OLEH :
NIM. 2014901097
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
TAHUN 2020/2021
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengertian
Kehamilan adalah suatu masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya
janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari), dan
terbagi dalam periode 3 triwulan / trimester (Nugroho, 2014).
Kehamilan adalah proses mata rantai yang bersinambungan dan terdiri dari
ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi
(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2012).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan
atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester,
dimana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15
minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu
ke-28 hingga ke-40) (Prawirohardjo, 2014).
2. Etiologi
Menurut Manuaba (2010) proses kehamilan akan terjadi jika terdapat 5 aspek
berikut:
a. Ovum
Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu nukleus
yang terapung-apung dalam vitelius yang dilindungi oleh zona pelusida dan
korona radiata.
b. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor),
ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat
bergerak). Pada saat berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma
yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau fertilisasi
dan membentuk zigot. proses konsepsi dapat berlangsung seperti berikut :
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh korona
radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma yng
disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi yang dialirkan
kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Sperma
menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri. Pada
kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein dari
sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Sperma melanjutkan
perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup selama tiga hari di dalam
genetalia interna. Sperma akan mengelilingi ovum yang telah siap dibuahi
serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan proses
hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki ovum. Setelah kepala
sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan tertinggal diluar. Inti
ovum dan inti sperma bertemu dengan membentuk zigot.
d. Nidasi atau Implantasi
Masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di dalam morula
terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula. Sementara
itu pada fase sekresi, endometrium semakin tebal dan semakin banyak
mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas merupakan sel yang
melapisi blastula melakukan destruksi enzimatik proteolitik sehingga dapat
menanamkan diri di dalam endometrium. Proses penanaman blastula terjadi
pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke
dalam endometrium, mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda hartman.
e. Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding depan
atau belakang. Sel trofoblas akan menghancurkan endometrium sampai terjadi
pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis. Dengan
terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang
berhadapan dengan korion frondusum yang berkembang menjadi plasenta,
desidua kapularis yang menutupi hasil konsepsi, desidua yang berlawanan
dengan desidua kapularis adalah desidua parietalis. Vili korealis yang tumbuh
tidak subur disebut korion leaf.
3. Proses Kehamilan
a. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan plasenta ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35
tahun, hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi. Proses pertumbuhan ovum (oogenesis) asalnya epitel germinal
>> oogonium >> folikel primer >> proses pematangan pertama. Dengan
pengaruh FSH, folikel primer mengalami perubahan menjadi folikel de Graaf
yang menuju ke permukaan ovarium disertai pembentukan cairan folikel.
Desakan folikel de Graaf ke permukaan ovarium menyebabkan penipisan
dan disertai devaskularisasi. Selama pertumbuhan menjadi folikel de Graaf,
ovarium mengeluarkan hormon estrogen yang dapat memengaruhi gerak dari
tuba yang makin mendekati ovarium, gerak sel rambut lumen tuba makin
tinggi, peristaltic tuba makin aktif. Ketiga faktor ini menyebabkan aliran
cairan dalam tuba semakin deras menuju uterus. Dengan pengaruh LH yang
semakin besar dan fluktasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan ovum
yang disebut ovulasi. Dengan gerak aktif tuba yang mempunyai umbai
(fimbriae) maka ovum yang telah dilepaskan sefera di tangkap oleh fimbriae
tuba. Ovum yang telah tertangkap terus berjalan mengikuti tuba menuju
uterus, dalam bentuk pematangan pertama, artinya telah siap untuk dibuahi.
(Manuaba, 2010).
b. Konsepsi atau Fertilisasi
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (senggama/koitus) terjadi
ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria di dalam vagina wanita, dimana
akan melepaskan cairan mani berisi sel-sel sperma ke dalam saluran
reproduksi wanita. Jika senggama terjadsi dalam sekitar masa ovulasi (disebut
“masa subur” wanita), maka ada kemungkinan sel sperma di dalam saluran
reproduksi wanita akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan
pada saat ovulasi. Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah
yang disebut pembuahan atau ferlilisas (Dewi, 2011).
Dalam keadaan normal in vivo, umumnya pembuahan terjadi di daerah
tuba fallopi, yaitu di daerah ampula/infundibulum. Perkembangan teknologi
kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak bisa mempunyai
anak) dengan car mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di
luar tubuh, kemudian setelah terbentuk embrio, embrio tersebut dimasukkan
kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut
sebagai oembuahan in vitro (in vitro fertilization-IVF) dalam istilah awam
disebut bayi tabung. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim
masuk ke dalam tuba. Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan
kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat senggama.
Kemudian spermatozoa mengalami peristiwa- peristiwa berikut ini :
1) Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein
yang berada dalam cairan mani diluruhkan.
2) Reaksi akrosom : setelah deklat dengan oosit, sel sperma yang telah
menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat- zat dari korona radiata
ovum sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan
kontak dengan lapisan korona radiata. Pada saat ini di lepaskan
hialuronidase yang dapat melarutkan korona radiata, trypsine-like agent
dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati
zona pellusida untuk mencapai ovum. (Dewi, 2011).
Sekali pembuahan spermatozoa menyuentuh zona pellusida, akan terjadi
pelekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Sekali telah terjadi
penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona pellusida
(zone - reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh
sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan
zona oleh lebih dari satu sperma.
Setelah sel sperma mencapai oosit, akan terjadi hal-hal berikut.
1) Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pellusida.
2) Oosit menyeleseikan pembelahan meosis keduanya, menghasilkan oosit
definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita.
3) Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria.
4) Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5) Pronukeus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan
membentuk zigot yang dimiliki jumlah DNA genap.diploid.
Hasil utama pembuahan adalah sebagai berikut.
1) Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh
haploid dari ayah dan ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan
jumlah kromosom diploid.
2) Penetuan jenis kelamin bakal individu baru, bergantung pada kromosom X
atau Y yang dikandung sperma yang membuahi ovun tersebut.
3) Permulaan pembelahan, serta stadium-stadium pembentukan dan
perkembangan embrio (embriogenesis) (Dewi, 2011).
c. Nidasi atau Implantasi
Dengan masuknya inti spermatozoa ke dalam sitoplasma “vitelus”
membangkitkan kembali pembelahan dalam inti ovum yang dalam keadaan
“metafase”. Proses pemecahan dan pemetangan mengikuti bentuk “anafase”
dan “telofase” sehingga pronukleusnya menjadi “haploid”. Pronukleus
spermatozoa dalam keadaan haploid saling mendekati dengan inti ovum yang
kini haploid dan bertemu dalam pasangan pembawa tanda dari pria dan
wanita. Setelah pertemuan kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot
yang dalam beberapa jam telah manpu membelah dirinya menjadi dua dan
seterusnya. Berbarengan dengan permbelahan inti, hasil konsepsi terus
berjalan menuju uterus.
Hasil pembelahan sel memenuhi keseluruh ruangan di dalam ovum yang
besarnya 100 MU atau 0,1 mm dan disebut stadium morula. Selama
pembelahan sel di bagian dalam, terjadi pembentukan sel di luar morula yang
kemungkinan berasal dari korana radiata yang menjadi sel trofoblas. Sel
trofoblas dalam pertumbuhannya, mampu mengeluarkan hormone korionik
gonadropin, yang mempertahankan korpus luteum gravidarum. Pembelahan
berjalan terus dan di dalam morula terbentuk ruangan yang mengandung
cairan yang disebut blastula.
Perkembangan dan pertumbuhan berlangsung blastula dengan vili
korealisnya yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi.
Sementara itu, pada fase sekresi, endometrimium telah makin tebal dan makin
banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas yang
mengikuti “primer vili korealis” melakukan destruksi enzimatik-proteolitik,
sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium, proses penanaman
clastula yang di sebut nidasi atau implantasi terjadi pada hari ke 6 sampai ke 7
setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda (Manuaba, 2010).
d. Pembentukan Plasenta
Plasenta merupakan organ yang melekatkan embrio ke dinding uterus.
Sirkulasi embrio-plasenta-ibu terbentuk pada hari ke-7 saat jantung embrio
mulai berdenyut. Pada akhir minggu ketiga, darah embrio bersirkulasi di
antara embrio dan vili korion. Darah embrio mengalir melaui dua arteri
umbilikalis, lalu ke kapiler-kapiler vili, dan akhirnya kembali melalui sebuah
vena umbilikalis menuju ke embrio. Plasenta memiliki lima fungsi utama yaitu
respirasi, nutrisi, ekskresi,proteksi,prodks hormon. Penjelasan kelima fungsi
tersebut sebagai berikut.
1) Plasenta menyerap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida untuk
metabolisme janin. Paru janin belum matur sampai menjelang akhir
kehamilan, dan belum berfungsi hingga bayi dilahirkan.
2) Plasenta menyerap nutrien yang dibutuhkan janin dan menguraikannya
(dengan bantuan enzim) menjadi molekul yang lebih sederhana agar dapat
digunakan oleh sel janin. Beberapa nutrien disimpan oleh plasenta untuk
dipakaio ketika dibutuhkan. Sebagai contoh, glukosa disimpan oleh
plasenta sebagai glikogen.
3) Produk sampah yang dihasilkan janin dibuang dari darah janin dan
diekskresi oleh organ ibu.
4) Sawar plasenta berfungsi menghalangi masuknya sebagian besar bakteri,
tetapi mikroorganime kecil (seperti virus) mampu menembusnya dan
mempengaruhi perkembangan janin. Sejumlah antibodi protektif, seperti
imunoglobulin IgG disalurkan dari darah ibu kedarah janin pada akhir
kehamilan dan berfungsi melindungi janin dari berbagai organisme
berbahaya sampai beberapa bulan setelah lahir. Sebagian besar obat dapat
menembus plasenta dan dapat mencederai janin (Kamariyah, 2014).
e. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin
1) Bulan ke-0
Sperma membuahi ovum, membelah, masuk di uterus dan menempel
pada hari ke-11 (Sulistyawati, 2009).
2) 4-6 minggu
Panjang janin pada usia 4-6 minggu kira-kira 7,5-10 mm (Manuaba,
2010). Terjadi pembentukan hidung, dagu, palatum, dan tonjolan paru.
Jari-jari telah terbentuk, namum masih tergenggam. Jantung telah
terbentuk penuh (Saifuddin, 2010). Telinga mulai terbentuk (Varney, et al,
2007).
3) 7-8 minggu
Ukuran janin pada usia 7-8 minggu kira-kira 2,5 cm. Mata tampak
pada muka, juga terdapat pembentukan alis dan lidah. Bentuk mirip
manusia, dimulai pembentukan genitalia eksterna dan tulang (Manuaba,
2010). Kemudian menurut Saifuddin (2010), sirkulasi melalui tali pusat
juga sudah dimulai.
4) 9-10 minggu
Genitalia telah menunjukkan karakteristik laki-laki atau perempuan,
tetapi masih belum terbentuk sempurna (Varney, et al, 2007). Kepala
meliputi separuh janin, terbentuk muka janin dan kelopak mata yang tak
akan membuka sampai usia 28 minggu (Saifuddin, 2010).
5) 11-12 minggu
Embrio menjadi janin. Denyut janin terlihat pada USG. Mulai ada
gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai memproduksi urin.
Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim diatas simpisis (tulang kemaluan)
(Salmah dkk, 2006).
6) 13-16 minggu
Ini merupakan awal trimester ke-2. Denyut jantung 120- 150/menit.
Janin bergerak aktif, menghisab dan menelan air ketuban, telah tumbuh
lanugo (rambut janin) (Saifuddin, 2010). Kulit merah tipis, uterus telah
penuh, desidua perietalis dan kapsularis (Manuaba, 2010). usia 13-16
minggu, ukuran janin sekitar 15 cm.
7) 17-24 minggu
Sidik jari terbentuk, seluruh tubuh terdapat vernik kaseosa (lemak) dan
janin memiliki refleks (Saifuddin, 2010). Janin berukuran sekitar 30-32
cm, dimana kulit menebal, kelopak mata jelas, alis dan bulu mata tampak
(Manuaba, 2010).
8) 25-28 minggu
Masuk ke trimester ke-3, dimana terdapat perkembangan otak yang
cepat, siatem saraf mengendalikan gerakan dan fungsi tunuh, mata mulai
membuka (Saifuddin, 2010). Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada
usia 26 minggu, rambut kepala makin panjang, kuku-kuku jari mulai
terlihat (Varneyet al, 2007). Kira-kira panjang janin 35 cm, berat badan
sekitar 1.000 gram (Manuaba, 2010).
9) 29-32 minggu
Bila bayi dilahirkan kemungkinan hidup 50-70% (Saifuddin,
2010:159). Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, janin
telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan
temperatur tubuh, refleks cahaya terhadap pupil munvul pada akhir bulan
(Varneyet al, 2007).
10) 33-36 minggu
Kulit menjadi halus tanpa kerutan, tubuh menjadi lebih bulat lengan
dan tungkai tampak montok. Pada janin laki- laki biasanya testis sudah
turun ke skrotum (Varney, et al, 2007). Berat janin pada usia 33-36
minggu sekitar 1.500-2.500 gram. Lanugo mulai berkurang, saat 35
minggu paru telah matur, janin akan dapat hidup tanpa kesulitan
(Saifuddin, 2010).
11) 37-40 minggu
Usia 38 minggu kehamilan disebut aterm, dimana bayi akan meliputi
seluruh uterus. Ari ketuban mulai berkurang, tetapi masih dalam batas
normal (Saifuddin, 2010). Panjang janin sekitar 50-55 cm (Manuaba,
2010). Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara
menonjol pada kedua janis kelamin, kedua testis telah masuk ke dalam
skrotum pada akhir bulan ini, kuku-kuku mulai mengeras. Warna kulit
bervariasi mulai dari putih, hingga merah muda hingga merah muda
kebiruan tanpa menghiraukan ras (Varneyet al, 20007).
4. Manifestasi Klinis
Menurut Hani (2010), tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak pasti kehamilan,
tanda kemungkinan kehamilan, tanda pasti kehamilan.
a. Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dan yang dirasakan oleh wanita hamil.
1) Amenorea
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembenbtukan
folikel de graf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya
amenore dapat dikonfirmasikan dengan memastikan hari pertama haid
terakhir (HPHT) dan digunakan untuk memperkirakan usia kehamilan dan
taksiran persalinan. Tetapi amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit
kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan dan faktor lingkungan,
malnutrisi dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan akan
kehamilan. HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir seorang wanita
sebelum hamil, HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru
mengeluarkan darah menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti
menstruasi biasa. HPHT dapat digunakan sebagai perhitungan taksiran
persalinan. Tanggal perkiraan persalinan atau Estimated Date Confinement
(EDC) atau bisa digunakan istilah Estimated Date Delivery (EDD) dapat
diperkirakan menggunakan teori Neagle, yaitu:
a) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember
(Hari + 7) (Bulan – 3) (Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan
b) Bila HPHT antara bulan Januari sampai Maret (Hari + 7) (Bulan + 9) =
Tafsiran Persalinan
2) Mual dan Muntah
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama
pada pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini
masih fisoilogis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.
3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. Ngidam sering terjadi pada
bulan – bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin
tuanya kehamilan.
4) Pingsan (Syncope)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu.
5) Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan
basal metabolisme pada kehamilan yang akan meningkat seiring
pertambahan usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
6) Payudara Tegang
Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada payudara,
sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar
payudara. Menimbulkan pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri
selama 2 bulan pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.
7) Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
8) Sering Miksi (BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa
penuh dan sering miksi. Frekuensi kencing yang sering terjadi pada
trimester pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada
trimester kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa
timbul karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali
kandung kemih.
9) Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi
akibat pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang
melanofor dan kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat – tempat berikut ini :
a) Sekitar pipi terdapat cloasma gravidarum (penghitam pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher).
b) Sekitar leher tampak lebih hitam.
c) Dinding perut tampak strie lividae/ gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), linea alba, linea nigra.
d) Hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder.
Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda
pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montogomeri menonjol
dan pembuluhdarah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
10) Epulis
Hipertrofi papilla gingivae atau gusi. Hal ini sering terjadi pada
triwulan pertama.
11) Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran pembuluh
darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat terjadi
di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
b. Tanda Mungkin (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan - perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada wanita
hamil.
1) Abdomen Membesar
Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan keempat
kehamilan.
2) Tanda Hegar
Tanda hegar adalah perlunakan dan dapat ditekannya ismus uteri.
3) Tanda Goodel
Tanda goodel adalah perlunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil
serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil melunak
seperti bibir.
4) Tanda Piscaceck
Merupakan pembesaran asimetris akibat implantasi pada satu area
kornu. Terjadi pada minggu ke-8 hingga ke-10.
5) Tanda Chadwicks
Perubahan warna vulva dan mukosa vagina menjadi agak biru atau
ungu, termasuk pada porsio lunak.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Merupakan peregangan sel – sel otot uterus akibat meningkatnya
actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadic,
tidak nyeri biasanya timbul pada kehamilan delapan minggu, tetapi baru
dapat di amati dari pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga.
Kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya. Lamanya dan
kekuatannya sampai mendekati persalinan.
7) Teraba Ballotement
Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan karena perabaan
seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja merupakan mioma
uteri.
8) Pemeriksaan Tes Biologi Kehamilan Positif (Planotest)
Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya Human Corionic
Gonadotropin (HCG) yang di produksi oleh sinsiotropoblastik sel selama
kehamilan. Hormon ini disekresi di peredaran darah (pada plasma darah)
dan diekskresi oleh urine ibu. Hormone ini dapat dideteksi pada 26 hari
setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60 usia
getasi dan menurun pada hari ke 100 – 130.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
Tanda pasti adalah yang menunjukkan langsung keberadaan janin yang
dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
1) Gerakan Janin dalam Rahim
Gerakan janin ini harus dapat teraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2) Denyut Jantung Janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat Fetal
Elektrocardiograf (misalnya dopler). Dengan stetoskop laenecc, DJJ baru
dapat didengar pada usia kehamilan 18 – 20 minggu.
3) Bagian – Bagian Janin
Bagian – bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan trimester akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan
sempurna menggunakan USG.
4) Kerangka Janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG.
5. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Tujuan utama dari serangkaian pemeriksaan kehamilan adalah untuk menjaga
agar kehamilan sehat. Tak hanya untuk mengevaluasi kondisi ibu dan janin,
pemeriksaan kehamilan juga penting untuk memantau tumbuh kembang janin dan
mendeteksi sedini mungkin adanya kelainan, baik pada ibu maupun janin.
Saat melakukan pemeriksaan kehamilan, dokter akan mengukur berat badan
serta tanda-tanda vital, yang meliputi tekanan darah, denyut jantung, laju
pernapasan, dan suhu tubuh. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan kandungan, termasuk pemeriksaan Leopold.
Setelah itu, dokter juga mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan
penunjang, seperti:
a. Tes darah
Pemeriksaan darah lengkap merupakan salah satu jenis tes darah yang
rutin dilakukan dokter ketika melakukan pemeriksaan kehamilan. Tujuannya
adalah untuk mendeteksi kelainan yang mungkin dialami ibu hamil atau janin.
Selain pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan yang juga dilakukan dalam
tes darah adalah:
1) Tes golongan darah
Tes golongan darah bertujuan untuk mengetahui golongan darah dan
rhesus ibu hamil, guna mengantisipasi kemungkinan adanya perbedaan
rhesus antara ibu hamil dengan janin. Bila hasil tes darah menunjukkan
bahwa ibu memiliki rhesus negatif dan janin memiliki rhesus positif, ada
risiko untuk terjadi inkompatibilitas rhesus. Kondisi tersebut akan
menyebabkan bayi mengalami anemia akibat pecahnya sel darah (anemia
hemolitik) ketika ia lahir. Akibatnya, bayi bisa mengalami penyakit kuning
(jaundice). Jika sebelumnya sudah pernah melakukan cek golongan darah
dan rhesus, pemeriksaan ini tidak diperlukan lagi.
2) Hemoglobin (Hb)
Hemoglobin atau Hb adalah protein kaya zat besi yang ditemukan di
dalam sel darah merah. Hb memungkinkan sel darah merah untuk
mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh dan mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh untuk dibuang melalui paru-paru. Setiap ibu
hamil perlu menjalani pemeriksaan Hb untuk mendeteksi apakah terdapat
penyakit anemia atau kurang darah. Anemia perlu dicegah dan diobati
karena dapat mengganggu kesehatan ibu dan janin. Anemia juga dapat
meningkatan risiko terjadinya kelahiran prematur, keguguran, berat badan
lahir rendah, dan perdarahan postpartum.
3) Tes gula darah
Tes gula darah adalah bagian dalam pemeriksaan kehamilan rutin.
Pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami
diabetes kehamilan (diabetes gestasional). Ibu hamil lebih berisiko untuk
menderita diabetes selama hamil bila mengalami kelebihan berat badan
(overweight) atau obesitas, memiliki riwayat diabetes pada kehamilan
sebelumnya, atau memiliki riwayat penyakit diabetes sebelumnya.
4) Skrining penyakit infeksi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi apakah terdapat penyakit
infeksi pada ibu hamil. Skrining penyakit infeksi termasuk hepatitis B,
sifilis, HIV, dan TORCH. Semakin cepat terdeteksi, infeksi dapat semakin
cepat diobati. Selain untuk mencegah risiko penularan pada janin,
pemeriksaan ini juga penting dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya
penularan infeksi pada pasangan.
5) Pemeriksaan genetic
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan apakah ibu memiliki
kelainan genetik, seperti thalasemia, yang berisiko diturunkan kepada
janin. Pemeriksaan genetik juga bisa dilakukan pada janin dengan
mengambil sampel cairan ketuban (amniocentesis) dan sampel darah janin
(fetal blood sampling).
b. Tes urine antenatal
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap sampel urine ibu hamil. Tujuannya
adalah untuk mendeteksi apakah ibu hamil mengalami gangguan tertentu,
seperti preeklamsia, infeksi saluran kemih, atau diabetes.
c. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan USG dilakukan setidaknya 3 kali selama masa kehamilan,
yaitu:
1) Trimester pertama
Pemeriksaan USG pada trimester pertama atau usia kandungan 10–14
minggu bertujuan untuk menentukan usia kehamilan dan mendeteksi
kemungkinan hamil kembar atau kelainan pada janin, misalnya sindrom
Down.
2) Trimester kedua
Pemeriksaan USG pada trimester kedua (minggu 18–20) bertujuan
untuk menentukan apakah terdapat kelainan bawaan atau kongenital pada
janin, misalnya kelainan jantung bawaan dan cacat tabung saraf.
3) Trimester ketiga
Pemeriksaan USG di kehamilan minggu ke-32 atau memasuki
trimester ketiga dilakukan bila plasenta berada di atas tulang serviks.
Pemeriksaan USG bertujuan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya
kondisi plasenta previa.
Selain itu, USG juga digunakan untuk mengetahui berat badan bayi, jenis
kelamin, posisi bayi, dan menilai jumlah air ketuban.
6. Penatalaksaan Medis
Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama kehamilannya sesuai
dengan standar pelayanan Ante Natal Care (ANC), selengkapnya mencakup
banyak hal yang meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik baik umum dan
kebidanan, pemeriksaan laboratorium atasindikasi serta intervensi dasar dan
khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun dalam penerapan operasionalnya
dikenal standar minimal ”7T” untuk pelayanan Ante Natal Care (ANC) yang
terdiri atas:
a. (Timbang) berat badan
Ukuran berat badan dalam kg tanpa sepatu dan memakai pakaian
yangseringan-ringannya. Berat badan kurang dari 45 kg pada trimester
IIIdinyatakan ibu kurus kemungkinanmelahirkan bayi dengan berat badan
lahirrendah.
b. Ukur (tekanan) darah
Untuk mengetahui setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan
mengenali tanda-tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta
mengambiltindakan yang tepat dan merujuknya.
c. Ukur (tinggi) fundus uteri
Pemeriksaan abdominal secara seksama dan melakukan palpasi
untukmemperkirakan usia kehamilan; serta bila umur kehamilan
bertambah,memeriksa posisi, bagian terendah janin dan masuknya kepala
janin ke dalamrongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan
rujukan tepat waktu.
d. Pemberian imunisasai (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
e. Untuk mencegah tetanus neonatorum
Interval Lama
Antigen %
(selang waktu minial) Perlindungan
TT 1 Pada kujungan antenatal - -
pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80
TT 3 1-6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 95
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/seumur 99
Keterangan:
Apabila dalam waktu tiga (3) tahun WUS tersebut melahirkan maka bayi
yang dilahirkan akan terlindungi dari tetanus neonatorum. Pemberian (tablet
besi) minimal 90 tablet selama kehamilan.
f. (Tes) terhadap penyakit menular seksual
Melakukan pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin
berlangsung normal.
g. (Temu) wicara dalam rangka pensiapan rujukan
Memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suami serta keluarganya
tentang tanda-tanda resiko kehamilan.
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh. Pengkajian mencakup riwayat kesehatan dahulu, saat ini, keluarga,
profil psikososial, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. Pengkajian
pada prenatal (Doengoes, 2001; Lowdermilk, 2013; Hutahaean, 2013) meliputi:
a. Trimester I
1) Identitas Pasien
Kaji identitas ibu meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama,
bangsa pendidikan, pekerjaan, pekerjaan, status pernikahan dan orang yang
bertanggung jawab kepada ibu.
2) Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan ibu datang ke pelayanan kesehatan untuk
mencari informasi atau untuk diyakinkan mengenai permasalahan tertentu.
Biasanya pada kunjungan pertama memiliki keinginan untuk mendapatkan
informasi mengenai kehamilan yang normal. Kaji adanya menstruasi tidak
lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang.
3) Kehamilan Saat Ini
Bantu ibu untuk menafsirkan tanggal partus (TP) dan kumpulkan data
dasar yang berguna dalam mengembangkan rencana perawatan pada ibu
tersebut.
4) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan saat ibu pergi ke rumah sakit
atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
menstruasi, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan, harapan
dan kekhawatirannya tentang kehamilan, persalinan, dan perawatan
bayi baru lahir saat ini.
b) Riwayat kesehatan masa lalu yaitu kaji apakah ibu memiliki riwayat
pembedahan, apa jenis pembedahannya, kapan pembedahan tersebut
dilakukan, oleh siapa, dan dimana tindakan tersebut berlangsung,
riwayat menstruasi, riwayat kontrasepsi, riwayat infeksi menular
seksual (IMS), pengalaman kehamilan dan persalianan sebelumnya,
adanya komplikasi pranatal, persalianan dan neonatal serta pasca
partum, kebiasaan termasuk penggunaan tembakau, alkohol, obat-
obatan dan kafein
c) Riwayat penyakit keluarga yaitu kaji setiap kepercayaan budaya tentang
kehamilan, informasi mengenai keluarga dekat wanita, mencakup orang
tua, saudara dan ayah dari bayi ini membantu mengindentifikasi
kelainan keturunan atau genetic atau kondisi lainnya yang
mempengaruhi kesehatan ibu dan janinnya (hipertensi, diabetes militus,
asma, dan lain-lain).
d) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Aktivitas dan Istirahat
Biasanya ibu menjadi cepat lelah dan menunjukan gejala keletihan
seperti iritabilitas.
(2) Integritas Ego
Menunjukan perubahan presepsi diri.
(3) Eliminasi
Perubahan pada kostipasi atau frekuensi defekasi, peningkatan
frekuensi perkemihan, pada urin terjadi peningkatan berat jenis.
(4) Makanan dan Cairan
Pada trisemester pertama terjadi mual, muntah dan umumnya terjadi
nyeri pada ulu hati, penambahan berat badan 2-4 kg; trisemester ke-
2 dan ke-3 masing-masing 11-12 kg.
(5) Seksualitas
Penghentian menstruasi, perubahan respon atau aktivitas seksual,
dan jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluhan yang menyertai.
b. Trimester II
1) Identitas ibu, seperti nama, usia, pekerjaan, agama, penanggung jawab dan
alamat ibu, status pernikahan dan pernikahan ke berapa.
2) Berat badan/tinggi badan ibu.
3) Kunjungan sebelumnya (berapa kali berkunjung, rutin/tidak, tempat
berkunjung tetap/pindah).
4) Riwayat kehamilan daan persalinan (kehamilan keberapa, apakah pernah
mengalami abortus, preeklamsia, maupun perdarahan).
5) Riwayat imunisasi, seperti MMR, TT uji TORCH dan penangananya.
6) Aktivitas/ istirahat
a) Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8-12 minggu),
kembali pada tingkat prakehamilan selama setengah kehamilan terakhir.
b) Denyut nadi dapat meningkat 10-15 x/menit.
c) Murumur sistolik pendek dapat terjadi berhubungan dengan
peningkatan volume.
d) Pingsan (sinkope).
e) Varises.
f) Sedikit edema ekstremitas bawah/ tangan mungkin ada.
7) Menunjukan perubahan presepsi diri.
8) Eliminasi
a) Perubahan pada konsistensi atau frekuensi defekasi
b) Peningkatan frekuensi perkemihan
c) Urinalisi, kemungkinan adanya peningkatan berat jenis urine
d) Hemoroid
9) Makanan/cairan
a) Sedikit mual dan muntah
b) Nyeri epigastrik (ulu hati)
c) Penambahan berat badan11-12 kg
d) Membrane mukosa kering, hipetropi jaringan gusi dapat terjadi, dapat
mudah berdarah. Hb dan Ht rendah mungkin ditemui pada ibu dengan
anemia fisiologis. Sedikit edema dependen. Adanya sedikit glikosuria.
Diastasis rekti (separasi otot rectum) dapat terjadi akhir kehamilan.
10) Nyeri/ketidaknyamanan
Kram kaki, nyeri tekan, bengkak pada payudara, dan nyeri punggung.
11) Pernapasan
a) Hidung tersumbat, mukosa lebih merah dari normal
b) Frekuensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran atau
tinggi fundus uterus, pernapasan torakal.
12) Seksualitas
a) Penghentian mestruasi
b) Perubahan respon/ aktivitas seksual
c) Leukorea mungkin ada
d) Peningkatan progresif pada ukuran uterus fundus pada umbilicus (20-22
minggu)
e) Perubahan payudara, pembesaran jaringan adipose, peningkatan
vaskularitas, lunak bila dipalapasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan alveolar, hipertrofi tuberkel Montgomery,
kemungkinan strie gravidarum.
f) Perubahan pigmentasi, seperti kloasma, linea nigra, palmar eritema,
atau spider nevi.
g) Tanda-tanda goodel, hegar dan chadwick positif.
13) Interaksi sosial
Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi, tahap maturasi
atau perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor
kehamilna, respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
c. Trimester III
1) Sistem reproduksi
a) Uterus bertambah besar, distensi miometrium, dinding menipis, dan
adanya kontraksi Braxton hick.
b) Serviks yang sering mengeluarkan mucus
c) Vagina yang menjadi hyperemia dan leukorea meningkat
d) Payudara menjadi membesar dan kolostrum bertambah
2) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung meningkat, curah jantung meningkat 40%, serta volume
darah meningkat 30-50%.
3) Sistem pernafasan
Diafragma tertekan keatas, iga ekspansi, dan konsumsi oksigen meningkat
4) Sistem urinaria
Frekuensi miksi meningkat, filtrasi glomelurus meningkat, dan konsentrasi
albumin meningkat.
5) Sistem musculoskeletal
Ibu kemungkinan mengalami lordosis.
6) Sistem integument
Pigmentasi meningkat, aktivitas kelenjar keringat meningkat, rambut
menipis, dan kuku cepat patah serta mudah tumbuh.
7) Sistem gastrointestinal
Mulut dan gusi hiperemis, gusi sensitif, kapasitas gaster menurun, motilitas
menurun, dan absorbs nutrisi serta air meningkat.
8) Sistem endokrin
Kelenjar pituitary, prolaktin, oksitosin, dan tiroid meningkat. Basal
metabolic rate (BMR) meningkat dan fungsi plasenta maksimal.
9) Pengkajian janin
a) Pembukaan pada leopad
b) Pergerakan janin kuat
c) Pada USG janin sudah lengkap
d) Non-stress test (NST)
Selain pengkajian data diatas, dilakukan pula pemeriksaan fisik secara umum
(status general) untuk mendapatkan gambaran umum dan pemeriksaan setempat
(lokal) (Reeder, 2011), meliputi:
a. Keadaan umum
Kesadaran, postur tubuh dan penampilan fisik
b. Kepala dan Leher
Inspeksi: dengan oftalmoskop, dan inpeksi visual didaerah mulut palpasi:
nodul, tiroid.
Hasil:
1) Normal : hyperemia pada membrane mukosa, nasal dan bukal, sedikit
pembesaran tiroid yang menyebar.
2) Abnormal: pembesaran nodus limpa, nyeri tekan tiroid, pembesaranan
nodulus atau pembesaran tiroid yang tidak teratur, lesi pada mata atau
mulut, caries dan abses gigi, infeksi telinga).
c. Dada dan Jantung
Auskultasi dengan stetoskop, perkusi, dan inspeksi.
Hasil:
1) Normal: paru bersih ; irama jantung teratur ( terkadang terdapat murmur
fungsional yang lembut dan pendek akibat perubahan hemodinamik saat
kehamilan).
2) Abnormal: suara paru lain (krepitasi, mengirongki), irama jantung tidak
teratur,murmur non-fisiologis.
d. Payudara
Palpasi dan inspeksi putting susu, payudara dan aksila.
Hasil:
1) Normal: pembesaran payudara dengan peningkatan pola vaskular; areola
menjadi gelap dengan penonjolan tuberkel; terdapat cairan encer berwarna
kuning yang keluar dari puting pada akhir kehamilan.
2) Abnormal : terdapat massa atau nodulus; rabas berdarah atau
serosangulnosa dari putting; lesi puting; eritema.
e. Abdomen
Inspeksi, auskultasi, palpasi, perkusi.
Hasil:
1) Normal: Pembesaran uterus, sketsa janin teraba pada akhir kehamilan,
terdengar denyut jantung janin, kontraksi pada trimester terakhir.
2) Abnormal: uterus terlalu besar atau terlalu kecil yang tidak sesuai dengan
usia kehamilan, tidak terdengar suara denyut jantung janin selama lebih
dari 10 minggu (dengan menggunakan doppler), posisi janin melintang,
kelapa janin di fundus, kontraksi uterus kuat, pembesaran hati atau limfa.
Pengukuran tinggi fundus uteri adalah merupakan pemeriksaan palpasi
abdomen, pada pemeriksaan palpasi ini ada cara menurut Leopad (yang
sering) I, II, III, dan IV:
Usia kehamilan berdasarkan TFU pada pemeriksaan palpasi leopad 1
1) Leopold I
Digunakan untuk menentukan tinggi fundus uteri, bagian janin dalam
fundus, dan konsistensi fundus. Pada letak kepala akan terba bokong pada
fundus, yaitu tidak keras, tidak melenting, dan tidak bulat. Pariasi knebel
dengan menentukan letak kepala atau bokong dengan satu tangan di atas
fundus dan tangan lain di atas simfisis.
Langkah-langkah pemeriksaan leopold I: pemeriksa menghadap muka
ibu dan berada disisi kanan ibu, menentukan tinggi fundus, meraba bagian
janin yang terletak di fundus dengan kedua telapak tangan dan apakah
teraba bulat, besar lunak (bokong) atau bulat, besar keras (kepala) atau
teraba tahanan memanjang (punggung) atau terba bagian kecil-kecil
(ekstremitas). Pada kehamilan aterm dengan presetasi kepala pada
pemeriksaan leopard I akan teraba bulat, besar, luna (bokong).
2) Leopad II
Menentukan batas samping rahim kanan atau kiri dan menentukan
letak punggung. Letak membujur dapat ditetapkan punggung anak, yang
teraba rata dengan tulang iga seperti papan cuci. Dalam leopad II terdapat
variasi budin dengan menentukan letak punggung dengan satu tangan
menekan difundus. Variasi Ahfeld dengan menentukan letak punggung
dengan pinggir tanagn kiri diletakkan ditengah perut.
Langkah-langkah pemeriksaan leopad II: pemeriksa menghadap muka
ibu dan berada disisi kanan ibu, meraba bagaian janin yang terletak di
sebalah kanan ataupun kiri uterus dengan menggunakan kedua telapak
tangan. Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong) atau bulat, besar, keras
(kepala), atau teraba tahanan memanjang (punggung) atau teraba bagian
kecil-kecil (ekstremitas). Pada pemerikasaan leopad II akan teraba tahanan
memanjang (punggung) di satu sisi dan teraba bagian kecil-kecil
(ektremitas) disisi lain.
3) Leopold III
Menentukan bagian terbawah janin di atas simfisis ibu dan bagian
terbawah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) atau masih
digoyangkan.
Langkah-langkah pemeriksaaan leopold III: pemeriksa menghadap
muka ibu dan disisi kanan ibu, meraba bagian janin yang terletak diatas
simfisis pubis sementara tangan yang lain menahan fundus untuk fiksasi.
Apakah teraba bulat, besar lunak (bokong) atau bulat, besar, keras (kepala)
atau teraba tahanan memanjang (punggung) atau teraba bagian kecil-kecil
(ektremitas). Pada kehamilan aterm pada presentasi keapala, pada
pemeriksaan leopad III akan teraba bulat, keras, besar (kepala).
4) Leopold IV
Menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh janin sudah
masuk (pintu atas panggul) PAP. Bila bagian terendah masuk PAP telah
melampaui lingkaran terbesarnya maka tangan yang melakukan
pemeriksaan divergen, sedangkan bila lingkaran terbesarnya belum masuk
PAP, maka tangan pemeriksa konvergen.
Langkah-langkah pemeriksaan lleopad IV: pemeriksa menghadap kaki
ibu dan menentukan apakah bagian terbawah janin menggunakan jari-jari
tangan yang dirapatkan apabila presentasinya:
a) Konvergen: bagian terbawah janin belum masuk ke PAP.
b) Sejajar: bagian terbawah janin sebagian telah masuk ke PAP.
c) Divergen: bagian terbawah janin telah masuk ke PAP.
Menurut Mc. Donald pemeriksaan TFU dapat dilakukan dengan
menggunakan metlin (pita pengukur), dengan cara memegang tanda nol pita
pada aspek superior simpisis pubis dan menarik pita secara longitudinal
sepangjang aspek tengah uterus ke ujung atas fundus, sehingga dapat
ditentukan TFU (Manuaba, 2010).
f. Kulit
Inspeksi dan palpasi.
Hasil:
1) Normal : perubahan pigmentasi (linea nigra, topeng kehamilan),
pembesaran nevus, tampak angioma seperti sarang laba-laba ( spider
angioma), eritema berbercak pada tangan.
2) Abnormal: pucat, ikterus, ruam,lesi kulit.
g. Panggul
Pemeriksaan speculum, pemeriksaan bimanual dengan inspeksi dan
palpasi, pengambilan specimen.
Hasil:
1) Pemeriksaan speculum
a) Normal: warna kebiruan pada mukosa vagina dan serviks, serviks
mengalami kongesti, ektroplon pada multigravida, peningkatan
leukoria.
b) Abnormal : rabas berwarna kuning purulen, berbusa, seperti keju putih
atau abu-abu homogen, berbau tidak sedap; lesi pada serviks rapuh,
berdarah;lesi vagina, pendarahan dari lubang serviks, cairan amnion.
2) Pemeriksaan bimanual
a) Normal: serviks lunak, dapat memuat satu atau dua jari (bergantung
pada gravida dan usia kehamilan); uterus melunak dan membesar;
kepada atau bagian janin dapat dirasakan pada segmen bawah uterus;
konfigurasi panggul ginekoid.
b) Abnormal : serviks berdilatasi dan menipis (kecuali persalinan telah
dimulai); terdapat massa di serviks atau vagina; cairan amnion
berlebihan (uterus membesar secara tidak lazim); terdapat massa atau
terasa penuh di adneksa ; terdapat massa di rectum ; hemoroid;
kontraksi di pintu atas panggul (pelvic inlet), panggul bagian tengah
(midpelvis), atau pintu bawah panggul (pelvik outlet).
3) Pap Smear
a) Normal : metaplasia squamosal, negatif atau normal; estrogen adekuat
atau meninggkat; terdapat sel endo serviks ; hyperplasia yang dianggap
dalam batas normal.
b) Abnormal: inflamasi; adanya Trichomonas atau jamur; estrogen
berkurang atau tidak ada; sel atipikal atau mencurigakan; hyperplasia
atipikal; dysplasia, neoplasia,atau karsinoma.
h. Ektremitas
Inspeksi visual dan palpasi, perkusi dengan palu refleks (reflex hammer).
Hasil:
1) Normal: edema ringan pada pretibia dan pergelangan kaki di trimester III,
tangan sedikit edema pada cuaca yang panas.
2) Abnormal: keterbatasan gerak; varises; edema cukup besar pada pretibial,
tangn atau pergelangan kaki ; hiperrefleksi dan klonus.
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan selama masa prenatal untuk
menunjang dalam menegakan diagnose (Hutahaean, 2013), meliputi:
a. Pemeriksaan darah menunjukan anemia, hemoglobinopatis (misalnya erirosit
berbentuk sel sabit).
b. Golongan darah, yaitu ABO dan RH untuk mengidentifikasi risiko terhdap
ikompabilitas
c. Usap vagina atau rectal, yaitu tes untuk neisseria, gonorrhea, dan chlamydia.
d. Tes serologi, yaitu menentukan adanya sifilis (rapid plasma reagen-RPR),
penyakit hubungan kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh kulit vagina,
lesi, atau abnormalitas lainnya.
e. Skrining terhadap HIV, hepatitis dan tuberculosis.
f. Papaniculou smear untuk mengidentisifikasi neoplasma, herpes simplex tipe 2.
g. Urinealisis untuk menskrining kondisi medis (misalnya: pemastian kehamilan,
infeksi, diabetes, dan penyakit ginjal).
h. Tes serum atau urine untuk gonadotropin chorionic hormone (HCG)
i. Sonografi untuk melihat keberadaan janin.
j. Skrining glukos serum biasanya dilakukan antara 24 dan 28 minggu pada
trisemester II dan III.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Trisemester I
1) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen kejaringan/ sel.
2) Kontipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
3) Nausea berhubungan dengan distensi lambung, kehamilan.
4) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual/muntah
5) Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidak mampuan menelan
makanan
6) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan gangguan masukan/
kehilangan cairan yang berlebih (muntah)
7) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (mis;
proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
8) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
9) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan
10) Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
11) Defisit pengetahuan berhubungan kurang terpapar informasi.
12) Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan perthanan perubahan
sekresi PH.
13) Resiko jatuh berhubungan dengan anemia.
b. Trisemester II
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
sirkulasi, perubahan prelod ( penurunan alir balik vena), dan afterload
(peningkatan tahapan vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel.
2) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus
3) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
4) Nyeri akut berhubungan dengan kenaikan berat badan saat kehamilan,
perubahan postur, peregangan otot rectus abdominis, perubahan hormonal.
5) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan pada mekanika
tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
6) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
7) Koping individu tidak efektif berhubungan dengan krisis situasi,
kerentanan pribadi, dan presepsi tidak realistis.
8) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (mis;
proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
9) Perubahan pola seksulitas berhubungan dengan perubahan hasrat
seksualitas.
10) Risiko jatuh berhubungan dengan anemia.
c. Trisemester III
1) Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan kebutuhan
sirkulasi, perubahan prelod (penurunan alir balik vena), dan afterload
(peningkatan tahapan vaskuler perifer), hipertrofi ventrikel.
2) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplai oksigen kejaringan/ sel.
3) Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesaran uterus
4) Hipertermi berhubungan dengan laju metabolism
5) Nyeri akut berhubungan dengan kenaikan berat badan saat kehamilan,
perubahan postur, peregangan otot rectus abdominis, perubahan hormonal.
6) Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan pembesaran uterus,
peningkatan tekanan abdomen, sering berkemih.
7) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan perubahan pada mekanika
tubuh, efek-efek hormon, ketidakseimbangan elektrolit.
8) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.
9) Gangguan pola tidur berhubungan dengan stres psikologis,
ketadakmampuan mempertahankan kenyamanan, dan perubahan pada
tingkat aktivitas
10) Kontipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
11) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh (mis;
proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
12) Risiko jatuh berhubungan dengan anemia.
13) Risiko cidera pada janin berhubungan dengan masalah kesehatan ibu,
pemajanan pada teratogen/agen infeksi.
3. Perencanaan
a. Trimester I
No Diagnosa Rencana tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Perhatikan status 1. Kejadian
perfusi jaringan tindakan keperawatan, fisiologis ibu, perdarahan
perifer diharapkan perfusi ke status sirkulasi potensial merusak
berhubungan jaringan/ sel efektif dan volume hasil kehamilan,
dengan penurunan dengan kriteria hasil: darah. kemungkinan
suplai oksigen ke 1. Tidak terdapat 2. Lakukan menyebabkan
jaringan/sel. kelembaban) pemeriksaan hipovolemia atau
perubahan fisik CRT hipoksia
karakteristik kulit dengan menekan uteroplasenta.
(rambut, kuku. kuku pasien. 2. Keadaan capillary
2. Tidak terdapat 3. Auskultasi dan refill test yang
kebiruan pada kulit laporkan DJJ, tidak kembali
3. CRT dalam batas catat bradikardi, dalam waktu
normal (kembali atau takikardi. kurang dari 2 dapat
dalam kurun waktu Catat perubahan menandakan
kurang dari 2 detik). pada aktivitas anemia.
janin (hipoaktif 3. Mengkaji
atau hiperaktif). berlanjutnya
4. Catat kehilangan hipoksia janin.
darah ibu Pada awalnya janin
mungkin dan berespon pada
adanya kontraksi penurunan kadar
uterus. oksigen dengan
5. Anjurkan tirah takikardia dan
baring pada peningkatan
posisi miring gerakan. Bila tetap
kiri. deficit, bradikardia
6. Berikan dan penurunan
suplemen aktivitas terjadi.
oksigen pada 4. Bila kontraksi
klien uterus disertai
7. Lakukan/ ulang dilatasi serviks,
NST sesuai tirah baring dan
indikasi medikasi mungkin
8. Ganti kehilangan tidak efektif
darah/ cairan ddalam
ibu. mempertahankan
kehamilan.
Kehilangan darah
ibu secara
berlebihan
menurunkan
perfusi plasenta.
5. Menghilangkan
tekanan vena kava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta
atau janin dan
pertukaran
oksigen.
6. Meningkatkan
ketersediaan
oksigen untuk
ambilan
janin.sehingga
kapasitas oksigen
yang dibawa janjin
meningkat.
7. Mengevaluasi
secara elektronik
respon DJJ
terhadap gerakan
janin, bermanfaat
dalam menentukan
kesejahteraan janin
(tes reaktif) versus
hipoksia
(nonreaktif).
8. Mempertahankan
volume sirkulasi
yang adekuat
untuk transport
oksigen. Bila
penyimpanan
oksigen menetap,
janin kehabisan
tenaga untuk
melakukan
mekanisme
koping, dan
kemungkinan SSP
rusak / janin
meninggal.
2 Konstipasi Setelah diberikan 1. Monitor bising 1. Untuk
berhubungan tindakan keperawatan, usus mengetahuipenur
dengan penurunan diharapkan konstipasi unan bising usus.
mortilitas traktus dapat teratasi dengan 2. Monitor feses : 2. Untuk
gastrointestinal kriteria hasil : frekuensi, mengetahui
1. Mempertahankan konsistensi. frekuensi,
bentuk feses lunak konstitensi fases.
setiap 1-3 hari 3. Anjurkan latihan 3. Meningkatkan
2. Bebas dari ringan secara peristaltic dan
ketidaknyamanan teratur, seperti membantu
dan konstipasi jalan kaki. Beri mencegah
tahu klien konstipasi.
supaya Latihan keras
menghindari dianggap dapat
latihan yang menurunkan
lama dan keras. sirkulasi
Perhatikan uteroplasenta,
keyakinan kemungkinan
budaya tentang mengakibatkan
hal ini. radikardia janin,
hipertemia, atau
4. Berikan retradasi
informasi diet pertumbuhan.
tentang buah- 4. Bulk dan
buahan segar, kosistensi dalam
sayuran, padi- pilihan diet
padian, serat, membantu
makanan kasar, meningkatkan
dan masukan keefektifan pola
cairan adekuat. defekasi.
3 Nausea Setelah diberikan 1. Monitor mual dan 1. Mual/muntah
berhubungan tindakan keperawatan, muntah trimester I dapat
dengan distensi diharapkan mual dapat (frekuensi, durasi berdampak
lambung, teratasi dengan kriteria dan tingkat negatif pada
kehamilan. hasil : keparahan). status
1. Pengetahuan cara nutrisipranatal,
mengatasi nausea khususnya pada
meningkat 2. Identifikasi periode kritis
2. Verbalisasi dampak mual perkembangan
keinginan untuk terhadap kualitas janin.
meningkatkan nutrisi hidup. 2. Mengetahui
dampak yang
3. Berikan makanan disebabkan mual
dalam jumlah yang dapat
kecil dan memengaruhi
menarik. kegiatan pasien
sehari-hari.
3. Membantu
4. Tingkatkan meningkatkan
istirahat dan tidur nafsu makan,
yang cukup untuk intake cairan dan
memfasilitasi untuk
pengurangan mengurangi
mual. sekresi gastrik
yang
5. Ajarkan menyebabkan
penggunaan iritasi.
teknik 4. Karena dengan
nonfarmakologis meningkatkan
untuk mengatasi istirahat maka
mual akan menjaga
(akupresure). keseimbangan
elektrolit dan
juga tidak
merangsang mual
5. Salah satu terapi
komplementer
adalah akupresur.
Stimulasi atau
penekanan yang
dilakukan pada
titik P6 dan St36
diyakini akan
memperbaiki
aliran energi di
lambung
sehingga dapat
mengurangi
gangguan pada
lambung
termasuk mual
muntah.
4 Ketidakseimbangan Setelah diberikan 1. Tentukan 1. Kesejahteraan
nutrisi kurang dari tindakan keperawatan, keadekuatan janin/ibu
kebutuhan tubuh diharapkan nutrisi ibu kebiasaan asupan bergantung pada
berhubungan terpenuhi dengan nutrisi nutrisi ibu selama
dengan kriteria hasil : dulu/sekarang kehamilan
mual/muntah. 1. Porsi makan yang menggunakan sebagimana
disediakan habis. batasan 24 jam. selama 2 tahun
2. Penambahan berat Perhatian kondisi sebelum
badan sesuai usia rambut, kuku, kehamilan
kehamilan. dan kulit. 2. Memakan bahan
bukan makanan
2. Perhatiakan pada kehamilan
adanya mungkin
pika/ngidam. didasarkan pada
Kaji pilihan kebutuhan
bahan makanan psikologis,
dan tingkat fenomena budaya,
motivasi untuk respon terhadap
memakannya. lapar dan atau
respon tubuh
3. Timbang berat terhadap kebutuhn
ibu, pastikan nutrisi.
berat badan 3. Ketidakadekuatan
pregravid penambahan berat
biasanya badan pranatal
sebelum dan atau dibawah
kehamilan. berat badan
Berikan normal masa
informasi kehamilan,
tentang meningkatkan
penambahan resiko
pranatal yang terhambatnya
optimum. pertumbuhan
intrauterin
4. Tinjau ulang (IUGR) pada
frekuensi dan janin dengan berat
beratnya badan lahir
mual/muntah. rendah.
4. Mual/muntah
5. Rujuk pada trimester pertama
program dapat berdampak
makanan ibu, negatif pada status
bayi, dan anak- nutrisi prenatal,
anak dengan khususnya pada
tepat periode kritis
perkembangan
janin
5. Yayasan
penyelenggara
program makanan
suplemen
membantu
meningkatkan
secara optimal
nutrisi ibu/janin
5 Kekurangan Setelah diberikan 1. Monitor status 1. Mengetahui
volume cairan tindakan keperawatan, hidrasi seberapa besar
berhubungan diharapkan volume (kelembaban status hidrasi ibu
dengan cairan yang cairan terpenuhi dengan membran 2. Memantau tanda-
berlebih, kriteria hasil : mukosa, nadi tanda vital ibu
kehilangan cairan 1. Turgor kulit elastis adekuat, tekanan 3. Memantau cairan
aktif 2. Membran mukosa darah ortostatik). intak dan output
lembab ibu
2. Monitor vital sign 4. Peran keluarga
sangat penting
3. Monitor status dalam proses
cairan termasuk membantu ibu
intake dan output untuk makan
cairan 5. Membantu
pemberian cairan
4. Dorong keluarga melalui IV
untuk membantu
pasien makan
5. Kolaborasi
pemberian cairan
IV
6 Gangguan citra Setelah diberikan 1. Tentukan sikap 1. Perasaan klien
tubuh berhubungan tindakan keperawatan, terhadap terhadap
dengan perubahan diharapkan ibu kehamilan, kehamilan
fungsi tubuh (mis; menerima citra perubahan citra mempengaruhi
proses penyakit, tubuhnya dengan tubuh, dan situasi kemampuannya
kehamilan, kriteria hasil : pekerjaan, dan mengembangkan
kelumpuhan) 1. Kepuasan dengan bagimana hal ini perasaan positif
fungsi tubuh dipandang oleh terhadap
2. Penyesuaian orang terdekat perubahan bentuk
terhadap perubahan 2. Identifikasi hal tubuhnya,
fungsi tubuh mendasar dari sebagiman
harga diri klien kemapuannya
sehubungan beradaptasi positif
dengan terhadap peran
perubahan karena menjadi orang tua.
hamil dan 2. Perubahan citra
tanggung jawab tubuh terjadi
yang secara normal
berhubungan karena perubahn
dengan peran bentuk tubuh. Hal
baru tersebut. ini Dapat
3. Kaji sistem menimbulkan
pendukung krisis situasi yang
seperti bibi, berdapak negatif
nenek, kultural, terhadap
healer, dan kehamilan maupun
sebagainya. kemampuan
4. Tinjau ulang menjadi orang tua
perubahan pada klien dengan
fisiologi selama harga diri buruk
kehamilan; dan identitas ego
yakinkan klien lemah.
bahwa perasaan 3. Dukungan yang
yang campur adekuat dapat
aduk adalah membantu klien
normal. Sediakan mengatasi
suasana untuk perubahan bentuk
mendiskusikan tubuhnya secara
perasaanya. positif dan
memperthankan
harga diri positif.
4. Membantu
menurunkan setres
berhubungan
dengan kehamilan.
Mengungkapkan
perasaan lain dari
biasanya, sikap,
dan pengalaman
masalalu.
c. Trimester III
No Diagnosa Rencana Tujuan Rencana Tindakan Rasional
1 Penurunan curah Setelah diberikan 1. Tinjau ulang 1. Untuk mengetahui
jantung tindakan keperawatan, proses fisiologis keadaan jantung ibu
berhubungan diharapkan penurunan dan perubahan dalam keadaan
dengan curah jantung dapat normal dan normal atau
peningkatan teratasi dengan kriteria abnormal, abnormal.
kebutuhan hasil : tanda-tanda dan, 2. Mur-mur dapat
sirkulasi, 1. Tetap normotensive gejala-gejala. menandakan
perubahan prelod selama perjalanan 2. Auskultasi terjadinya
( penurunan alir pranatal bunyi jantung ; kerusakan.
balik vena), dan 2. Bebas dari eema catat adanya 3. Peningkatan tekanan
afterload patologisn dan tanda- mur-mur. darah dapat
(peningkatan tanda HAK 3. Ukur tekanan menunjukakan
tahapan vaskuler 3. Mengidentifikasi darah dan nadi. HAK, khususnya
perifer), hipertrofi cara-cara untuk Laporkan jika pada klien dengan
ventrikel. mengontrol dan peningkatan penyakit jantung
menurunkan masalah sitolik lebih dari atau ginjal atau
kardiovaskuler. 30 mmHg dan adanya kehamilan
diastolic lebih multifel serta
dari 15 mmHg. molahidatidosa.
4. Kaji adanya 4. Perubahan posisi
kelemahan cepat dapat
ajurkan klien mengakibatkan
untuk pusing saat darah
menghindari terkumpul di
perubahan ekstremitas bawah,
posisi dengan menurunkan volume
cepat. sirkulasi.
5. Anjurkan klien 5. Meningkatkan aliran
untuk darah balik vena dan
menghindari menurunkan resiko
menyilang kaki, terjadinya edema
duduk dan varises atau
berdiri dalam trombosis vena.
waktu lama:
pasang kaos
kaki penyokong
sebelum bangun
pada pagi hari;
menggunakan
pakaian yang
longgar, tidak
ketat,
meninggikan
kaki, panggul
dan vulva
vertical ke
dinding 3 x
sehari selama
20 menit.
2 Ketidakefektifan Setelah diberikan 1. Perhatikan 1. Kejadian perdarahan
perfusi jaringan tindakan keperawatan, status fisiologis potensial merusak
perifer diharapkan perfusi ke ibu, status hasil kehamilan,
berhubungan jaringan/ sel efektif sirkulasi dan kemungkinan
dengan penurunan dengan kriteria hasil: volume darah. menyebabkan
suplai oksigen 1. Tidak terdapat 2. Lakukan hipovolemia atau
kejaringan/ sel kebiruan pada kulit. pemeriksaan hipoksia
2. CRT dalam batas fisik CRT uteroplasenta.
normal (kembali dengan 2. Keadaan capillary
dalam kurun waktu menekan kuku refill test yang tidak
kurang dari 2 detik) pasien. kembali dalam
3. Auskultasi dan waktu kurang dari 2
laporkan DJJ, dapat menandakan
catat anemia.
bradikardi, atau 3. Mengkaji
takikardi. Catat berlanjutnya
perubahan pada hipoksia janin. Pada
aktivitas janin awalnya janin
(hipoaktif atau berespon pada
hiperaktif). penurunan kadar
4. Catat oksigen dengan
kehilangan takikardia dan
darah ibu peningkatan
mungkin dan gerakan. Bila tetap
adanya deficit, bradikardia
kontraksi dan penurunan
uterus. aktivitas terjadi.
5. Anjurkan tirah 4. Bila kontraksi uterus
baring pada disertai dilatasi
posisi miring serviks, tirah baring
kiri dan medikasi
6. Berikan mungkin tidak
suplemen efektif ddalam
oksigen pada mempertahankan
klien kehamilan.
7. Lakukan/ ulang Kehilangan darah
NST sesuai ibu secara
indikasi berlebihan
8. Ganti menurunkan perfusi
kehilangan plasenta.
darah/ cairan 5. Menghilangkan
ibu. tekanan vena kava
inferior dan
meningkatkan
sirkulasi plasenta
atau janin dan
pertukaran oksigen.
6. Meningkatkan
ketersediaan oksigen
untuk ambilan
janin.sehingga
kapasitas oksigen
yang dibawa janjin
meningkat.
7. Mengevaluasi secara
elektronik respon
DJJ terhadap
gerakan janin,
bermanfaat dalam
menentukan
kesejahteraan janin
(tes reaktif) versus
hipoksia
(nonreaktif).
8. Mempertahankan
volume sirkulasi
yang adekuat untuk
transport oksigen.
Bila penyimpanan
oksigen menetap,
janin kehabisan
tenaga untuk
melakukan
mekanisme koping,
dan kemungkinan
SSP rusak / janin
meninggal.
3 Pola nafas tidak Setelah diberikan 1. Kaji status 1. Menentukan luas
efektif tindakan keperawatan, pernafasan atau beratnya
berhubungan diharapkan pola nafas 2. Dapatkan masalah, yang
dengan efektif dengan kriteria riwayat dan terjadi pada kira –
pergeseran hasil : pantau masalah kira 60% klien
diafragma karena 1. Melaporkan medis yang pranatal. Meskipun
pembesaran penurunan frekuensi terjadi atau ada kapasitas meningkat,
uterus atau beratnya keluhan sebelumnya fungsi pernafasan
2. Mendemontrasikan 3. Anjurkan sering diubah saat
prilaku yang istirahat, kemampuan
mengoptimalkan tambah waktu digfragma untuk
fungsi pernafasan. untuk turun pada inspirasi
melakukan berkurang oleh
aktivitas pembesaran uterus.
tertentu, dan 2. Masalah lain dapat
latihan ringan terus mengubah pola
seperti berjalan. pernafasan dan
4. Tinjau ulang menurunkan
tindakan yang oksigenasi jaringan
dapat dilakukan ibu atau janin
klien untuk 3. Menurunkan
mengurangi kemungkinan gejala-
masalah dengan gejala pernafasan.
menggunakan 4. Postur yang baik
posisi semi membantu
fowler untuk memaksimalkan
duduk atau tidur penurunan
bila gejala berat digpragmatik,
pengubahan posisi
tegak dapat
meningkatkan
ekspansi paru sesuai
penurunan uterus
gravit.
4 Hipertermi Setelah diberikan 1. Pantau suhu 1. Suhu 38,9o –
berhubungan tindakan keperawatan, pasien (derajat 41,1oC
dengan laju diharapkan menunjukkan dan pola); menunjukkan
metabolisme suhu tubuh pasien dalam perhatikan proses penyakit
batas normal dengan menggigil infeksius akut. Pola
kriteria hasil: /diaphoresis. demam dapat
1. Suhu tubuh dalam 2. Pantau suhu membantu dalam
batas normal (36- lingkungan, diagnosis; mis,
37oC). batasi/tambahan kurva demam lanjut
2. Kulit pasien tidak linen tempat berakhir lebih dari
teraba hangat tidur, sesuai 24 jam
indikasi. menunjukkan
3. Berikan demam remitten
kompres mandi (bervariasi hanya
hangat pada beberapa derajat
lipatan paha dan pada arah tertentu.
aksila, hindari Menggigil sering
penggunaan mendahului puncak
alcohol. suhu.
4. Tingkatkan 2. Suhu ruangan/
intake cairan jumlah selimut harus
dan nutrisi. diubah untuk
5. Kolaborasi mempertahankan
dengan suhu mendekati
pemberian normal.
antipiretik. 3. Dapat membantu
mengurangi
demam. Catatan:
penggunaan air
es/alcohol mungkin
menyebabkan
kedinginan,
Peningkatan suhu
secara actual.
Selain itu alcohol
dapat mengeringkan
kulit.
4. Adanya peningkatan
metabolisme
menyebabkan
kehilangan banyak
energi. Untuk itu
diperlukan
peningkatan intake
cairan dan nutrisi.
5. Digunakan untuk
mengurangi
demam dengan aksi
sentral nya pada
hipotalamus,
meskipun demam
mungkin dapat
berguna dalam
membatasi
pertumbuhan
organisme dan
meningkatkan
autodestruksi dari
sel-sel yang
terinfeksi.
5 Gangguan Setelah diberikan 1. Berikan 1. Membantu ibu
eliminasi urin tindakan keperawatan, informasi memahami alasan
berhubungan diharapkan ibu mengerti tentang psikologis dari
dengan tentang perubahan pola perubahan frekuensi berkemih
pembesaran eliminasi urin dengan perkemihan dan nokturia.
uterus, kriteria hasil: berhubungan Pembesaran uterus
peningkatan 1. Mampu dengan trisemester I
tekanan abdomen, mengungkapkan trisemester I 2. Meningkatkan
sering berkemih. pemahaman tentang 2. Anjurkan ibu perfusi ginjal
kondisinya. untuk 3. Posisisi ini
2. Mampu melakukan memungkinkan
mengidentifikasi posisi meiring terjadinya sindrom
cara-cara untuk saat tidur. vena cava dan
mencegah stasis Perhatikan menurunkan aliran
urinariu dan atau keluhan-keluhan vena.
edema jaringan. nokturia. 4. Mempertahankan
3. Anjurkan ibu tingkat cairan dan
unruk perfusi ginjal
mnghindari adekuat, yang
posisi tegak mengurangi nattrium
dalam waktu diet untuk
yang lama. mempertahankan
4. Berikan status isotonic.
informasi 5. Kehilangan atau
mengenai pembatasan natrium
perlunya dapat sangat
masukan cairan menekan regulator
6-8 renin-angiotensin-
gelas/hari,penur aldosteron dari kadar
unan masukan cairan,
2-3 jam sebelum mengakibatkan
beristirahat, dan dehidrasi atau
penggunanan hipovolemia berat.
garam, 6. Dapat
makanan, dan mengidentifikasi
produk spasme glomelurus
mengandun atau penurunan
natrium dalam perfusi ginjal
jumlah sedang berkenaan dengan
5. Berikan hipertensi akibat
informasi kehamilan.
mengenai
bahaya
menggunakan
diuretik dan
penghilangan
natirum dari
diet.
6. Tes urine
midstream
untuk
memeriksa
albumin.
6 Nyeri akut Setelah diberikan 1. Kaji keluhan 1. Mengindikasikan
berhubungan tindakan keperawatan, nyeri, kebutuhan untuk
dengan kenaikan diharapkan nyeri pada perhatikan intervensi dan juga
berat badan saat ibu berkurang dengan lokasi, tanda-tanda
kehamilan, kriteria hasil: intensitas (skala perkembangan/
perubahan postur, 1. Pasien menunjukkan 0-10), resolusi komplikasi.
peregangan otot ekspresi wajah rileks. frekuensi, dan Catatan : sakit yang
rectus abdominis, 2. Pasien dapat tidur waktu. kronis tidak
perubahan atau beristirahat Menandai menimbulkan
hormonal. secara adekuat. gejala perubahan
3. Pasien menyatakan nonverbal autonomik.
nyeri berkurang. misalnya 2. Dapat mengurangi
4. Pasien tidak gelisah, ansietas dan rasa
mengeluh kesakitan. takikardia, dan takut, sehingga
meringis. mengurangi persepsi
2. Dorong akan intensitas rasa
pengungkapan sakit.
perasaan. 3. Memfokuskan
3. Berikan kembali perhatian;
aktivitas mungkin dapat
hiburan, mis : meningkatkan
membaca, kemampuan untuk
berkunjung, dll. menanggulangi.
4. Berikan posisi 4. Meningkatkan
tidur yang tepat relaksasi/
(miring kiri atau menurunkan
kanan). ketegangan otot.
5. Instruksikan Posisi miring ke kiri
pasien/ dorong karena janin akan
untuk mendapatkan aliran
menggunakan darah dan nutrisi
visualisasi/ yang lebih
bimbingan maksimal. Pada
imajinasi, posisi ini juga
relaksasi dapat membantu
progresif, teknik ginjal membuang
nafas dalam. sisa produk dan
cairan dari dalam
tubuh sehingga
mengurangi
pembengkakan
kaki, pergelangan
kaki dan tangan.
osisi miring ke
kanan jika posisi
punggung bayi
berada di sebelah
kanan dikarenakan
posisi punggung
dapat memicu
pergerakan bayi
yang dapat
menimbulkan rasa
nyeri.
5. Meningkatkan
relaksasi dan
perasaan sehat.
Dapat menurunkan
kebutuhan narkotik
analgesic dimana
telah terjadi proses
degenerative neuro/
motor. Mungkin
tidak berhasil jika
muncul dimensia,
meskipun minor.
7 Gangguan rasa Setelah diberikan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
nyaman tindakan keperawatan, tingkat tingkatan
berhubungan diharapkan gangguan kecemasan kecemasan yang
dengan gangguan rasa nyaman teratasi 2. Gunakan dialami pasien
adaptasi dengan kriteria hasil: pendekatan 2. Untuk
kehamilan 1. Mampu mengontrol yang meningkatkan
kecemasan menenangkan hubungan saling
2. Status kenyamanan 3. Bantu pasien percaya dan pasien
meningkat mengenai situasi merasa nyaman
yang 3. Agar mengetahui
menimbulkan situasi mana yang
kecemasan dapat menimbulkan
4. Dorong pasien kecemasan bagi
untuk pasien
mengungkapkan 4. Agar pasien dapat
perasaan, mengungkapkan
ketakutan, perasaannya,
persepsi ketakutan yang
5. Intruksikan dialami dan
pasien persepsinya
menggunakan 5. Agar pasien
teknik relaksasi menjadi lebih
rileks.
8 Inoleransi Setelah diberikan 1. Monitor respon 1. Rasional : untuk
aktivitas tindakan keperawatan, fisik, emosi, memantau sejauh
berhubungan diharapkan ibu dapat sosial dan mana pasien dapat
dengan melakukan aktivitas spiritual melakukan
kelemahan dengan kriteria hasil: 2. Bantu untuk aktivitasnya.
1. Berpartisipasi dalam mengidentifikas 2. Rasional : untuk
aktivitas fisik tanpa i dan mengetahui aktivitas
disertai peningkatan mendapatkan yang dibuuhkan oleh
tekanan darah, nadi sumber yang pasien.
dan respirasi diperlukan 3. Rasional : agar
2. Mampu melakukan untuk aktivitas keluarga dan pasien
aktivitas sehari-hari yang mengetahui aktivitas
(ADL) secara mandiri diinginkan. apa yang kurang
3. Bantu pasien untuk dilakukan.
atau keluarga 4. Rasional : untuk
untuk memotivasi pasien
mengidentifikas dalam beraktivitas.
i kekurangan 5. Rasional:
dalam mempercepat dalam
beraktivitas. pemulihan pasien
4. Sediakan untuk beraktivitas
penguatan
positif bagi
yang aktif
beraktivitas
5. Kolaborasi
dengan tenaga
rehabilitasi
medis dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.
9 Gangguan pola Setelah diberikan 1. Tinjau ulang 1. Membantu
tidur berhubungan tindakan keperawatan, kebutuhan mengidentifikasi
dengan stres diharapkan gangguan perubahan kebutuhan untuk
psikologis, pola tidur ibu dapat tidak normal menetapkan pola
ketadakmampuan teratasi, dengan kriteria berkenaan tidur yang berbeda.
mempertahankan hasil: dengan 2. Peningkatan retensi
kenyamanan, dan 1. Melaporkan kehamilan. cairan, penambahan
perubahan pada perbaikan Tentukan pola berat badan, dan
tingkat aktivitas tidur/istirahat. tidur saat ini. pertumbuhan janin,
2. Melaporkan 2. Evaluasi semua memperberat
peningkatan rasa tingkat perasan lelah,
sejahtera dan perasaan kelelahan. khususnya pada
segar. 3. Kaji terhadap multipara.
kejadian 3. Ansietas yang
insomnia dan berlebihan,
respon ibu kegembiraan,
terhadap ketidaknyamanan
penurunan fisik, nokturia, dan
tidur. aktivitas janin dapat
4. Dapatkan sel mempersulit tidur.
darah merah 4. Anemia dan
(SDM) dan penurunan kadar
kadar Hb/SDM,
hemoglobin mengakibatkan
(Hb). penurunan
5. Rujuk ibu oksigenasi jaringan
untuk serta mempengaruhi
konseling bila perasaan letih
kekurangan berlebihan.
tidur/kelelahan 5. Mungkin perlu bagi
mempengaruhi ibu menghadapi
aktivitas perubahan siklus
kehidupan tidur terjaga,
sehari-hari. mengidentifikasi
prioritas yang tepat
dan memodifikasi
komitmen.
10 Konstipasi Setelah diberikan 1. Monitor bising 1. Untuk
berhubungan tindakan keperawatan, usus mengetahuipenuru
dengan penurunan diharapkan konstipasi 2. Monitor feses : nan bising usus.
mortilitas traktus dapat teratasi dengan frekuensi, 2. Untuk mengetahui
gastrointestinal kriteria hasil : konsistensi. frekuensi,
1. Mempertahankan 3. Anjurkan konstitensi fases.
bentuk feses lunak latihan ringan 3. Meningkatkan
setiap 1-3 hari secara teratur, peristaltic dan
2. Bebas dari seperti jalan membantu
ketidaknyamanan dan kaki. Beri tahu mencegah
konstipasi klien supaya konstipasi. Latihan
menghindari keras dianggap
latihan yang dapat menurunkan
lama dan keras. sirkulasi
Perhatikan uteroplasenta,
keyakinan kemungkinan
budaya tentang mengakibatkan
hal ini. radikardia janin,
4. Berikan hipertemia, atau
informasi diet retradasi
tentang buah- pertumbuhan.
buahan segar, 4. Bulk dan kosistensi
sayuran, padi- dalam pilihan diet
padian, serat, membantu
makanan kasar, meningkatkan
dan masukan keefektifan pola
cairan adekuat defekasi.
11 Gangguan citra Setelah diberikan 1. Tentukan sikap 1. Perasaan klien
tubuh tindakan keperawatan, terhadap terhadap kehamilan
berhubungan diharapkan ibu menerima kehamilan, mempengaruhi
dengan perubahan citra tubuhnya dengan perubahan citra kemampuannya
fungsi tubuh (mis; kriteria hasil : tubuh, dan mengembangkan
proses penyakit, 1. Kepuasan dengan situasi perasaan positif
kehamilan, fungsi tubuh pekerjaan, dan terhadap perubahan
kelumpuhan) 2. Penyesuaian terhadap bagimana hal bentuk tubuhnya,
perubahan fungsi ini dipandang sebagiman
tubuh oleh orang kemapuannya
terdekat beradaptasi positif
2. Identifikasi hal terhadap peran
mendasar dari menjadi orang tua.
harga diri klien 2. Perubahan citra
sehubungan tubuh terjadi secara
dengan normal karena
perubahan perubahn bentuk
karena hamil tubuh. Hal ini Dapat
dan tanggung menimbulkan krisis
jawab yang situasi yang
berhubungan berdapak negatif
dengan peran terhadap kehamilan
baru tersebut. maupun kemampuan
3. Kaji sistem menjadi orang tua
pendukung pada klien dengan
seperti bibi, harga diri buruk dan
nenek, kultural, identitas ego lemah.
healer, dan 3. Dukungan yang
sebagainya. adekuat dapat
4. Tinjau ulang membantu klien
perubahan mengatasi
fisiologi selama perubahan bentuk
kehamilan; tubuhnya secara
yakinkan klien positif dan
bahwa perasaan memperthankan
yang campur harga diri positif.
aduk adalah 4. Membantu
normal. menurunkan setres
Sediakan berhubungan dengan
suasana untuk kehamilan.
mendiskusikan Mengungkapkan
perasaanya. perasaan lain dari
biasanya, sikap, dan
pengalaman masa
lalu.
12 Resiko jatuh Setelah diberikan 1. 1. Agar mengetahui
berhubungan tindakan keperawatan, keadaan fisik pasien
Mengidentifika
dengan anemia diharapkan resiko jatuh yang dapat
si defisit
teratasi dengan kriteria meningkatkan
kognitif atau
hasil: potensi jatuh
fisik pasien
1. Perilaku pencegahan 2. Agar mengetahui
yang dapat
jatuh : tindakan perilaku berbahaya
meningkatkan
individu atau yang dapat
potensi jatuh
pemberian asuhan mempengaruhi
untuk meminimalkan dalam resiko jatuh.
faktor resiko yang lingkungan 3. Untuk
dapat memicu jatuh tertentu meminimalkan
dilingkungan individu 2. kejadian cedera pada
saat jatuh.
Mengidentifika
4. Agar pasien lebih
si perilaku dan
aman saat berjalan
faktor yang
dan menghindari
mempengaruhi
resiko jatuh
risiko jatuh
3. Ajarkan pasien
bagaimana
jatuh untuk
meminimalkan
cedera.
4. Sarankan alas
kaki yang
aman.
13 Risiko cidera Setelah diberikan 1. Kaji ulang 1. Perbuhan pada
pada janin tindakan keperawatan, status nutrisi nutrisi ibu dapat
berhubungan diharapkan ibu dapat ibu. menurunkan
dengan masalah menjaga kesehtannya dan 2. Hindari cadangan zat besi
kesehatan ibu, janin serta dapat penggunaan pada janin,
pemajanan pada menghindari risiko tembakau membatasi cadangan
teratogen/agen cidera, dengan kriteria 3. Berikan lemak,
infeksi. hasil : informasi memperlambat
1. Ibu mampu tentang risiko perkembangan
mengidentifikasi terapi obat. neurologis pada
faktor-faktor risiko. 4. Pantau profil neonates/ anak, dan
2. Mampu mengubah biofisik janin menurunkan
gaya hidup/perilaku cadangan protein
yang menurunkan untuk pertumbuhan
risiko otak, sehingga
menurunkan lingkar
kepala.
2. Dapat menghambat
penenbalan berat
badan ibu,
menurunkan
pertumbuhan intra
uterus/plasenta, dan
mengakibatkan skor
apgar rendah saat
kelahiran.
3. Pada trimester III,
sulfonamid
mengakibatkan
risiko
hiperbilirubinemia,
tetrasiklin
menyebabkan
pewarnaan padan
pelapisan desisua
gigi dan
menghambat
pertumbuhan tulang.
4. Untuk menentkan
kesejahteraan
uteroplasenta atau
janin dan ibu
berisiko terkena
sepsis.
4. Implementasi
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Implementasi merupakan langkah keempat dari proses keperawatan
yang telah direncanakan oleh perawat untuk dikerjakan dalam rangka membantu klien
untuk mencegah, mengurangi, dan menghilangkan dampak atau respons yang
ditimbulkan oleh masalah keperawatan dan kesehatan (Ali & SKM, 2016).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan dan evaluasi (Ali & SKM, 2016). Evaluasi
merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai apakah tindakan keperawatan
yang telah dilakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi suatu masalah.
Menurut Nursalam (2011), evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai.
b. Evaluasi somatif merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Adrian, Kevin. (2020). Jenis Pemeriksaan Kehamilan Setelah Pertama Kali Tahu
Hamil. https://www.alodokter.com/pertama-kali-hamil-lakukan-pemeriksaan-
kehamilan-ini. Diakses pada tanggal 13 Januari 2021.
Ali, H. Z., & SKM, M. M. (2016). Dasar-Dasar Dokumentasi Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Dewi, V.N.L dan Sunarsih, T. (2011). Asuhan Kehamilan Untuk Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika.
Doenges, Marilyn, E. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
Hani, dkk. (2010). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis. Jakarta: Salemba
Medika.
Hutahean, S. (2013). Perawatan Antenatal. Jakarta: Salemba Medika.
Kamariyah, dkk. (2014). Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa & Praktisi
Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Lowdermilk, D, L., Perry Shannon E., Cashion Kitty. (2013). Buku Keperawatan
Maternitas Edisi 8 – Buku 2, Penerjemah :dr. Felicia Sidartha & dr. Anesia
Tania. Elsevier (Singapura) Pte Ltd. Salemba Medika.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. (2010). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Nugroho, T., dkk. (2014). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas (Askeb 3).
Yogyakarta: Nuha Medika.
Nursalam. (2011). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalan Praktek Keperawatan
Profesional edisi.3. Jakarta: Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:
PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Saifuddin, Abdul B. (2010). Ilmu Kebidanan, edisi4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Salmah, dkk. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal Cetakan. Ke-1. Jakarta. EGC.
Sulistyawati. (2009). Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta:
Andi Offset
Varney, Helen. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta: EGC