ii
PENGARUH EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR
UNGU (Ipomoea batatas) TERHADAP KADAR LOX-1
PADA TIKUS MODEL HIPERLIPIDEMIA
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes. Dr. dr. B. K. Satriyasa, M.Repro.
NIP. 195812311986011006 NIP. 196404171996011001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
iii
Halaman Penetapan Panitia Penguji Usulan Penelitian
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada Program Studi Sarjana
Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tanggal … Desember 2020
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
Umbi Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas) terhadap Ekspresi LOX-1 pada Tikus
Model Hiperlipidemia” tepat waktu yang telah ditentukan. Berkat bimbingan dari
berbagai pihak, tulisan ini akhirnya bisa terselesaikan. Maka dari itu penulis
1. dr. Ni Luh Putu Eka Diarthini, M.Si selaku ketua blok Elective Study
2. Prof. Dr. dr. I Made Jawi, M.Kes, Dr. dr. Bagus Komang Satriyasa,
M.Repro, dan Desak Ketut Ernawati, S.Si, Apt., PGPharm., M. Phar. Ph.D.
selaku pembimbing dan penguji yang telah memberikan arahan, kritik dan
saran yang membangun dalam penyusunan karya tulis ini, serta berkenan
3. Dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan ini
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar bisa lebih
Penulis
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini tidak terdapat karya tulis yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau
meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan
ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
vi
ABSTRAK
PENGARUH EKSTRAK ETANOL UMBI UBI JALAR UNGU (Ipomoea
batatas) TERHADAP KADAR LOX-1 PADA TIKUS MODEL
HIPERLIPIDEMIA
vii
ABSTRACT
THE EFFECT OF ETHANOLIC EXTRACT OF PURPLE SWEET
POTATO TUBER (Ipomoea batatas) ON LOX-1 LEVELS IN
HYPERLIPIDEMIC RATS MODEL
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................ii
ABSTRAK ..........................................................................................................vii
ABSTRACT ..........................................................................................................viii
2.3 Efek Ekstrak Umbi Ubi Jalar Ungu Terhadap Aterosklerosis ................11
PENELITIAN .....................................................................................................15
ix
3.1 Kerangka Berpikir ...................................................................................15
6.2 Saran........................................................................................................36
LAMPIRAN ........................................................................................................42
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kandungan gizi yang ada dalam 100 gram ubi jalar ungu .................8
Tabel 2.2 Kadar VCAM-1 dan SOD rata-rata pada kelinci coba .......................11
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
aterosklreosis ....................................................................................5
Gambar 2.4 Kadar kolesterol total (mg/dL) pada kelinci kontrol negatif
Gambar 2.5 Kadar MDA total (nmol/L) pada kelinci kontrol negatif
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
DM : Diabetes Mellitus
MDA : Malondialdehyde
MI : Myocardial infarction
NO : Nitric oxide
SR : Scavenger receptor
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Pelaksana .......................................................................................32
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada tahun 2010, terdapat sekitar 52,8 juta kematian manusia di seluruh
dunia yang mana 19,2 juta orang diantaranya meninggal akibat penyakit jantung
iskemik (Lozano, dkk. 2012). Menurut data dari World Health Organization
(2018), pada tahun 2015 ada sekitar 8.76 juta orang di dunia meninggal akibatnya.
darah dan aktivitas dari radikal bebas yang mengoksidasi lipid tersebut. Hal ini
oleh makrofag jaringan dan membentuk foam cell yang merupakan awal dari
Dalam jangka waktu lama, fibrous cap akan terbentuk yang dapat menyumbat
pembuluh darah yang mampu memicu penyakit jantung iskemik jika terbentuk di
berperan dalam membantu proses internalisasi ox-LDL pada sel makrofag, vascular
smooth muscle cells (VSMC) dan lainnya. (Silverstein dan Febbraio, 2009).
Diketahui bahwa LOX-1 juga berperan dalam disfungsi endotel dan juga
mendorong terbentuknya foam cell sehingga ikut berperan serta dalam progresi
menghasilkan LOX-1 yang terlarut dalam darah yang mana kadarnya akan rendah
pada kondisi fisiologis dan akan meningkat jika adanya kondisi inflamasi atau
adanya stres oksidatif yang ditandai dengan tingginya kadar ox-LDL dalam darah
(Kattoor, Goel dan Mehta, 2019). LOX-1 merupakan salah satu protein yang aktif
Hingga saat ini, terapi yang digunakan untuk menangani penyakit jantung
agar tidak terbentuk emboli yang dapat menghambat aliran darah (Hirsh dkk.,
2003). Pemberian statin untuk terapi juga sering diresepkan dengan tujuan untuk
2003). Melihat hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengangkat tanaman herbal
kardiovaskular salah satunya adalah ubi jalar ungu. Ubi jalar ungu (Ipomoea
Indonesia dan memiliki berbagai kandungan senyawa yang baik bagi kesehatan.
Umbi ubi jalar ungu yang berwarna ungu diketahui memiliki kandungan antosianin
yang tinggi yang mana merupakan antioksidan yang dapat melawan kerja dari
radikal bebas. Pada penelitian sebelumnya telah disebutkan ekstrak umbi dari ubi
jalar ungu memiliki efek yang baik dalam menangkal stres oksidatif (Jiao, Jiang,
Zhai dan Yang, 2012; Jawi, Wita & Suprapta, 2014). Hal tersebut menunjukkan
kemampuan umbi ubi jalar ungu dalam mencegah stres oksidatif dengan demikian,
LOX-1 di membran sel maupun LOX-1 terlarut yang ada di darah. Namun, hingga
saat ini masih belum ada penelitian yang membahas tentang efek ubi jalar ungu
terhadap kadar LOX-1 terlarut, sehingga peneliti ingin tahu lebih dalam mengenai
efek ekstrak umbi ubi jalar ungu sebagai agen preventif aterosklerosis melalui
gambaran mengenai umbi ubi jalar ungu, maka dapat disimpulkan sebuah rumusan
masalah sebagai berikut: Apakah ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dapat
mengetahui apakah ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu dapat menurunkan kadar
Penulis dapat mengetahui pengaruh ekstrak umbi ubi jalar ungu terhadap
Hasil yang didapat dari penulisan artikel ini dapat digunakan sebagai dasar
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Aterosklerosis
arteri tersebut menyempit akibat dari pembentukan plak yang tersusun dari
density lipoprotein (LDL) yang beredar di dalam darah oleh radikal bebas. Proses
ruang subendotel. Monosit yang berada di aliran darah memasuki ruang subendotel
(Silverstein & Febbraio, 2009; Pirillo, Norata, & Catapano, 2013; Balzan &
Lubrano, 2018). Internalisasi tersebut akan mengubah makrofag menjadi foam cell.
Pembentukan sel dengan deposit lemak intraseluler yang tinggi atau fatty streak
vascular cell adhesion molecule-1 (VCAM-1) dan merekrut monosit serta limfosit
T agar bermigrasi ke tempat terjadinya lesi (Falk, 2006). Sitokin yang dihasilkan
juga merangsang sel otot polos untuk berproliferasi dan menyekresikan matriks
ekstraseluler padat yang kaya akan kolagen membentuk fibrous cap. Foam cell
5
6
dapat membunuh sel itu sendiri. Selain foam cell, sel endotel dan sel otot polos yang
mati akibat nekrosis ataupun apoptosis juga berkontribusi dalam pembentukan lipid
Terdapat dua jenis plak aterosklerosis yaitu stable plaque dan unstable
plaque. Yang mana pada stable plaque terdapat lebih sedikit deposit lemak dan
terdapat simpanan material yang berkebalikan dengan stable plaque. Terdapat lebih
banyak deposit lemak dan lebih sedikit deposit matriks ekstraseluler padat. Yang
mana menyebabkan pembungkus lipid core menjadi tipis dan rentan terhadap
ruptur vaskular. Ketika sebuah plak ruptur, maka akan dapat menimbulkan
trombosis (Finn dkk., 2010). Gumpalan darah yang terbentuk akan menjadi emboli
iskemia pada organ yang disuplai. Apabila tidak ditangani, dalam jangka waktu
lama akan menyebabkan kematian dari banyak jaringan atau organ akibat iskemia.
Gambar 2.1 Tahapan secara garis besar dalam patogenesis dari aterosklerosis.
7
sebuah reseptor mirip lectin untuk ox-LDL, yang mana umumnya diekspresikan
oleh sel endotel (Balzan dan Lubrano, 2018). Reseptor LOX-1 dikode oleh gen
lengan pendek dari kromosom 12 (Pirillo, Norata, dan Catapano, 2013). Reseptor
ini biasa terekspresikan pada orang normal dalam jumlah yang sedikit, namun pada
orang dengan aterosklerosis ekspresi LOX-1 akan meningkat (Balzan & Lubrano,
2018). Aktivasi reseptor LOX-1 oleh ox-LDL akan menghambat sekresi nitric
pembuluh darah dan penghambatan proliferasi sel otot polos vaskuler akan
menurun (Balzan & Lubrano, 2018; Pirillo, Norata, & Catapano, 2013).
namun sel lain seperti makrofag dan sel otot polos vaskuler juga
ox-LDL dari darah menggunakan scavenger receptor seperti SR-A dan SR-BI,
2009; Balzan & Lubrano, 2018; Pirillo, Norata, & Catapano, 2013). Pengambilan
ox-LDL oleh makrofag akan mengubahnya menjadi foam cell, yang mana
merupakan tahap awal dari pembentukan fatty streak. Selain menghambat sekresi
NO, aktivasi LOX-1 oleh ox-LDL akan meningkatkan kadar reactive oxygen
species (ROS) intraseluler yang merupakan radikal bebas. Radikal bebas tersebut
Bentuk terlarut dari reseptor LOX-1 ini dapat ditemukan pada darah yang
merupakan hasil pemotongan dari reseptor yang diekspresikan pada permukaan sel
Sheikh, dkk. 2014). Protein LOX-1 memiliki dua titik pemotongan pada rantai asam
terlarut yang memiliki berat 35-kDa (Kume dan Kita, 2001). Reseptor yang berada
pada bentuk terlarut dapat ditemukan bersirkulasi dalam darah, dan konsentrasi
plasma dari reseptor terlarut tersebut berkorelasi dengan tingkat ekspresi dari
reseptor yang ada pada membran sel sehingga dapat menjadi cerminan dari
patofisiologis dari reseptor LOX-1 terlarut masih belum diketahui secara jelas
Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) merupakan salah satu tanaman berumbi
mengungkapkan kandungan nutrisi dalam 100 gram ubi jalar ungu, hasilnya seperti
yang tertera pada Tabel 2.1. Selain beberapa senyawa tersebut, terdapat pula
pigmen antosianin dalam jumlah tinggi yang memberikan tanaman tersebut warna
ungu yang khas. Jika dibandingkan dengan spesies ubi jalar ungu lain yang
berwarna putih dan kuning, ubi jalar ungu memiliki kandungan antosianin yang
paling banyak.
9
Tabel 2.1 Kandungan gizi yang ada dalam 100 gram ubi jalar ungu (Panda dan
Antosianin merupakan pigmen alami yang terdapat pada organ ubi jalar
ungu yang berwarna ungu. Pigmen tersebutlah yang memberikan warna keunguan
yang khas pada tanaman tersebut. Pigmen tersebut memiliki struktur kimia dasar
yang terdiri dari tiga cincin aromatik yang berhubungan yang disebut dengan
beberapa struktur senyawa yang berbeda bergantung pada derajat keasaman (pH)
dari lingkungannya seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 dan pada umumnya
memiliki sifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol,
antioksidan.
10
Antosianin yang terkandung dalam ubi jalar ungu dapat bertindak sebagai
elektron kepada senyawa lain, pemberian ekstrak umbi ubi jalar ungu yang
mungkin terjadi karena ekstrak umbi ubi jalar ungu dapat mengurangi terbentuknya
Efek dari pemberian ekstrak umbi ubi jalar ungu terhadap hewan model
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.2 (Jawi, Wita & Suprapta, 2014). Penurunan
terjadinya lesi vaskular, sehingga akan membantu untuk tidak terbentuknya deposit
lipid tambahan akibat dari monosit yang menginternalisasi ox-LDL yang terpapar
dengannya. Peningkatan pada SOD mengindikasikan bahwa ekstrak umbi ubi jalar
ungu juga mampu meningkatkan ekspresi enzim tersebut yang mana ikut berperan
serta dalam penurunan stres oksidatif oleh ROS pada kelinci coba.
12
Tabel 2.2 Kadar VCAM-1 dan SOD rata-rata pada kelinci coba (Jawi, Wita &
Pada penelitian selanjutnya telah ditunjukkan pula bahwa ekstrak ubi jalar
Pada kelinci dengan perlakuan pemberian ekstrak umbi jalar ungu terdapat
penurunan kadar kolesterol yang signifikan jika dibandingkan dengan tikus kontrol
positif (Gambar 2.4). Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak umbi ubi jalar ungu
250
200
150
100
50
0
Gambar 2.4 Kadar kolesterol total (mg/dL) pada kelinci kontrol negatif (biru),
kontrol positif (ungu), dan kelinci dengan perlakuan (putih) (Jawi, Indrayani &
Sutirta-Yasa, 2015).
stres oksidatif yang dibuktikan dengan kadar MDA yang lebih rendah pada kelinci
13
yang signifikan pada tikus dengan perlakuan (Gambar 2.6). Hal ini disebabkan
karena efek pencegahan stres oksidatif yang dihasilkan juga menghasilkan efek
10
5
0
Gambar 2.5 Kadar MDA total (mmol/L) pada kelinci kontrol negatif (biru),
kontrol positif (ungu), dan kelinci dengan perlakuan (putih) (Jawi, Indrayani &
Sutirta-Yasa, 2015).
0.07
0.068
0.066
0.064
0.062
0.06
Gambar 2.6 Kadar interleukin-1 total (pg/ml) pada kelinci kontrol negatif (biru),
kontrol positif (ungu), dan kelinci dengan perlakuan (putih) (Jawi, Indrayani &
Sutirta-Yasa, 2015).
yang dterbentuk. Pada penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, ekstrak umbi
menurunkan tingkat stres oksidatif. Selain memiliki efek anti-inflamasi, fatty streak
14
yang merupakan tanda awal terbentuknya plak aterosklerosis juga dapat terhambat
pembentukannya oleh antosianin yang terdapat pada ekstrak tersebut. Akibat dari
ikut terhambat. Dengan demikian, reseptor LOX-1 yang ada pada membran sel
makrofag dan sel lainnya seharusnya akan menunjukkan jumlah yang rendah
(normal) pada pembuluh darah yang diberi perlakuan dengan ekstrak umbi ubi jalar
ungu, hal tersebut akan tercermin pada kadar LOX-1 terlarut di darah.
15
BAB III
PENELITIAN
darah dapat mengakibatkat berbagai macam penyakit seperti stroke, chronic kidney
disease (CKD), myocardial infarction (MI), dan lainnya. Hal ini menyebabkan
penyakit kardiovaskular.
kadar LDL dan penurunan kadar HDL. Tingginya kadar LDL dalam darah yang
dibarengi dengan adanya stres oksidatif dalam jangka panjang maka akan memicu
foam cell di ruang subendotel. Lebih lanjut, foam cell akan meneruskan progresi
aterosklerosis membentuk fatty streak yang merupakan lesi awal dari aterosklerosis
dan dalam jangka waktu lama akan membentuk sebuah plak yang mampu
16
kardiovaskular lainnya.
memiliki umpan balik positif terhadap ekspresi LOX-1 pada membran sel sehingga
akan tercermin pada kadar LOX-1 terlarut di darah yang juga akan mengalami
peningkatan jika ekspresinya pada membran sel meningkat. Sehingga kadar LOX-
1 terlarut di darah berpotensi sebagai target terapi atau biomarker terbentuknya plak
aterosklerosis.
Umbi dari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) diketahui memiliki kandungan
bahwa ekstrak Ipomoea batatas memiliki potensi untuk menghambat progresi dari
total serta meningkatkan kadar SOD dalam darah hewan coba. Berdasarkan
jalar ungu mampu untuk menghambat progresi aterosklerosis lebih lanjut dengan
sel seharusnya juga akan terhambat dan menunjukkan jumlah yang normal,
sehingga jumlah LOX-1 yang terlarut juga akan menunjukkan kadar fisiologis yang
3.3 Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disusun
hipotesis sebagai berikut: Pemberian ekstrak etanol umbi Ipomoea batatas dapat
METODE PENELITIAN
rancangan post-test only with control group design yang bersifat deskriptif dan
K-
O1
K+
O2
P S R P1
O3
P2
O4
P3
O5
Keterangan:
P : Populasi.
S : Sampel.
R : Randomisasi.
18
19
O1, O2, O3, : Post test berupa pengukuran kadar LOX-1 pada serum hewan
O4, O5 coba.
Subyek dalam penelitian ini adalah tikus (Rattus novergicus strain wistar)
yang diperoleh dari Lab. Farmakologi dan Terapi-Divisi Pengembangan Obat dan
Universitas Udayana.
sampel berdasarkan kriteria inklusi dari populasi Rattus novergicus strain wistar.
Total populasi sampel yang memenuhi kriteria inklusi akan dilakukan pengambilan
secara acak untuk mendapatkan jumlah sampel yang dibutuhkan. Selanjutnya dari
jumlah sampel yang terpilih secara acak akan dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
𝑛 ≥ 5 .......................................................................................... (2)
Keterangan:
n = jumlah pengulangan
berikut:
𝑛
𝑛′ = (1−𝑓) ............................................................................................... (3)
5
𝑛′ = (1−0,1) = 5,56 ≈ 6 ........................................................................ (4)
dibutuhkan subjek minimal 6 sampel dalam satu kelompok, yang mana jumlah total
hiperlipidemia
yang tersusun atas pakan standar 85%, lemak babi 10%, dan
selama 8 minggu.
Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain tikus (Rattus
novergicus strain wistar), pakan standar, tap water, lemak babi, kuning telur bebek,
kandang tikus ukuran 31 cm × 17 cm × 14 cm, tempat minum, sonde oral tikus, pot
Terpadu FK Unud. Penelitian ini ditargetkan selesai dalam waktu 3 bulan, dimulai
modalitas aterosklerosis secara in vivo pada tikus Wistar jantan. Penelitian ini
pada suhu 25 ± 2oC dengan tingkat kelembaban 70%. Sekam pada setiap kandang
diganti setiap 7 hari sekali, yang mana bertujuan untuk mempertahankan kebersihan
dari kandang dan mencegah tikus sakit. Sebelum dilakukan perlakuan terhadap
terlebih dahulu.
a. Etika Penelitian
berikut:
akhir penelitian.
Hewan coba terbebas dari rasa lapar dan haus dengan memberikan
akses terhadap air ad libitum dan pakan standar tikus dengan kandungan
vitamin, air dan mineral 13%, protein 17,5-19,5%, lemak 3%, serat 8%,
abu 7%, kalsium 0,9%, dan fosfor 0,6%. Pakan diberikan sebanyak 40
gram yang diberikan dua kali sehari pada pukul 05.00-06.00 AM dan
yang tidak digunakan seperti akar. Umbi ubi jalar ungu kemudian
dikupas dan setelah itu dirajang dengan ketebalan sekitar 0,3 cm agar
blender, dan serbuk disimpan dalam wadah kering dan tertutup rapat.
d. ELISA LOX-1
diluen dengan gradien sebagai berikut: 10, 5, 2.5, 1.25, 0.63, 0.32, 0.16,
dan inkubasi selama 90 menit pada suhu 37oC. Buang cairan dari well,
pada setiap well, tutup kembali, dan inkubasi selama 37 oC selama 1 jam.
Aspirasi cairan dari setiap well dan tambahkan 350 uL wash buffer,
diamkan selama 1-2 menit dan buang cairan dari setiap well, ulangi
27
tahap ini sebanyak tiga kali. Tambahkan 100 uL HRP conjugate working
menit pada suhu 37oC aspirasi cairan tersebut dan ulangi sebanyak lima
selama 15 menit pada 37oC dan hindari dari cahaya matahari langsung.
serum.
BAB V
Data yang didapat dari kelima kelompok subjek penelitian yang terdiri dari
kelompok normal (kontrol negatif) yang diberikan pakan standar dan tap water,
umbi ubi jalar ungu selama 2 minggu masing-masing dengan dosis 200 mg/kgBB
(perlakuan 1), 400 mg/kgBB (perlakuan 2), dan 800 mg/kgBB (perlakuan 3)
dalam darah pada kelima kelompok tersebut disajikan pada Tabel 5.1.
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal pada setiap kelompok (p > 0.05).
Kelompok n p Interpretasi
K(-) 5 0.579 Normal
K(+) 5 0.729 Normal
P1 5 0.558 Normal
P2 5 0.216 Normal
P3 5 0.639 Normal
K(-) = kelompok normal; K(+) = kelompok diet hiperlipidemia (HL); P1 =
kelompok HL + ekstrak ubi jalar ungu 200mg/kgBB; P2 = kelompok HL + ekstrak
ubi jalar ungu 400mg/kgBB; P3 = kelompok HL + ekstrak ubi jalar ungu
800mg/kgBB; n = jumlah sampel; p = nilai signifikansi
tabel 5.3. Uji homogenitas menunjukkan nilai p > 0.05 yang mana menunjukkan
One Way ANOVA dengan post hoc berupa LSD atau Tamhane T2. Setelah
homogen (p > 0,05) sehingga dalam analisis One Way ANOVA akan menggunakan
hasil dari post hoc LSD. Hasil dari uji komparasi rerata disajikan pada tabel 5.4. Uji
< 0.05 yang menunjukkan adanya perbedaan diantara kelompok. Sehingga, perlu
dilanjutkan dengan analisis post hoc LSD untuk mengetahui perbedaan dan
Pada analisis hasil post hoc LSD terlihat kelompok kontrol positif (K+) yang
merupakan kelompok yang diberikan diet tinggi lemak dengan menggunakan lemak
babi dan kuning telur bebek menunjukkan peningkatan kadar LOX-1 yang
bermakna (P < 0.05) jika dibandingkan dengan kelompok normal (K-). Hal ini
31
kedua bahan tersebut. Pada kelompok perlakuan yang diberikan ekstrak umbi ubi
jalar ungu dosis 200 mg/kgBB terlihat dapat menurunkan kadar LOX-1 dengan
(K+). Meski rerata kadar LOX-1 yang diperiksa lebih rendah pada kelompok
perlakuan dua (P2) yang diberikan ekstrak dengan dosis 400 mg/kgBB
kelompok perlakuan dua (P2) tetap tidak menunjukkan perbedaan rerata yang
ekstrak dosis 800 mg/kgBB dengan nilai P < 0.05 jika dibandingkan dengan
3,5
3
3,037
2,5 * 2,958
2
2,567 #
2,331 #
2,179
1,5
0,5
0
Kadar LOX-1 terlarut (ng/mL)
Gambar 5.1. Grafik Kadar LOX-1. *Perbedaan signifikan dibandingkan K(-), P <
0.05; #Perbedaan signifikan dibandingkan K(+), P < 0.05
32
5.2.1 Pengaruh Pemberian Ekstrak Umbi Ubi Jalar Ungu Terhadap Kadar
LOX-1
Ekstrak umbi ubi jalar ungu diketahui memiliki kandungan antioksidan yang
baik serta memiliki aktivitas antidiabetes, antioksidan, serta memiliki efek yang
peonidin dan cyanidin) serta senyawa fenolik yang dimiliki oleh umbi ubi jalar
ungu memiliki fungsi yang penting dalam aktivitas antioksidan dan antiinflamasi.
uptake dari senyawa radikal (Mohanraj dan Sivasankar, 2014). Hal tersebut sesuai
dengan penelitian lainnya yang telah menguji ekstrak umbi ubi jalar ungu dengan
umbi ubi jalar ungu dapat meningkatkan profil lipid dari hewan coba, menununkan
(SOD) dalam darah (Yasa dan Jawi, 2017). Penelitian lain yang menggunakan
serupa. Terdapat penurunan dalam ekspresi gen LOX-1 serta kadar LOX-1 pada sel
yang telah diberikan ekstrak Phaseolus vulgaris L., hal ini menunjukkan adanya
aktivasi TNF-alpha yang berujung pada infiltrasi monosit ke ruang subendotel dan
dan Mehta, 2019). Kandungan antioksidan antosianin dan senyawa fenolik pada
ekstrak umbi ubi jalar ungu dapat berperan dalam mengurangi stres oksidatif
dengan menurunkan kadar MDA serta meningkatkan kadar SOD dalam darah
(Yasa dan Jawi, 2017). Penurunan stres oksidatif akibat efek antioksidan oleh
ekstrak umbi ubi jalar ungu akan menurunkan kadar ox-LDL yang merupakan
radikal bebas yang berperan dalam aktivasi LOX-1. Penurunan aktivasi LOX-1 juga
akan berpengaruh pada proliferasi vascular smooth muscle cell (VSMC) dan
34
pembentukan lesi foam cell. Kadar LOX-1 terlarut dalam darah merupakan
Delcheva, Maneva dan Vladeva, 2019). Adanya penurunan aktivasi LOX-1 juga
diekspresikan pada membran sel pun juga tidak akan mengalami peningkatan yang
Pada penelitian ini ditemukan bahwa ekstrak etanol dari umbi ubi jalar ungu
dapat menyebabkan penurunan pada kadar LOX-1 terlarut dalam darah dengan
penurunan tertinggi terdapat pada kelompok yang diberikan ekstrak 400 mg/kgBB
dan disusul dengan kelompok dosis 800 mg/kgBB. Hasil ini sejalan dengan
penelitian sebelumnya yang menggunakan ekstrak air umbi ubi jalar ungu yang
ekstrak dengan dosis yang lebih tinggi (Jawi dkk, 2017). Hal ini menunjukkan
bahwa aktivitas antioksidan dan juga efek terhadap sistem kardiovaskular dari
ekstrak umbi ubi jalar ungu memberikan efek penghambatan ekspresi LOX-1.
Menurunnya stres oksidatif yang diakibatkan oleh rendahnya aktivitas radikal bebas
induksi oleh aktivasi reseptor LOX-1 yang ada di membran sel makrofag juga akan
lebih lanjut oleh makrofag serta pembentukan foam cell juga akan terhambat
terletak pada informasi atau data yang didapatkan dari metode post-test only with
control group design. Data yang didapatkan hanya akan terbatas pada kadar LOX-
individu sampel saat sebelum penelitian dimulai. Hal tersebut akan membatasi
peneliti dalam mencari tahu perbedaan kadar LOX-1 terlarut pada masing-masing
individu saat sebelum dan setelah penelitian. Tidak dilakukannya uji fitokimia
spesifik juga merupakan keterbatasan dari penelitian ini sehingga penyebab dari
penurunan kadar LOX-1 terlarut dalam darah tikus hanya berdasarkan studi
literatur.
36
BAB VI
6.1 Simpulan
bahwa pemberian ekstrak etanol umbi ubi jalar ungu (Ipomoea batatas) dapat
dengan efek penurunan paling optimal pada dosis 400 mg/kgBB dan 800
mg/kgBB.
6.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Ajayi, A. and Akhigbe, R., 2020. Staging of the estrous cycle and induction of estrus
in experimental rodents: an update. Fertility Research and Practice, 6(1).
Ali Sheikh, M., Zhenyu, Z., Lanyan, G., Fei, L., Xu, D., Hai, D., dkk. (2014). Serum
Lectin-Like Oxidized-Low Density Lipoprotein Receptor-1 and Adiponectin
Levels Are Associated With Coronary Artery Disease Accompanied With
Metabolic Syndrome. Iranian Red Crescent Medical Journal, 16(8).
Bellosta, S. and Corsini, A. (2012). Statin drug interactions and related adverse
reactions. Expert Opinion on Drug Safety, 11(6), pp.933-946.
Finn, A., Nakano, M., Narula, J., Kolodgie, F. and Virmani, R. (2010). Concept of
Vulnerable/Unstable Plaque. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular
Biology, 30(7), pp.1282-1292.
Gabriele, M., Pucci, L., La Marca, M., Lucchesi, D., Croce, C., Longo, V. and
Lubrano, V., 2016. A fermented bean flour extract downregulates LOX-1,
CHOP and ICAM-1 in HMEC-1 stimulated by ox-LDL. Cell Mol Biol Lett,
21(10).
Hayashida, K., Kume, N., Murase, T., Minami, M., Nakagawa, D., dkk. (2005).
Serum Soluble Lectin-Like Oxidized Low-Density Lipoprotein Receptor-1
Levels Are Elevated in Acute Coronary Syndrome. Circulation, 112(6),
pp.812-818.
Hirsh, J., Fuster, V., Ansell, J. and Halperin, J. (2003). American Heart
Association/American College of Cardiology Foundation guide to warfarin
therapy. Journal of the American College of Cardiology, 41(9), pp.1633-52.
Holbrook, A., Schulman, S., Witt, D., Vandvik, P., Fish, J., Kovacs, M., Svensson,
P., Veenstra, D., Crowther, M. and Guyatt, G. (2012). Evidence-Based
Management of Anticoagulant Therapy. Chest, 141(2), pp.e152S-e184S.
Jawi, I., Mahendra, A., Subawa, A., Yasa, I. and Gunawan, W., 2017. Comparison
of Antihypertensive and Antioxidative Effect of Mahogany (Swietenia
mahagoni (L.) Jacq.) Seed Extract and Purple Sweet Potato (Ipomoea
batatas) Tuber Extract on Rodent Model of Hypertension. Biomedical and
Pharmacology Journal, 10(2), pp.577-582.
Jawi, I., Wita, I. and Suprapta, D. (2014). Aqueous Extract of Purple Sweet Potato
Tuber Increases Sod And Decreases VCAM-1 Expression By Increasing rf2
Expression In The Aortic Endothelia Of Hypercholesterolemic Rabbits.
Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 4(10).
Jiao, Y., Jiang, Y., Zhai, W. and Yang, Z., 2012. Studies on antioxidant capacity of
anthocyanin extract from purple sweet potato (Ipomoea batatas L.). African
Journal of Biotechnology, 11(27), pp.7046-7054. bab 2
Kattoor, A., Goel, A. and Mehta, J., 2019. LOX-1: Regulation, Signaling and Its
Role in Atherosclerosis. Antioxidants, 8(7), p.218.
39
Kattoor, A., Goel, A. and Mehta, J., 2019. LOX-1: Regulation, Signaling and Its
Role in Atherosclerosis. Antioxidants, 8(7), p.218. ini di bab 2
Kume, N. dan Kita, T. (2001). Roles of lectin-like oxidized LDL receptor-1 and its
soluble forms in atherogenesis. Current Opinion in Lipidology, 12(4), pp.419-
423.
Langheinrich, A., Kampschulte, M., Scheiter, F., Dierkes, C., Stieger, P., Bohle, R.
and Weidner, W. (2010). Atherosclerosis, inflammation and lipoprotein
glomerulopathy in kidneys of apoE-/-/LDL-/- double knockout mice. BMC
Nephrology, 11(1).
Lozano, R., Naghavi, M., Foreman, K., Lim, S., Shibuya, K., Aboyans, V., et al.
(2012). Global and regional mortality from 235 causes of death for 20 age
groups in 1990 and 2010: a systematic analysis for the Global Burden of
Disease Study 2010. The Lancet, 380(9859), pp.2095-2128.
Mohanraj, R. and Sivasankar, S., 2014. Sweet Potato (Ipomoea batatas [L.] Lam) -
A Valuable Medicinal Food: A Review. J Med Food, 17(7), pp.1-9.
Murase, T., Kume, N., Kataoka, H., Minami, M., Sawamura, T., Masaki, T. and
Kita, T. (2000). Identification of Soluble Forms of Lectin-Like Oxidized LDL
Receptor-1. Arteriosclerosis, Thrombosis, and Vascular Biology, 20(3),
pp.715-720.
Naci, H., Brugts, J. and Ades, T. (2013). Comparative Tolerability and Harms of
Individual Statins: A Study-Level Network Meta-Analysis of 246 955
Participants From 135 Randomized, Controlled Trials. Circulation:
Cardiovascular Quality and Outcomes, 6(4), pp.390-399.
Stankova, T., Delcheva, G., Maneva, A. and Vladeva, S., 2019. Serum Levels of
Carbamylated LDL and Soluble Lectin-Like Oxidized Low-Density
Lipoprotein Receptor-1 are Associated with Coronary Artery Disease in
Patients with Metabolic Syndrome. Medicina, 55(8), p.493.
Thygesen, K., Alpert, J., Jaffe, A., Simoons, M., Chaitman, B. and White, H.
(2012). Third universal definition of myocardial infarction. European Heart
Journal, 33(20), pp.2551-2567.
World Health Organization. (2018). The top 10 causes of death. [online] Available
at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/ [Accessed 13 Apr.
2018].
Yasa, I. and Jawi, I., 2017. Antioxidant Potential and Hypolipidemic Effects of
Combined Purple Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) Tuber Extract with
Honey in Rats Given High Cholesterol Feed. Bali Med J, 3(3), pp.S65-S69.
Yasa, I.W.P.S., Jawi, I.M., dan Mahendra A.N. (2013). Ethanol Extract of Purple
Sweet Potato Tubers (Ipomoea batatas L) Decreases Blood Glucose and
Increase Total Antioxidant Level in Rats with High Glucose Intake. Journal
of US-China Medical Science, 10(1).
42
LAMPIRAN
Lampiran 1. Rincian Biaya Penelitian
No Jenis / Uraian Jumlah (Rp)
1 Sewa lab @ 150.000
2 Peralatan Penunjang 400.000
3 Bahan Habis Pakai 6.420.000
4 Perjalanan -
5 Lain-lain 680.000
TOTAL ANGGARAN (Rp) 7.650.000
B. Riwayat Pendidikan
Program S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas Udayana - -
Bidang Ilmu Pendidikan Dokter - -
Tahun Masuk 2017 - -
Tahun Lulus 2023 - -
Saya menyatakan bahwa keterangan pada curriculum vitae ini dibuat dengan
sebenar-benarnya.