70600118001
Tugas IKM Blok Urologi
Hermiyanty
Berdasarkan kesimpulan dari jurnal di atas, terdapat 3 faktor risiko yang berperan dalam
kejadian ISK di RSU Mokopido ToliToli tahun 2012, yaitu jenis kelamin, batu saluran kemih
dan diabetes melitus.
Kita sebagai petugas medis tentunya berkewajiban untuk mengurangi prevalensi dari
kejadian ISK di RSU Mokopido ToliToli, dengan melakukan berbagai macam tindakan
seperti tindakan prevetif dan kuratif. Preventif dapat dilakukan dengan sosialisasi ke
masyarakat tentang pentingnya mengetahui “Bagaimana pentingnya mengetahui apa itu
ISK?”. Dengan begitu, kita dapat memberitahu bagaimana cara menghindarinya seperti
menjaga kebersihan, rajin minum air putih, makan makanan yang bergizi dan tidak
berlebihan, dilarang menahan jika inin BAK. Semua itu dapat membuat kita terhindar dari
masyarakat, selain itu kita juga dapat menghindari beberapa penyakit yang berisiko terhadap
kejadian ISK, seperti diabetes melitus, dan sebagainya. Selain menghindari, tujuan tindakan
preventif juga membuat masyarakat dapat dengan cepat mengenali gejala-gejala jika
terserang ISK, sehingga masyarakat bisa dengan cepat mendatangi fasilitas kesehatan untuk
diobati.
Selain tindakan preventif, kita sebagai tenaga medis juga berperan dalam tindakan kuratif,
yaitu mengobati. Jika, pasien datang dengan keadaan tersebut, kita dapat membantu mereka
untuk dapat sembuh atas izin Allah SWT dan dapat mecegah komplikasi dari ISK seperti batu
saluran kemih, dan sebagainya.
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 2 No. 2, Juli 2016 : 1-72
Hermiyanty
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas
Tadulako
Email : hermiyanty.gazali@gmail.com
ABSTRAK
ISK menempati urutan kedua setelah infeksi saluran nafas atas (ISPA) dan sebanyak 8,3 juta kasus
dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi baru lahir hingga orang tua.
Di negara maju diperkirakan biaya yang harus dihabiskan untuk penanganan ISK ini berkisar antara 2-6
milyar dolar setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor risiko Infeksi Saluran Kemih. Jenis
penelitian ini adalah penelitian epidemiologi observasional analitik dengan menggunakan metode case
control study. Hasil analisis Odds Ratio (OR) dengan Confidence Interval (CI) 95% diperoleh variabel jenis
kelamin (OR = 3,755, CI=1,714-8,227), batu saluran kemih (OR = 10,706, CI=3,439- 33,329), dan diabetes
melitus (OR = 2,667, CI=1,178-6,034), Jenis kelamin, batu saluran kemih, dan diabetes melitus merupakan
faktor risiko terhadap kejadian Infeksi Saluran Kemih.Pemerintah diharapkan dapat mensosialisasikan
kepada masyarakat betapa pentingnya menerapkan perilaku hidup yang bersih dan sehat dengan
kebersihan diri dan lingkungan, menjaga asupan dan pola makan, dan aktifitas fisik.
ABSTRACT
UTI ranks second only to upper respiratory tract infections and as much as 8.3 million cases reported
annually. UTI can attack patients of all ages started the newborn to the elderly. In developed countries it
is estimated the cost of that must be spent on handling this UTI ranges between 2-6 billion dollars annually.
This research aims to know the risk factors of urinary tract infections. This type of research is research
observational epidemiology analytic method using case-control study. The results of the analysis of the
Odds Ratio (OR) with a Confidence Interval (CI) 95% obtained sex variable (OR = 3.755, CI = 1,714-8,227),
urinary tract stones (OR = 10.706, CI = 3,439-33,329) and diabetes mellitus (OR = 2.667, CI = 1,178-6,034),
gender, urinary tract stones, and diabetes mellitus a risk factor against the incidence of urinary tract
infections. The Government is expected to be disseminating to the public how important it is to apply the
behavior of living a clean and healthy environment and hygiene , keep the intake and diet, and physical
activity.
dalam di bagian rawat inap adalah 3.253 banyak yang tidak menderita ISK yaitu
orang. 28 orang (30,4%), dibanding yang
Kasus dalam penelitian ini adalah menderita ISK yaitu 46 orang (62,2%).
pasien infeksi saluran kemih dan Hasil analisis Odds Ratio (OR)
Kontrol dalam penelitian ini adalah dengan Confidence Interval (CI) 95%
pasien yang tidak mengalami infeksi diperoleh nilai OR = 3,755 (1,714-
saluran kemih di bagian rawat inap RSU 8,227), hal ini berarti responden yang
Mokopido Toli-toli tahun 2012. berjenis kelamin perempuan berisiko
Pengambilan sampel dilakukan 3,755 kali lebih besar untuk menderita
dengan cara Non Random Sampling ISK dibandingkan responden yang
menggunakan teknik Purposive berjenis kelamin laki-laki. Karena OR >
Sampling. Sampel yaitu responden 1, maka jenis kelamin merupakan faktor
(pasien) di bagian penyakit dalam yang risiko terhadap kejadian infeksi saluran
pernah dirawat terhitung mulai bulan kemih.
Januari-Desember tahun 2012. Faktor Risiko Batu Saluran Kemih
Pemilihan sampel dilakukan dengan Terhadap Infeksi Saluran Kemih
cara memilih sampel dalam bentuk Hasil analisis menunjukkan bahwa
berpasangan (matching). Besar sampel responden yang menderita batu saluran
dalam penelitian ini adalah 60 kasus kemih (risiko tinggi) lebih banyak yang
ditentukan dengan menggunakan Tabel menderita ISK yaitu 26 orang (86,7%),
Lemeshow, dengan tingkat kemaknaan dibanding yang tidak menderita ISK
5%, OR=2, derajat kepercayaan (CI) yaitu 4 orang (37,8%). Sedangkan
95%, sedangkan untuk sampel kontrol responden tidak menderita batu saluran
(yang tidak menderita ISK) akan kemih (risiko rendah) lebih banyak
ditetapkan berdasarkan banyaknya yang tidak menderita ISK yaitu 34 orang
sampel kasus, atau dengan (13,3%), dibanding yang menderita ISK
perbandingan kasus : kontrol = 1 :1. Jadi yaitu 56 orang (62,2%).
total keseluruhan adalah 120 sampel. Hasil analisis Odds Ratio (OR)
Pengumpulan data diperoleh dari dengan Confidence Interval (CI) 95%
data sekunder yang didapatkan dari data diperoleh nilai OR = 10,706 (3,439-
rekam medik di RSU Mokopido Tolitoli 33,329), hal ini berarti responden yang
tahun 2012. menderita Batu Saluran Kemih berisiko
10,706 kali lebih besar untuk menderita
HASIL ISK dibandingkan responden yang tidak
menderita Batu SaluranKemih. Karena
Faktor Risiko Jenis Kelamin Terhadap
OR > 1, maka batu saluran kemih
Infeksi Saluran Kemih
merupakan faktor risiko terhadap
Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian ISK.
responden yang berjenis kelamin Faktor Risiko Diabetes Melitus
perempuan (risiko tinggi) lebih banyak Terhadap Infeksi Saluran Kemih
yang menderita ISK yaitu 32 orang Hasil analisis menunjukkan bahwa
(69,6%), dibanding yang tidak responden yang DM (risiko tinggi) lebih
menderita ISK yaitu 14 orang (37,8%). banyak yang menderita ISK yaitu 24
Sedangkan responden yang berjenis orang (66,7%), dibanding yang tidak
kelamin laki-laki (risiko rendah) lebih menderita ISK yaitu 12 orang (42,9%).
32 28 69,6 14 37,8
Risiko Tinggi 3,755
60 30,4 46 62,2 46 74
Risiko Rendah (1,714-8,227)
100 60 100 120
Jumlah
26
Batu Saluran Kemih
34 86,7 4 37,8 30
Risiko Tinggi 10,706
60 13,3 56 62,2 (3,439-33,329)
Risiko Rendah 90
100 60 100
Jumlah 120
24
Faktor DM
36 66,7 42,9
Risiko Tinggi 12 36
60 33,3 57,1 2,667
Risiko Rendah 48 84 (1,178-6,034)
100 100
Jumlah 60 120
Kejadian ISK