Anda di halaman 1dari 5

Nama : Audrie Isnaeni

NIM : 19.002

Tugas Ginekologi smt.3

Keputihan

Keputihan adalah kondisi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Keputihan
merupakan cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan.
Ketika seorang wanita mengalami keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher
rahim akan keluar membawa sel mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi.

Keputihan normal terjadi pada wanita yang masih mengalami menstruasi. Ibu hamil
mungkin akan lebih sering mengalami keputihan akibat perubahan hormon. Ketika wanita mulai
memasuki masa menopause, barulah keputihan akan berkurang.
Harap berhati-hati jika cairan keputihan mengalami perubahan warna, tekstur, dan bau.
Kondisi ini dapat menjadi tanda keputihan yang tidak normal yang disebabkan oleh infeksi atau
kelainan pada organ reproduksi wanita. Keputihan yang berciri seperti ini sering kali merupakan
salah satu ciri penyakit kelamin wanita.

 Gejala Keputihan
Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar dengan tanda sebagai
berikut:

 Tidak berwarna atau berwarna putih.


 Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat.
 Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam.
 Tesktur cairan keputihan dapat berubah tergantung siklus menstruasi.

Untuk keputihan yang tidak normal dapat ditandai dengan:

 Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau tekstur dari biasanya.


 Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasanya.
 Keluar darah setelah berhubungan seksual atau di luar jadwal haid.

Keputihan yang abnormal ini dapat disertai dengan keluhan:

 Gatal pada area kewanitaan.


 Nyeri di panggul atau ketika buang air kecil.
 Rasa terbakar di sekitar vagina.
 Penyebab Keputihan
Keputihan yang dialami setiap wanita berbeda-beda, mulai dari jumlah cairan yang keluar hingga
warna dan tekstur cairan. Keputihan normal terjadi setidaknya 6 bulan sebelum seorang wanita
mengalami menstruasi untuk pertama kalinya. Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan hormon di
dalam tubuh.
Selain karena perubahan hormon, keputihan juga akan normal keluar saat wanita mendapatkan
rangsangan seksual, sedang menyusui, atau stres.
Sementara itu, keputihan yang tergolong tidak normal disebabkan oleh vulvovaginitis, infeksi,
baik karena jamur, bakteri (vaginosis bakterialis, gonore, chlamydia), atau parasit
(trikomoniasis). Selain infeksi, keputihan juga dapat menjadi tanda dari kanker rahim atau leher
rahim.
Bila keputihan yang dialami merupakan petanda dari kanker rahim, maka mungkin dokter akan
menganjurkan Anda untuk melakukan histerektomi atau bedah pengangkatan rahim.
Sebelum mengambil langkah ini, ada baiknya Anda tanyakan terlebih dahulu apa kelebihan dan
kekurangan prosedur tersebut dengan dokter. Saat ini, terdapat asuransi kesehatan yang
menyediakan layanan chat gratis bersama dokter spesialis.
Ada beberapa faktor yang membuat seorang wanita rentan mengalami infeksi vagina dan
menimbulkan keputihan, antara lain:

 Konsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.


 Menderita penyakit diabetes.
 Melakukan hubungan seksual tanpa kondom dan sering berganti pasangan.
 Menurunnya sistem kekebalan tubuh, misalnya penyakit HIV.
 Terdapat iritasi di dalam atau sekitar vagina.
 Menipisnya dinding vagina akibat menopause.
 Terlalu sering membersihkan area kewanitaan dengan semprotan air.
 Menggunakan sabun atau losion yang mengandung parfum atau pewangi.

 Tanda-Tanda Keputihan Abnormal yang Perlu Diwaspadai


Keputihan yang tidak normal biasanya akan membuat wanita merasa terganggu akibat
munculnya gejala-gejala tertentu. Berikut ini adalah ciri-ciri keputihan abnormal yang perlu
diperhatikan:

 Berbau tidak sedap (misalnya bau busuk atau amis) dan menyengat.
 Jumlahnya meningkat secara tiba-tiba tidak seperti biasanya.
 Berwarna kuning, kehijauan, atau keabu-abuan dengan tekstur kental. Terkadang
keputihan abnormal juga bisa memiliki tekstur yang menggumpal.
 Keluar darah dan nyeri setiap berhubungan seks atau di luar waktu menstruasi.
 Vagina terasa gatal atau nyeri.
 Vulva dan vagina tampak kemerahan dan bengkak.
Kadang keputihan yang tidak normal juga dapat membuat wanita merasakan nyeri panggul dan
nyeri atau perih ketika buang air kecil (anyang-anyangan).
Seperti yang telah dibahas di awal artikel ini, keputihan abnormal dapat menjadi tanda adanya
penyakit. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan keputihan abnormal adalah:

 Infeksi bakteri pada vagina atau vaginosis bakterialis.


 Infeksi jamur vagina.
 Vaginitis.
 Penyakit menular seksual, seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis.
 Radang panggul.
 Kanker serviks.

Selain itu, keputihan abnormal juga bisa disebabkan oleh efek samping obat-obatan, seperti
antibiotik dan kortikosteroid, iritasi vagina akibat penggunaan sabun berpewangi atau pembersih
vagina, dan cara membersihkan vagina yang tidak benar.
Penanganan keputihan abnormal tidaklah sama pada tiap wanita dan harus disesuaikan dengan
penyebabnya. Contohnya, jika keputihan abnormal yang Anda alami disebabkan oleh infeksi
jamur, maka dokter akan meresepkan obat antijamur untuk menanganinya.
Oleh sebab itu, ketika Anda mengalami gejala-gejala keputihan abnormal yang mengganggu,
sebaiknya segera konsultasikan keluhan tersebut dengan dokter.

 Diagnosis Keputihan
Untuk menentukan apakah keputihan bersifat normal atau tidak normal, dokter akan menanyakan
gejala yang dialami, siklus menstruasi, dan mengenai hubungan seksual. Selanjutnya, dokter
akan melakukan pemeriksaan, terutama pemeriksaan panggul untuk memeriksa kondisi organ
reproduksi wanita, seperti vagina, serviks, dan rahim.
Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap cairan dari keputihan itu sendiri.
Perubahan warna pada cairan keputihan ini dapat menjadi petunjuk bagi dokter untuk
menentukan penyebabnya. Berikut penjelasannya:

 Cairan berwarna coklat atau disertai bercak darah. Keputihan ini disebabkan oleh
siklus menstruasi yang tidak teratur. Meskipun jarang terjadi, kondisi ini bisa juga
merupakan tanda dari kanker rahim atau leher rahim.
 Cairan berwarna hijau atau kuning dan berbuih. Keputihan ini disebabkan oleh
penyakit trikomoniasis.
 Cairan berwarna kelabu atau kuning. Keputihan ini dapat disebabkan oleh
penyakit gonore.
 Cairan berwarna putih dan kental. Keputihan ini disebabkan oleh infeksi jamur pada
vagina.
 Cairan berwarna putih, abu-abu, atau kuning, disertai bau amis. Keputihan ini
disebabkan oleh penyakit vaginosis bakterialis.
 Cairan berwarna merah muda. Keputihan yang terjadi setelah melahirkan.
Tanda keputihan yang tidak normal umumnya sudah dapat terdeteksi pada pemeriksaan awal.
Namun, dokter dapat menganjurkan pasien untuk menjalani pemeriksaan tambahan agar lebih
pasti, seperti:

 Tes pH, untuk memeriksa tingkat keasaman lendir atau cairan dan mendeteksi tanda-
tanda infeksi pada vagina.
 Tes sampel cairan vagina, yaitu pemeriksaan laboratorium terhadap sampel cairan atau
lendir keputihan untuk mendeteksi keberadaan jamur, bakteri, atau parasit yang
menyebabkan keputihan.
 Tes infeksi menular seksual, untuk mendeteksi tanda atau gejala dari infeksi menular
seksual, seperti gonore, chlamydia, dan trikomoniasis.
 Pap smear, yaitu pemeriksaan terhadap sampel jaringan serviks untuk mendeteksi
kelainan yang terjadi pada jaringan serviks.

 Cara Mencegah Keputihan Abnormal


Ada beberapa langkah yang bisa Anda ikuti untuk mengurangi risiko keputihan abnormal, antara
lain:

 Gunakan celana dalam berbahan katun, karena dapat menyerap keringat dan
menjaga kelembapan area kewanitaan.
 Bersihkan area dengan menggunakan air hangat dan sabun yang berbahan lembut.
Setelah itu, keringkan vagina dari arah vagina menuju anus untuk menghindari
perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
 Hindari menggunakan celana yang terlalu ketat.
 Hindari menggunakan produk pembersih vagina atau sabun yang mengandung pewangi.
Hal ini karena penggunaan produk tersebut dapat membasmi bakteri baik di vagina yang
berfungsi untuk melindungi vagina dari infeksi.
 Hindari berendam atau mandi dengan air panas terlalu lama dan sering.
 Segera ganti pakaian dalam atau celana ketika basah, misalnya ketika banyak berkeringat
atau setelah berenang.
 Ganti pembalut secara rutin selama menstruasi.

Agar terhindar dari penyakit yang dapat menyebabkan keputihan tidak normal, Anda juga
disarankan untuk menggunakan kondom saat berhubungan intim dan hindari berhubungan intim
dengan lebih dari satu pasangan.
Jika keputihan dirasa tidak mengganggu atau mengarah pada keputihan normal, hal ini tidak
perlu dikhawatirkan. Namun, apabila keputihan disertai gejala lain yang menandakan keputihan
abnormal, maka Anda perlu segera memeriksakannya ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mencari tahu penyebabnya. Setelah penyebabnya
diketahui, barulah dokter dapat menentukan pengobatan yang sesuai.
Pengobatan Keputihan
Keputihan yang tergolong normal tidak memerlukan penanganan medis secara khusus. Kondisi
ini dapat ditangani dengan membersihkan area kewanitaan secara rutin untuk menghilangkan
lendir atau cairan.
Sementara, cara mengatasi keputihan yang tergolong abnormal dilakukan berdasarkan penyebab
yang mendasari keputihan. Dokter akan memberikan terapi obat untuk mengobati keputihan
abnormal, seperti:

 Obat antibiotik, seperti clindamycin, untuk menghilangkan bakteri penyebab


keputihan. Antibiotik tersedia dalam bentuk pil atau krim oles.
 Obat antijamur, seperti clotrimazole dan miconazole, untuk mengatasi infeksi jamur
yang menyebabkan keputihan. Obat ini tersedia dalam bentuk krim atau gel yang
dioleskan di bagian dalam vagina.
 Metronidazole atau tinidazole, jika keputihan disebabkan oleh parasit penyebab
penyakit trikomoniasis.

Selain dengan obat-obatan dari dokter, keputihan juga bisa diatasi dengan obat keputihan
tradisional.

Anda mungkin juga menyukai