Anda di halaman 1dari 15

MODUL II

PENGGUNAAN VISUAL DSP++ 5.1.2


Amanda Madeliane Christine (118130067)
Asisten : Shovyana Wulan Tika (13117007)
Tanggal Percobaan : 29/04/2021
EL3031 Praktikum Pengolahan Sinyal Digital
Laboratorium Teknik Elektro
Institut Teknologi Sumatera

Abstrak— Pada praktikum pengolahan sinyal digital modul 2 Adapun tujuan dari percobaan modul ini ialah:
ini akan membahas mengenai penggunaan visual DSP++ 5.1.2.
Praktikum ini mengharapkan praktikan dapat mengerti dan 1. Praktikan mengerti dan mampu menjelaskan fungsi-
mampu menjelaskan fungsi-fungsi tool-tool yang terdapat visual
fungsi tool-tool yang terdapat visual DSP++.
DSP++, dan mampu melakukan debugging dengan visual DSP++.
DSP++ merupakan sejenis mikrokontroller yang dirancang 2. Praktikan mampu melakukan debugging dengan
khusus guna pemrosesan isyarat digital. DSP++ ini biasa visual DSP++.
digunakan untuk memfilter,mengukur atau mengkompresi dan
menghasilkan sinyal analog. Dalam membuat pemrosesan sinyal II. LANDASAN TEORITIS
digital kita akan mengambil sampel berupa audio, suara, video,
suhu ataupun tekanan lalu kemudian dimanipulasi secara A. Defenisi DSP (Digital Signal Processing)
matematis untuk direpresentasikan sebagai waktu dan frekuensi
diskrit supaya dapat diproses secara digital. Praktikum ini DSP merupakan sejenis mikroprosesor yang dirancang
dilakukan dengan menggunakan software visual DSP++ 5.1.2, khusus guna pemrosesan isyarat digital (digital signal
software Audiacity, board blackfin dan speaker. Praktikum ini processing). Digital Signal Processing (DSP) ialah segala
terdapat 3 percobaan yang akan di lakukan dimana yang pertama pemrosesan yang berhubungan dengan sinyal digital. Nah
yaitu percobaan meneruskan sinyal masukan dari input sebagai Biasanya komponen elektronika digital ini digunakan untuk
keluaran pada port output, kedua percobaan meneruskan sinyal komputer yang memerlukan waktu tanggap (response time)
keluaran sebagai hasil amplikasi sinyal masukan dan terakhir
percobaan FIR dengan circular buffer sederhana. Melalui 3
yang cepat (untuk real-time applications). Sinyal yang masuk
percobaan ini hasil yang di dapatkan diharapkan dapat memerlukan proses sehingga bisa ditampilkan serta dianalisa
mengetahui penjelasan mengenai bentuk sinyal di dapatkan , dan atau dikonversi ke jenis lain dari sinyal yang akan bisa dipakai.
mengentahui besar intensitas suaranya melalui plot spektrum Di kehidupan sehari-hari, produk analog mendeteksi sinyal
suara di audiacity. seperti suara, cahaya, suhu, tekanan serta memanipulasinya.
Konverter Digital Signal Processing mengambil alih dalam
Kata Kunci—DSP++ 5.1.2, buffer, desibel, FIR, audiacity. menangkap sinyal informasi digital serta memrosesnya. Lalu,
informasi digital kembali dipakai di dunia nyata. Ini salah satu
I. PENDAHULUAN cara baik digital maupun analog dengan menggunakan
Pada zaman modern ini hampir segala bidang kehidupan konverter Digital – to – Analog. Nah Tentunya pada kecepatan
manusia sudah di control dengan menggunakan kecanggihan yang sangat tinggi. Kontraktor Instalasi Elektronika Gedung
dari fitur-fitur computer. Salah satunya yaitu fitur multimedia Pada dasarnya DSP adalah alat yang dipakai untuk
memudahkan dalam pemrosesan data pada bidang bidang
yang mana terdiri dari audo dan visual. Dalam pengolahan fitur
tertentu. Oleh karena itu sangat sulit bagi seseorang untuk dapat
tersebut dibutuhkan DSP atau Digital Signal Processing. Pada
menjadi spesialis dalam bidang ini secara menyeluruh.[1]
dasarnya DSP banyak digunakan untuk mengubah atau
memanipulasi sinyal analog atau digital. Digital Signal
Processing ini juga telah banyak ditemukan dalam berbagai B. Visual DSP++
macam aplikasi, seperti aplikasi pemrosesan sinyal komunikasi Software VDSP++ adalah pemrograman yang digunakan
data, video, suara, audio atau biomedik hingga instrumentasi untuk board blackfin lebih tepatnya yaitu Visual DSP++ versi
dan robotic. DSP dapat kita jumapi juga dalam sistem kontrol 5.1.2 . Perangkat lunak ini digunakan untuk mengembangkan
dalam industri serta keperluan pendidikan. Untuk mendukung proyek berisi source code yang nantinya akan dimasukkan ke
proses pengembangan sistem yang terkait dengan DSP dalam prosesor Blackfin dalam bentuk object code. VDSP++
diperlukan suatu software yang menangani berbagai proses ini mampu untuk men-debug, monitoring memori pada
supaya pengguna akan dapat langsung melihat hasil / respon prosesor DSP serta mampu melakukan analisis secara real time.
atas inputan yang diberikan dalam suatu proses sinyal seperti Terdapat fase dalam penggunaan VisualDSP++ yang
software audiacity. ditunjukkan oleh blok diagram pada gambar berikut:
macam peripheral yang digunakan untuk pengembangan.
BF561EZ mempunyai fitur:
1. Prosesor ADSP-BF561 Blackfin.
2. 64 MB (16 M x 16-bit x 2) SDRAM.
3. 8 MB (4 M x 16-bit) FLASH memory.
Gambar 1. Fase dalam Penggunaan VisualDSP++ 4. AD1836 multichannel96 kHz audio codec.
5. 3 RCA jack untuk composite (CVBS),
Beberapa tool penting pada VisualDSP++ : differential component (YUV) atau S video (Y/C)
1. View. input.
Terdapat 2 macam yaitu : 6. RCA jack untuk input/output audio stereo.
1.a View nilai variabel pada kode 7. 10-bit video decoder ADV7183A.
Tool ini digunakan untuk memperlihatkan nilai-nilai 8. NTSC/PAL video encoder ADV7179.[4]
variabel pada kode.
Prosedurnya adalah sebagai berikut: Pada Menu bar
klik : View -> Debug Windows ->Expressions [2] III. METODOLOGI
1.b View grafik waktu dan frekuensi Alat dan Bahan
Tool ini digunakan untuk memperlihatkan grafik • Laptop (1buah)
waktu dan frekuensi dari sinyal-sinyal. • Software Visual DSP++ 5.1.2 (1buah)
Prosedur nya adalah sebagai berikut : Pada Menu bar
klik : View ->Debug Windows ->Plot ->New Langkah Kerja
C. Audiacity Percobaan A : Percobaan meneruskan sinyal masukan dari
Audacity merupakan sebuah aplikasi pemberi efek suara. input sebagai keluaran pada port output
Aplikasi ini dibangun dengan Pustaka WxWidgets sehingga Hubungkan kabel plug (male) dan sinyal masukan pada
jack (female) dari Board BF561EZ pada kanal 0
dapat berjalan pada berbagai Operating System. Dengan
menggunakan audacity, pengguna dapa mengoreksi berkas
suara tertentu, atau sekedar menambahkan berbagai efek yang Hubungkan ujung lainnya ke speaker
disediakan. Kelebihan aplikasi ini terletak pada fitur yang
disediakan serta kestabilannya. Pustaka yang digunakan juga Buka proyek bernama Talkthrough dari kumpulan
tidak terlalu banyak dan waktu tunggunya tidak terlalu lama. contoh program (File + Open + Project Group)
Sedangkan kekurangannya yaitu terletak pada interface(antar
muka) yang sedikit kaku dibandingkan dengan aplikasi sejenis. Lihat source code dengan klik process_data.c (Core A +
Source File)
Pada praktikum ini, software audacity digunakan untuk
melihat bentuk sinyal input dan output serta meliha respons
frekuensinya. Stage atau lembar kerja pada Audacity cukup Compile + build load project
sederhana dan mudah dipahami. Kita tidak diharuskan
mempunyai keahlian khusus untuk mengoperasikan perangkat
Jalankan program dengan klik Debug + Run
lunak ini. Berikut ini adalah tampilan lembar kerja Audacity :
[3]
Amati sinyal masukan dan keluaran

Percobaan B : Percobaan meneruskan sinyal keluaran


sebagai hasil amplikasi sinyal masukan

Gambar 1. Fase dalam Penggunaan VisualDSP++

D. Board Blackfin BF561EZ


Blackfin BF561EZ adalah sebuah development board
produksi dari Analog Devices yang digunakan untuk penelitian
dan pengembangan aplikasi menggunakan Prosesor
ADSPBF561. Blackfin BF561EZ ini terdiri dari bermacam-
Hubungkan kabel plug (male) dan sinyal masukan pada iChannel0RightOut = iChannel0RightIn;
jack (female) dari Board BF561EZ pada kanal 0 iChannel1LeftOut = Channel1LeftIn;
iChannel1RightOut = iChannel1RightIn;
Hubungkan ujung lainnya ke speaker }

Hasil keluaran sinyal dan spektrumnya :


Buka proyek bernama Talkthrough dari kumpulan contoh
program (File + Open + Project Group) - Sinyal keluaran dari Audiacity

Lihat source code dengan klik process_data.c (Core A +


Source File)

Amati baris kode pada project window + ubah baris


pertama dan kedua sesuai pada ketentuan modul

Compile + build load project

Jalankan program dengan klik Debug + Run

Amati sinyal masukan dan keluaran serta perubahan - Spektrum sinyal keluaran dari Audiacity
yang terjadi

Percobaan C : Percobaan FIR dengan circular buffer


sederhana
Hubungkan kabel plug (male) dan sinyal masukan pada
jack (female) dari Board BF561EZ pada kanal 0

Hubungkan ujung lainnya ke speaker

Buka proyek bernama Talkthrough dari kumpulan contoh


program (File + Open + Project Group)

Lihat source code dengan klik process_data.c (Core A +


Source File)

Ketik inisialisasi sesuai pada modul + pada void


process_data(void) masukkan kode sesuai pada modul Percobaan B : Percobaan meneruskan sinyal keluaran
sebagai hasil amplikasi sinyal masukan
Compile + build load project
Algoritma Percobaan :
a. Tanpa di ubah baris kode pada project window
Jalankan program dengan klik Debug + Run void Process_Data(void)
{
Amati sinyal masukan dan keluaran serta perubahan iChannel0LeftOut = iChannel0LeftIn;
yang terjadi iChannel0RightOut = iChannel0RightIn;
iChannel1LeftOut = iChannel1LeftIn;
iChannel1RightOut = iChannel1RightIn;
}
IV. HASIL DAN ANALISIS
b. Diubah baris kode pertama dan kedua pada project
Data Hasil Percobaan window
void Process_Data(void)
Percobaan A : Percobaan meneruskan sinyal masukan dari
{
input sebagai keluaran pada port output
iChannel0LeftOut = 2*iChannel0LeftIn;
iChannel0RightOut =0.25* iChannel0RightIn;
Algoritma Percobaan :
iChannel1LeftOut = iChannel1LeftIn;
void Process_Data(void)
iChannel1RightOut = iChannel1RightIn;
{
}
iChannel0LeftOut = iChannel0LeftIn;
Hasil keluaran sinyal dan spektrumnya :
a. Tanpa di ubah baris kode pada project window
- Sinyal keluaran dari Audiacity

- Spektrum sinyal keluaran dari Audiacity

Percobaan C : Percobaan FIR dengan circular buffer


sederhana

Algoritma Percobaan :
#include "Talkthrough.h"
#define BUFFERLENGTH 32
int
bufferLeft[BUFFERLENGTH],bufferRight[BUFFERLENGT
H]={0,0,0};
int tempLeft, tempRight = 0;
int i,j=0;
//Filter Coefficients (from MATLAB):
int filter[BUFFERLENGTH]= { -4.0920e+006,
-4.8192e+006, -6.0388e+006, -7.0440e+006,
-6.5343e+006, -2.8071e+006, 5.9122e+006,
2.1061e+007, 4.3334e+007, 7.2381e+007,
Hasil keluaran pada percobaan 2a ini sama seperti hasil 1.0666e+008, 1.4354e+008, 1.7958e+008,
percobaan 1 karena kodinganya sama . 2.1099e+008, 2.3425e+008, 2.4663e+008,
2.4663e+008, 2.3425e+008, 2.1099e+008,
b. Diubah baris kode pertama dan kedua pada project window 1.7958e+008, 1.4354e+008, 1.0666e+008,
- Sinyal keluaran dari Audiacity 7.2381e+007, 4.3334e+007, 2.1061e+007,
5.9122e+006, -2.8071e+006, -6.5343e+006,
-7.0440e+006, -6.0388e+006, -4.8192e+006,
-4.0920e+006};
//--------------------------------------------------------------------------
//
// Function: Process_Data()
//
//
//
// Description: This function is called from inside the SPORT0
ISR every //
// time a complete audio frame has been received. The new ////
input samples can be found in the variables iChannel0LeftIn,//
- Spektrum sinyal keluaran dari Audiacity // iChannel0RightIn, iChannel1LeftIn and iChannel1RightIn //
// respectively. The processed data should be stored in //
// iChannel0LeftOut, iChannel0RightOut, iChannel1LeftOut, //
// iChannel1RightOut, iChannel2LeftOut and
iChannel2RightOut //
// respectively.
//
//--------------------------------------------------------------------------
//
void Process_Data(void)
{
//iChannel0LeftOut =2*iChannel0LeftIn;
//iChannel0RightOut =0.25*iChannel0RightIn;
//iChannel1LeftOut = iChannel1LeftIn;
//iChannel1RightOut = iChannel1RightIn;
//channel0
//
//
//Left
// - Spektrum sinyal keluaran dari Audiacity
//
//Buffering input
bufferLeft[i] = iChannel1LeftIn;
//convolution with circular buffer
tempLeft=0;
for (j = 0; j < BUFFERLENGTH; j++){
tempLeft += (filter[j] >> 16) * (bufferLeft[(i + j)
% BUFFERLENGTH] >> 15);
}
//Output
iChannel1LeftOut = tempLeft;
// //Right
//
//Buffering input
bufferRight[i]= iChannel1RightIn;
//convolution with circular buffer
tempRight=0;
for (j = 0; j < BUFFERLENGTH; j++)
{ Analisa
tempRight += (filter[j] >> 16) * (bufferRight[(i + j)
% BUFFERLENGTH] >> 15); Pada percobaan pertama yaitu tentang percobaan
} meneruskan sinyal masukan dari input sebagai keluaran pada
//Output port output kita akan mengamati bagaimana hasil output sinyal
iChannel1RightOut=tempRight; pada domain waktu dan spektrum sinyal output pada domain
//decreasing i (circular) frekuensi akibat dari pengaruh syntax pada program di visual
// DSP++ dan pengaruh board balckfin terhadap sinyal pada
i=(i+BUFFERLENGTH-1)%BUFFERLENGTH; Audiacity . Pada percobaan ini digunakan sampel audio lagu
// Indonesia Raya selama 10 detik kemudian kita lakukan analisis
//channel1 plot sinyal. Dari bentuk sinyal yang didapatkan pada domain
//Left waktu dan frekuensi tampak identic sama karena pada
iChannel0LeftOut = iChannel0LeftIn; pemograman visual DSP++ nilai sinyal output pada chanel 0
//right program disetting sama dengan nilai sinyal inputnya. Sehingga
iChannel0RightOut = iChannel0RightIn; sinyal output akan meneruskan sinyal input langsung menjadi
} sinyal output tanpa adanya perubahan apapun. Pengaruh yang
diberikan blackfin juga akan sama sesuai pemograman selama
Hasil keluaran sinyal dan spektrumnya : sampling dan memproses sinyal. Dari analisis plot sinyal
- Sinyal keluaran dari Audiacity didapatkan bahwasannya intensitas audio lagu yang digunakan
adalah berkisar dari (-90dB) sampai (-17dB) dan frekuensinya
adalah dari 43Hz – 21999Hz.
Pada percobaan kedua yaitu tentang percobaan meneruskan
sinyal keluaran sebagai hasil amplikasi sinyal masukan kita
akan mengamati hasil sinyal output yang baru /berbeda dengan
sinyal input yang diberikan akibat adanya amplikasi. Pada
percobaan ini juga sama yg digunakan adalah sampel audio lagu
Indonesia Raya selama 10 detik kemudian kita lakukan analisis
plot sinyalnya . Dari bentuk sinyal yang didapatkan pada
domain waktu dan frekuensi tampak berbeda hal ini
dikarenakan adanya pengalian sebuah variable pada baris program nya maka hasil keluaran sinyal output akan
pertama sebesar 2 kali di sebelah kanan dan 0,25 kali disebelah mengalami amplikasi atau dalam kata lain tidak akan
kiri yang menyebabkan adanya amplikasi (pengecilan dan sama dengan masukan sinyal input.
pembesaran) sinyal. Tampak saat di pemograman di terjadi
perubahan sinyal output dimana pada sinyal output sebelah
VI. REFERENSI
kanan (sinyal output atas) amplitude nya menjadi 2 kali dari
sinyal inputnya sedangkan amplitude sinyal output sebelah kiri
(sinyal bawah) akan menjadi ¼ kali sinyal input. Pengalian [1] http://www.alkonusa.com/news/mengenal-digital-signal-
variable ke program ini juga mempengaruhi respon sinyal
processor-dsp/
dimana yang duluan merespon audio adalah sinyal output
sebelah kanan kemudian dilanjutkan sinyal output sebelah kiri.
[2] Modul 3 Praktikum PSD Penggunaan Visual DSP++ 5.1.2
Untuk analisis plot sinyal didapatkan bahwasannya intensitas
audio lagu yang digunakan adalah berkisar dari (-90dB) sampai [3] https://helloitsaph.wordpress.com/2018/04/23/apa-itu-
(-14dB) dan frekuensinya adalah dari 43Hz – 21999Hz. audacity/
Pada percobaan ketiga yaitu tentang percobaan FIR dengan
circular buffer sederhana, disini kita akan melakukan
[4] https://pdfcoffee.com/el31100513211059-pdf-free.html
pengamatan yang sama pada sinyal output pada domain waktu
dan spektrum sinyal output pada domain frekuensinya. Pada
percobaan ini juga masih menggunakan sampel yang sama
yaitu sampel audio lagu Indonesia Raya selama 10 detik dan
sebuah kodingan inisialisasi + process data yang sudah tersedia
di Visual DSP ++. Dari bentuk sinyal yang didapatkan pada
domain waktu dan frekuensi tampak sama dikarenakan nilai
sinyal output pada chanel 0 program disetting sama dengan
nilai sinyal inputnya pada bagian void process nya. Namun.
yang membedakannya adalah analisis plot sinyal yang
dihasilkan yakni dari gambar spectrum sinyal dapat
disimpulkan bahwasannya filter FIR yang digunakan
merupakan filter lowpass filter karena bentuk grafik terlihat
turun. Untuk analisis plot sinyal nya sendiri didapatkan
bahwasannya intensitas audio lagu yang digunakan adalah
berkisar dari (-90dB) sampai (-16dB) dan frekuensinya adalah
dari 43Hz – 5000Hz.

V. SIMPULAN

1. Pada visual DSP++ terdapat tools penting yang dapat


digunakan yaitu View, dimana terdapat 2 jenis view yaitu
view nilai variable pada kode dan view grafik waktu dan
frekuensi. Pada view nilai variable digunakan untuk
memperlihatkan nilai-nilai variable dari kode sedangkan
view grafik waktu dan frekuensi digunakan untuk
memperlihatkan grafik waktu dan frekuensi dari sinyal.
Ada tools project yang digunakan untuk mengcompile
kodingan dan membangun program , tools debugging
yang berfungsi untuk memeriksa syntax program serta
terdapat tools session yang digunakan untuk memastikan
apakah board blackfin yang kita gunakan sudah
teridentifikasi atau sudah terbaca belum tipenya pada
software visual DSP++ yang digunakan.
2. Proses Debugging pada Visual DSP++ adalah proses
pemeriksaan syntax dan probe point, dimana saat kita
Run program yangsudah dibuat maka akan keluar hasil
output yang sesuai program kita buat tersebut. Sehingga
kita dapat mengetahui pengaruh syntax pada program
terhadap output yang kita dapatkan. Seperti misalnya saat
terdapat syntak sinyal input dan output yang mana pada
sinyal input tidak mengalami perubahan apapun lalu pada
sinyal output kita kalikan sebuah variable pada syntax
Lampiran

Kartu Praktikum

BCP

Anda mungkin juga menyukai