Anda di halaman 1dari 5

Wawasan berasal dari kata wawas (bahasa Jawa) yang berarti pandangan,

tinjauan atau penglihatan indrawi. Selanjutnya, muncul kata mawas, yang berarti
memandang, meninjau atau melihat. Sedangkan menurut KBBI wawasan adalah
hasil memawas, tinjauan,pandangan atau konsepsi cara pandang. Wawasan
berarti pula cara pandang, cara melihat. Adanya pandangan mengenai wawasan
nusantara tentu bukan tanpa maksud dan tujuan.

Wawasan nasional cara pandang suatu bangsa dalam hidup bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara serta dalam hubungan antarnegara yang merupakan
hasil perenungan filsafat tentang diri dan lingkungannya dengan memperhatikan
sejarah dan kondisi sosial budaya serta memanfaatkan konstelasi geografis guna
menciptakan dorongan dan rangsangan dalam usaha mencapai tujuan nasional.

Wawasan nusantara pandangan atau anggapan bahwa Nusantara adalah


kepulauan yang merupakan suatu kesatuan, termasuk semua laut dan selatnya.

Wawasan sosial kemampuan untuk memahami cara-cara menyesuaikan diri


atau menempatkan diri dalam lingkungan sosial.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal);[1] diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia. Bentuk lain dari kata budaya
adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu culture dan bahasa
Latin cultura. Budaya memiliki makna yang berkaitan dengan akal, budi, adat
istiadat dan tingkah laku manusia. Berdasarkan arti katanya tersebut, pengertian
budaya bisa berkaitan dengan cara hidup sekelompok manusia yang berkembang
kemudian diwariskan turun temurun.

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian dari budaya adalah


sesuatu yang berasal dari pikiran, adat istiadat, kebudayaan yang berkembang atau
pun kebiasaan yang sulit untuk diubah. Ada juga yang mengartikan budaya sebagai
pola hidup yang sudah tumbuh lalu berkembang di sekelompok manusia untuk
mengatur tingkah lakunya serta mengatur antar individu tentang apa yang boleh
dilakukan dalam melakukan interaksi dengan kelompok manusia lainnya. Para ahli
juga mendefinisikan budaya secara beragam.

1. E.B. Taylor

Seorang antropolog Inggris bernama E.B Taylor mendefinisikan budaya


sebagai sesuatu kompleks yang mencakup pengetahuan kepercyaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lainnya yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat

2. Kluckhohn dan Kelly

Pengertian budaya menurut Clyde Kluckhohn dan William Henderson Kelly


dalam bukunya The concept of culture adalah semua rancangan hidup yang
diciptakan secara historis baik secara eksplisit, implisit, rasional, irasional, dan
nonrasional, yang ada pada waktu tertentu sebagai panduan potensial dalam
perilaku manusia.
3. Louise Damen

Louise Damen menulis dalam bukunya Culture Learning: The Fifth Dimension
in the Language Classroom, bahwa budaya mempelajari berbagi pola atau model
manusia untuk hidup seperti pola hidup sehari-hari. Pola dan model ini meliputi
semua aspek interaksi sosial manusia. Budaya adalah mekanisme adaptasi utama
umat manusia.

4. Geert Hofstede

Menurut Geert Hofstede seorang psikolog sosial Belanda dalam bukunya


National cultures and corporate cultures. In L.A. Samovar & R.E. Porter (Eds.),
Communication Between Cultures bahwa budaya adalah pemrograman kolektif
pikiran yang membedakan anggota dari satu kategori orang dari yang lain

5. Selo Soemardjan dan Soelaeman Somardi

Selo Soemardjan merupakan sosiolog serta tokoh pendidikan dan


pemerintahan di Indonesia. Sedangkan Soelaeman Somardi merupakan seorang
sosiolog Indonesia. Keduanya merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat.

6. William H. Haviland

Menurut William H. Haviland kebudayaan adalah seperangkat peraturan dan


norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang jika dilaksanakan
oleh para anggotanya akan melahirkan perilaku yang dipandang layak dan dapat di
terima oleh seluruh masyarakat.

7. Koentjaraningrat

Antropolog Indonesia Koentjaraningrat memberi pengertian budaya sebagai


sebuah sistem gagasan dan rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh
manusia yang di dalam kehidupannya yang bermasyarakat. Selain itu
Koentjaraningrat juga mendefinisikan budaya lewat asal kata budaya dalam bahasa
Inggris yaitu "colere" yang kemudian menjadi "culture" dan didefinisikan sebagai
segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.

8. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara mendefinisikan kebudayaan sebagai buah budi manusia


yang merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni
zaman dan alam. Hal itu merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi
berbagai rintangan dan kesukaran guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
Budaya tidak bisa berdiri sendiri. Ada beberapa unsur yang menyusun
terciptanya budaya. Unsur-unsur yang ada di dalam budaya itu antara lain adalah
sebagai berikut.

a. Bahasa
b. Sistem Pengetahuan
c. Sistem Religi
d. Sistem Kemasyarakatan
e. Sistem Mata Pencaharian dan Ekonomi
f. Sistem Teknologi dan Peralatan
g. Kesenian
h. Lingkungan
i. Pertemuan Antar Bangsa
j. Kepercayaan yang Mengakar Kuat
k. Ras

Berdasarkan pengertian budaya yang sudah dijelaskan di atas, budaya


merupakan hasil dari ide, gagasan serta tindakan dan karya yang dihasilkan oleh
manusia dalam kelompok masyarakat di sebuah peradaban. Budaya dalam
masyarakat memiliki beberapa fungsi atau kegunaan bagi masyarakat yang ada di
peradaban atau daerah tertentu. Berikut adalah beberapa fungsi dari budaya.

a. Sebagai Identitas
b. Sebagai Batas
c. Pembentuk Perilaku dan Sikap
d. Sebagai Komitmen
e. Sebagai Media Komunikasi

Tiap bangsa memiliki dan mewarisi nilai sosio budaya yang terbentuk
sebagai transformasi nilai SDM dengan ALH-SDA, terutama Volkgeist dan
ekosistem. Artinya, potensi kepribadian, mulai sosio-psikologis bekerjasama
(dalam dinamika dan tantangan) dengan ALH-SDA (ekosistem) membentuk sistem
budaya kemudian berkembang kuantitatif-kualitatif sebagai peradaban atau nilai
budaya universal.
Wawasan budaya adalah kesadaran manusia atas potensi cipta-karya,
terutama berwujud: berbagai komponen nilai budaya, seperti: bahasa, adat, nilai,
norma, hukum, tatanan dan kelembagaan sosial, termasuk ipteks. Semuanya
dikembangkan dari unsur natural (non-budaya), yakni 7 unsur dasar ALH-SDA.
Artinya, manusia berbudaya dan berperadaban berkat tersedianya secara
memadai ke-7 unsur ALH-SDA di atas. Sebaliknya, tanpa ke-7 unsur ALH-SDA itu,
umat manusia bukan saja tidak mampu menciptakan budaya; melainkan, bahkan
tidak mungkin dapat hidup layak.

Anda mungkin juga menyukai