahim, Ishaq, dan Ya'qub bahwa
tidaklah patut bagi dirinya mempersekutukan sesuatupun dengan Allah, serta menyadari
bahwa sebagian besar manusia tidak bersyukur. Yusuf bertanya tentang perbandingan antara
dewa yang bermacam-macam dengan Allah yang Tunggal, bahwa nama-nama sembahan
mereka selain Allah merupakan nama-nama yang diada-adakan oleh kaum leluhur mereka
walaupun Allah tidak menghadirkan keterangan apapun tentang sembahan tersebut.
bahwasanya Hukum adalah kewenangan Allah serta Allah telah memerintahkan supaya tidak
mengabdi kepada selain Dia tetapi sebagian besar manusia tidak memahami hal demikian.

Yusuf menafsirkan mimpi kedua tahanan ini bahwa salah seorang dari mereka akan
memberi minum anggur kepada raja Mesir, sedangkan seorang lain akan disalib lalu burung
memakan sebagian kepalanya. Yusuf juga berpesan kepada tahanan yang akan selamat
supaya menceritakan tentang keadaan dirinya kepada sang raja. Akibat tukang anggur itu
lupa atas bantuan Yusuf, sang nabi masih harus berada di dalam penjara.[23] Ketika Fir'aun
mengalami mimpi-mimpi yang aneh, ia merasa cemas sebab hal demikian selalu menghantui
pikirannya. Bahkan para ahli tafsir mimpi di kerajaan Mesir tiada yang sanggup menyingkap
makna dibalik mimpi ini.

Mendapati mimpi Fir'aun ini, tukang anggur teringat tentang Yusuf yang pernah
menafsirkan secara tepat mimpinya dahulu maka ia meminta Fir'aun mengutusnya untuk
bertanya kepada Yusuf tentang penafsiran mimpi tersebut. Setelah menemui Yusuf, tukang
anggur mendapat tafsiran dari Yusuf bahwa mimpi Fir'aun bermakna supaya mereka
bercocok tanam selama tujuh tahun kemudian setelah masa panen sebagian besar biji yang
dituai agar disimpan baik dengan sedikit yang disiapkan untuk kebutuhan makanan,
kemudian akan datang tujuh tahun paceklik, yang menghabiskan persediaan yang tersimpan
untuk menghadapinya, kecuali sebagian kecil dari simpanan makanan, setelah itu akan datang
masa yang padanya manusia diberi hujan dan pada masa itu mereka memeras anggur.

Setelah mendengar kesaksian dari tukang anggur kerajaan, Fir'aun memerintahkan


supaya Yusuf hadir menghadap dirinya. Sewaktu mendengar permintaan Fir'aun, Yusuf ingin
mengetahui tanggapan raja tentang kesaksian para wanita yang pernah melukai tangan
sewaktu memandang dirinya. Ketika mengetahui bahwa Yusuf tidak berbuat buruk terhadap
mereka sehingga istri majikannya pun mengakui kesalahannya, sang raja Mesir menyadari
bahwa Yusuf adalah orang yang tepercaya dan gentar terhadap Tuhan. Yusuf juga
menyatakan bahwa ia tidak membiarkan nafsu menguasai dirinya sebab nafsu selalu
cenderung terhadap hal keji terkecuali nafsu yang berasal dari rahmat Allah. Fir'aun pun
menunjuk Yusuf sebagai penasehat kepercayaan yang berkedudukan istimewa dalam istana
Mesir, sehingga ia memiliki kewenangan khusus di seluruh negeri.1

B. Naskah Pustaka Rajya Rajya I Bumi Nusantara

Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara, adalah sebuah karya sastra dalam bahasa
Jawa Kuno yang berasal dari Cirebon. Konon karya sastra ini merupakan bagian dari Naskah
Wangsakerta yang diprakarsai oleh Panitia Pangeran Wangsakerta.

Isi buku ini terutama mengenai sejarah, dan terutama sejarah kerajaan-kerajaan di
bumi Nusantara, seperti disebut dalam judulnya.

Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara dibagi ke dalam lima "parwa" (bab), yang
masing-masing berjudul tersendiri:

1. Pustaka Kathosana Rajyarajya i Bhumi Nusantara


2. Pustaka Rajyawarnana Rajyarajya i Bhumi Nusantara
3. Pustaka Kertajaya Rajyarajya i Bhumi NUsantara
4. Pustaka Rajakawasa Rajyarajya i Bhumi Nusantara
5. Pustaka Nanaprakara Rajyarajya i Bhumi Nusantara.2

1
https://id.wikipedia.org/wiki/N%D0%B0bi_Yusuf
2
https://id.wikipedia.org/wiki/Pustaka_Rajya_Rajya_i_Bhumi_Nusantara

Anda mungkin juga menyukai