Disusun oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kelancaran
dan kemudahan atas pembuatan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Filsafat&Ilmu Logika. Isi dari makalah ini dapat membantu bagi para
pembaca dan dapat menambahkan pengetahuan.
Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan tetapi penulis akan berusaha membuat
makalah sebaik mungkin. Mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang membuat
kurang nyaman. Penulis akan lebih baik untuk membuat makalah untuk kedepannya.
BAB 1
Filsafat bisa juga diartikan sebagai ilmu yang berusaha mencari sebab yang sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan pikiran atau rasio. Filsafat adalah pandangan
hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan.
Filsafat sendiri merupakan suatu ilmu pengetahuan karena memiliki logika, metode dan
sistem. Namun filsafat berbeda dari ilmu-ilmu pengetahuan kehidupan lainnya oleh
karena memiliki obyek tersendiri yang sangat luas.
Filsafat juga merupakan studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran
manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami
dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan
mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi
dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu.
C. Ontologi Monistik
Lama berselang diyunani kuno, Parmenides mengatakan, kenyataan itu tunggal
adanya, dan segenap keanekaragaman, perbedaan serta perubahan, bersifat semu
belaka. Dewasa ini system monistik seperti itu tidak umum dianut orang. Karena,
justru perbedaanlah yang merupakan katagori dasar segenap kenyataan yang ada yang
tidak dapat disangkal lagi kebenarannya. Tetapi, ada juga orang-orang yang
berpendirian bahwa pada dasarnya segala sesuatu sama hakekatnya. Pendirian yang
demikian ini dianut oleh para pendukung paham monisme dewasa ini.yaitu kaum
idealism dan kaum materialisme. Sesungguhnya, yang tersngkut dalam hal ini ilah
masalah terdapat atau tidaknya macam-macam kenyataan yang berbedah-bedah.
Sudah tentu jika kita mengatakan segala sesuatu merupakan kenyataan, maka sampai
sejauh itu memang segala sesuatu sama. Perbedaan yang pokok diantara par penganut
monisme dengan para pengenut non monisme ialah dalam sikap mereka masing-
masing yang menerima atau menolak pernyataan.
2.2 Epistemologi
BAB 3
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Ontologi juga dapat diartikan sebagai keberadaan (The theory of being qua being)
atau ilmu tentang yang ada. Menurut istilah, ontologi adalah ilmu yang membahas
tentang hakikat yang ada, yang merupakan ultimate reality yang berbentuk
jasmani, kongkret maupun rohani atau abstrak (Bakhtiar, 2004).
Epistemologi atau filsafat pengetahuan merupakan salah satu cabang filsafat yang
mempersoalkan masalah hakikat pengetahuan. Apabila kita berbicara mengenai
filsafat pengetahuan, yang dimaksud dalam hal ini adalah ilmu pengetahuan
kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat
pengetahuan.
Aksiologi merupakan sebuah teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering
dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara
moral. Langeveld berpendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal
utama: etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat penilaian yang
membicarakan perilaku seseorang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang
nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan buruk.
Daftar Pustaka
https://www.zonareferensi.com/pengertian-filsafat/
https://abraham4544.wordpress.com/umum/ontologi/
http://nyimasindakusumawati.blogspot.com/p/filsafat-ilmu_3
https://kajianbudayablog.wordpress.com/2016/12/03/analisis-filsafat-ilmu-ontologi-e
pistemOLogi-aksiologi-dan-logika-ilmu-pengetahuan/