Anda di halaman 1dari 77

Acc.

Skripsi Untuk Dimunaqasahkan


Pembimbing
Tanggal, 29 Juli 2020

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 PADA LAPORAN KEUANGAN

PADA BADAN AMIL ZAKAT KABUPATEN SOLOK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Mendapatkan Gelar


Sarjana Ekonomi Starata Satu (S1) Pada Jurusan Akuntansi Syariah

Disusun Oleh :

RIVO PERDANA WENDRA

3416.011

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI( IAIN )BUKITTINGGI
1440 H / 2019

1
HALAMAN PERNYATAAN ORASINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama/NIM : Rivo Perdana Wendra/ 3416011

Tempat /Tanggal Lahir : Koto Baru/26 Oktober 1998

Jurusan : Akuntansi Syariah

Fakultas : Ekonomi Dan Bisnis Islam

Judul Skripsi : ANALISIS PENERAPAN PSAK 109


PADA LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN
AMIL ZAKAT KABUPATEN SOLOK

Dengan ini saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa karya ilmiah


(Skripsi) saya dengan judul di atas merupakan benar karya asli penulis. Apa bila
pada suatu hari nanti terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri, maka
penulis bersedia diproses hukum dan gelar penulis dicabut dalam batas waktu
yang ditentukan.

Demikian surat ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Bukittinggi,
Saya yang menyatakan,

RIVO PERDANA WENDRA


NIM. 3416011

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi yang berjudul ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 PADA


LAPORAN KEUANGAN PADA BADAN AMIL ZAKAT KABUPATEN
SOLOK yang disusun oleh Rivo Perdana Wendra dengan NIM: 3416011 telah
memenuhi syarat ilmiah dan disetujui untuk disidangkan.
Demikian persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

Bukittinggi, 11 juli 2020


Pembimbing

H. Harfandi, SE, M.Si


NIP: 196211101999031001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran allah SWT, Yang telah melimbahkan segala nikmat dan

hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Analisis Penerapan PSAK 109 PSAK 109 Pada Laporan Keuangan Badan

Amil Zakat Kabupaten Solok”

Salawat dan salam semoga terlimbah atas junjungan kita yakni nabi

Muhammad SAW yang telah mencurahkan segala perjuangan untuk menyebarkan

ajaran-ajaran islam yang tertuang dalam agama Islam untuk membentuk

kehidupan manusia dimuka bumi dari alam yang kelam akan ilmu pengetahuan

sampai kealam yang terang-benderang akan ilmu pengetahuan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan di bagian

isi skripsi, sistematika penulisan dan lain sebagainya. Karena itu dengan

kerendahan hati, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya

membangun agar lebih baiknya skripsi ini.

Penyusun skripsi ini melibatkan banyak pihak, maka penulis menyampaikan

penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M. Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Bukittinggi beserta jajarannya yang telah memberikan penulis

belajar di IAIN Bukittinggi.

iii
2. Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

beserta jajarannya.

3. Tartila Devy, SE, M.Ak selaku ketua jurusan prodi akuntansi syariah yang

telah memberi dukungan dan arahan kepada saya selaku angkatan pertama

dari jurusan akuntansi syariah angkata 2016.

4. Bapak H. Harfandi, SE, M.Si selaku pembimbing saya yang telah

menyediakan waktu, tenaga dan fikiran untuk mengarahkan saya dalam

menyusun skripsi ini, berbagai macam kendala yang saya hadapi tetap saja

pembimbing saya memberikan arahan, dan memberikan saya semangat.

Terimakasih banyak untuk pembimbing saya yang telah bersedia

mearahkan saya.

5. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan

materil dan moral serta do’a yang tak pernah henti demi melancarkan

semua urusan dan cita-cita.

Kepada teman-teman yang telah memberi semangat serta

dukungan kepada saya selama ini saya ucapkan terima kasih terutama pada

anak local akuntansi A (AK.A) dan termakasih kepada Randhy, Nani

Astuti, Laila Widya Sari, Ibnu Arif, Desferi Nanda Putera, Wahyu

Saputra, Akhira Ramadhani, Ahmad Fakhri, Hafis Suddin, Ikhlas

Ramdhan, Ayu Yofinda, Reni Septia, Hidayatul Muniroh, Lailatul

Rahmi, Amri Yasirlli, Alfin Faiz Hasan dan Selta Rudi Pratama serta

semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-satu, Terimakasih atas

semangatnya selama ini. Dengan penuh kesadaran penulis menyadari

iv
bahwasanya skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan

hanya milik allah SWT. Namun penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

v
ABSTRAK

ANALISIS PENERAPAN PSAK 109 PADA LAPORAN KEUANGAN


BADAN AMIL ZAKAT
(Studi Kasus Badan Amil Zakat Kabupaten Solok)

Rivo Perdana Wendra


NIM : 3416011
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi
2020

Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pernyataan standar akuntansi


keuangan (PSAK) nomor 109 tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah pada
BAZNAS Kabupaten Solok. Metode penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif, yang memberikan gambaran tentang detail perlakuan
akuntansi yang ada di BAZNAS Kabupaten Solok berdasarkan PSAK No. 109
tentang akuntansi zakat dan infak/sedekah. Data diperoleh melalui wawancara dan
dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pencatatan
akuntansi dana zakat yang dilakukan oleh BAZNAS Kabupaten Solok masih
sederhana, hanya pencatatan yang dilakukan pada saat dana zakat masuk dan dana
zakat yang disalurkan.
Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Solok dipercaya
dalam mengelola zakat, infak/sedekah yang diterima dan akan disalurkan kepada
yang berhak menerima. Pada prakteknya laporan keuangan yang dihasilkan belum
mengacu kepada pernyataan standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) yaitu PSAK Nomor 109 tentang akuntansi zakat
dan infak/sedekah, Laporan yang dibuat oleh BAZNAS masih sangat sederhana
yang mencerminkan jumlah zakat, infak/sedekah yang diterima dan yang
disalurkan kepada mustahik.
Hasil peneliti yang dilakukan pada BAZNAS Kabupaten Solok, dapat
dikemukakan bahwa : transaksi ini dicatat ke dalam buku kas umum lalu direkap
ke dalam rekapitulasi penarikan dan pendistribusian dana zakat. Laporan yang
dibuat oleh BAZNAS Kabupaten Solok yaitu laporan penerimaan dan
pendistribusian dana zakat. Sedangkan laporan yang mengacu kepada PSAK No.
109 tentang akuntansi zakat, infak, sedekah yaitu laporan posisi keuangan,
laporan perubahan dana, laporan perubahan aset kelola, laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan belum dibuat oleh BAZNAS Kabupaten Solok.

Kata kunci: PSAK 109, akuntansi zakat, laporan BAZNAS

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN

SURAT PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR TEBEL

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Identifikasi Masalah ................................................................................. 7
C. Batasan Masalah....................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .................................................................................... 8
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .............................................................. 8
F. Penjelasan Judul ....................................................................................... 9
BAB II : LANDASAN TEORI

A. Konsep dan Penerapan ........................................................................... 11


a) Zakat ................................................................................................ 11
b) Akuntansi Zakat ............................................................................... 14
c) Zakat, Infak dan Sedekah Menurut PSAK 109 .................................. 19
B. Landasan Syariah ................................................................................... 23
C. Kajian Terdahulu .................................................................................... 25

vii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 28


B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 28
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................ 28
D. Informasi Penelitian ................................................................................ 29
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 29
F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 30
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Baznas Kabupaten Solok ........................................................................ 32


1. Sejarah berdirinya BAZNAS Kabupaten Solok ................................. 32
2. Visi, Misi dan Motto BAZNAS Kabupaten Solok ............................. 33
3. Program Kerja BAZNAS Kabupaten Solok ....................................... 34
4. Tujuan Mutu BAZNAS Kabupaten Solok ........................................ 35
5. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Solok ............................... 36
B. Deskripsi Akuntansi ZIS BAZNAS Kabupaten Solok ............................. 37
C. Deskripsi Konsep Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Zakat.............. 44
D. Deskripsi Konsep Penyajian Zakat .......................................................... 45
E. Deskripsi Pengungkapan Akuntansi Zakat .............................................. 46
F. Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat ........................ 47
G. Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Infak / Sedekah......... 58
H. Hasil Audit Akuntan Publik Terhadap Laporan Keuangan ...................... 62
I. Analisis Penulis ...................................................................................... 62
BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................ 65
B. Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR KEPUSTAKAAN

viii
Daftar Tabel

1. Tabel 1.1 Jumlah penerimaan Zakat .......................................................... 6

2. Tabel 1.2 Klasifikasi Akun – Akun Pada BAZNAS ................................. 17

3. Tabel 4.1 Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat tahun

2015 ......................................................................................................... 47

4. Tabel 4.2 Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat tahun

2016 ......................................................................................................... 50

5. Tabel 4.3 Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat tahun

2017 ......................................................................................................... 52

6. Tabel 4.4 Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat tahun

2018 ......................................................................................................... 55

7. Tabel 4.5 Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran

Infak/Sedekah .......................................................................................... 58

Daftar Gambar

1. Gambar 4.1 Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Solok .................... 36

ix
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

PSAK 109 adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Menurut

pernyataan standart akuntansi keuangan PSAK No.109, Zakat adalah harta

yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk

diberikan kepda yang berhak menerimannya (mustahiq). Zakat adalah salah

satu rukun Islam yang hukumnnya wajib bagi setiap muslim yang merdeka

dan memiliki harta kekayaan sampai dengan jumlah tertentu yang telah

mencapai nisab. Secara umum, fungsi zakat meliputi bidang moral, sosial,

dan ekonomi. Di bidang moral, zakat mengikis ketamakan dan keserakahan

hati si kaya. Di bidang sosial, zakat berfungsi untuk menghapuskan

kemiskinan dari masyarakat1.

Ditinjau dari segi bahasa zakat berarti tumbuh (numuw) dan bertambah

(ziyadah), jika zakat al-zar’, artinya adalah tanaman itu tumbuh dan

bertambah. Jika diucapkan zakat al-nafarah, artinya nafkah tumbuh dan

bertambah jika diberkati. Kata ini juga sering dikemukakan untuk makna

thaharah (suci) 2. Allah SWT. Berfirman :

‫قَدْ أ َ ْفلَ َح َمن زَ َّك ٰى َها‬

Artinya : “Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa


itu”. (QS. As Syam : 9).

1
Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas. UIN-Malang Press, Malang,
2007.Hal.1
2
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah. Gema Insani, Jakarta,
2007.Hal.104

1
Di sisi lain zakat menurut istilah atau syara’, berarti hak yang wajib

dikeluarkan dari harta. Mazhab Maliki mendefinisikannya dengan

mengeluarkan sebagian yang khusus dari harta dan yang khusus pula yang

telah mencapai nishab (batas kuantitas yang mewajibkan zakat) kepada orang-

orang yang berhak menerimannya. Dengan catatan, kepemilikan itu penuh dan
3
mencapai haul (setahun), bukan barang tambang dan bukan pertanian.

Pelaksanaan zakat secara efektif adalah melalui organisasi pengelola zakat.

Dalam Bab III Undang-Undang No.38 tahun 1999, dikemukakan bahwa

organisasi pengelola zakat terdiri dari dua jenis, yaitu Badan Amil Zakat

(pasal 6) yang dibentuk oleh pemerintah dan Lembaga Amil Zakat (pasal 7)

yang dibuat oleh masyarakat. Maka zakat merupakan ibadah yang berdimensi

horizontal kemanusiaan. Allah SWT. Berfirman :

ِ َّ ‫س ِبي ِل‬
ۗ ‫ٱَّلل‬ َ ‫عن‬
َ َ‫صدُّون‬ ِ َّ‫ان لَ َيأ ْ ُكلُونَ أ َ ْم ٰ َو َل ٱلن‬
ُ ‫اس ِب ْٱل ٰ َبطِ ِل َو َي‬ ِ ‫ٱلر ْه َب‬
ُّ ‫ار َو‬ ً ‫ٰ َيَٰٓأَيُّ َها ٱلَّذِينَ َءا َمنُ َٰٓو ۟ا ِإ َّن َكث‬
ِ ‫ِيرا مِنَ ْٱْل َ ْح َب‬
‫ب أَل ٍِيم‬
ٍ ‫ٱَّلل فَ َبش ِْرهُم بِ َعذَا‬ َّ ‫َب َو ْٱل ِف‬
َ ‫ضةَ َو ََل يُن ِفقُونَ َها فِى‬
ِ َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫َوٱ َّلذِينَ َي ْكن ُِزونَ ٱلذَّه‬

‫ورهُ ْم ۖ ٰ َهذَا َما َكن َْزت ُ ْم ِِ َ ْنُُ ِِكُ ْم فَذُوُُوا‬


ُ ‫َار َج َهنَّ َم َفت ُ ْك َو ٰى ِب َها ِج َباهُ ُه ْم َو ُجنُوبُ ُه ْم َوظُ ُه‬
ِ ‫علَ ْي َها فِي ن‬
َ ‫َي ْو َم يُ ْح َم ٰى‬

َ‫َما كُ ْنت ُ ْم ت َ ْكن ُِزون‬

Artinya:“Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak


menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka
(bahwa mereka akan mendapatkan) siksaan yang pedih . Pada hari
dipanaskanya emas dan perak itu di neraka jahanam. Dengannya dahi
mereka dibakar. Kemudian kepada mereka dikatakan, inilah harta bendamu
yang kalian simpan untuk dirimu sendiri, maka rasakanlah sekarang (akibat
dari) apa yang kamu simpan”. (QS. At taubah: 34-35).
Berdasarkan terminologinya “good” dalam istilah Good governance

mengandung dua pengertian yaitu pertama nilai-nilai yang menjunjung tinggi

3
Sri Dewi Anggadini, Akuntansi Syariah, Rekayasa Sains, Bandung, 2017, Hal.117

2
keinginan/kehendak rakyat dan nilai-nilai yang dapat menungkatkan

kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional), kemandirian,

pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial.

1. Pertanggungjawaban (responsibility): Tanggungjawab perusahaan tidak

hanya diberikan kepada pemegang saham juga kepada stake holder.

2. Transparansi (transparency): Perusahaan harus menyediakan informasi

yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami

oleh pemangku kepentingan.

3. Akuntabilitas(accountability): Perusahaan harus dapat

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar

4. Kesetaraan dan kewajaran (fairness) : Dalam melaksanakan kegiatannya,

perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang

saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kesetaraan

dan kewajaran.

5. Indepedensi (indepedency) : Untuk melancarkan pelaksanaan asas Good

Governance, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga

masing-masing organisasi perusahaan tidak saling mendominasi dan

tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 4

Di Indonesia terdapat dua kelembagaan zakat yaitu :

1. Badan Amil Zakat (BAZ)

2. Lembaga Amil Zakat (LAZ)

4
Sudirman, Zakat Dalam Pusaran Arus Modernitas.UIN-Malang Press, Malang, 2007. Hal.1

3
Kedua-duanya telah berada dalam payung hukum pemerintah, yaitu : UU

No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, Keputusan Menteri Agama RI

No.381 tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 tentang

pengelolaan zakat, dan Keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat

Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang pedoman Teknis

Pengelolaan Zakat. 5

Dengan adanya payung hukum itu, maka keberadaan lembaga zakat sudah

mendapat jaminan dan perlindungan oleh pemerintah. Oleh karena itu,

sekarang sudah banyak didirikan lembaga-lembaga Amil Zakat oleh

organisasi-organisasi agama dan sosial kemasyarakatan. Ini merupakan sebuah

kondisi yang sangat bagus demi menciptakan peertumbuhan zakat sebagai alat

pemberdayaan umat. Namun, untuk mengelola zakat tentu tidaklah semudah

hanya mengumpulkan zakat, menyimpan lalu menyalurkan zakat-zakat darti

para muzakki kepada para mustahik (penerima zakat). Cara demikian

merupakan cara yang terlalu sederhana, dan biasa sehingga kurang dapat

mencapai apa yang menjadi hakikat zakat sebagai rasa pembangun rasa

kemanusiaan.

Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan salah satu organisasi

yang memerlukan tingkat transparansi/akuntabilitas yang tinggi karena

BAZNAS merupakan organisasi nirlaba yang bergerak di bidang sosial

kemanusiaan dimana tugas dari organisasi adalah menghimpun dana dari

5
Didin Hafidhuddin, Agar Harta Berkah dan Bertambah. Gema Isriani, Jakarta, 2007.
Hal.104

4
masyarakat yang mempunyai dana berlebih dan menyalurkan dana tersebut

kepada masyarakat yang memiliki keterbatasan dana.

Untuk mewujudkan penerapan PSAK 109 terhadap good governance yang

tinggi dari sebuah organisasi maka diperlukan intern yang cukup memadai

untuk mengotrol jalannya organisasi tersebut. Secara demografi dan kultural,

sebenarnya memiliki potensi yang layak dikembangkan menjadi salah satu

instrument pemerataan pendapatan khususnyamayarakat muslim Indonesia

yaitu institusi zakat,infak,sedekah (ZIS). Karena secara mayoritas penduduk

Indonesia adalah beragama Islam dan secara kultural kewajiban zakat,

berinfaq dan shadaqah dijalan Allah SWT telah menjadi tradisi masyarakat

muslim Indonesia.

UU No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat menjadi payung hukum

yang lebih kuat dalam pengelolaan zakat di indonesia, sebagai upaya untuk

mendukung fakta bahwa indonesia adalah negara yang penduduk muslimnya

terbesar di dunia, yaitu berjumlah 80% dari sekitar 220 juta penduduk

indonesia adalah sebesar 180 juta penduduk muslim yang memilki kewajiban

menunaikan zakat baik zakat fitrah dan zakat harta. Kondisi tersebut

semestinya menjadi potensi zakat yang luar biasa berkaitan dengan upaya

penghimpunan zakat. 6

6
Fathonah, Skripsi:Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Pada Organisasi Pengelola
Zakat. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2013. Hal.2

5
Lembaga amil zakat seperti BAZNAS terdapat disetiap daerah, dalam

penelitian ini peneliti meneliti di daerah Kabupaten Solok. Sebagaimana

peneliti melakukan wawancara dengan kebendaharaan BAZNAS Kabupaten

Solok yang mana kebendaharaan itu mengatakan:

“PSAK 109 ini merupakan suatu pernyataan yang harus diikuti oleh
BAZNAS disetiap daerah tentang penerimaan dan pengelolaan infak dan
sedekah. Namun, BAZNAS Kabupaten Solok pada tahun 2015-2018 belum
seutuhnya menerapkan PSAK 109. Hal yang tidak sesuai dengan aturan
PSAK 109 ini yaitu pada saat pengerjaan pembuatan laporan keuangan,
BAZNAS Kabupaten Solok tidak terlalu memahami penerapan PSAK 109 ini
dengan benar, dan ada juga karyawan yang tidak paham dengan aturan
PSAK 109 ini. Dan pada tahun 2015-2016 BAZNAS di Kabupaten Solok
belum menerapakan aturan PSAK 109, karena waktu itu BAZNAS di
Kabupaten Solok masih bernama BAZDA yang mana BAZDA ini dalam
naungan pemerintah daerah, dimana pemerintah daerah PSAK 109 dalam
pengerjaan laporan keuangannya.”
Disini penulis menemukan temuan/fenomena yang terjadi pada laporan

keuangan di BAZNAS Kabupaten Solok yaitu pada tahun 2015 dan 2016

laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Solok belum menerapkan dan belum

mengacu kepada PSAK 109 karena pada tahun itu laporan keuangannya

masih diawasi oleh Keuangan Daerah. Dan disini penulis menguatkan dengan

tabel atas pernyataan diatas.

Tabel 1.1

Jumlah Penerimaan Zakat

No Tahun Total Penerimaan Zakat Peningkatan/Penurunan


(%)
1 2015 Rp.3.611.764.900,- -

2 2016 Rp.6.837.824.158,- 89%

3 2017 Rp.6.309.800.377,- (8%)

6
4 2018 Rp.6.441.934.683,- 2%

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa total dana zakat pada

BAZNAS Kabupaten Solok pada tahun 2015 - 2016 mengalami kenaikan

sebesar 89%, tahun 2016 – 2017 mengalami penurunan sebesar 8% dan tahun

2017-2018 mengalami kenaikan sebesar 2%. Sedangkan pada tahun 2014 –

2015 penulis buat 0% dikarenakan penulis tidak membahas data mengenai

dana zakat pada tahun 2014.

Masalah yang penulis temui pada laporan keuangan BAZNAS Kabupaten

Solok pada tahun 2015 sampai tahun 2018 yaitu belum diterapkannya PSAK

109. Dikarenakan pada tahun 2015 dan 2016 Badan Amil Zakat Kabupaten

Solok masih dibawah naungan pemerintah daerah.

Berdasarkan keterangan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut

dan menuangkannya dalam skripsi yang bejudul : Analisa Penerapan PSAK

109 Pada Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten Solok.

B. Identifikasi Masalah

Dari Latar Belakang Masalah di atas, maka dapat dikemukakan

Identifikasi masalah sebagai berikut :

a. Perlakuan dan penerapan akuntansi zakat pada Baznas Kabupaten Solok.

b. Kesesuaian penerapan praktik akuntansi zakat pada BAZNAS Kabupaten

Solok berdasarkan PSAK 109.

7
c. Peningkatan serta penurunan dana zakat pada laporan keuangan BAZNAS

Kabupaten Solok pada tahun 2015 – 2018.

C. Batasan Masalah

Adapun batasan masalah yang akan penulis bahas dalam penelitian ini,

yaitu hanya pada penerapan zakat pada BAZNAS Kabupaten Solok. Ruang

lingkup yang akan penulis bahas dalam laporan ini bagaimana proses

penerapan akuntansi zakat sesuai dengan aturan yang berlaku.

Ruang lingkup yang akan dibahas dalam laporan ini meliputi :

 Peneliti hanya memfokuskan penelitian pada penerapan Analisis

Penerapan PSAK 109 Pada Laporan Keuangan BAZNAS Kabupaten

Solok.

 Analisis penerapan PSAK 109 yang akan penulis lakukan yaitu pada

Laporan Keuangan pada Tahun 2015 s/d 2018 pada BAZNAS Kabupaten

Solok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang

menjadi bahasan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah analisis

penerapan PSAK 109 pada laporan keuangan Badan Amil Zakat Kabupaten

Solok pada tahun 2015-2018 ?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukan tujuan

peneltian yaitu: Untuk mengetahui dan menanalisa penerapan PSAK 109

8
pada laporan keuangan Badan Amil Zakat Kabupaten Solok pada tahun

2015-2018.

b. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari berbagai aspek

diantaranya:

1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

dalam hal penerapan akuntansi zakat .

2. Bagi Badan Amil Zakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

masukan kepada Badan Amil Zakat yang diteliti tentang penerapan

akuntansi zakat.

3. Bagi pembaca dan almamater, semoga penelitian ini dapat dijadikan

sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.

4. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Strata 1 (S1) pada

Prodi Akuntansi Syari’ah pada Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI)

IAIN Bukittinggi

F. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kekeliruan dalam memahami judul dalam penelitian

ini, maka penulis perlu merasa untuk menjelas judul beberapa kata penting

yang terdapat dalam judul penelitian ini, sebagai berikut :

Penerapan : Penerapan adalah pemasangan, pengenaan, perihal:

mempraktekkan.

9
Akuntansi : Akuntansi didefinisikan sebagai proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan

penganalisaan data keuangan suatu organisasi.

Zakat : Zakat adalah kewajiban syariah yang harus

diserahkan oleh muzakki kepada mustahik, baik

melalui amil maupun secara langsung.

Jadi yang dimaksud dengan Analisis penerapan PSAK 109 pada

laporankeuangan Baznas adalah suatu observasi yang dilakukan dalam

PenerapanStandar Akuntansi Keuangan pada bidang zakat yang tertera pada

laporankeuangan Amil zakat seperti BAZNAS.

10
BAB II

LANDASAN TEORI
A. Konsep dan Penerapan

1. Zakat

a. Pengertian Zakat

Zakat secara bahasa: Mashdar dari “zaka asy-syaifu” yang artinya

berkembang dan bertambahnya sesuatu. Maka az-zakah artinya adalah

keberkahan, pertumbuhan, kebersihan dan kebaikan. Menurut

pengertian syar’i, zakat adalah jatah tertentu, dari harta tertentu, dari di

waktu tertentu, disalurkan kepada pihak-pihak tertentu. Jatah yang

dipungut dari harta ini disebut zakat karena bisa membuat harta yang

membayarnya bertambah dan melimpah isinya, menjaganya dari

berbagai musibah dan disamping itu juga membuat jiwa orang yang

menyedekahkannya suci. 7

b. Dasar Hukum Zakat

Zakat hukumnnya Fardhu ain bagi siapa yang telah memenuhi

syarat wajibnya. Kewajibannya telah ditetapkan berdasarkan Al-Quran,

As-Sunnah dan Ijmak. Zakat merupakan kewajiban untuk

mengeluarkan sebagian harta yang bersifat mengikat dan bukan

anjuran. Kewajiban tersebut berlaku untuk seluruh umat yang baligh

atau belum, berakal atau gila. Dimana mereka sudah memiliki sejumlah

harta yang sudah masuk batas nisabnya, maka wajib dikeluarkan harta

7
Syaikh Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim, Ensiklopedi Puasa dan Zakat, Roemah
Buku Sidowayah, Solo, 2013, Hal.142

11
dalam jumlah tertentu untuk diberikan kepada mustahiq yang terdiri

dari delapan golongan. 8

c. Syarat dan Wajib Zakat

Syarat wajib zakat antara lain :

1) Islam, berarti mereka yang beragama Islam baik anak-anak maupun

dewasa dan berakal sehat atau tidak.

2) Merdeka, berarti bukan budak dan memiliki kebebasan untuk

melaksanakan dan menjalankan seluruh syariat Islam.

3) Memiliki satu nisab dari salah satu jenis harta yang wajib dikenakan

zakat dan cukup haul.

Zakat adalah kewajiban bagi pihak yang memenuhi kriteria diatas,

zakat adalah utang kepada Allah SWT dan harus disegerakan

pembayarannya, serta ketika harus diniatkan untuk menjalankan

perintah Allah dan mengharapkan ridha-Nya.

Syarat harta kekayaan yang wajib dizakatkan atau objek zakat :

1) Halal

Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan

yang halal (sesuai dengan tuntunan syariah). Dengan demikian,

harta yang haram, baik karena zatnya maupun cara perolehannya,

bukan merupakan objek zakat dan oleh karena itu, Allah tidak akan

menerima zakat dari harta yang haram.

8
Ibid ., Hal.143

12
2) Milik Penuh

Milik penuh artinya kepemilikan disini berupa hak untuk

penyimpanan, pemakaian, pengelolaan yang diberikan oleh Allah

SWT kepada manusia dan didalamnya tidak ada hak orang lain.

3) Berkembang

Secara terminologi berarti “harta tersebut bertambah”, tetapi

menurut istilah bertambah itu terbagi dua yaitu bertambah secara

nyata dan bertambah tidak secara nyata.

4) Cukup Nisab

Nisab yaitu jumlah minimal yang menyebabkan harta tersebut

terkena kewajiban zakat. Dengan kata lain dikatan bahwa nisab

merupakan indikator tentang kemampuan seseorang. Namun, jika

seseorang memiliki harta kekayaan kurang dari nisab, Islam

memberikan jalan keluar untuk berbuat kebajikan dengan

mengeluarkan sebagian dari penghasilan melalui infaq dan sedekah.

5) Cukup Haul

Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta ditangan sipemilik

sudah melampaui dua belas bulan qamariyah.

6) Bebas Dari Utang.

7) Lebih Dari Kebutuhan Pokok.9

9
Aji Prasetyo, Akuntansi Keuangan Syariah, CV.Andi Offset, Yogyakarta, 2019, Hal.216 - 217

13
d. Jenis Zakat

Zakat dibagi menjadi dua yaitu zakat Nafs (jiwa), dan zakat mal

(harta) adapun pengertiannya sebagai berikut :

1) Zakat jiwa/zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepadasetiap

muslim setelah matahari terbenam pada akhir bulan Ramadhan.

Lebih utama jika dibayarkan sebelum shalat Idul Fitri karena jika

dibayarkan setelah shalat Idul Fitri , maka sifatnya seperti sedekah

biasa bukan zakat.

2) Zakat harta adalah zakat yang boleh dibayarkan pada waktu yang

tidak ditentukan, mencakup hasil perniagaan,pertanian,

pertambangan, hasil laut, hasil ternak, hasil temuan, emas dan perak,

serta hasil kerja profesi yang masing-masing memiliki perhitungan

sendiri – sendiri. 10

2. Akuntansi Zakat

a. Pengertian Akuntansi

Akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan,

penggolongan, peringkasan, pelaporan dan penganalisaan data

keuangan suatu organisasi. Akuntansi juga dapat didefinisikan sebagai

sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak

berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan. 11

Selain itu, akuntansi merupakan alat untuk melakukan pengamanan

harta kekayaan, meningkatkan pengendalian dan pengawasan serta alat

10
Ibid.
11
Warren Reeve Fess, Pengantar Akuntansi, Jakarta, Salemba Empat, 2008. Hal.10

14
untuk mewujudkan tata kelola yang baik, sehingga tercipta akuntabilitas

dan transparansi.

b. Tujuan Akuntansi Zakat

Tujuan akuntansi zakat adalah untuk :

1) Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara

tepat, efisien dan efektif atas zakat, infak, sedekah, hibah dan wakaf

yang dipercayakan kepada organisasi atau lembaga pengelola zakat.

2) Memberikan informasi yang memungkinkan bagi lembaga

pengelola zakat untuk melaporkan pelaksanaan tanggung jawab dan

mengelola secara tepat dan efektif program dan penggunaan zakat.

c. Perlaukuan Akuntansi (PSAK 109)

Perlakuan akuntansi ini mengacu pada PSAK 109, ruang

lingkupnya hanya untuk amil yang menerima dan menyalurkan zakat,

infak dan sedekah. PSAK ini wajib diterapkan oleh amil yang mendapat

izin dari regulator namun amil yang tidak mendapatkan izin juga dapat

menerapkan PSAK ini.

PSAK 109 ini merujuk pada beberapa fatwa MUI yaitu :

1) Fatwa MUI No. 8/2011 tentang amil zakat, menjelaskan tentang

kriteria, tugas amil zakat serta pembebanan biaya operasional

kegiatan amil zakat yang dapat diambil dari bagian amil, atau dari

bagian fi sabilillah dalam batas kewajaran, proporsional serta

sesuai dengan kaidah islam.

15
2) Fatwa MUI No. 13/2011 tentang hukum zakat atas harta

haram,dimana zakat harus ditunaikan dari harta yang halal baik

jenis maupun cara perolehannya.

3) Fatwa MUI No. 14/2011 tentang penyaluran harta zakat dalam

bentuk aset kelolaan. Yang dimaksud aset kelolaan adalah sarana

dan prasarana yang diadakan dari harta zakat dan secara fisik

berada didalam pengelolaan pengelola sebagai wakil mustahik

zakat, sementara manfaatnya diperuntukkan bagi mustahik zakat.

Jika digunakan oleh bukan mustahik zakat, maka pengguna harus

membayar atas manfaat yang digunakannya dan diakui sebagai

dana kebajikan oleh amil zakat.

4) Fatwa MUI No. 15/2011 tentang penarikan, pemeliharaan dan

penyaluran dana zakat. Tugas amil zakat adalah melakukan

penghimpunan, pemeliharaan dan penyaluran. Jika amil

menyalurkan zakat tidak langsung kepada mustahik zakat, maka

tugas amil dianggap selesai pada saat mustahik zakat menerima

dana zakat. Amil harus mengelola zakat sesuai dengan prinsip

syariah dan tata kelola yang baik. Penyaluran dana zakat

moqayyadah, apabila membutuhkan biaya tambahan dapat

dibebankan kepada muzakki.

d. Akuntansi Dalam Sistem BAZNAS

Berikut adalah klasisfikasi akun-akun yang dipakai oleh BAZNAS :

16
Tabel 1.2
Klasisfikasi Akun-Akun Pada BAZNAS

AKTIVA LANCAR

Kan dan Bank


Persediaan Barang
Biaya dibayar imuka
Perlengkapan kantor
AKTIVA TETAP
Tanah
Bangunan
Aktiva Tetap lainnya
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN
Hutang Dagang
Biaya-biaya yang belum dibayar
Hutang jang ka panjang yang jatuh tempo
Hutang jangka pendek yang lainnya
Hutang jangka panjang

SALDO DANA ZAKAT


Infaq
Zakat untuk pihak tertentu
Zakat lainnya
Transfer dari dana shadaqah untuk umum
PENGELUARAN
Fakir dan miskin
Gaji dan upah
Muallaf
Membebaskan budak
Ghorimin
Fi sabilillah (berjalan dijalan Allah)
Ibnu sabil
Biaya administrasi
Peralatan dan Perlengkapan Kantor
Tujuan Khusus (Beasiswa, Mesjid, dan sebagainya)

17
e. Komponen Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan Akuntansi Zakat menurut PSAK 109

yaitu :

1. NERACA ( Laporan Posisi Keuangan )

Laporan keuangan entitas amil hampir sama dengan laporan

posisi keuangan entitas lainnya khususnya dalam bagian aktiva dan

liabilitas. Perbedaannya hanya terdapat pada bagian ekuitas dimana

dalam laporan posisi keuangan amiil istilah ekuitas diganti dengan

saldo dana. Hal ini dikarenakan tidak adanya sistem kepemilikan

pada entitas amil seperti pada entitas bisnis. Laporan posisi keuangan

amil menyatakan aset, kewajiban dan dana untuk penyajian adet

kewajiban tidak berbeda dengan laporan posisi keuangan institusi

lainnya.

2. Laporan Perubahan Dana

Laporan perubahan dana sama dengan laporan perubahan

ekuitas. Sebutan laporan perubahan dana karena laporan ini

menyejikan berbagai penerimaan dan penyaluran untuk dana zakat,

dan dana infak/sedekah. Serta berbagai penerimaan dan penggunaan

dana amil dan dana non-halal. Khususnya untuk penyaluran dana

zakat, disajikan secara terpisah untuk masing-masing mustahik ssuai

ketentuan syariat.

18
3. Laporan Perubahan Aset Kelolaan

Berbeda dengan dana zakat yang peruntukannya secara syariah

telah diatur, maka untuk dana infaq/sedekah lebih fleksibel dalam hal

penyalurannya. Tidak harus langsung disalurkan kepada yang

berhak, tetapi boleh dikelola oleh amil agar dana tersebut dapat

memberikan manfaat secara luas dan jangka waktu yang panjang.

Laporan perubahan aset kelolaan, baik aset lancar kelolaan, maupun

tidak lancar untuk jenis dana dalam satu periode.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas menunjukkan saldo akhir suatu entitas yang

dirinci atau arus kas bersih dari aktivitas operasi, arus kas bersih

aktivitas investasi, serta arus kas bersih aktivitas pendanaan. Hasil

penjumlahan dari ketiga pihak .

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengkap biasanya akan memuat catatan

atas laporan keuangan yang menjelaskan tentang gambaran umum

sebuah perusahaan, kebijakan akuntansi perusahaan, serta penjelasan

atas pos-pos signifikan dari laporan keuangan perusahaan. 12

3. Zakat, Infak dan Sedekah Menurut PSAK 109

Sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat kini telah

zakat telah diatur dalam PSAK 109.

12
M.Hasbi ash-Shiddieqy, Pedoman Zakat, PT pustaka Rizky Putra, Semarang, 2012, Hal.7

19
a. Pengakuan dan Pengukuran Zakat

Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.

Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambah dana zakat.

Kemudian setelah pengakuan awal zakat maka terjadi penurunan nilai

aset zakat nonkas, jumlah kerugian yang ditanggung harus diperlakukan

sebagai pengurang dana zakat atau pengurang dana amil tergantung dari

sebab terjadinya kerugian tersebut. Penurunan nilai aset zakat diakui

sebagai :

 Pengurang dana zakat, jika terjadi tidak disebabkan oleh kelalaian

amil.

 Kerugian dan pengurang dana amil, jika disebabkan oleh kelalaian

amil.

 Zakat yang disalurkan kepada mustahiq diakui sebagai pengurang

dana zakat sebesar :

 Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.

 Jumlah tercatat, jika dalam bentuk aset nonkas.

Seorang akuntan OPZ perlu mengetahui pengalokasian dana zakat

dengan tujuan agar proses pencatatan yang dilakukan sesuai dengan

ketentuan syariah. Khususnya alokasi untuk amil, karena asnaf ini

merupakan hak bagi para pengelola zakat, maka alokasi dananya perlu

memperhatikan proporsi yang diperbolehkan bagi amil. Adapun hak

amil 1/8 bagian ( 12,5%) dari asnaf yang lain. Namun demikian,

alokasi sebesar itu perlu dibarengi dengan kinerja penyaluran yang

20
sebanding dengan hak yang diterima amil. Peningkatan kinerja amil

dalam menyalurkan dana zakat sesuai dengan ketentuan syariah akan

meningkatkan kepercayaan publik terhadap OPZ.

b. Pengakuan dan Pengukuran Infaq dan Sedekah

Infak dan sedekah yang diterima diakui sebagai dana infaq dan

sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak

dan sedekah sebesar :

 Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas.

 Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas. Penentuan nilai wajar aset

nonkas yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas

yang diterima menggunakan harga pasar untuk aset nonkas tersebut.

Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan metode

penentuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK yang

relevan.

Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk para penerima

infaq dan sedekah ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah

dan kebijakan amil.

Pengukuran infaq dan sedekah yang diterima dapat berupa kas atau

aset nonkas. Aset nonkas dapat berupa aset lancar atau tidak lancar.

Aset yang tidak lancar diterima oleh amil dan diamanahkan untuk

dikelola dinilai sebeasar nilai wajar saat penerimaannya dan diakui

sebagai aset tidak lancar infak dan sedekah. Penyusutan dari aset

tersebut diperlakukan sebagai pengurang dana infak dan sedekah terikat

21
apabila penggunaan atau pengelolaan aset tersebut sudah ditentukan

oleh pemberi.

Penyaluran infaq dan sedekah adalah sebagai berikut :

1. Penyaluran dana infaq dan sedekah diakui sebagai pengurang dana

infaq dan sedekah sebesar :

 Jumlah yang diserahkan, jika dalam bentuk kas.

 Nilai tercatat aset yang diserahkan, jika dalam bentuk aset non kas.

2. Penyaluran infaq dan sedekah kepada amil lain merupakan penyaluran

yang mengurangi dana infaq dan sedekah sepanjang amil tidak akan

menerima kemballi aset infaq dan sedekah yang disalurkan tersebut.

3. Penyaluran infaq dan sedekah kepada penerima akhir dalam skema

dana bergulir dicatat sebagai piutang infaq dan sedekah bergulir dan

tidak mengurangi dana infaq dan sedekah. 13

Ada beberapa pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, adalah

sebagai berikut :

1. Perlakuan Akuntansi Dana Amil

Perlakuan akuntansi amil yang tidak secara khusus diatur dalam PSAK

109: Akuntansi Zakat dan Infak/sedekah menggunakan PSAK yang

terkait lainnya.

2. Laporan Keuangan Amil

Komponen Laporan Keuangan

Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari:

13
Sri Dewi Anggadini, Akuntansi Syariah, Rekayasa Sains, Bandung, 2017, Hal.133-135

22
(a) neraca (laporan posisi keuangan)

(b) laporan perubahan dana;

(c) laporan perubahan aset kelolaan;

(d) laporan arus kas

(e) catatan atas laporan keuangan.

3. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)

Entitas amil menyajikan pos-pos dalam neraca (laporan posisi

keuangan) dengan memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait,

yang mencakup, tetapi tidak terbatas pada:

Aset

(a) kas dan setara kas

(b) instrumen keuangan

(c) piutang

(d) aset tetap dan akumulasi penyusutan

Kewajiban

(e) biaya yang masih harus dibayar

(f) kewajiban imbalan kerja

Saldo dana

(g) dana zakat

B. Landasan Syariah

1. Surat At-Taubah Ayat 103

َ ‫س َك ٌن لَّ ُه ْم ۗ َوٱ ََّّللُ سَمِي ٌع‬


‫علِي ٌم‬ َ َ‫صلَ ٰوتَك‬
َ ‫علَ ْي ِه ْم ۖ إِ َّن‬ َ ‫ط ِه ُرهُ ْم َوتُزَ كِي ِهم بِ َها َو‬
َ ‫ص ِل‬ َ ‫ُخذْ م ِْن أ َ ْم ٰ َو ِل ِه ْم‬
َ ُ ‫صدَقَةً ت‬

23
Artinya:“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

2. Surat Al-Baqarah Ayat 43

َ‫ٱلر ِكعِين‬ ۟ ُ‫ٱر َكع‬


َّ ٰ ‫وا َم َع‬ ۟ ُ ‫صلَ ٰوة َ َو َءات‬
َّ ‫وا‬
ْ ‫ٱلزك َٰوة َ َو‬ ۟ ‫َوأَقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱل‬

Artinya:“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta


orang-orang yang ruku'.”

3. Surat Al-Baqarah Ayat 183

‫علَى ٱلَّذِينَ مِن قَ ْب ِلكُ ْم لَ َعلَّكُ ْم تَتَّقُو َن‬ ِ ‫علَ ْيكُ ُم‬
َ ‫ٱلص َيا ُم َك َما كُت‬
َ ‫ِب‬ ۟ ُ‫ٰ ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱلَّذِينَ َءا َمن‬
َ ‫وا كُت‬
َ ‫ِب‬

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa


sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakw.”

4. Surat Al-Luqman Ayat 4

َ‫ٱل َءاخِ َرةِ هُ ْم يُوقِنُون‬


ْ ِ‫ٱلزك َٰوة َ َوهُم ب‬ َّ ‫ٱلَّذِينَ يُقِي ُمونَ ٱل‬
َّ َ‫صلَ ٰوة َ َويُؤْ تُون‬

Artinya:“yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat dan


mereka yakin akan adanya negeri akhirat.”

5. Surat Al-An’am Ayat 141

َ ٰ َ ‫ٱلر َّمانَ ُمت‬


‫شبِ ًها‬ َّ ‫ع ُم ْخت َ ِل ًفا أُكُلُ ۥهُ َو‬
ُّ ‫ٱلز ْيت ُونَ َو‬ َّ ‫ت َوٱلنَّ ْخ َل َو‬
َ ‫ٱلز ْر‬ َ ٰ ‫غي َْر َم ْع ُرو‬
ٍ ‫ش‬ َ ‫ت َو‬
ٍ ‫ش‬ ٍ َّ‫شأ َ َج ٰن‬
َ ٰ ‫ت َّم ْع ُرو‬ َ ‫ِى أَن‬
َٰٓ ‫َوه َُو ٱلَّذ‬
َ‫صا ِد ِهۦ ۖ َو ََل تُس ِْرفُ َٰٓو ۟ا ۚ إِنَّ ۥهُ ََل يُحِ بُّ ْٱل ُمس ِْرفِين‬ ۟ ُ ‫وا مِن ث َ َم ِر َِٰٓۦه إِذَآَٰ أَثْ َم َر َو َءات‬
َ ‫وا َحقَّ ۥه ُ يَ ْو َم َح‬ ۟ ُ‫شبِ ٍه ۚ كُل‬
َ ٰ َ ‫غي َْر ُمت‬
َ ‫َو‬

Artinya:“Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan


yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama
(rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan

24
kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”

C. Kajian Terdahulu

Penelitian ini bukanlah satu-satunya yang dilakukan oleh para

akademisi, namun telah ada penelitian yang sebelumnya yang telah melakukan

penelitian dengan objek yang sama, meskipun ditempat yang berbeda. Oleh

karena itu penelitian sebelumnya akan dijadikan sebagai acuan terhadap

penelitian ini. Adapun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain

Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Laila Wardani dengan

judul“Evaluasi penerapan PSAK 109 Pada Badan Amil Zakat Nasional (Studi

Kasus BAZNAS Sumut)”. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa

BAZNAS Sumut merupakan organisasi pengumpul zakat yang baik.

Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima. Hal ini telah

sesuai dengan PSAK 109. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu adalah objek penelitian yang berbeda dan penelitian terdahulu hanya

mengevaluasi sejauh mana penerapan PSAK 109 terhadap BAZNAS. Adapun

persamaan nya adalah sama-sama menggunakan PSAK 109 sebagai acuan

dalam penelitian.

Penelitian yang dilakukan oleh Juliana dengan judul Penerapan

Akuntansi Zakat dan Infak/Sedekah pada Lembaga Amil Zakat (Studi Kasus

Pada Lembaga Amil Zakat Nasional Dompet Dhuafa Waspada Sumatera

Utara). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa LAZNAS Dompet Dhuafa

Sumut belum menerapkan akuntansi zakat dan infak/sedekah sesuai dengan

25
PSAK 109, yang menjadi pembeda dengan penelitian sebelumnya adalah

hanya berfokus pada akuntansi zakatnya saja.

Penelitian skripsi atas nama Umi Khoirul Umah dengan judul

“Penerapan Akuntansi Zakat pada Lembaga Amil Zakat (Studi Kasus pada

LAZ DPU DT Cabang Semarang)” yang menyimpulkan bahwa Akuntansi

terhadap dana zakat yang dilakukan LAZ DPU DT Cabang Semarang

dilakukan berdasarkan nilai dasar tunai (cash basic) dimana model pencatatan

transaksi yang membukukan semua pendapatan yang sudah diterima. Dalam

proses pelaporannya, LAZ DPU DT Cabang Semarang hanya membuat

laporan sumber dan penggunaan dana dan laporan penerimaan dana dan

penggunaan dana, karena LAZ DPU DT Cabang Semarang belum diaudit oleh

akuntan publik dan belum sesuai dengan PSAK No.109. Adapun perbedaan

dalam penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu objek yang berbeda.

Jurnal atas nama Devi Megawati Fenny Trisnawati dengan judul

“Penerapan PSAK 109 tentang akuntansi zakat dan Infak/Sedekah (Studi

kasus pada BAZ Kota Pekanbaru). Adapun perbedaan alam jurnal ini

dijelaskan bahwa tata cara pendistribusian zakat.

Jurnal atas nama Sabrina Shahnaz dengan judul Penerapan PSAK

No.109 tentang Pelaporan Keuangan Akuntansi Zakat,, Infaq/Sedekah pada

Badan Amil Zakat (Studi kasus BAZNAS Provimsi Sulawesi Utara).

Persamaan dengan jurnal ini yaitu berfokus pada penerapan PSAK No.109.

Jurnal atas nama Taufikur Rahman dengan judul Upaya Peningkatan

Transparansi dan Akuntabilitas Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), Adapun

26
persamaan dengan jurnal ini adalah sama-sama melakukan wawancara dengan

pengurus BAZNAS untuk mendapatkan data.

Ada beberapa perbedaan kajian terdahulu yang telah dilakukan dengan

penelitian yang akan penulis lakukan ini ialah seperti lokasi penelitian, tahun

berapa saja yang akan diteliti, metode penelitian serta hal – hal yang nantinya

merasa perlu penulis masukkan dalam penelitian ini.

27
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penenelitian yang tergolong dalam lingkup

penelitian akuntansi keuangan, karena membahas perlakuan akuntansi,

pengukuran, pengakuan, sistem pelaporan dan kebijakan perusahaan. Jenis

penelitian ini adalah kualitatif merupakan penelitian yang yang bersifat

deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna lebih

ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai

pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan data yang ada di lapangan.

Tujuan penelitiaan deskriptif adalah menjawab pertanyaan yang berkaitan

dengan current status dari objek yang diteliti.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengambilan data di BAZNAS

Kabupaten Solok yang beralamat di Nagari Koto Baru Kecamatan Kubung

dan dilaksanakan pada 11 Desember s/d 11 Januari 2020.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari sumber

asli atau pihak pertama. Yaitu dengan cara melakukan wawancara

langsung dengan pihak BAZNAS Kabupaten Solok.

28
b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder pada umumnya

dapat berupa bukti, catatan atau laporan historis, majalah, artikel yang

telah tersusun dalam arsip baik dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan. Data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan BAZNAS Kabupaten Solok pada Tahun 2015 s/d 2018.

D. Informasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mencoba menentukan informasi kunci atau

tokoh formal yaitu Ketua BAZNAS Kabupaten Solok dan Bagian

Perbendaraan BAZNAS Kabupaten Solok. Selain itu data juga di peroleh dari

informasi pendukung yaitu staff keuangan BAZNAS KabupatenSolok. Dan

yang menjadi objek dari penelitian ini adalah laporan Keuangan BAZNAS

Kabupaten Solok dari tahun 2015 s/d 2018.

E. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi Langsung

Teknik ini dilakukan denga cara melakuakn pengamatan langsung

mengenai proses akuntansi zakatv yang diterapkan di BAZNAS Kabupaten

Solok. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana

penerapan PSAK 109 pada laporan keuangan di BAZNAS Kabupaten

Solok.

29
b. Wawancara (interview)

Wawancara atau interview dilakukan untuk mendapatkan informasi,

yang tidak diperoleh melalui observasi atau kuesioner, ini disebabkan oleh

karena peneliti tidak dapat mengobservasi secara menyeluruh.Teknik ini

dilakukan dengan melakukan wawancara sehingga terjadi tanya jawab

secara lisan dengan staff atau pihaak pihak yang terkait dengan objek yang

diamati. Dalam hal ini yang menjadi narasumber adalah Kepala BAZNAS

Kabupaten Solok dan Bagian Perbendaraan BAZNAS Kabupaten Solok.

c. Dokumentasi

Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bukti bukti dengan

m,enuiat salinan, mencatat serta mengutip data data langsung dari

sumbernya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis berarti mengolah data, mengorganisir data, memecahkannya

dalam unit yang kecil, mencari pola dan tema yang sama.Analisis data

merupakan data yang terpenting dimana penentuan atas alat anallisi dilakuakn

secara tepat agar permasalahan yang dihadapai dapat diukur dan dapat

dipecahkan. Untuk melakukan analisis terhdap perlakuan akuntansi zakat di

BAZNAS Kabupaten Solok maka penulis menggunakan teknik analisis data

secara deskriptif komparatif, yaitu dengan membandingkan Pernyataan

Standar Akuntansi Nomor 109 dengan laporan keuangan BAZNAS Kabupaten

Solok.

30
Proses analisis data kualitatif dilakukan dengan tiga tahap yaitu reduksi

data, penyajian dan penarikan kesimpulan. Reduksi data yaitu proses

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

Kemudian, penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi

disusun, sehingga memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.Selanjutnya, penarikan kesimpulan. Upaya penarikan

kesimpulan dilakukan peneliti secara terus-menerus selama berada dilapangan.

31
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. BAZNAS Kabupaten Solok

1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Solok

Pengumpulan zakat di Kabupaten Solok dikelola oleh organisasi

pengumpul zakat dengan cikal bakalnya pada tahun 1989 dinamakan

dengan YDSI (Yayasan Dana Sosial Indonesia) dengan Pimpinan H.

Soerkani (Wakil Gubernur Sumatera Barat), berjalan satu tahun berikutnya

berubah nama menjadi Bazis (Badan Amil Zakat Infaq dan Sedekah)

dengan Ketuanya Bapak Drs. H. Rusdi Nurdin.

Berdasarkan UUD No.38 Tahun 1998 Bazis berubah nama menjadi

BAZ dengan ketuanya Drs. H. Burhanuddin Khatib (2002 - 2005), Periode

2006 – 2010 dengan nama Bazda dengan ketuanya H. Buspadewerr DT.

Kayo, BA, Periode 2010 – 2015 dengan ketuanya Drs. H. Khairi Yusri,

MM. Pada periode perpanjangan Ketua Bazda Kabupaten Solok dijabat

oleh H. Yunasman, SE, MSI sampai terbentuknya kepengurusan definitif

Pimipinan Baznas yang berdasarkan UU No.23 Tahun 2011.

Bahwa berdasarkan UU No.23 Tahun 2011 semua lembaga

pengumpul zakat di Tingkat Nasioonal maupun daerah dinyatakan tidak

berlaku lagi dan ditunjuk Badan Amil Zakat Nasional sebagai satu–

satunya lembaga yang mengelola zakat. Untuk Kabupaten Solok dengan

32
SK Bupati Solok No : 400 – 451 – 2016 ditetapkan Pimpinan Baznas 5

(lima) orang yang diketuai oleh Drs. H. Sukardi Periode 2016 – 2021.

Dalam masa pergantian periode kepengurusan tersebut jika ada

dana zakat, infak dan sedekah Baznas Kabuapten Solok selaku pengelola

zakat di Kabupaten Solok memohon kerjasamanya kepada seluruh

masyarakat Kabupaten Solok agar mengeluarkan zakat, infak maupun

sedekah.

2. Visi, Misi dan Motto BAZNAS Kabupaten Solok

Setiap organisasi memiliki visi serta misi untuk mencapai tujuan.

Baznas Kabupaten Solok visi, misi, serta fokus program adalah hal yang

berkaitan unutk menunjang tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Visi

dari Baznas Kabupaten Solok yaitu “Mewujudkan pengelola zakat

profesional dan amanah dalam rangka peningkatan kesejahteraan ummat”

di Kabupaten Solok.

Selain visi Baznas Kabupaten Solok juga memiliki misi, ada 3

(tiga) misi yang dimiliki yaitu sebagai berikut :

1. Terwujudnya pengelolaan zakat secara profesional dan dapat

dipertanggung jawabkan.

2. Terwujudkan peningkatan pemahaman dan pengertian masyarakat

Kabupaten Solok tentang zakat.

3. Terwujudnya kesamaan persepsi masyarakat tentang pentingnya zakat

sama dengan Rukun Islam yang lainnya.

33
Adapun motto yang diterapkan Baznas Kabupaten Solok yaitu

“Terus berupaya menciptakan pelayanan terbaik bagi masyarakat dengan

memudahkan Muzakki dalam membayar zakat dan juga menyalurkan

zakat pada Mustahiq (orang yang menerima zakat).”

3. Program Kerja BAZNAS Kabupaten Solok

1. Bantuan usaha produktif

Adalah zakat usaha produktif yang diberikan kepada fakir miskin

untuk melaksanakan usaha produktif dan/atau pengembangan usaha

yang telah dilakukan.

2. Bantuan biaya pendidikan

Adalah zakat yang diberikan dalam rangka membantu biaya

pendidikan bagi siswa (SD/MI, SMP, MTs) negeri dan swasta dan

Mahasiswa (awal dan akhir) yang berasal dari keluarga miskin.

3. Bantuan biaya berobat

Adalah yang diberikan kepada keluarga miskin yang sakit yang

membutuhkan perawatan di rumah sakit.

4. Bantuan biaya konsumtif

Adalah zakat yang diberikan kepada fakir miskin yang tidak

memungkinkan lagi berusaha dan tidak mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya dan juga tidak mempunyai kerabat yang akan

membantunnya.

34
5. Bantuan biaya Fisabilillah

Adalah zakat yang diberikan kepada tenaga pengajar baik guru TPA

atau MDTA yang mengajarkan ilmu keagamaan yang tergolong

keluarga miskin.

6. Bantuan biaya Muallaf

Adalah zakat yang diberikan kepada orang yang baru masuk Islam

demi menguatkan ke Islamannya.

7. Bantuan rumah tidak layak huni (RTLH)

Adalah zakat yang diberikan kepada seseorang yang termasuk fakir

miskin yang memiliki tempat tinggal tapi kurang memadai untuk

ditinggali, bantuan tersebut diberikan 1 Rumah per Nagari.

4. Tujuan Mutu BAZNAS

1. Menghimpun dana ZIS secara optimal sesuai dengan peraturan

perundang- undangan.

2. Memaksimalkan program pendistribusian dan pendayagunaan ZIS

terkait kesejahteraan mustahik dalam lingkup Kabupaten Solok.

3. Menerapkan kapasitas, kapabilitas dan tatakelola Badan Amil Zakat

yang baik.

4. Menguatkan kerjasama dengan berbagai organisasi kemasyarakatan

Islam dan pihak – pihak lain yang relevan untuk mengoptimalkan

sosialisasi dalam menyalurkan dana Zakat, Infak maupun Sedekah.

35
5. Menjadikan sistem manajemen pada Baznas dalam implementasi

sistem online berbasis teknologi informasi dan komunikasi pada semua

aspek kerjanya.

5. Struktur Organisasi BAZNAS Kabupaten Solok

Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
BAZNAS KABUPATEN SOLOK
PERIODE 2016 - 2021

KETUA

Drs. H. SUKARDI

WAKIL KETUA I WAKIL KETUA II WAKIL KETUA III WAKIL KETUA IV


BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
PENGUMPULAN PENDISTRIBUSIAN DAN PERENCANAAN KEUANGAN ADMINISTRASI, SDM DAN
PENDAYAGUNAAN DAN PELAPORAN UMUM

NAZARUDDIN, S.Ag, M.Pd Drs. H. ELYUNUS, SH SYAHRUL RAMADHAN, S. Ag Dra. FAUZIA AMIR

KEPALA SEKRETARIAT

FAHMI NURITA, S.Sos

STAFF STAFF STAFF STAFF STAFF


BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG
PENDISTRIBUSIAN SEKRETARIAT SEKRETARIAT PENDISTRIBUSIAN PENDISTRIBUSIAN
DAN DAN DAN
PENDAYAGUNAAN PENDAYAGUNAAN PENDAYAGUNAAN

ILJASMADI, SE, HELZI FEBRI SUSANTI M.YONO, ARDINAL, S.Pdi HAMDI AFDILA,
MM RAHMAN, A.Md S.Pd A.Md
36
B. Deskripsi Akuntansi Zakat, Infak dan Sedekah Pada BAZNAS
Kabupaten Solok
Baznas Kabupaten Solok membuat laporan keuangan secara berkala

setiap satu tahun sekali, melakukan penghimpunan dana dari umat muslim

yang berkewajiban untuk membayar zakat, infak dan sedekah baik itu

donatur tetap maupun donatur baru. Baznas Kabupaten Solok mengelola

berbagai jenis dana zakat seperti zakat emas dan uang, zakat profesi atau

penghasilan, dan zakat fitrah. Adapun untuk infaq dan sedekah terdiri dari

infaq sedekah terikat dan sedekah tidak terikat.

Petugas Baznas Kabupaten Solok dalam penghimpunannya

melakukan penghimpunan dana dengan cara melakukan pengecekan atau

pencocokan dana yang diterima dari muzakki sesuai dengan kriteria yang

telah ditetapkan. Baznas Kabupaten Solok menghimpun dana dari muzakki

melalui beberapa layanan untuk memudahkan muzakki dalam melakukan

pembayaran zakat, diantaranya:

a. Layanan langsung, yaitu layanan yang dilakukan langsung di kantor

Baznas Kabupatean Solok.

b. Layanan jemput zakat, yaitu layanan yang disediakan Baznas

Kabupaten Solok bagi muzakki yang meminta untuk dijemput zakatnya

dengan membawa bukti penerimaan yang telah dibawah oleh petugas

layan jemput zakat.

c. Layanan via transfer, yaitu muzakki melakukan pembayaran zakat, infaq

dan sedekah dengan cara melakukan transfermelelui bank yang telah

ditentukan. Setelah melakukan transfer muzakki selanjutnya melakukan

37
konfirmasi kepada pihak Baznas Kabupaten Solok dengan melakukan

bukti transfer.

Bapak Iljasmadi SE, MM yang menyatakan bahwa:

“Untuk penghimpunannya kita disini ada beberapa layanan


salah satunya itu layanan jemput zakat, yang mana ada petugas yang
langsung terjun ke tempat muzakki, terlebih untuk ibu rumah tangga
yang tidak bisa meninggalkan rumah”14
Proses akuntansi yang dilakukan oleh Baznas Kabupaten Solok

sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT)

RKAT ini merupakan kumpulan dari seluruh program yang ada

di Baznas. Kabupaten Solok beserta anggarannya. Divisi program

adalah divisi yang memiliki kewenangan untuk membuat RKAT

ini. Seminggu sebelum program dilaksanakan divisi program akan

mengajukan anggaran yang dibutuhkan kepada bagian keuangan.

b. Membuat Buku Kas Zakat.

Buku kas zakat merupakan catatan transaksi sederhana yang

menjelaskan penerimaan dan pengeluaran dana zakat. Ada

beberapa kolom yang dibuat untuk memudahkan bagian keuangan

dalam mencatat transaksi. Kolom pertama berupa nomor urut.

Kolom kedua berupa tanggal transaksi, tanggal ini harus urut

sesuai dengan transaksi yang terjadi setiap harinya. Kolom ketiga

adalah kolom bukti penerimaan atau bukti pembayaran.

14
Iljasmadi, Staff Pendistribusian dan Pendayagunaan, wawancara di Solok, 17 juli 2020

38
Kolom ini dibuat berguna untuk memudahkan bagian keuangan

dalam mengkalsifikasikan transaksi pengeluaran serta penerimaan.

Kolom ini tidak diberlakukan apabila ada transaksi pengembalian

saldo dari setiap kegiatan penyaluran melalu program kerja

dikarenakan bukan merupakan pengeluaran ataupun penerimaan.

Kolom selanjutnya adalah asnaf, asnaf merupakan orang yang

berhak menerima zakat sesuai dengan ketentuan Islam. Kolom

asnaf juga tidak diberlakukan untuk pengembalian saldo karena

bukan merupakan bagian dari pengeluaran. Transaksi yang terjadi

di Baznas Kabupaten Solok harus dikelompokkan kedalam asnaf

tersebut.

Kemudian ada kolom yang bersangkutan. Pada Baznas

Kabupaten Solok terdapat dua divisi yang mengurus program kerja

Baznas. Dua divisi inilah yang namanya akan dicatat dalam buku

kas karena merupakan karyawan yang bersangkutan dengan bagian

keuangan dalam hal menerima dana. Kolom yang terakhir adalah

kolom keterangan. Kolom ini menjelaskan transaksi yang terjadi

dalam setiap bulannya.

Transaksi yang banyak terjadi adalah pengeluaran dana zakat

yang akan disalurkan melalui program kerja dan pengembalian

saldo dari setiap program kerja. Pengembalian saldo dana dapat

terjadi karena anggaran yang dibuat untuk program kerja lebih

besar dari yang seharusnya dikeluarkan oleh Baznas.

39
c. Membuat Buku Kas Infak/Sedekah.

Buku kas infak/sedekah memiliki peranan yang sama.

Perbedaan dapat dilihat dari beberapa kolom yang ada di buku kas

infak/sedekah. Sama halnya dengan buku kas zakat. Buku kas

infak/sedekah Baznas Kabupaten Solok menampilkan beberapa

kolom untuk menjelaskan transaksi yang terjadi.

Kolom pertama adalah no urut. Kolom kedua adalah tanggal

yang menjelaskan kapan transaksi terjadi. Tanggal ini harus urut

sesuai dengan terjadinya transaksi. Kolom ketiga sama dengan

kolom yang ada di buku kas zakat yaitu bukti penerimaan / bukti

pembayaran yang menjelaskan apakah transaksi tersebut

merupakan pengeluaran kas atau penerimaan kas.

Selanjutnya adalah kolom yang bersangkutan dan bertanggung

jawab atas transaksi yang terjadi. Kolom terakhir adalah kolom

keterangan yang menjelaskan transaksi yang terjadi. Transaksi

yang terjadi dalam buku kas infak/sedekah sedikit berbeda dengan

zakat. Penyaluran dana infak/sedekah lebih sedikit dibandingkan

dengan penyaluran dana zakat dan kurang lebih digunakan untuk

keperluan kegiatan amil.

d. Membuat Buku Kas Amil

Buku kas amil hanya memuat transaksi terbatas pada amil,

seperti gaji karyawan, dan operasional amil yang mencakup

tunjangan kesehatan. Format pada buku kas amil sama dengan

40
format pada buku kas zakat dan buku kas infak/sedekah. Pada buku

kas amil harus ada persetujuan dari ketua Baznas sebagai bentuk

pertanggungjawaban. Keterangan pada buku kas amil yaitu gaji

pengelola sejumlah akumulasi dari seluruh gaji karyawan.

e. Membuat Buku Kas Bank

Format buku kas bank sama dengan buku rekening bank.

Transaksi yang biasanya terjadi berupa penarikan tunai, setoran

kliring, setoran cek, dan setoran tunai.

f. Membuat Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

Laporan ini merupakan rekapitulasi dari buku kas zakat dan

buku kas infak/sedekah yang telah dibuat sebelumnya. Laporan

sumber dan penggunaan dana akan diterbitkan secara berkala

setiap empat bulan sekali. Laporan tersebut diterbitkan dalam

buletin Baznas dan dibagikan untuk umum.

Laporan sumber dan penggunaan dana menjelaskan tentang

pemasukan, penyaluran, dan pendayagunaan. Pemasukan

merupakan dana seluruhnya yangdidapat oleh Baznas.

Pemasukan memiliki beberapa elemen yaitu:

1. Saldo bulan sebelumnya: bersumber dari sisa saldo bulan

sebelumnya yang masih dimiliki oleh Baznas.

2. Penerimaan ZIS internal: bersumber dari dana zakat,

infak/sedekah yang diterima melalui potongan gaji PNS

Kabupaten Solok.

41
3. Penerimaan ZIS eksternal: bersumber dari muzakki yang

melakukan pembayaran melalui transfer atau datang langsung

ke kantor Baznas.

4. Penerimaan bagi hasil bank: bersumber dari bagi hasil dengan

bank BNI Syariah.

5. Pengembalian Piutang: bersumber dari program kerja bidang

pemberdayaan ekonomi produktif. Awalnya LAZIS akan

memberikan fasilitas sesuai dengan yang ditetapkan namun

sebagai perjanjian peserta harus mampu mengembalikan

pinjaman fasilitas tersebut dalam bentuk uang setiap bulannya.

Setelah peserta melunasi utang tersebut dan usaha masih

berjalan Baznas akan memberikan seluruh fasilitas yang

awalnya hanya dipinjamkan.

6. Pengembalian saldo program: bersumber dari sisa saldo yang

telah dianggarkan untuk setiap program kerja di Baznas

Kabupaten Solok. Penyaluran dan pendayagunaan Baznas

menyajikan elemen - elemen yang berkaitan dengan penyaluran

untuk program kerja dan pendayagunaan untuk kegiatan

Baznas. Penyaluran ini dibagi menjadi dua elemen yaitu dana

zakat dan dana infak/sedekah.

a) Dana zakat

Dana ini disalurkan untuk program kerja yang telah

dibuat sesuai dengan asnafnya. Asnaf adalah orang yang

42
berhak menerima zakat. Pertama asnaf fakir dan miskin,

disalurkan untuk program beasiswa prestasi, rumah

prestasi, bina usaha kecil, bantuan sosial insidental,

bingkisan sembako dan panti asuhan. Asnaf yang kedua

adalah amil. Amil adalah entitas pengelola zakat yang

berarti adalah Baznas Kabupaten Solok.

Dana yang disalurkan untuk amil dibagi menjadi dua

yaitu untuk gaji dan operasional amil. Baznas Kabupaten

Solok hanya mengambil 1/8 dari penerimaan dana zakat,

infak/sedekah internal. Selanjutnya, asnaf fisabilillah yaitu

orang yang berjuang di jalan Allah. Dana ini disalurkan

untuk program kerja galang madrasah berupa bantuan

insentif mengajar dan pelatihan guru MI, dan peduli ustadz

ponpes berupa bantuan insentif.

Penyaluran dana selanjutnya untuk asnaf Ibnu sabil

yaitu orang yang kehabisan bekal dalam berpergian dengan

maksud baik. Dan yang terkahir penyaluran untuk asnaf

ghorimin yaitu untuk orang yang memiliki hutang seperti

belum mebayar sekolah dan sebagainya.

b) Dana infak/sedekah

Dana ini disalurkan untuk tiga program kerja

diantaranya bantuan masjid, bantuan kegiatan dakwah dan

baksos. Selebihnya disalurkan untuk kegiatan amil yaitu

43
pembuatan laporan zakat yang berupa bulletin dalam

bentuk buku tercetak. 15

C. Deskripsi Konsep Pengakuan dan Pengukuran Akuntansi Zakat

Pengakuan adalah penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset

lainnya diterima.

a. Pengakuan awal

Penerimaan zakat diakui pada saat kas atau aset lainnya diterima.

Zakat yang diterima dari muzaki diakui sebagai penambahan dan

zakat:

1. Jika dalam bentuk kas maka sebesar jumlah yang diterima.

2. Jika dalam bentuk non kas maka sebesar nilai wajar aset non kas

tersebut.

Penentuan nilai wajar aset nonkas yang diterima menggunakan

harga pasar. Jika harga pasar tidak tersedia, maka dapat menggunakan

metode penetuan nilai wajar lainnya sesuai yang diatur dalam PSAK

yang relevan. Penentuan jumlah atau persentase bagian untuk masing-

masng mustahiq ditentukan oleh amil sesuai dengan prinsip syariah

dan kebijakan amil. 16

b. Pengukuran setelah pengakuan awal

Pengukuran adalah proses penentuan untuk mengakui dan

memasukkan setiap elemen kedalam laporan keuangan, penerimaan

15
Helzi Febri Rahman, Staff Bidang Sekretariat, Wawancara di Solok, 17 Juli 2020
16
Nur Mu’minah Rida, skripsi: Analisis Penerapan Akuntansi Zakat Infaq dan Sedekah
pada Laporan Keuangan IZI (Inisiatif Zakat indonesia) Sulsel Berdasarkan PSAK No. 109,
Universitas Islam Negeri AlaudinMakassar, 2018, Hal. 65

44
dari dana zakat melalui jasa bank, dan bagian akuntansi melakukan

penjurnalan berdasarkan bukti transaksi dan membuat buku besar. Jika

terjadi penurunan nilai aset zakat non kas, maka jumlah kerugian yang

ditanggung diperlakukan sebagai pengurang dana zakat atau

pengurang dana amil bergantung pada penyebab kerugian tersebut.

Penurunan nilai aset zakat diakui sebagai:

1) Pengurang dana zakat jika tidak disebabkan oleh kelalaian amil.

2) Kerugian dan pengurang dana amil jika disebabkan oleh kelalaian

amil. 17

D. Deskripsi Konsep Penyajian Akuntansi Zakat

Amil menyajikan dana zakat, dana infak/sedekah, dana amil dan dana

nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan). Amil

harus mengungkapkan hal-hal berikut terkait dengan transaksi zakat, tetapi

tidak terbatas pada:

a. Kebijakan penyaluran zakat, seperti penentuan skala prioritas

penyaluran, dan penerima.

b. Kebijakan pembagian antara dana amil dan dana non amil atas

penerimaan zakat, seperti persentase pembagian, alasan, dan

konsistensi kebijakan.

c. Metode penentuan nilai wajar yang digunakan untuk penerimaan zakat

berupa aset nonkas.

17
Ibid

45
d. Rincian jumlah penyaluran dana zakat yang mencakup jumlah beban

pengelolaan dan jumlah dana yang diterima langsung mustahik.

e. Hubungan istimewa antara amil dan mustahik yang meliputi:

a) Sifat hubungan istimewa.

b) Jumlah dan jenis aset yang disalurkan.

c) Presentase dari aset yang disalurkan tersebut dari total penyaluran

selama periode.

Penyajian dana zis Baznas Kabupaten Solok disajikan dalam laporan

pendapatan zis yang dilaporkan setiap bulan. Dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 109 paragraf 38 menyebutkan “ amil

zakat menyajikan dana zakat, infaq/sedekah, dan dana amil secara terpisah

dalam laporan posisi keuangan.” Di dalam laporan posisi keuangan Baznas

Kabupaten Solok tidak mencantumkan dana zis yang masuk. Akan tetapi

Baznas Kabupaten Solok membuat lapran khusus untuk dana zis, yaitu

lapran pendapatan zis yang dibuat setiap bulannya.

E. Deskripsi Pengungkapan Akuntansi Zakat

Tujuan untuk pengungkapan dalam laporan keuangan memberikan

informasi kepada pihak luar untuk menilai dan mengevaluasi prestasi

kinerja organisasi untuk satu periode serta menggambarkan

pertanggungjawaban lembaga amil zakat dalam mengelola sumber daya

dan kinerja yang dihasilkan dalam satu periode PSAK No. 109

mengharuskan setiap organisasi pengelola zakat melakukan pengungkapan

mengenai aktivitas lembaga yang dicantumkan dalam catatan atas laporan

46
keuangan. Catatan atas laporan keuangan berisi penjelasan mengenai

kebijakan dan prosedur penyaluran dana zakat, infaq/sedekah, kebijakan

mengenai pembagian dananya, penentuan nilai wajar yang digunakan jika

menerima dana dalam bentuk aset non kas dan dana non halal,

pengungkapannmengenai hubungan istimewa, serta hal lain yang dianggap

penting dan perlu diungkap. 18 Baznas Kabupaten Solok tidak mengungkap

hal-hal yang disyaratkan dalam PSAK No. 109 mengenai pengungkapan

kebijakan-kebijakan aktivitas pengelolaannya yang disyaratkan oleh

PSAK No. 109 untuk dicantumkan dan dinarasikan dalam catatan atas

laporan keuangan.

F. Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Zakat

1. Tahun 2015
Tabel 4.1
Perbandingan konsep pengakuan dan pengukuran zakat antara
PSAK 109 dan praktik menurut Baznas Kabupaten Solok
Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan
PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penerimaan Penerimaan zakat Sesuai


zakat diakui saat diakui
10 kas atau aset saat amil menerima
Penerimaan nonkas diterima kas
Zakat dengan metode
transfer
atau membayar
langsung
Paragraf Zakat yang Amil mengakui dana Sesuai
diterima dari zakat
muzakki diakui sebagai zakat maal,
sebagai zakat

18
Umi Khoirul umah dan Ari Kristin P, Jurnal: Penerapan Akuntansi Zakat Pada
Lembaga Amil Zakat ( Studi Kasus Pada LAZ DPU DT Cab. Semarang) Vol. 7, No. 2, IAIN
Walisongo, Semarang, 2011. Hal. 94

47
11 penambah dana profesi, zakat
zakat sebesar: potongan gaji
a) Jumlah yang PNS dan karyawan,
diterima jika dan
dalam bentuk zakat dan diukur
kas; sejumlah
b) Nilai wajar, yang diterima.
jika dalam
bentuk nonkas.
Paragraf Zakat yang Zakat yang Sesuai
disalurkan disalurkan
16 kepada kepada mustahiq
mustahiq, diakui
termasuk amil, sebagai pengurang
diakui sebagai dana
pengurang dana zakat dan dicatat
zakat sebesar: sesuai
a)Jumlah yang program penyaluran.
diserahkan, jika Zakat
pemberian yang diambil untuk
dalam bentuk bagian
kas; amil hanya 1/8 dari
b) jumlah dana
tercatat, jika zakat dan diakui
dalam bentuk sebagai
aset non kas pengurang dana zakat
Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan
PSAK 109 Kabupaten Solok

48
Penyaluran Paragraf Efektivitas dan Amil megambil Sesuai
efisiensi bagian dana
Zakat 17 pengelolaan zakat sebesar 1/8
zakat yang
bergantung digunakan untuk
pada operasional amil dan
profesionalisme gaji
amil. Dalam pengelola
konteks ini, amil
berhak
mengambil
bagian dari
zakat
untuk menutup
biaya
operasioanal
dalam rangka
melaksanakan
fungsinya sesuai
dengan kaidah
atau prinsip
syariah dan tata
kelola
organisasi
yang baik

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penentuan Amil menentukan Sesuai


jumlah atau jumlah
18 presentase atau presentase untuk
Penyaluran bagian untuk disalurkan kepada
Zakat masing-masing mustahiq. Amil
mustahiq memiliki
ditentukan oleh kebijakan untuk
amil sesuai menyalurkan dana
dengan prinsip zakat
syariah, kepada 5 asnaf,
kewajaran, dimulai
etika, dari yang terbesar:
dan ketentuan 1. Fakir Miskin
yang berlaku 2. Fisabilillah
yang dituangkan 3. Amil
dalam kebijakan 4. Ibnu Sabil
amil 5. Ghorimin

49
Sesuai
Paragraf Bagian dana Dana zakat yang
zakat yang diambil
20 disalurkan untuk oleh amil diakui
amil diakui sebagai
sebagai penambah dana amil
penambah dana yang
amil disalurkan untuk gaji
pengelola amil dan
operasioanal amil

2. Tahun 2016
Tabel 4.2

Perbandingan konsep pengakuan dan pengukuran zakat antara


PSAK 109 dan praktik menurut Baznas Kabupaten Solok

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penerimaan Penerimaan zakat Sesuai


zakat diaui saat diakui
10 kas atau aset saat amil menerima
Penerimaan nonkas diterima kas
Zakat dengan metode
transfer
atau membayar
langsung
Paragraf Zakat yang Amil mengakui dana Sesuai
diterima dari zakat
11 muzakki diakui sebagai zakat maal,
sebagai zakat
penambah dana profesi, zakat
zakat sebesar: potongan gaji
a) Jumlah yang PNS dan karyawan,
diterima jika dan
dalam bentuk zakat dan diukur
kas; sejumlah
b) Nilai wajar, yang diterima.
jika dalam
bentuk nonkas.

50
Paragraf Zakat yang Zakat yang Sesuai
disalurkan disalurkan
16 kepada kepada mustahiq
mustahiq, diakui
termasuk amil, sebagai pengurang
diakui sebagai dana
pengurang dana zakat dan dicatat
zakat sebesar: sesuai
a)Jumlah yang program penyaluran.
diserahkan, jika Zakat
pemberian yang diambil untuk
dalam bentuk bagian
kas; amil hanya 1/8 dari
b) jumlah dana
tercatat, jika zakat dan diakui
dalam bentuk sebagai
aset non kas pengurang dana zakat

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Penyaluran Paragraf Efektivitas dan Amil megambil Sesuai


efisiensi bagian dana
Zakat 17 pengelolaan zakat sebesar 1/8
zakat yang
bergantung digunakan untuk
pada operasional amil dan
profesionalisme gaji
amil. Dalam pengelola
konteks ini, amil
berhak
mengambil
bagian dari
zakat
untuk menutup
biaya
operasioanal
dalam rangka
melaksanakan
fungsinya sesuai
dengan kaidah
atau prinsip
syariah dan tata
kelola organisasi
yang baik

51
Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan
PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penentuan Amil menentukan Sesuai


jumlah atau jumlah
18 presentase atau presentase untuk
Penyaluran bagian untuk disalurkan kepada
Zakat masing-masing mustahiq. Amil
mustahiq memiliki
ditentukan oleh kebijakan untuk
amil sesuai menyalurkan dana
dengan prinsip zakat
syariah, kepada 5 asnaf,
kewajaran, dimulai
etika, dari yang terbesar:
dan ketentuan 1. Fakir Miskin
yang berlaku 2. Fisabilillah
yang dituangkan 3. Amil
dalam kebijakan 4. Ibnu Sabil
amil 5. Ghorimin

Paragraf Bagian dana Dana zakat yang


zakat yang diambil
20 disalurkan untuk oleh amil diakui
amil diakui sebagai
sebagai penambah dana amil
penambah dana yang
amil disalurkan untuk gaji
pengelola amil dan
operasioanal amil

3. Tahun 2017
Tabel 4.3
Perbandingan konsep pengakuan dan pengukuran zakat antara
PSAK 109 dan praktik menurut Baznas Kabupaten Solok

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penerimaan Penerimaan zakat Sesuai


zakat diaui saat diakui
kas atau aset

52
Penerimaan 10 nonkas diterima saat amil menerima
Zakat kas
dengan metode
transfer
atau membayar
langsung
Zakat yang Amil mengakui dana Sesuai
diterima dari zakat
muzakki diakui sebagai zakat maal,
Paragraf sebagai zakat
penambah dana profesi, zakat
11 zakat sebesar: potongan gaji
a) Jumlah yang PNS dan karyawan,
diterima jika dan
dalam bentuk zakat dan diukur
kas; sejumlah
b) Nilai wajar, yang diterima.
jika dalam
bentuk nonkas.

Zakat yang Zakat yang Sesuai


disalurkan disalurkan
kepada kepada mustahiq
Paragraf mustahiq, diakui
termasuk amil, sebagai pengurang
16 diakui sebagai dana
pengurang dana zakat dan dicatat
zakat sebesar: sesuai
a)Jumlah yang program penyaluran.
diserahkan, jika Zakat
pemberian yang diambil untuk
dalam bentuk bagian
kas; amil hanya 1/8 dari
b) jumlah dana
tercatat, jika zakat dan diakui
dalam bentuk sebagai
aset non kas pengurang dana zakat

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

53
Penyaluran Paragraf Efektivitas dan Amil megambil Sesuai
efisiensi bagian dana
Zakat 17 pengelolaan zakat sebesar 1/8
zakat yang
bergantung digunakan untuk
pada operasional amil dan
profesionalisme gaji
amil. Dalam pengelola
konteks ini, amil
berhak
mengambil
bagian dari
zakat
untuk menutup
biaya
operasioanal
dalam rangka
melaksanakan
fungsinya sesuai
dengan kaidah
atau prinsip
syariah dan tata
kelola
organisasi
yang baik

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penentuan Amil menentukan Sesuai


jumlah atau jumlah
18 presentase atau presentase untuk
Penyaluran bagian untuk disalurkan kepada
Zakat masing-masing mustahiq. Amil
mustahiq memiliki
ditentukan oleh kebijakan untuk
amil sesuai menyalurkan dana
dengan prinsip zakat
syariah, kepada 5 asnaf,
kewajaran, dimulai
etika, dari yang terbesar:
dan ketentuan 1. Fakir Miskin
yang berlaku 2. Fisabilillah
yang dituangkan 3. Amil
dalam kebijakan 4. Ibnu Sabil
amil 5. Ghorimin

54
Sesuai
Paragraf Bagian dana Dana zakat yang
zakat yang diambil
20 disalurkan untuk oleh amil diakui
amil diakui sebagai
sebagai penambah dana amil
penambah dana yang
amil disalurkan untuk gaji
pengelola amil dan
operasioanal amil

4. Tahun 2018
Tabel 4.4

Perbandingan konsep pengakuan dan pengukuran zakat antara


PSAK 109 dan praktik menurut Baznas Kabupaten Solok

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penerimaan Penerimaan zakat Sesuai


zakat diaui saat diakui
10 kas atau aset saat amil menerima
Penerimaan nonkas diterima kas
Zakat dengan metode
transfer
atau membayar
langsung
Zakat yang Amil mengakui dana Sesuai
diterima dari zakat
muzakki diakui sebagai zakat maal,
Paragraf sebagai zakat
penambah dana profesi, zakat
11 zakat sebesar: potongan gaji
a) Jumlah yang PNS dan karyawan,
diterima jika dan
dalam bentuk zakat dan diukur
kas; sejumlah
b) Nilai wajar, yang diterima.
jika dalam
bentuk nonkas.

55
Zakat yang Zakat yang Sesuai
disalurkan disalurkan
kepada kepada mustahiq
Paragraf mustahiq, diakui
termasuk amil, sebagai pengurang
16 diakui sebagai dana
pengurang dana zakat dan dicatat
zakat sebesar: sesuai
a)Jumlah yang program penyaluran.
diserahkan, jika Zakat
pemberian yang diambil untuk
dalam bentuk bagian
kas; amil hanya 1/8 dari
b) jumlah dana
tercatat, jika zakat dan diakui
dalam bentuk sebagai
aset non kas pengurang dana zakat

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Penyaluran Paragraf Efektivitas dan Amil megambil Sesuai


efisiensi bagian dana
Zakat 17 pengelolaan zakat sebesar 1/8
zakat yang
bergantung digunakan untuk
pada operasional amil dan
profesionalisme gaji
amil. Dalam pengelola
konteks ini, amil
berhak
mengambil
bagian dari
zakat
untuk menutup
biaya
operasioanal
dalam rangka
melaksanakan
fungsinya sesuai
dengan kaidah
atau prinsip
syariah dan tata
kelola
organisasi
yang baik

56
Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan
PSAK 109 Kabupaten Solok

Paragraf Penentuan Amil menentukan Sesuai


jumlah atau jumlah
18 presentase atau presentase untuk
Penyaluran bagian untuk disalurkan kepada
Zakat masing-masing mustahiq. Amil
mustahiq memiliki
ditentukan oleh kebijakan untuk
amil sesuai menyalurkan dana
dengan prinsip zakat
syariah, kepada 5 asnaf,
kewajaran, dimulai
etika, dari yang terbesar:
dan ketentuan 1. Fakir Miskin
yang berlaku 2. Fisabilillah
yang dituangkan 3. Amil
dalam kebijakan 4. Ibnu Sabil
amil 5. Ghorimin

Sesuai
Paragraf Bagian dana Dana zakat yang
zakat yang diambil
20 disalurkan untuk oleh amil diakui
amil diakui sebagai
sebagai penambah dana amil
penambah dana yang
amil disalurkan untuk gaji
pengelola amil dan
operasioanal amil

57
G. Perbandingan Konsep Pengakuan dan Pengukuran Infak/Sedekah

Tabel 4.5
Perbandingan konsep pengakuan dan pengukuran
Infak / sedekah antara PSAK 109 dan praktik menurut BAZNAS Kabupaten
Solok

Kegiatan Paragraf Ketentuan PSAK Praktik BAZNAS Keterangan


PSAK 109 Kabupaten Solok

Penerimaan Paragraf Infak/sedekah Amil mengakui Tidak

Infak 24 yang diterima penerimaan dana infaq Sesuai


Sedekah diakui sebagai sebagai infaq.Amil tidak

dana menjelaskan pengakuan

infak/sedekah dana infak terikat atau

terikat atau tidak terikat.


Penerimaan
tidak terikat
infaq seluruhnya adalah
sesuai dengan
dana tidak terikat. Dana
tujuan pemberi
infaq diukur sebesar
infak/sedekah
jumlah yang diterima.
sebesar:

a) Jumlah yang

diserahkan

dalam bentuk

kas;

b) Nilai wajar,

jika dalam

bentuk nonkas

Infak/Sedekah Amil hanya menerima


dana

58
Paragraf yang diterima infak/sedekah secara kas Sesuai

26 dapat berupa yang merupakan aset


lancar
kas atau aset

nonkas. Aset

nonkas dapat

berupa aset

lancar atau aset

tidak lancar.

Amil memeiliki mobil


Amil dapat pula
Paragraf operasional dan Sesuai
menerima aset mengakuinya sebagai

28 nonkas yang aset

dimaksudkan

oleh pemberi

untuk segera

disalurkan. Aset

seperti ini diakui

sebagai aset

lancar. Aset ini

dapat berupa

bahan habis

pakai, seperti

bahan makanan;

atau aset yang

memiliki umur

ekonomi panjang

59
seperti mobil

untuk

ambulance.
Paragraf Aset nonkas Amil mengakui mobil Sesuai

29 lancar dinilai operasional sebagai aset


lancar dan menilai
sebagai nilai sebesar nilai wajar
peroleh

sedangkan aset

nonkas tidak

lancar dinilai

sebesar nilai

wajar sesuai

dengan SAK yang

relevan.
Paragraf Dalam hal amil Amil tidak menerima Tidak
dana infak/sedekah
31 menerima dalam bentuk nonkas Sesuai
infak/sedekah

dalam bentuk

aset nonkas

tidak lancar yang

dikelola oleh

amil, maka aset

tersebut harus

dinilai sesuai

dengan SAK yang

relevan.

60
Penyaluran Paragraf Penyaluran dana Infak/sedekah yang Sesuai

infak dan 33 infak/sedekah disalurkan kepada

sedekah diakui sebagai mustahiq diakui sebagai

pengurang dana pengurang dana

infak/sedekah infak/sedekah saat

sebesar: program dilaksanakan

a) Jumlah yang

diserahkan jika

dalam bentuk

kas;

b) Nilai tercatat

aset yang

diserahkan

dalam bentuk

aset nonkas

Paragraf Penentuan Amil tidak menentukan Sesuai

35 jumlah atau jumlah atau presentase

presentase bagian untuk para

bagian untuk penerima. Penyaluran

para penerima infak/sedekah sesuai

infak/sedekah dengan kebutuhan di

ditentukan oleh lapangan saat itu

amil sesuai

dengan prinsip

syariah,

kewajaran, etika

61
yang dituangkan

dalam bentuk

kebijakan amil

H. Hasil Audit Akuntan Publik Terhadap Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh Baznas Kabupaten Solok

diperiksa oleh Inspektorat Kabupaten Solok. Audit dilakukan setiap tiga

bulan sekali yang biasanya disebut audit kepatuhan dan disetiap

pemeriksaan laporan keuangan dinyatakan bersih dari segala macam

kecurangan.

I. Analisis Penulis

Setelah melakukan penelitian dan melakukan penerapan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No. 109 yang disusun berdasarkan data yang

penulis peroleh dari BAZNAS Kabupaten Solok, maka dari penulis

menarik kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, proses akuntansi zakat pada BAZNAS Kabupaten Solok

melakukan pencatatan hanya menggunakan buku kas umum untuk

mencatatat transaksi yang terjadi, pencatatannya memakai single entry.

62
Pencatatan tersebut baik berupa penerimaan dana zakat maupun

penyaluran dana zakat yang direkap ke dalam penarikan dan

pendistribusian dana zakat, setelah direkap baru disusun ke dalam laporan

penerimaan dan pendistribusian dana zakat. Pada BAZNAS Kabupaten

Solok dana zakat ini diterima dari zakat PNS yang dikumpulkan oleh

bendahara pada setiap SKPD yang ada di Kabupaten Solok, setelah itu

baru bendahara yang menyetorkan ke Bank dan disalurkan melalui

BAZNAS Kabupaten Solok.

Kedua, laporan keuangan yang dihasilkanoleh BAZNAS Kabupaten

Solok masih terlihat sederhana, karena BAZNAS tidak menggunakan

jurnal dalam pencatatan nya untuk menyusun laporan keuangan dengan

baik. Laporan keuangan yang baik akan meningkatkan kepercayaan

muzaki untuk mengeluarakan zakat. BAZNAS dalam penyusunan laporan

keuangannya belum mengacu kepada PSAK No 109 tentang akuntansi

zakat, infak, dan sedekah, tetapi masih mengacu kepada Peraturan

Pemerintahan (PEMDA). Sebutkan sumbernya dari ayat Al-Quran

atau Hadits, diceking lagi penulisannya.

   


 
    
    
  
Artinta: “ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan[658] dan mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui”.

Maksudnya: zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda

63
Maksudnya: zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka.

Tujuan PSAK 109 adalah untuk mengatur pengakuan, pengukuran,

penyajian dan pengungkapan transaksi zakat dan infak/sedekah (Dewan

Standar Akuntansi Keuangan, 2008: t.h.). Sebuah Badan Amil Zakat harus

membuat laporan pertangungjawaban dengan baik dan transparan karena ini

berguna untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap BAZNAS

Kabupaten Solok.

64
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada BAZNAS

Kabupaten Solok, maka dapa dikemukakan kesimpulan bahwa penerapan

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 109 sebagai berikut:

1. Proses akuntansi zakat pada BAZNAS Kabupaten Solok melakukan

pencatatan hanya menggunakan buku kas umum untuk mencatatat

transaksi yang terjadi, pencatatannya memakai single entry. Pencatatan

tersebut baik berupa penerimaan dana zakat maupun penyaluran dana

zakat yang direkap ke dalam penarikan dan pendistribusian dana zakat,

setelah direkap baru disusun ke dalam laporan penerimaan dan

pendistribusian dana zakat. Pada BAZNAS Kabupaten Solok dana zakat

ini diterima dari zakat PNS yang dikumpulkan oleh bendahara pada setiap

SKPD yang ada di Kabupaten Solok, setelah itu baru bendahara yang

menyetorkan ke Bank dan disalurkan melalui BAZNAS Kabupaten Solok.

2. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh BAZNAS Kabupaten Solok masih

terlihat sederhana, karena BAZNAS tidak menggunakan jurnal dalam

pencatatan nya untuk menyusun laporan keuangan dengan baik. Laporan

keuangan yang baik akan meningkatkan kepercayaan muzaki untuk

mengeluarakan zakat. BAZNAS dalam penyusunan laporan keuangannya

65
belum mengacu kepada PSAK No 109 tentang akuntansi zakat, infak, dan

sedekah, tetapi masih mengacu kepada Peraturan Pemerintahan (PEMDA).

B. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka dapt dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi BAZNAS Kabupaten Solok diharapkan untuk melakukan pencatatan

sesuai proses akuntansi yang berlaku umum dengan membuat jurnal secara

rinci sampai membuat laporan keuangan sesuai dengan PSAK 109.

2. Memberikan pemahaman tentang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

No. 109 (PSAK No.109) kepada para karyawan yang bekerja di BAZNAS.

3. Meningkatkan lagi sosialisasi kepada para masyarakat mengenai

pentingnya zakat, karena masih banyak masyarakat yang mengabaikan

tentang pentingnya zakat.

4. Perlu pula adanya penelitian mengenai sistem informasi akuntansi yang

digunakan oleh lembaga pengelola zis sehingga dapat mendukung proses

akuntansi dan pelaporan zis yang lebih akuntabel.

66
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mahmud Uqaily, 2010. Praktis dan Mudah Menghitung Zakat, Solo: Aqwam
Dewan Standar Akuntansi Keuangan, 2008,

PSAK Nomor 109, Jakarta :Ikatan Akuntansi Indonesia

El-Madani, 2013. Fiqh Zakat Lengkap, Jogjakarta: Diva Press

Elsa Kartika, 2006. Pengantar Hukum Zakat Dan Wakaf , Jakarta : PT Grasindo

Ely Suhayati Dan Sri Dewi Anggadini, 2013. Akuntansi Keuangan, Yogyakarta:
Graha Ilmu

Hasan Ayub, 2010. Fikih Ibadah, Jakarta : Cakra Lintas Media

Laporan keuangan BAZNAS Kabupaten Solok tahun 2015

Mu’inan Rai’, 2011. Potensi Zakat (dari konsumtifkaritatif ke produktif


berdayaguna), Yogyakarta: Citra Pustaka Yogyakarta

Rahman Pura, 2013. Pengantar akuntansi 1, pendekatan siklus akuntansi, Jakarta:


Erlangga

Sayyid Sabiq, 2012. Fikih Sunnah 2, Jakarta : Cakrawala Publishing

Sumar’in, 2012. konsep kelembagaa BANK Syariah, Yogyakarta: Graha Ilmu

Umrotul Khasanah, 2010. Manajemen Zakat Modern, Malang:UIN-Maliki Press

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Wawancara


Iljasmadi,SE, MM, selaku staf pada BAZDA Kabupaten Solok

Yusuf Wibisono, 2015, Mengelolah Zakat Indonesia, Jakarta:Prenadamedia Group

67

Anda mungkin juga menyukai