Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
rutin critical book report ini yang berjudul “Pedoman Penulisan Tata Bahasa
Indonesia & Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah”. Tugas rutin ini di
susun sebagai salah satu syarat guna memenuhi tugas perkuliahan pada Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan. Selama
menyelesaikan tugas rutin ini, Kami telah banyak menerima bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
(Buku Pertama)
(Buku Kedua)
4.1Kesimpulan .................................................................................. 17
iii
IDENTITAS BUKU
BUKU PERTAMA
Cetakan : -
TahunTerbit : 2012
Isbn : 978-602-7544-28-1
Ukuran : 14,5 cm ⨯ 21 cm
1
BUKU KEDUA
Cetakan :Pertama( 1 )
TahunTerbit : 2009
Isbn :-
Ukuran : 14,5 cm ⨯ 21 cm
2
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara yang memiliki beraneka ragam suku, budaya, dan
bahasa. Membahas tentang bahasa, Bahasa Indonesia adalah alat komunikasi
umum yang paling penting dalam mempersatukan seluruh rakyat bangsa
Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan bahasa Melayu yang dijadikan sebagai
bahasa resmi dan bahasa persatuan Republik Indonesia. Melalui perjalanan
sejarah yang panjang, bahasa Indonesia telah mencapai perkembangan yang luar
biasa, baik dari segi jumlah pemakainya, maknanya maupun dari segi kosa kata
dan segi tata bahasanya.
Diera modern ini, bahasa Indonesia telah berkembang secara luas bukan
hanya di Indonesia tetapi juga di luar Indonesia, dan menjadi salah satu
kebanggaan Indonesia atas prestasi tersebut. Sehingga Bahasa Indonesia masuk
dalam kelompok mata kuliah di setiap perguruan Tinggi. Mahasiswa peserta Mata
Kuliah Bahasa Indonesia perlu disadarkan akan kenyataan keberhasilan ini dan
ditimbulkan kebanggaannya terhadap bahasa Nasional kita yaitu Bahasa
Indonesia.
3
Sehingga mahasiswa diharapkan kelak dapat mengajarkan warga
Indonesia yang masih belum mengetahui banyak tentang bahasa Indonesia tentang
arti penting bahasa yang sebenarnya sehingga nantinya akan menjadi warga
Negara yang dapat memenuhi kewajibannya di mana pun mereka berada dan
dengan siapa pun mereka bergaul di wilayah Negara kesatuan republik Indonesia
tercinta ini. Kemudian mahasiswa hendaknya dapat menyadari akan pentingnya
Sejarah, Fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara dan
bahasa nasional.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. INTISARI BUKU
A. Pendahuluan
Bahasa Indonesia yang kini menjadi bahasa nasional dan bahasa negara
mempunyai sejarah yang teramat panjang. Asal usul mengenai bahasa ini bermula
dari keberadaan bahasa Melayu. Semula bahasa Melayu merupakan bahasa etnis
dengan wilayah penutur yang terbatas. Pertumbuhan dan perkembangan bahasa
Melayu tidak terlepas dari kondisi sosiokultural dan ekonomi masyarakat.
Aktivitas pelayaran dan perdagangan yang saat itu menjadi urat nadi kehidupan
kerajaan-kerajaan menjadi media penyebaran dan perkembangan bahasa Melayu.
Sejarah keberadaan bahasa Melayu paling tua berasal dari abad VII
Mnamun, pada abad IX-XVI bahasa ini menjadi Melayu didasarkan pada temuan
arkeologis yang menyangkut kehidupan kerajaan Sriwijaya. Pada musafir cina dan
india yang berdatangan di kerajaan ini mencatat bahwa bahasa Melayu telah
memegang peranan penting di kerajaan Sriwijaya.
5
Para Pedagang berdatangan di bandar-bandar pelabuhan yang di kuasai
Sriwijaya. Mereka menjalankan aktivitas perdagangan dengan bahasa Melayu.
Kedua, bahasa Melayu merupakan bahasa agama. Sriwijaya kala itu menjadi pusat
pendalaman agama Budha. Sejumlah vihara dan pusat pendidikan pendidikan
yang dibangun di kerajaan ini.
6
Peristiwa peristiwa penting yang berkaitan dengan perkembangan bahasa
melayu atau indonesia setelah kemerdekaan :
7
masyarakat indonesia untuk menggunakan bahasa indonesia dengan baik
dan benar.
8. Kongres bahasa Indonesia V diselenggarakan di jakarta pada 28 oktober –
3 november 1988 dengan dipersembahkannya karya besar Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, yakni kamus besar bahasa
indonesia dan tata bahasa baku bahasa indonesia.
9. Kongres bahasa Indonesia VI diselenggarakan di jakarta pada 28 oktober –
2 november 1993 mengusulkan agar Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Bahasa Indonesia serta
disusunnya UU Bahasa Indonesia.
10. Kongres bahasa Indonesia VII diselenggarakan di Hotel Indonesia pada 26
oktober – 30 oktober 1998 mengusulkan dibentuknya badan pertimbangan
Bahasa.
11. Kongres bahasa Indonesia VIII diselenggarakan di jakarta pada 14 – 17
oktober 2003
12. Kongres IX Bahasa Indonesia membahas tiga persoalan utama: 1) bahasa
Indonesia; 2) Bahasa daerah; dan 3) penggunaan bahasa asing. Tempat
kongres di jakarta, pada 28 oktober – 1 november 2008 di Hotel Bumi
Karsa, Jakarta Selatan. Yang bertujuan meningkatkan peran bahasa dan
sastra Indonesia dalam mewujudkan insan Indonesia cerdas, kompetitif
menuju Indonesia yang bermartabat, berkepribadian, dan berperadaban
unggul.
8
C. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia
9
a. Bahasa resmi kenegaraan
b. Bahasa pengantar di dunia pendidikan
c. Bahasa resmi tingat nasional dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan
pembangunan dan pemerintahan
d. Bahasa resmi dalam pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan
teknonologi
D. Ragam Bahasa
1. Dialek Regional, yaitu dialek yang ciri-cirinya dibatasi oleh tempat. Sering
juga disebut Dialek Area. Dialek ini biasanya berkembang di satu daerah
tertentu, artinya orang di luar wilayah itu tidak akan paham dengan Dialek
yang dimaksud.
2. Dialek Sosial, yaitu Dialek yang dipakai oleh kelompok sosial tertentu.
Misalnya, orang di kalangan Karton pasti memiliki dialek yang berbeda
dengan orang-orang di luar kraton. Atau orang-orang yang ada di komunitas
kantor pasti dialeknya berbeda dengan orang-orang yang ada di komunitas
pasar.
3. Dialek temporal, yaitu Dialek yang berbeda dari waktu ke waktu. Dialek ini
hanya berkembang pada kurun waktu tertentu dan bila sudah berganti masa
maka dialek itu sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa dilihat dari ejaan, cara
penulisan dan pengucapannya.
10
Buku Kedua (Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia)
Tata bahasa atau yang biasa juga disebut gramatika adalah bagian ilmu
bahasa. Tata bahasa meliputi ilmu tata bentuk kata (morfologi) dan ilmu tata
kalimat (sintaksis).
a. Morfologi
1. Morfem yang dapat berdiri sendiri sebagai kata, yang dalam ilmu bahasa
disebut morfem bebas seperti: bajak, lembu, kawin, kembali, rindu, penuh,
dan dua.
2. Morfem yang tidak pernah berdiri sendiri, tetapi selalu terikat pada
morfem yang biasa disebut imbuhan (afiks), disebut morfem terikat
morfologis.
3. Morfem yang tidak pernah berdiri sendiri, tetapi selalu terikat dengan
morfem yang lain dalam ikatan suatu frase, klausa atau kalimat, disebut
morfem terikat sintaksis. Contohnya: belia pada muda belia, siur pada
simpang siur,cita pada suka cita,ria pada bersuka ria.
11
seperti: kemudian, lalu, karena, tetapi, dan; kata depan (preposisi) seperti: di, ke,
dari, untuk, dan tentang.
b. Kata
1. Sebuah morfem dasar saja yang disebut kata tunggal seperti: bajak, lembu,
kawin, kembali, rindu, penuh, dua;
2. Gabungan morfem dasar dengan morfem terikat morfologis, disebut kata
bersusun (complex word)
3. Morfem dasar yang berulang atau morfem dasar + morfem terikat yang
berulang; dan
4. Gabungan dua buah morfem dasar.
1) Kata tunggal
2) Kata bersusun
Kata bersusun ialah kata yang terdiri atas morfem dasar dengan morfem
terikat atau terdiri atas morfem terikat dengan morfem terikat. Morfem terikat
morfologis dalam bahasa Indonesia ada tiga macam, yaitu:
a) Awalan (prefix)
12
di- :
per- :
ke- :
se- :
b) Akhiran (sufiks)
3) Kata ulang
Dalam teori tata bahasa dewasa ini ada yang disebut kata ulang semu yaitu
kata seperti: kupu-kupu, rama-rama, tiba-tiba, dan hati-hati. Tanpa perulangan,
kata di atas ini menjadi: kupu, rama, yang dalam bahasa Indonesia tidak
mengandung makna leksiakl dan tiba, hati, yang mengandung makna leksikal
yang lain sekali dari bentuk perulangan di atas.
4) Kata majemuk
13
Yang dimaksud dengan kata majemuk dalam bahasa Indonesia menurut
teori tata bahasa ialah gabungan dua buah morfem dasar atau lebih yang
mengandung (memberikan) suatu pengertian baru.
Kata majemuk tidak menonjolkan arti tiap kata, tetapi gabungan kata itu
bersama-sama membentuk suatu makna baru. Dari segi struktur ialah bahwa di
antara kedua morfem dasar yang membentuk kata majemuk itu tidak dapat
diselipkan kata lain tanpa menghilangkan sifat hubungan erat makna antara kedua
morfem dasar gabungan itu.
c. Sintaksis
Bila kita berjumpa dengan seseorang di tengah jalan, lalau kita berkata
kepadanya, “Kopi satu, bung!” orang itu mungkin akan keheranan dan barang kali
kita gila. Yang kita ucapkan itu bukan kalimat, karena pendengar tidak dapat
bereaksi atasnya. Ada suatu cirri yang tidak terdapat dalam ujaran itu, yaitu
situasi. Situasi si pembicara dan si pendengar tidak sama, sehingga tidak timbul
pengertian. Berikut contoh perbedaan antara morfem, frase, klausa, satu dengan
yang lain atau sesamanya sehingga membentuk suatu kalimat.
14
Frase tidak terdiri atas bagian yang disebut subyek dan predikat,
sedangkan klausa dan kalimat mengandung unsure-unsur tersebut. Klausa adalah
sebuah kalimat yang merupakan bagian daripada kalimat yang lebih besar.
Dengan perkataan lain, klausa dapat dilepaskan dari rangkaian yang besar,
sehingga kembali kepada wujudnya semula yaitu kalimat.
a) menurut segi bahasa yang terdapat pada buku pertama sudah bagus,
tidak terdapat kata-kata yang menyimpang, eluruh bahasanya mudah
dipahami, buku ini menggunakan bahasa baku yang baik dan sudah tepat.
b) Isi bukunya sudah cukup lengkap pembahasan tentang materi-materi
yang dipaparkan mudah dipahami. Untuk bab pertama buku ini
menjelaskan tentang Sejarah, Kedudukan, dan Fungsi Bahasa Indonesia,
menurut kelompok kami penjelasan tentang materi tersebut sudah sangat
bagus dan tidak membingungkan pembaca karena tidak bertele-tele.
15
2. Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia (Buku Kedua)
a) Menurut kelompok kami bahasa yang digunakan pada buku kedua sangat
bagus, tidak terdapat kata-kata menyimpang, penggunaan bahasa baku
juga sudah bagus, penjelasan tidak berbelit-belit
b) Dianalisis dari segi isi buku kedua ini kelompok kami menyimpulkan
bahwa materi yang disajikan sudah lengkap dan penjelasannya mudah
dipahami. Buku kedua ini membahas tentang Pedoman Penulisan Tata
Bahasa Indonesia.
16
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
Ismawati, E. (2012). Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Ombak.
Samsuri, Rusyana. d. (2009). Tata Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
21