Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN “ Tn.A ” DENGAN DHF (Dengue Haemoragic


Fever) DI KLINIK PRADITHA MEDICA NGEMPIT
KRATON KABUPATEN PASURUAN

Dosen Pembimbing :
Ns. Evy Aristawati, S.Kep., M.Kep

Oleh:
Mochammad Zainul Abidin
NIM : 1801073

PROGRAM DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN KERTA CENDEKIA
SIDOARJO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


MEDIKAL BEDAH 2

Yang telah disahkan Pada :


Hari :
Tanggal :

Mahasiswa

(Mochammad Zainul Abidin)

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Nur Maulidiah Amd.Kep Ns. Evy Aristawati, S.Kep., M.Kep

Mengetahui,
Kepala Ruangan

Kanti Sugeng S.Farm


LAPORAN PENDAHULUAN
DHF (Dengue Haemoragic Fever)

1. DHF (Dengue Haemoragic Fever)


1.1. Pengertian
Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan penyakit infeksi virus akut yang
disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne virus, genus flavivirus,
famili flaviviridae. DHF ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes spp, aedes aegypti, dan
aedes albopictus merupakan vektor utama penyakit DHF. Penyakit DHF dapat muncul
sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan
dengan kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat (Dinkes, 2015).
WHO dalam buku Keperawatan Medikal Bedah 1 (Kardiyudiani, 2019)
mendefinisikan DHF sebagai penyakit yang memiliki kriteria: suhu tubuh naik turun
tanpa sebab yang jelas, tampak perdarahan (ptekia, gusi berdarah, melena, muntah darah),
jumlah trombosit mengalami penurunan dalam periksaan laboratorium, serta
permeabilitas pembuluh darah mengalami peningkatan yang ditandai dengan
meningkatnya hematokrit.

1.2. Klasifikasi
Menurut WHO, 2011 dalam buku “asuhan keperawatan praktis berdasarkan
penerapan diagnosa nanda, nic, noc” (Nurarif, 2016) klasifikasi derajat DHF dibagi
menjadi:
1. Derajat 1
Demam secara terus menerus disertai menggigil, pada pemeriksaan torniquet atau
uji bendung positif dan disaat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil trombisit mengalami penurunan sedangkan hematokrit meningkat.
2. Derajat 2
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1, selain itu ditemukan adanya perdarahan
pada gusi, ptekie, perdarahan pada lambung yang dapat mengakibatkan melena
dan muntah darah.
3. Derajat 3
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1 dan derajat 2 serta pasien mengalami
perburukan keadaan dengan tekanan darah mengalami penurunan, frekuensi nadi
cepat, nadi teraba lemah, akral dingin.
4. Derajat 4
Pasien mengalami penurunan kesadaran, terjadi syok hipovolemik.

1.3. Etiologi
Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus dengue merupakan
virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus dengue menular melalui suntikan
nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus saat
menghisap darah seseorang yang sehat. Penularan penyakit DHF bisa terjadi pada
manusia kemanusia atau manusia kehewan ataupun sebaliknya. Manusia yang sedang
sakit DHF kemungkinan bisa menularkan kemanusia lainnya yang sehat, tergantung dari
sistem imunitas dari masing-masing individu untuk melawan virus tersebut. Dalam waktu
3 sampai 14 hari setelah virus masuk kedalam tubuh, tubuh akan memberikan tanda dan
gejala sebagai perlawanan alami dari dalam. Gejala umum yang dialami penderita peyakit
DHF yakni demam disertai menggigil, pusing, pegal-pegal (Handayani, 2019).

1.4. Manifestasi Klinik


1. Panas tinggi disertai menggigil pada saat serangan
2. Uji turniquet positif
3. Lemah
4. Nafsu makan berkurang
5. Anoreksia
6. Muntah
7. Nyeri sendi dan otot
8. Pusing
9. Trombistopenia (<100.000/ul)
10. Manifestasi perdarahan seperti: ptekie, epitaksis, gusi bedarah, melena,
hematuria masif (Renira, 2019)

1.5. Patofisiologi
Nyamuk Aedes yang terinfeksi atau membawa virus dengue menggigit manusia.
Kemudian virus dengue masuk kedalam tubuh dan berdar dalam pembuluh darah bersama
darah. Virus kemudian bereaksi dengan antibody yang mengakibatkan tubuh
mengaktivasi dan melepaskan C3 dan C5. Akibat dari pelepasan zat-zat tersebut tubuh
mengalami demam, pegal dan sakit kepala, mual, ruam pada kulit. Pathofisiologi primer
pada penyakit DHF adalah meningkatnya permeabilitas membran vaskuler yang
mengakibatkan kebocoran plasma sehinggacairan yang ada diintraseluler merembes
menuju ekstraseluler. Tanda dari kebocoran plasma yakni penurunan jumlah trombosit,
tekanan darah mengalami penurunan, hematokrit meningkat. Pada pasien DHF terjadi
penurunan tekanan darah dikarenakan tubuh kekurangan hemoglobin, hilangnya plasma
darah selama terjadinya kebocoran, Hardinegoro dalam buku keperawatan medikal bedah
1 (Kardiyudiani, 2019).

1.6. Pemeriksaan Penunjang


Price and Wilson (2016) berpendapat, pada pemeriksaan laboratorium pada pasien
DHF didapatkan hasil:
1. Penurunan jumlah trombosit (normalnya 100.000/mm3).
2. Hemoglobin dan hematokrit mengalami peningkatan 20% dari nilai normal.
3. Terjadi penurunan leukosit atau dalam batas normal.
4. Urine dan PH darah mungkin meningkat
5. SGOT dan SGPT meningkat
1.7. Penatalaksanaan
Pada pasien DHF terdapat beberapa masalah keperawatan yang muncul. Masalah
yang muncul dapat ditemukan pada saat pengkajian. Pada umumnya masalah yang ada
pada pasien DHF yakni demam tinggi disertai menggigil. Pada pasien demam dapat
dilakukan pemberian kompres hangat untuk menurunkan demam. Selain itu pasien DHF
juga mengalami kekurangan volume cairan dikarenakan demam karena pindahnya cairan
interavaskuler ke ekstravaskuler. Pada pasien DHF yang mengalami kekurangan volume
cairan, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan yaitu mengganti cairan yang hilang
dengan meningkatkan asupan secara oral misalnya makan dan minum air yang cukup,
pemberian oralit serta pemberian cairan secara parenteral (Jannah, 2019).

1.8. Komplikasi
Komplikasi pada DHF menurut Nur Wakhidah (2015) yaitu:
1. Dehidrasi sedang sampai berat.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan.
3. Kejang karena demam terlalu tinggi yang terus menerus.
Selain itu komplikasi dari pemberian cairan yang berlebihan akan menyebabkan
gagal nafas, gangguan pada elektrolit, gula darah menurun, kadarnatrium, kalsium juga
menurun, serta dapat mengakibatkan gula darah diatas normal atau mengalami
peningkatan (Jannah, 2019).
1.9. Pathway

Virus

Nyamuk Aedes Aegypti

Inkubasi virus

Sistem System Perubahan


Gastrointestinal integumen status kesehatan

Hepatomegaly Infeksi virus dengue Kurangnya


pengetahuan

Menekan diafragma Termoregulasi Defisit pengetahuan

Mual, muntah Peningkatan suhu tubuh

Anoreksia Hipertermia

Nafsu makan
menurun

Defisit Nutrisi
2. Konsep Asuhan Keperawatan

2.1. Pengkajian
a. Data demografi
Tanggal wawancara, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama, umur,
jenis kelamin, alamat, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status
pernikahan.
b. Pola fungsional
Persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan: keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, penggunaan obat sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat sosial.
Nutrisi-metabolik: nutrisi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, pemeriksaan
fisik, temuan laboratorium.
c. Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi per hari.
d. Pola aktivitas latihan
Seperti mandi, berpakaian, toileting, mobilitas, berpindah, ambulasi
e. Pola tidur istirahat
Kebiasaan tidur per hari
f. Pola kognitif
Terdapat pendengaran, penglihatan, pemeriksaan fisik
g. Pola persepsi diri
Masalah utama mengenai perawatan dirumah sakit/penyakit
h. Pola seksualitas
Klien berjenis kelamin, kelaian genetalia.
i. Pola koping-toleransi stress
Kemampuan adaptasi klien
j. Pola nilai kepercayaan
Pembatasan religious

2.2. Diagnosa Keperawatan


a. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (Infeksi)
b. Defisit pengetahuan berhubngan dengan kurang terpapar informasi
2.3. Rencana Keperawatan
NO SDKI SLKI SIKI
1. Hipertermia Luaran Utama : Intervensi Utama :
berhubungan dengan Manajemen hipertermia
Proses penyakit Termoregulasi
(infeksi) Observasi :
1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Infeksi, terpapar
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama lingkungan panas)
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : 2. Monitor suhu tubuh
3. Monotor kadar elektrolit
1. Badan dari yang panas menjadi tidak hangat 4. Monitor komplikasi akibat hipertermia
2. Wajah dari yang pucat menjadi tidak pucat
3. Suhu tubuh dari yang meningkat menjadi Terapeutik :
menurun
5. Sediakan lingkungan yang dingin
6. Longgarkan atau lepaskan pakaian
7. Berikan cairan oral
8. Ganti linen setiap hari atau lebh sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebihan)
9. Lakukan pendinginan eksternal (mis. Kompres dengan
menggunakan air hangat)

Edukasi :
10. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian caran dan elektrolit intravena,
jika perlu
2. Defisit pengetahuan Luaran Utama: Intervensi utama :
berhubungan dengan
kurang terpapar Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
informasi. Observasi :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
DHF meningkat.
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan Terapeutik :
meningkat. 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Perilaku sesuai anjuran meningkat 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan beri
waktu untuk mengulang kembali.

Edukasi :
6. Jelaskan tentang hipertensi dan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk mengubah
perilaku hidup bersih dan sehat.

Intervensi pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
2. Edukasi manajemen stres.
2.4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan dan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap
perawat sehingga pelayanan yangdiberikan baik mutunya. Dengan demikian rencana
yang telah ditentukan tercapai.

2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnose,
perencanaan, tindakan dan evaluasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, Harif, dkk.2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1. Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, EdisiI. Cetakan II.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi I. Cetakan I. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Kardiyudiani dan Susanti, (2019). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Buku 3.


Singapura: Salemba Medica

Nurarif. A. H. dan Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction

Price Sylvia A, Wilson Lorraine M. (2012). Patofisiologi: Konsep Klinis. Proses-proses


Penyakit. Jakarta: EGC

Wakhidah Nur Anisa. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Tn. W Dengan Gangguan
Sistem Persarafan :Stroke Non Hemoragik Di Ruang Gladial atas Rumah Sakit
Umum Daerah Sukoharjo. Surakarta.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN

BIODATA
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Karang menggah
No. Register :-
Tanggal MRS : 26 April 2021 pukul 06.45 WIB
Tanggal pengkajian : 27 April 2021 pukul 14.00 WIB

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN

1. Keluhan Utama/Alasan Masuk Rumah Sakit :


Saat di UGD : Pasien mengatakan pusing, mual, muntah, nyeri epigastri, panas naik
turun selama 2 hari
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan badannya panas, pusing, dan mual

2. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengatatakan ketika di rumah mengalami mual, muntah, dan panas naik
turun selama 2 hari, kemudian pada hari senin tanggal 26 April 2021 pukul 06.45
WIB di bawa ke Klinik Praditha Medica

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menahun (asma dan jantung)
atau penyakit menurun (asma dan diabetes mellitus) atau penyakit menular (seperti
HIV/AIDS, hepatitis)

4. Riwayat Kesehatan Keluarga :


Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit menurun seperti asma dan diabtes
mellitus atau penyakit menular seperti HIV/AIDS dan hepatitis
AKTIVITAS SEHARI-HARI

A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT

1. Waktu tidur : SMRS : Malam jam 21.00 Siang jam 14.00


MRS : Malam jam 21.30 Siang jam 13.30
2. Waktu bangun : SMRS: Pagi jam 05.00 Sore jam 17.00
MRS : Pagi jam 06.00 Sore jam 17.00
3. Masalah tidur : SMRS: Tidak ada masalah tidur
MRS : Tidak ada masalah tidur
4. Hal-hal yang mempermudah tidur :
SMRS: Saat pasien merasa lelah dan merasa mengantuk
MRS : Setelah minum obat
5. Hal-hal yang mempermudah pasien terbangun :
SMRS: Badan panas, Suara bising
MRS : Suara bising, apabila perawat atau dokter sedang melakukan tindakan
pemeriksaan fisik terhadap pasien.
B. POLA ELIMINASI
1. BAB : SMRS: 2x/ hari, lembek, kuning, bau khas
MRS : 1x sehari lembek, kuning, bau khas
2. BAK : SMRS: 4-5x/ hari, warna kuning , jernih
MRS : 5x/hari, warna kuning, jernih
3. Kesulitan BAB/BAK : Tidak ada kesulitan untuk BAB/BAK
4. Upaya/cara mengatasi masalah tersebut : Tidak ada

C. POLA MAKAN DAN MINUM


1. Jumlah dan jenis makanan :
SMRS: 3x/ hari (nasi, ikan laut, sayur)
MRS : Makanan dari klinik (nasi, ikan, sayur), 1 porsi habis
2. Waktu pemberian makan :
SMRS: Pagi, siang, malam
MRS : Pagi, siang, malam
3. Jumlah dan jenis cairan :
SMRS: Air putih, 6-7 gelas per hari
MRS : Air putih, 6-7 gelas per hari
4. Waktu pemberian cairan :
SMRS: Saat selesai makan dan saat pasien merasa haus
MRS : Saat selesai makan dan saat pasien merasa haus
5. Pantangan : tidak ada pantangan
6. Masalah makan dan minum
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada kesulitan mengunyah
b. Kesulitan menelan : Tidak ada gangguan menelan
c. Mual dan muntah : Mual (+), Muntah (-)
7. Tidak dapat makan sendiri : Pasien dapat makan sendiri
8. Upaya mengatasi masalah : Tidak ada kesulitan

D. KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE


1. Pemeliharaan badan : SMRS: Pasien mandi 2x sehari
MRS : Pasien di seka oleh keluarganya 2x sehari
2. Pemeliharaan gigi dan mulut :
SMRS: Pasien selalu menggosok gigi ketika mandi
MRS : Pasien tidak menggosok gigi
3. Pemeliharaan kuku : SMRS: Pasien selalu memotong kuku apabila panjang
MRS : Belum memotong kuku

E. POLA KEGIATAN/AKTIVITAS LAIN : -

DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : Pola komunikasi sangat baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Istri
C. Rekreasi
Hobby : Bermain catur
Penggunaan waktu senggang : Berkumpul dengan keluarga
D. Dampak di rawat di Klinik : Pasien mengatakan hanya bisa berbaring
di tempat tidur
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : Pasien mengatakan bisa berinteraksi
dengan baik dan bisa berhubungan baik dengan orang lain.
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Istri pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah : Pasien tetap beribadah walaupun sedang sakit
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya sakit karena
cobaan dan ujian dari Allah swt.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien mengatakan bahwa dirinya akan
sembuh

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : Lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38,2 ̊C Nadi : 88 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Respirasi : 22 x/menit
Tinggi badan : 159 cm Berat badan : 60 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Simetris
Ubun-ubun : Tidak teraba
Kulit kepala : Bersih

b. Rambut : Pendek
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut merata
Bau : Sedikit bau
Warna : Hitam
c. Wajah : Normal
Warna kulit : Kuning langsat
Struktur wajah : Sedikit ada kerutan

2. Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan : Mata lengkap dan simetris


b. Kelopak mata (palpebra) : Kelopak mata tidak edema
c. Konjungtiva dan sclera : Tidak anemis, tidak ada lesi
d. Pupil : Isokor
e. Kornea dan iris : Tidak ada lesi
f. Ketajaman penglihatan/Visus : Pasien mengatakan penglihatannya agak
buram
g. Tekanan Bola Mata : Tidak terkaji
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi : Tidak ada fraktur, simetris
b. Lubang hidung : Tidak ada lesi, tidak ada secret, tidak ada perdarahan
c. Cuping hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
Ukuran telinga : Normal
Ketegangan telinga : Lentur
b. Lubang telinga : Sedikit kotor
c. Ketajaman pendengaran : Pasien dapat mendengar dengan jelas

5. Mulut dan faring


a. Keadaan bibir : Mukosa bibir kering, tidak ada lesi
b. Keadaan gusi dan gigi : Gusi bersih dan gigi sedikit kotor
c. Keadaan lidah : Lidah terlihat pucat
d. Orofaring : Pasien mengatakan bahwa tidak merasa sakit
pada leher saat menelan
6. Leher
a. Posisi trachea : Simetris
b. Tiroid : Tidak ada pembengkakan tiroid
c. Suara : Pasien berbicara dengan sedikit jelas
d. Kelenjar Limfe : Tidak ada membesaran limfe
e. Vena Jugularis : Teraba
f. Denyut Nadi Carotis : Teraba dengan jelas

D. Pemeriksaan Integumen (kulit)


a. Kebersihan : Bersih
b. Kehangatan : Hangat
c. Warna : Kuning langsat
d. Tekstur : Halus
e. Kelembaban : Agak kering
f. Kelainan pada kulit : Tidak ada kelainan

E. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara : Tidak terkaji
b. Warna payudara dan areola : Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting : Tidak terkaji
d. Axilla dan Clavicula : Tidak terkaji
F. Pemeriksaan Thorax/Dada
1. Inspeksi Thorax
a. Bentuk Thorax : Normal chest
b. Pernapasan
- Frekwensi : 22x/menit
- Irama : Reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernapas : Tidak ada tanda-tanda kesulitan bernapas

2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : Normal antara getaran paru-paru
kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi :
- Suara napas : Vasikuler

- Suara ucapan : Jelas

- Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan

3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : Tidak ada pulpasi
- Ictus cordis : Berada pada ICS V pada linea midclavikula kiri selebar 1
cm
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : Kanan atas: ICS II linea parasternalis dextra, kiri
atas: ICS II linea parasternalis sinistra, kanan bawah : ICS IV linea
parasternalis dextra, kiri bawah : ICS IV linea midclavikula sinistra.

c. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I : Lup tunggal pada ruang ICS IV linea sternalis kiri,
dan ICS V linea midclavicula.
- Bunyi Jantung II : Dup tunggal pada ruang ICS II linea sternalis
kanan dan ICS II linea sternalis kiri.
- Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
- Bising/Murmur : Tidak ada suara bising/mumur
- Frekwensi Denyut jantung : Denyut jantung 88x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan
- Bayangan Pembuluh Darah abdomen : Tidak terlihat

b. Auskultasi
- Peristaltik usus : Normal
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak terkaji

c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan dibagian perut
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan/massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda ascites
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik McBurney : Tidak ada nyeri tekan

d. Perkusi
- Suara Abdomen : Tympani
- Pemeriksaan ascites : Tidak ada ascites

H. Pemeriksaan Kelamin Dan Daerah Sekitarnya


1. Genetalia
a. Rambut Pubis : Tidak terkaji
b. Meatus Urethra : Tidak terkaji
c. Kelainan-kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal : Tidak ada
kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus : Ada dan normal
b. Kelainan-kelainan pada anus : Tidak ada kelainan
c. Perineum : Tidak terkaji

I. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstremitas)


a. Kesimetrisan otot : Simetris
b. Pemeriksaan Oedem : Tidak terdapat oedem
c. Kekuatan otot : 5 5
5 5
d. Kelainan-kelainan pada ektremitas dan kuku : Tidak ada kelainan ekstremitas

J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat Kesadaran (secara Kwantiatif) / GCS : Eye : 4 , verbal : 5 , motorik : 6
(composmentis).
b. Tanda-tanda rangsangan otak : Nyeri kepala (-)
c. Syaraf otak (nervus cranialis) : Olfaktorius (+), optikus (+),
oculomotorius (+), rochlearis (+), trigenimus (+), abdusen (+), vacialis (+),
glasioparingeal (+), vagus (+), accesorius (+), hypoglosal (+)
d. Fungsi Motorik : Pasien dapat menggerakkan ekstremitas
atas dan bawah dengan baik.
e. Fungsi Sensorik : Panca indra dapat berfungsi dengan baik
f. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Pattela (+) , Achites (+)
b. Refleks Patologis : Babinski (-) , chaddock (-) , schaefferi (-), oppenhelm
(-)

K. Pemeriksaan Status Mental :


a. Kondisi emosi/perasaan : Pasien terlihat gelisah
b. Orientasi : Pasien mampu mengenal orang, tempat dan
waktu
c. Proses berfikir (ingatan, atensi, keputusan, perhiungan) : Pasien dapat
mengingat dengan baik, cepat, dan tanggap
d. Motivasi (kemauan) : Pasien mengatakan ingin cepat sembuh
e. Persepsi : Baik
f. Bahasa : Indonesia, jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : DHF
B. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang Medis :
1. Laboraturium :
NO PEMERIKSAAN HASIL NILAI NORMAL SATUAN
1 Darah Lengkap
Hemoglobin 12,1 L 13,0 – 16,2 Gr / dl
Eritrosit / RBC 3,96 L 4-5 Sel / mmᵌ
Leukosit / WBC 6.700 4.000 -11.000 Sel / mmᵌ
Trombosit / PLT 69.000 L 150.000 – 400.000 Sel / mmᵌ
Gran% 80 H 50,0 – 70,0 %
Lymph% 9 L 20,0 – 40,0 %
Mid% 11 3,0 – 15,0 %
Hematokrit / HCT 31 L 37- 45 %
2 Imonoserologi
Widal : Typhus O Negatif Negatif
Typhus H 1/320 Negatif
P.Typhi A Negatif Negatif
P. Typhi B Negatif Negatif
3 Faal Hati
SGOT L : < 37 IU / L
P : < 31
SGPT L : < 42 IU / L
P : < 32

2. Rontgen : Tidak terlampir

3. EKG : Terlampir

4. USG : Tidak terlampir

5. Lain-lain : -
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

1. Infus RL 20 Tpm
2. Injeksi : Antrain 3x1
Ondansentron 2x1
OMZ 2x1
Ceftriakson 3x1
Trombovit 3x1
Caviplex 2x1
NB Drip 1x1
3. P/O : Antasida syr 3x1

Perawat,

Mochammad Zainul Abidin


ANALISA DATA

DATA PENUNJANG INTERPRETASI DATA MASALAH

D S: Virus Hipertermia
Pasien mengatakan pusing dan
demam tinggi Nyamuk Aedes Aegypti

D O: Inkubasi virus
 Tubuh pasien teraba panas
 K/u Lemah Sistem integumen
 Mukosa bibir kering
 GCS : Composmentis Infeksi virus dengue
(4,5,6)
 TTV :
Termoregulasi
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
Peningkatan suhu tubuh
S : 38,2 °C
RR : 22x/menit
Hipertermia
D S: DHF Defisit pengetahuan
Pasien mengatakan kurang
paham dengan penyakitnya Perubahan status kesehatan

D O: Kurangnya pengetahuan
 Pasien nampak bingung tentang DHF

 Pasien bertanya-tanya
tentang penyakit yang Defisit pengetahuan
sedang dialaminya
:
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO. TGL. MUNCUL DIAGNOSA TGL TT


KEPERAWATAN
TERATASI
1 27 April 202 Hipertermia b.d proses 28 April 2021
penyakit (infeksi)

2 27 April 2021 Defisit pengetahuan b.d kurag 28 April 2021


terpapar informasi
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

TGL NO DIAGNOSA SLKI SIKI TTD


KEPERAWATAN
27-04-2021 1 Hipertermi b.d proses penyakit Luaran Utama Intervensi Utama
(infeksi) Termoregulasi
Manajemen hipertermia
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : Observasi :
1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis.
1. Badan dari yang panas menjadi tidak panas / Infeksi, terpapar lingkungan panas)
akral hangat 2. Monitor suhu tubuh
2. Wajah dari yang pucat menjadi tidak pucat
3. Suhu tubuh dari yang meningkat menjadi Terapeutik :
menurun
3. Longgarkan atau lepaskan pakaian
4. Berikan cairan oral
5. Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Kompres dengan menggunakan air
hangat)

Edukasi :
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
27-04-2021 2 Defisit pengetahuan b.d kurag Luaran Utama: Intervensi Utama :
terpapar informasi Edukasi kesehatan
Tingkat pengetahuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Observasi :
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
DHF meningkat Terapeutik :
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. Perilaku sesuai anjuran meningkat kesepakatan
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang
DHF dan beri waktu untuk mengulang
kembali

Edukasi :
4. Jelaskan tentang DHF dan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan.

Intervensi pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
CATATAN KEPERAWATAN

No Tanggal No Dx Jam Implementasi keperawatan


Kep

1 27-04-2021 1 14. 30 WIB 1) Mengukur tanda-tanda vital klien


Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88x/menit
Suhu : 38,2°C
RR : 24x/menit.
14.35 WIB 2) Monitor suhu tubuh pasien sampai stabil
(36,5 – 37,5)
14.45 WIB 3) Anjurkan kepada keluarga pasien untuk
mengompres di bagian dahi, leher
menggunakan air hangat
15.00 WIB 4) Memberikan cairan infus (RL : 20 tpm)
15.05 WIB 5) Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat melalui IV
- Injeksi antrain 3x1
- Injeksi Ondansentron 2x1
- Injeksi OMZ 2x1
- Injeksi Ceftriakson 3X1
- Injeksi NB Drip 1x1
P/O : Antasida syr 3x1

2 15.20 WIB 1) Menggali pengetahuan pasien dan keluarga


informasi tentang DHF.

2 28-04-2021 1 08.10 WIB 1) Mengukur tanda-tanda vital klien


Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Suhu : 37,2°C
RR : 20x/menit.
08.20 WIB 2) Monitor suhu tubuh pasien sampai stabil
(36,5 – 37,5)
08.25 WIB 3) Memberikan cairan infus (RL : 20 tpm)
08.30 WIB 4) Kolaborasi dengan tim medis dalam
08.35 WIB pemberian obat melalui IV
- Injeksi antrain 3x1
- Injeksi Ondansentron 2x1
- Injeksi OMZ 2x1
- Injeksi Ceftriakson 3X1
- Injeksi NB Drip 1x1
P/O : Antasida syr 3x1

2 08. 55 WIB 1) Menjelaskan mengenai pengertian DHF,


tanda dan gejala, penyebab serta
pencegahannya serta faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
EVALUASI

NO.DX. TANGGAL TANGGAL


KEP. 27-04-2021 28-04-2021
I S: S:
Pasien mengatakan pusing dan demam tinggi Pasien mengatakan sudah tidak pusing dan
tidak demam
O:
O:
 Tubuh pasien teraba panas
 k/u Lemah  Tubuh pasien teraba normal/dingin
 Mukosa bibir kering  k/u Cukup
 GCS : Composmentis (4,5,6)  Mukosa bibir lembab
 TTV :  GCS : Composmentis (4,5,6)
TD : 120/80 mmHg  TTV :
N : 88x/menit TD : 110/80 mmHg
S : 38,2 °C N : 84x/menit
RR : 22x/menit S : 37,2 °C
RR : 20x/menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan, pasien pulang

II S: S:
Pasien mengatakan kurang paham dengan Pasien mengatakan sudah paham dengan
penyakitnya penyakit yang dialami
O: O:
 Pasien sudah paham ketika ditanya
 Pasien nampak bingung ketika ditanya mengenai penyakit yang sedang dialaminya
tentang penyakitnya
 Pasien bertanya-tanya tentang penyakitt A : Masalah teratasi
yang sedang dialaminya P : Intervensi dihentikan, pasien pulang

A : Masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai