Askep DHF Abid
Askep DHF Abid
Dosen Pembimbing :
Ns. Evy Aristawati, S.Kep., M.Kep
Oleh:
Mochammad Zainul Abidin
NIM : 1801073
Mahasiswa
Mengetahui,
Kepala Ruangan
1.2. Klasifikasi
Menurut WHO, 2011 dalam buku “asuhan keperawatan praktis berdasarkan
penerapan diagnosa nanda, nic, noc” (Nurarif, 2016) klasifikasi derajat DHF dibagi
menjadi:
1. Derajat 1
Demam secara terus menerus disertai menggigil, pada pemeriksaan torniquet atau
uji bendung positif dan disaat dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan
hasil trombisit mengalami penurunan sedangkan hematokrit meningkat.
2. Derajat 2
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1, selain itu ditemukan adanya perdarahan
pada gusi, ptekie, perdarahan pada lambung yang dapat mengakibatkan melena
dan muntah darah.
3. Derajat 3
Tanda dan gejala sama seperti derajat 1 dan derajat 2 serta pasien mengalami
perburukan keadaan dengan tekanan darah mengalami penurunan, frekuensi nadi
cepat, nadi teraba lemah, akral dingin.
4. Derajat 4
Pasien mengalami penurunan kesadaran, terjadi syok hipovolemik.
1.3. Etiologi
Virus dengue merupakan penyebab dari penyakit DHF. Virus dengue merupakan
virus kelompok B atau arthropode-bornevirus. Virus dengue menular melalui suntikan
nyamuk Aedes Aegepty atau nyamuk Aedes Albopictus yang terinfeksi oleh virus saat
menghisap darah seseorang yang sehat. Penularan penyakit DHF bisa terjadi pada
manusia kemanusia atau manusia kehewan ataupun sebaliknya. Manusia yang sedang
sakit DHF kemungkinan bisa menularkan kemanusia lainnya yang sehat, tergantung dari
sistem imunitas dari masing-masing individu untuk melawan virus tersebut. Dalam waktu
3 sampai 14 hari setelah virus masuk kedalam tubuh, tubuh akan memberikan tanda dan
gejala sebagai perlawanan alami dari dalam. Gejala umum yang dialami penderita peyakit
DHF yakni demam disertai menggigil, pusing, pegal-pegal (Handayani, 2019).
1.5. Patofisiologi
Nyamuk Aedes yang terinfeksi atau membawa virus dengue menggigit manusia.
Kemudian virus dengue masuk kedalam tubuh dan berdar dalam pembuluh darah bersama
darah. Virus kemudian bereaksi dengan antibody yang mengakibatkan tubuh
mengaktivasi dan melepaskan C3 dan C5. Akibat dari pelepasan zat-zat tersebut tubuh
mengalami demam, pegal dan sakit kepala, mual, ruam pada kulit. Pathofisiologi primer
pada penyakit DHF adalah meningkatnya permeabilitas membran vaskuler yang
mengakibatkan kebocoran plasma sehinggacairan yang ada diintraseluler merembes
menuju ekstraseluler. Tanda dari kebocoran plasma yakni penurunan jumlah trombosit,
tekanan darah mengalami penurunan, hematokrit meningkat. Pada pasien DHF terjadi
penurunan tekanan darah dikarenakan tubuh kekurangan hemoglobin, hilangnya plasma
darah selama terjadinya kebocoran, Hardinegoro dalam buku keperawatan medikal bedah
1 (Kardiyudiani, 2019).
1.8. Komplikasi
Komplikasi pada DHF menurut Nur Wakhidah (2015) yaitu:
1. Dehidrasi sedang sampai berat.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan.
3. Kejang karena demam terlalu tinggi yang terus menerus.
Selain itu komplikasi dari pemberian cairan yang berlebihan akan menyebabkan
gagal nafas, gangguan pada elektrolit, gula darah menurun, kadarnatrium, kalsium juga
menurun, serta dapat mengakibatkan gula darah diatas normal atau mengalami
peningkatan (Jannah, 2019).
1.9. Pathway
Virus
Inkubasi virus
Anoreksia Hipertermia
Nafsu makan
menurun
Defisit Nutrisi
2. Konsep Asuhan Keperawatan
2.1. Pengkajian
a. Data demografi
Tanggal wawancara, tanggal masuk rumah sakit, nomor rekam medik, nama, umur,
jenis kelamin, alamat, suku/bangsa, agama, pendidikan, pekerjaan, dan status
pernikahan.
b. Pola fungsional
Persepsi kesehatan dan penanganan kesehatan: keluhan utama, riwayat penyakit
sekarang, penggunaan obat sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit
keluarga, riwayat sosial.
Nutrisi-metabolik: nutrisi sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, pemeriksaan
fisik, temuan laboratorium.
c. Pola eliminasi
Kebiasaan defekasi per hari.
d. Pola aktivitas latihan
Seperti mandi, berpakaian, toileting, mobilitas, berpindah, ambulasi
e. Pola tidur istirahat
Kebiasaan tidur per hari
f. Pola kognitif
Terdapat pendengaran, penglihatan, pemeriksaan fisik
g. Pola persepsi diri
Masalah utama mengenai perawatan dirumah sakit/penyakit
h. Pola seksualitas
Klien berjenis kelamin, kelaian genetalia.
i. Pola koping-toleransi stress
Kemampuan adaptasi klien
j. Pola nilai kepercayaan
Pembatasan religious
Edukasi :
10. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian caran dan elektrolit intravena,
jika perlu
2. Defisit pengetahuan Luaran Utama: Intervensi utama :
berhubungan dengan
kurang terpapar Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
informasi. Observasi :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : informasi
2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat.
DHF meningkat.
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan Terapeutik :
meningkat. 3. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Perilaku sesuai anjuran meningkat 4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi dan beri
waktu untuk mengulang kembali.
Edukasi :
6. Jelaskan tentang hipertensi dan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
8. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk mengubah
perilaku hidup bersih dan sehat.
Intervensi pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
2. Edukasi manajemen stres.
2.4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang
telah dibuat oleh untuk mencapai hasil yang efektif dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, penguasaan dan keterampilan dan pengetahuan harus dimiliki oleh setiap
perawat sehingga pelayanan yangdiberikan baik mutunya. Dengan demikian rencana
yang telah ditentukan tercapai.
2.5. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian hasil dan proses. Penilaian menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses menentukan
apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian, diagnose,
perencanaan, tindakan dan evaluasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, EdisiI. Cetakan II.
Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Fadillah, Harif, dkk.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi I. Cetakan I. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI
Wakhidah Nur Anisa. (2015). Asuhan Keperawatan Pada Tn. W Dengan Gangguan
Sistem Persarafan :Stroke Non Hemoragik Di Ruang Gladial atas Rumah Sakit
Umum Daerah Sukoharjo. Surakarta.
FORMAT PENGKAJIAN
DATA KEPERAWATAN
BIODATA
Nama : Tn.A
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 60 Tahun
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMP
Alamat : Karang menggah
No. Register :-
Tanggal MRS : 26 April 2021 pukul 06.45 WIB
Tanggal pengkajian : 27 April 2021 pukul 14.00 WIB
A. POLA TIDUR/ISTIRAHAT
DATA PSIKOSOSIAL
A. Pola Komunikasi : Pola komunikasi sangat baik
B. Orang yang paling dekat dengan klien : Istri
C. Rekreasi
Hobby : Bermain catur
Penggunaan waktu senggang : Berkumpul dengan keluarga
D. Dampak di rawat di Klinik : Pasien mengatakan hanya bisa berbaring
di tempat tidur
E. Hubungan dengan orang lain/interaksi sosial : Pasien mengatakan bisa berinteraksi
dengan baik dan bisa berhubungan baik dengan orang lain.
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan : Istri pasien
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan beribadah : Pasien tetap beribadah walaupun sedang sakit
B. Keyakinan terhadap sehat/sakit : Pasien mengatakan bahwa dirinya sakit karena
cobaan dan ujian dari Allah swt.
C. Keyakinan terhadap penyembuhan : Pasien mengatakan bahwa dirinya akan
sembuh
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan umum/Keadaan Umum : Lemah
B. Tanda-tanda vital
Suhu tubuh : 38,2 ̊C Nadi : 88 x/menit
Tekanan Darah : 120/80 mmHg Respirasi : 22 x/menit
Tinggi badan : 159 cm Berat badan : 60 kg
C. Pemeriksaan kepala dan leher :
1. Kepala dan rambut
a. Bentuk kepala : Simetris
Ubun-ubun : Tidak teraba
Kulit kepala : Bersih
b. Rambut : Pendek
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut merata
Bau : Sedikit bau
Warna : Hitam
c. Wajah : Normal
Warna kulit : Kuning langsat
Struktur wajah : Sedikit ada kerutan
2. Mata
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (Vokal Fremitus) : Normal antara getaran paru-paru
kanan dan kiri sama
b. Perkusi : Sonor
c. Auskultasi :
- Suara napas : Vasikuler
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan palpasi
- Pulsasi : Tidak ada pulpasi
- Ictus cordis : Berada pada ICS V pada linea midclavikula kiri selebar 1
cm
b. Perkusi :
- Batas-batas jantung : Kanan atas: ICS II linea parasternalis dextra, kiri
atas: ICS II linea parasternalis sinistra, kanan bawah : ICS IV linea
parasternalis dextra, kiri bawah : ICS IV linea midclavikula sinistra.
c. Auskultasi :
- Bunyi Jantung I : Lup tunggal pada ruang ICS IV linea sternalis kiri,
dan ICS V linea midclavicula.
- Bunyi Jantung II : Dup tunggal pada ruang ICS II linea sternalis
kanan dan ICS II linea sternalis kiri.
- Bunyi Jantung Tambahan : Tidak ada bunyi jantung tambahan
- Bising/Murmur : Tidak ada suara bising/mumur
- Frekwensi Denyut jantung : Denyut jantung 88x/menit
G. Pemeriksaan Abdomen :
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : Normal
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan
- Bayangan Pembuluh Darah abdomen : Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik usus : Normal
- Bunyi Jantung Anak/BJA : Tidak terkaji
c. Palpasi
- Tanda Nyeri Tekan : Tidak ada nyeri tekan dibagian perut
- Benjolan/Massa : Tidak ada benjolan/massa
- Tanda-tanda ascites : Tidak ada tanda-tanda ascites
- Hepar : Tidak ada pembesaran hepar
- Lien : Tidak ada pembesaran lien
- Titik McBurney : Tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen : Tympani
- Pemeriksaan ascites : Tidak ada ascites
J. Pemeriksaan Neurologi
a. Tingkat Kesadaran (secara Kwantiatif) / GCS : Eye : 4 , verbal : 5 , motorik : 6
(composmentis).
b. Tanda-tanda rangsangan otak : Nyeri kepala (-)
c. Syaraf otak (nervus cranialis) : Olfaktorius (+), optikus (+),
oculomotorius (+), rochlearis (+), trigenimus (+), abdusen (+), vacialis (+),
glasioparingeal (+), vagus (+), accesorius (+), hypoglosal (+)
d. Fungsi Motorik : Pasien dapat menggerakkan ekstremitas
atas dan bawah dengan baik.
e. Fungsi Sensorik : Panca indra dapat berfungsi dengan baik
f. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : Pattela (+) , Achites (+)
b. Refleks Patologis : Babinski (-) , chaddock (-) , schaefferi (-), oppenhelm
(-)
3. EKG : Terlampir
5. Lain-lain : -
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
1. Infus RL 20 Tpm
2. Injeksi : Antrain 3x1
Ondansentron 2x1
OMZ 2x1
Ceftriakson 3x1
Trombovit 3x1
Caviplex 2x1
NB Drip 1x1
3. P/O : Antasida syr 3x1
Perawat,
D S: Virus Hipertermia
Pasien mengatakan pusing dan
demam tinggi Nyamuk Aedes Aegypti
D O: Inkubasi virus
Tubuh pasien teraba panas
K/u Lemah Sistem integumen
Mukosa bibir kering
GCS : Composmentis Infeksi virus dengue
(4,5,6)
TTV :
Termoregulasi
TD : 120/80 mmHg
N : 88x/menit
Peningkatan suhu tubuh
S : 38,2 °C
RR : 22x/menit
Hipertermia
D S: DHF Defisit pengetahuan
Pasien mengatakan kurang
paham dengan penyakitnya Perubahan status kesehatan
D O: Kurangnya pengetahuan
Pasien nampak bingung tentang DHF
Pasien bertanya-tanya
tentang penyakit yang Defisit pengetahuan
sedang dialaminya
:
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Edukasi :
6. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
7. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
27-04-2021 2 Defisit pengetahuan b.d kurag Luaran Utama: Intervensi Utama :
terpapar informasi Edukasi kesehatan
Tingkat pengetahuan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama Observasi :
3x24 jam didapatkan data dengan kriteria hasil : 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
menerima informasi
1. Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang
DHF meningkat Terapeutik :
2. Perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
3. Perilaku sesuai anjuran meningkat kesepakatan
3. Berikan pendidikan kesehatan tentang
DHF dan beri waktu untuk mengulang
kembali
Edukasi :
4. Jelaskan tentang DHF dan faktor resiko
yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Intervensi pendukung :
1. Bimbingan sistem kesehatan
CATATAN KEPERAWATAN
II S: S:
Pasien mengatakan kurang paham dengan Pasien mengatakan sudah paham dengan
penyakitnya penyakit yang dialami
O: O:
Pasien sudah paham ketika ditanya
Pasien nampak bingung ketika ditanya mengenai penyakit yang sedang dialaminya
tentang penyakitnya
Pasien bertanya-tanya tentang penyakitt A : Masalah teratasi
yang sedang dialaminya P : Intervensi dihentikan, pasien pulang