Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Identitas klien

Nama : An.D.L
Umur : 8 tahun
Tempat/Tanggal lahir : 28 Mei 2012
Suku : Minahasa
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Alamat : Kalasey II
Diagnosa Medis : LLA
No Rekam medis : 77.88.99
MRS : 4 – 10 – 2020
Tanggal Pengkajian : 5 – 10 – 2020

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny.T.S
Umur : 32 tahun
Suku : Minahasa
Agama : Kristen
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : SD
Alamat : Kalasey II
Hubungan dengan klien : Ibu klien

3. Riwayat Kesehatan

Keluhan utama : Orang tua mengatakan anak nya lemas dan mengeluh
nyeri
Riwayat penyakit sekarang : Klien masuk rumah sakit 4 Oktober 2020. An. D.L
menderita penyakit Leukemia Limfositik akut sejak
2015. Ibu An.C mengatakan sebelum dibawa ke
RSUP Prof DR.R.D Kandou Manado klien terlihat
lemas, mengalami batuk pilik lima hari yang lalu
nyeri dibagian kedua kaki dan rencana untuk
kemotrapi lanjut yang ke 18 kali pada tanggal 24
September 2020 saat di lakukan pengkajian ibu klien
mengatakan klien sering mengeluh nyeri dibagian
kaki P nyeri saat kaki di gerakan Q. seperti di timpa
benda berat , R nyeri dirasakan dibagian kedua kaki ,
S 4, T hilang timbul, mengeluh susah berjalan sering
memegang kedua kaki nya dan mengatakan sakit,
susah menjaga keseimbangan tubuh nya saat berdiri.
kekuatan otat 5/5/3/3, ibu klien mengatakan anak nya
sulit tidur dimalam hari, jarang tidur siang , klien
terlihat mengantuk dipagi hari , pola tidur malam
hanya 4-5 jam terlihat lingkaran hitam dibawah mata
Riwayat Kesehatan dahulu : Klien pernah dirawat di rumah sakit
2 bulan yang lalu dengan riwayat penyakit leukemia
limfositik akut klien tidak ada riwayat alergi,
penggunaan obat, dan operasi
Riwayat kehamilan dan : Ibu mengatakan hamil Anak D.L selama 39 Minggu
kelahiran dan Anak D.L Cmerupakan anak ke 2
Pre Natal : Ibu mengatakan selama hamil Anak D.L pernah
mengalami Tekanan Darah Tinggi
Post Natal : Ibu mengatakan melahirkan Anak D.L secara cesar
dengan berat badan 3600 gram
Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan dari keluarga ada yang
mempunyai penyakit seperti sang anak Leukemia
Limfositik akut
Riwayat tumbuh kembang, BB Anak D.L sebelum sakit dan sesudah sakit tidak
Antropometri, BB (sebelum mengalami penurunan berat badan 33 Kg, TB Anak
dan sesudah sakit), TB, LK, D.L 119 cm, LK 49 cm, LD 75 cm, LILA 23 cm
LD, LILA

4. Hasil pemeriksaan

Keadaan Umum : Posisi klien supine klien terpasang alat medis IVFD
Kesadaran compos mentis & GCS E4M6V5
Pemeriksaan tanda-tanda : TD : RR : 25 x/m N : 100 x/m S : 36,2 C
vital
Kenyamanan /nyeri : Provokatif dan paliatif: saat kaki di gerkan
Quality dan Quantitas: Seperti ditimpa benda berat
Regio : ke 2 sendi kaki kanan dan kiri
Severity : 4
Time : Hilang timbul

5. Pola Kegiatan Sehari-hari

Pola Nutrisi dan Metabolik : Ibu mengatakan anak D.L biasanya makan di rumah
sebanyak 1-3 kali sehari, jenis makanan yang biasa dia
makan adalah seperti nasi, lauk pauk, kue, buah dan
anak D.L memakan semua makanan yang diberikan,
namun kurang menyukai sayuran tidak ada pantangan
makanan adapun makanan yang disukai anak D.L
adalah pecel. Minuman yang diberikan kepada anak
D.L adalah air putih, susu dan jus buah. Semenjak
sakit ibu mengatakan nafsu makan anak D.L menurun
anak hanya 4 sendok
Pola Aktivitas dan Latihan : Ibu mengatakan anak D.L adalah anak yang aktif,
lebih sering bermain di dalam rumah bersama ayah
ataupun sodaranya
Pola Tidur Ibu mengatakan anak D.L selama di rumah tidur siang
± 3 jam dan tidur malam ± 8 jam, sedangkan di rumah
sakit jarang tidur siang jam dan tidur malam ± 5 jam.
Anak sering terbangun dimalam hari karna nyeri
6. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan kepala dan


leher

Kepala dan rambut : Finger print ditengah frontal terhidrasi. Kulit kepala
bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi.
Penyebaran rambut tidak merata berwarna hitam
rambut mudah rontok , dan tidak ada kelainan
Mata Mata lengkap, simetris kanan dan kiri., kornea mata
jernih kanan dan kiri. Konjuntiva anemis dan sklera
tidak ikterik Kelopak mata/palepebra tidak ada
pembengkakan. Adanya reflek cahaya pada pupil dan
bentuk isokor kanan dan kiri, iris kanan kiri berwarna
hitam, tidak ada kelainan
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung, posisi septum
nasal ditengah, lubang hidung bersih, tidak ada secret,
tulang hidung dan septum nasi tidak ada
pembengkakan dan tidak ada polip
Mulut & Lidah : Keadaan mukosa bibir kering dan pucat. Tonsil ukuran
normal uvula letak simetris ditengah .
Telinga Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri.
Lubang telinga bersih, dan menegeluarkan c,
pendengiran bening di telinga sbelah kanan
pendengran berfungsi dengan baik
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba, tiroid tidak teraba,
posisi trakea letak ditengah tidak ada kelainan

Pemeriksaan Thorak Tidak ada sesak nafas, batuk dan secret. Bentuk dada
System pernapasan simetris, irama nafas teratur, pola nafas normal, tidak
ada pernafasan cuping hidung, otot bantu pernafasan,
vocal permitus dan ekspansi paru anterior dan
posterior dada normal, perkusi sonor, auskultasi suara
nafas vesikuler.

Pemeriksaan Jantung Pada pemeriksaan inspeksi CRT< 2 detik tidak ada


sianosis. Pada pemeriksaan palpasi iktus kordis teraba
hangat. Perkusi batas jantung : Basic jantung berada di
ICS II dari lateral ke media linea para sterna sinistra,
tidak melebar, Pinggang jantung berada di ICS III dari
linea para sterna kiri, tidak melebar, Apeks jantung
berada di ICS V dari linea midclavikula sinistra, tidak
melebar.
Pemeriksaan auskultasi : bunyi jantung I saat
auskultasi terdengar bunyi jantung normal dan regular,
bunyi jantung II : saat auskultasi terdengar bunyi
jantung normal dan regular, bunyi jantung tambahan :
tidak ada bunyi jantung tambahan, dan tidak ada
kelainan.
Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen bulat dan datar,
benjolan/masa tidak ada pada perut, tidak tampak
bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada
luka operasi . Auskultasi : peristaltic 25x/menit
Palpasi : Tegang
Tidak ada nyeri tekan, mass, Hepar Lien tidak ada
kelainan Ginjal tidak ada nyeri tekan, tidak ada
asietas.

Pemeriksaan Sistem Kebersihan genitalia bersih, kemampuan berkemih


ginetalia spontan, tidak ada kelaianan pada ginetalia dan anus

Pemeriksaan Pergerakan sendi bebas, ada kelainan ekstermitas,


muskuluskeletal tidak ada kelainan tulang belakang, tidak fraktur, tidak
(ekstremitas) dan menggunakantraksi, tidak komparmentet syndrome,
Integumen kulit kemerahan, turgor kulit baik, Kekuatan otot :
5 5
3 3
7. Skala Resiko Jatuh Humpty Dumpty

KLIEN
Parameter Kriteria Nilai (Skor)

< 3 Tahun 4
Usia 3-7 Tahun 3 2
7-13 Tahun 2
≥ 13 Tahun 1
Jenis Kelamin Laki-Laki 2 1
Perempuan 1
Diagnosa Neurologi 4
Perubahan Oksigenasi (Diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, 3 3
Diagnosis
dsb)

Gangguan Perilaku /Psikiatri 2


Diagnosis Lainnya 1
Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3
Gangguang Lupa akan adanya keterbatasan 2
1
Kognitif Orientasi baik terhadap diri sendiri 1

Riwayat Jatuh/bayi diletakkan di tempet tidur


4
Faktor dewasa
Lingkungan Pasien menggunakan alat bantu/ bayi diletakkan
3 2
dalam tempat tidru bayi/perabot rumah

Pasien diletakkan di tempat tidur 2


Pembedahan/Seda Area diluar rumah sakit 1
si/Anestesi
Dalam 24 jam 3

Dalam 48 jam 2 -
Penggunaan > 48 jam atau tidak menjalani 1
Medikamentosa pembedahan/sedasi/anestesi

Penggunaan multiple : sedatif, obat hipnosis,


barbiturat, fenotiazin, anti
depresan, pencahar,

diuretik, narkose
Penggunaan salah satu obat
diatas
Penggunaan medikasi
lainnya/tidak ada

medikasi

Jumlah
Skor
Humpty
Dumpty
8. Hasil Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : 5 -10 -2020
Leukosit : 2,2 10˄3/µL
Eritrosit : 3,38 10˄6/µL
Hemoglobin 10,6 g/dl
Hematokrit 30,9 %
Neutrofil : 1.3

9. Panatalaksanaan Terapi

1) Santagesik (IV) 3 x 250 mg


2) Ceftriaxone (IV) 2 x 50 mg mg
3) D5 (IVFD) 15 tpm

10. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS: Agen cedera biologi Nyeri akut
- Ibu klien mengatakan ananknya
sering mengeluh kakinya sakit
- P: nyeri saat kaki di gerakan
Q: seperti di timpa benda berat
R: nyeri dirasakan dibagian kedua
kaki
S: 4
T: hilang timbul

DO:
- Klien terlihat meringis kesakitan
- TTV
N: 100 x/mnt
R : 25 x/mnt
T : 36,2
2 DS : Gangguan rasa nyaman Gangguan pola
tidur
- ibu klien mengatakan anak nya
sulit tidur
- pola tidur
- malam hanya 4-5 jam
- dimalam hari jarang tidur siang
- klien terlihat mengantuk dipagi
hari
DO :
- Kebutuhan tidur klien < 10-13
jam
- Terlihat lingkaran hitam diseitar
mata

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen cidera biologis
2. Gangguan pola tidur b/d gangguan rasa nyaman nyeri
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN


(SDKI) (SLKI) (SIKI)
1 (D.0077) Setelah dilakukan intervensi keperawatan (I.08238)
Nyeri akut b/d agen cidera selam 3x7 jam nyeri menurun dengan Manajemen nyeri
biologis criteriahasil : 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
1. Keluhan nyeri berkurang durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
2. Gelisah berkurang nyeri
3. Nyeri terkontrol 2. Identifikasi skala nyeri
3. Berikan teknik nonfarmakologi
(Relaksasi dan distraksi)
Jurnal:
4. Pemberian analgetik

2 (D. 0055) Setelah dilakukan intervensi keperawatan (I.05174)


Gangguan pola tidur b/d gangguan selam 3x7 jam masalah gangguan tidur Dukungan tidur
rasa nyaman nyeri pada pasien menjadi normal kembali, tidur 1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
yang adekuat dengan criteriahasil : 2. Modifikasi lingkungan
1. Jumlah jam tidur dalam batas 3. Anjurkan menepati kebiasaan waktu
normal 10-13 jam/hari tidur
2. Pola tidur , kualitas tidur dalam 4. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau
batas normal cara nonfarmakologi
3. Perasaan segar setelah tidur atau
istirahat, tidak mengantuk di
pagi hari, tidak terdapat lingkaran
hitam dibawah mata
4. Klienmampu mengidentifikasi hal-
hal yang meningkatkan tidur
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI (Hari pertama)


NO IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI (SOAP)
1 Selasa, 22-09-2020 Selasa, 22-09-2020
1. Identifikasi lokasi, - Klien terlihat meringis kesakitan S : Ibu klien mengatakan ananknya sering
karakteristik, durasi, frekuensi, P: nyeri saat kaki di gerakan mengeluh kakinya sakit
kualitas, intensitas nyeri, skala Q: seperti di timpa benda berat
O:
nyeri R: nyeri dirasakan dibagian kedua
- Keadaan umum : lemah
kaki
- Klien terlihat meringis kesakitan
S: 5
P: nyeri saat kaki di gerakan
T: hilang timbul
Q: seperti di timpa benda berat
2. Berikan teknik
R: nyeri dirasakan dibagian kedua
nonfarmakologi (Relaksasi dan Klien mendemontrasikan ulang
kaki
distraksi) tentang teknik relaksasi dan
S: 5
distraksi
T: hilang timbul
- Relaksasi : dengan cara nafas dalam
melalui hidung lalu dihembuskan - TTV
melalui mulut secara perlahan N: 100 x/mnt
- Distraksi : dengan cara mengalihkan R : 25 x/mnt TTV :
nyeri seperti berbincang dengan
3. Kolaborasi pemberian keluarga atau dengan pasien lainnya A : Masalah belum teratasi
analgetik P: Intervensi dilanjutkan

- Santagesik (IV) 3 x 250 mg

Selasa, 22-09-2020
2 Selasa, 22-09-2020 S : Ibu klien mengatakan ananknya sering
rewel, sulit tidur dimalam hari, lama tidur
1. Identifikasi pola aktivitas - Klien memiliki durasi tidur 4-5 4-5 jam/hari dengan sering bangun di
dan tidur malam hari, tidur siang 2jam
jam/hari dengan tidur siang 2 jam,
dan frekuensi terbangun di malam O : klien terlihat mengantuk di
hari karea gelisah sebanyak 3kali, pagi hari, durasi tidur ˂ dari
skala nyeri 2 kebutuhan (10-13 jam/hari),
terlihat tidak bersemangat
2. Modifikasi lingkungan - Mengurangi jumlah pengunjung

3. Anjurkan menepati - Klien tidur tepat waktu pada jam 9


A : Masalah belum teratasi
kebiasaan waktu tidur malam
P: Intervensi dilanjutkan
4. Ajarkan relaksasi otot - Klien mendemonstrasikan
autogenic atau cara relaksasi yang diajarkan
nonfarmakologi

IMPLEMENTASI (Hari pertama)

NO IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI (SOAP)


1 Rabu, 23-09-2020 Rabu, 23-09-2020
1. Identifikasi lokasi, S : Ibu klien mengatakan ananknya sering
karakteristik, durasi, frekuensi, - Klien terlihat meringis kesakitan mengeluh kakinya sakit
kualitas, intensitas nyeri, skala P: nyeri saat kaki di gerakan
Q: seperti di timpa benda berat O:
nyeri
R: nyeri dirasakan dibagian kedua - Keadaan umum : lemah
kaki - Klien terlihat meringis kesakitan
S: 5 P: nyeri saat kaki di gerakan
T: hilang timbul Q: seperti di timpa benda berat
2. Berikan teknik
R: nyeri dirasakan dibagian kedua
nonfarmakologi (Relaksasi dan
Klien mendemontrasikan ulang kaki
distraksi)
tentang teknik relaksasi dan S: 5
distraksi T: hilang timbul
- Relaksasi : dengan cara nafas dalam - TTV
melalui hidung lalu dihembuskan N: 106 x/mnt
melalui mulut secara perlahan R : 25 x/mnt TTV :
- Distraksi : dengan cara mengalihkan
3. Kolaborasi pemberian nyeri seperti berbincang dengan A : Masalah belum teratasi
analgetik keluarga atau dengan pasien lainnya P: Intervensi dilanjutkan

- Santagesik (IV) 3 x 250 mg


Rabu,-09-2020
2 Rabu, 23-09-2020 S : Ibu klien mengatakan ananknya sering
rewel, sulit tidur dimalam hari, lama tidur
5. Identifikasi pola aktivitas - Klien memiliki durasi tidur 4-5 4-5 jam/hari dengan sering bangun di
dan tidur malam hari, tidur siang 2jam
jam/hari dengan tidur siang 2 jam,
dan frekuensi terbangun di malam O : klien terlihat mengantuk di
hari karea gelisah sebanyak 3kali, pagi hari, durasi tidur ˂ dari
skala nyeri 2 kebutuhan (10-13 jam/hari),
terlihat tidak bersemangat
6. Modifikasi lingkungan - Mengurangi jumlah pengunjung

7. Anjurkan menepati - Klien tidur tepat waktu pada jam 9


A : Masalah belum teratasi
kebiasaan waktu tidur malam
P: Intervensi dilanjutkan
8. Ajarkan relaksasi otot - Klien mendemonstrasikan
autogenic atau cara relaksasi yang diajarkan
nonfarmakologi
SOP PENILAIAN NYERI
STANDART Ya Tidak
OPERASIONA PENILAIAN NYERI (1) (0)
L PROSEDUR
PENGERTIAN Suatu proses penilaian/assessment yang dilakukan oleh
perawat untuk mengidentifikasi nyeri pada pasien
TUJUAN 1. Menilai derajat pasien secara tepat untuk pencatatan
status nyeri
2. Sebagai dasar penatalaksanaan nyeri

PROSEDUR Persiapan pasien :


PELAKSANAAN Pasien diberi penjelasan tentang prosedur yang
akan dilakukan

1. Assessment dilakukan oleh perawat


2. Cara melakukan assessment nyeri:
- Mengumpulkan data melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik
- Mengidentifikasi tingkat nyeri dengan skala nyeri
dengan :

Numeric Rating Scale


Instruksi : pasien akan ditanya mengenai intensitas
nyeri yang dirasakan dan dilambangkan dengan
angka antara 0-10

1 = Tidak nyeri
1-3 = Nyeri ringan (sedikit menganggu aktivitas
sehari- hari)
4-6 = Nyeri sedang (gangguan nyata terhadap
aktivitas sehari-hari)
7-10 = Nyeri berat (tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari
Wong Baker Face Pain Scale

Instruksi : pasien diminta untuk menunjuk/memilih


gambar mana yang paling sesuai dengan yang ia
rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri :
0 -1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri
sama sekali
2-3 = sedikit nyeri
4-5 = cukup nyeri
6-7 = lumayan nyeri
8-9 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)

3. Tingkat nyeri ditulis dalam lembar asesmen pasien


untuk selanjutnya dilakukan intervensi
4. Dilakukan assessment nyeri ulang setiap shift dan atau
setiap 30 menit – 1 jam setelah diberikan intervensi
5. Dokumentasikan tindakan yang dilakukan
SOP TEKNIK RELAKSASI
STANDART Ya Tidak
OPERASIONA (1) (0)
L PROSEDUR SOP TEKNIK RELAKSASI

PENGERTIAN Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa


nyeri pada pasien yang mengalami nyeri kronis.Rileks
sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot,
rasa jenuh, kecemasan sehingga mencegah
menghebatnya stimulasi nyeri.

TUJUAN Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeri


Indikasi :Dilakukan untuk pasien yang mengalami nyeri
kronis

PROSEDUR 1. Tahap orintasi


PELAKSANAAN a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan kepada pasien dan keluarga

2. Tahap kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung
dan mengisi paru-paru dengan
udara melalui hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan
melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3
kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung
dan menghembuskan melalui mulut
secara perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan
kaki rileks
h. Usahakan agar tetap konsentrasi
i. Anjurkan untuk mengulangi
prosedur hingga nyeri terasa
berkurang
j. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu
pada pagi haripukul 09.00 dan siang
hari pukul 13.00. setiap sesi latihan
nafas dalam dilakukan sebanyak 3
kali.
3. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
4. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

NAMA : SUSMA DJABU


NIM : 711490120034

PRODI : NESR LANJUTAN

ANALISIS PICO

TERDAPAT PENGARUH PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM


TERHADAP TINGKAT NYERI PADA PASIEN POST OPERASI DENGAN ANESTESI
UMUM DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PROBLEM :

Kenyamanan adalah konsep sentral tentang kiat keperawatan. Donahue (1989) meringkaskan
“melalui rasa nyaman dan tindakan untuk mengupayakan kenyamanan, perawat memberikan
kekuatan, harapan, hiburan, dorongan, dan bantuan”.Teknik relaksasi merupakan tindakan
relaksasi otot rangka yang dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan ketegangan otot yang
mendukung rasa nyeri. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive
Sampling dengan jumlah sampel penelitian 30 responden

INTERVENSI:

Penelitian ini termasuk jenis penelitian Pre Eksperiment dengan rancangan One Group Pre-Post
Test. Teknik sampling yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah pasien pasca operasi yang dirawat inap kelas III di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada bulan Juni sampai Juli 2011. Dalam penelitian ini, penulis
menetapkan jumlah sampel penelitian sejumlah 30 orang

COMPARISON :

Penelitian ini didukung oleh penelitian Kresnahadi (2009) yaitu pemberian teknik relaksasi nafas
dalam, efektif mampu menurunkan tingkat nyeri sendi lutut pada atlet basket. Penelitian Dewi
(2007) yang melakukan penelitian terhadap efektivitas pemberian teknik relaksasi nafas dalam
yang dibandingkan dengan terapi musik, dengan hasil teknik relaksasi nafas dalam lebih efektif.

OUTCOME :

Sebelum dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas dalam, sebagian besar pasien mengalami
nyeri dengan skala intensitas nyeri pada skala 6 atau nyeri sedang. Kedua, setelah dilakukan
pemberian teknik relaksasi nafas dalam, sebagian besar pasien mengalami nyeri dengan skala
intensitas 3 atau nyeri ringan. Ketiga, sebelum dilakukan pemberian teknik relaksasi nafas
dalam sebagian besar 26 responden mengalami nyeri sedang. Setelah dilakukan perlakuan
pemberian teknik relaksasi nafas dalam sebagian kecil 18 responden mengalami nyeri ringan.
Keempat, ada pengaruh signifikan pada pemberian teknik relaksasi nafas dalam terhadap tingkat
nyeri pada pasien post operasi dengan anestesi umum di RSUD Dr. Moewardi Surakarta

Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa, setelah dilakukan teknik relaksasi
nafas dalam menunjukkan adanya penurunan skala intensitas nyeri pada pasien post operasi
dengan anestesi umum

Anda mungkin juga menyukai