Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Rumah sakit sebagai suatu institusi dalam pelayanan kesehatan tentunya
membutuhkan suatu proses pengelolaan atau manajemen untuk menjalankan
segala fungsinya sehingga tercapai tujuan dari institusi itu sendiri. Masing-masing
disiplin ilmu dan profesi yang terdapat di rumah sakit memerlukan suatu
manajemen pengelolaan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya masing-
masing. Di bidang keperawatan, manajemen sangat diperlukan dalam
melaksanakan tugas dan mencapai tujuan untuk memberikan pelayanan kepada
pasien. Manajemen keperawatan merupakan suatu proses pelaksanaan pelayanan
keperawatan dengan upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan dan rasa aman kepada pasien, keluarga serta masyarakat
(Gillies, 1989).
Pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah bagian integral dari
pelayanan kesehatan secara menyeluruh yang mempunyai peranan penting dalam
menentukan keberhasilan pelayanan rumah sakit dan sekaligus juga merupakan
tolak ukur bagi keberhasilan pencapaian tujuan rumah sakit. Pelayanan
keperawatan yang terorganisir dengan baik maka diharapkan dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang prima yang akhirnya dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan khususnya pelayanan keperawatan. Sesuai Keputusan
Menpan Nomor 94 tahun 2001, pelayanan keperawatan adalah pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang mencakup bio,
psiko, sosio, dan spritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang meliputi peningkatan
derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Perawat sebagai pemberi
jasa keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan di rumah sakit, dimana
tenaga keperawatan berada dalam 24 jam memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien sehingga diperlukan manajemen keperawatan untuk mengatur
keefektifan dan keefisienan pelayanan keperawatan (Pusat Pengembangan

1
Keperawatan Carolus, 2000). Untuk itu perawat harus mampu melakukan upaya
preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif, edukasi penyakit serta pemeliharaan
kesehatan. Keperawatan juga mencakup kegiatan perencanaan dan pemberian
perawatan pada saat sehat, sakit, masa rehabilitasi dan menjaga tingkat kesehatan
fisik, mental, dan sosial yang seluruhnya akan mempengaruhi status kesehatan,
terjadinya penyakit kecacatan dan kematian (PPNI, 2006). Keperawatan adalah
salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan
upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standart tentang
evaluasi dan pengandalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan
menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus
melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Muninjaya,
2004).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut
perawat, sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Saat
ini, praktik pelayanan keperawatan di banyak rumah sakit di Indonesia belum
mencerminkan praktik pelayanan profesionial. Metode pemberian asuhan
keperawatan yang dilaksanakan belum sepenuhnya berorientasi pada upaya
pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas.
John Griffith (1987) dalam Aditama (2006) menyatakan bahwa kegiatan
keperawatan di rumah sakit dapat dibagi menjadi keperawatan klinik yang
mencakup antara lain pelayanan keperawatan personal, menjalin hubungan dan
berkomunikasi dengan dengan klien, komunikasi dan kolaborasi dengan tenaga
kesehatan lain, menjaga lingkungan perawatan, melakukan penyuluhan serta
upaya pencegahan penyakit. Dan manajemen keperawatan yang meliputi
pelaksana tugas administratif seperti pengelolaan/pengurusan pasien (patient
admission), pengawasan pengisian dokumen catatan medik, membuat
penjadwalan pemeriksaan/pengobatan pasien, membuat penggolangan pasien
sesuai berat ringannya penyakit, mengatur kerja perawat perawat secara optimal
sesuai kebutuhan, memonitor mutu pelayanan pada pasien maupun manajemen
ketenagaan logistik keperawatan. Dimana kedua-duanya merupakan aspek penting
yang harus diterapkan secara bersamaan untuk menjamin keberhasilan pencapaian

2
tujuan pelayanan keperawatan pada khususnya dan kualitas pelayanan perawatan
pada umumnya.
Untuk dapat menjalankan peran dan fungsi tersebut, sesuai SK Menteri
Kesehatan RI No. 983/Menkes/ASK/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum, maka rumah sakit umum harus menjalankan beberapa
fungsi, satu diantaranya adalah fungsi pelayanan manajemen keperawatan,
sehingga untuk rumah sakit umum ditetapkan seorang wakil direktur pelayanan
medis dan keperawatan yang dibantu oleh kepala bidang keperawatan yang
mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan/pelayanan
keperawatan, profesi keperawatan, logistik keperawatan, serta etika dan mutu
keperawatan (Aditama, 2006).
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya
dibidang keperawatan, maka tuntutan profesionalisme semakin meningkat. Model
praktek keperawatan professional merupakan suatu system (struktur, proses dan
nilai-nilai professional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur
pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian
asuhan keperawatan (Hoffart & Woods, 1996). Salah satu bentuk dari penerapan
manajemen profesional adalah manajemen asuhan keperawatan yang saat ini
sudah mulai banyak diterapkan di Rumah Sakit. Penerapan Model Praktek
Keperawatan Profesional merupakan model dari Manajemen Asuhan
Keperawatan Profesional yang tujuannya memungkinkan perawat profesional
dalam mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan yang dapat
menopang pemberian asuhan tersebut. Pengembangan Model Praktek
Keperawatan Profesional merupakan upaya dalam memberdayakan keperawatan
dalam pemberian pelayanan kesehatan, yang disesuaikan dengan visi dan misi
yang diemban oleh masing-masing Rumah Sakit. Mengingat pentingnya fungsi
manajemen dalam menjamin kelancaran dan keberhasilan pelayanan keperawatan,
maka konsep manajemen keparawatan perlu diwujudkan secara nyata dalam
tatanan praktek guna menjamin efisiensi, efektifitas, dan kualitas pelayanan
keperawatan yang di berikan kepada klien.
Sejalan dengan tingginya tuntutan masyarakat akan kualitas asuhan
pelayanan kesehatan, maka diperlukan upaya peningkatan profesionalisme tenaga

3
keperawatan yang salah satunya adalah pengembangan pendidikan tinggi
keperawatan melalui Program pendidikan D-3 Keperawatan dan Pendidikan
Sarjana Keperawatan dengan tujuan untuk menghasilkan ilmuwan keperawatan
yang siap dan mampu melaksanakan pelayanan keperawatan profesional, baik
sebagai pengelola pelayanan keperawatan maupun pengelola manajemen
keperawatan (Nurhidayah, 2005). Model praktek keperawatan profesional
merupakan suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan
termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan (Hoffart &
Woods, 2004). Salah satu bentuk dari penerapan manajemen profesional adalah
manajemen asuhan keperawatan yang saat ini sudah mulai banyak diterapkan di
Rumah Sakit. Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
merupakan model dari Manajemen Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
yang tujuannya memungkinkan perawat profesional dalam mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan yang dapat menopang pemberian
asuhan tersebut. Pengembangan MPKP merupakan upaya dalam memberdayakan
keperawatan dalam pemberian pelayanan kesehatan, yang disesuaikan dengan visi
dan misi yang diemban oleh masing-masing Rumah Sakit.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sedang menjadi trend
dalam keperawatan Indonesia adalah Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan Modifikasi Primer.
Dalam melaksanakan praktek profesi departemen manajemen, kami mahasiswa
Fakultas Kesehatan Program Studi Ners Universitas Tribhuwana Tunggadewi
mencoba mengidentifikasi dan menganalisis Model Asuhan Keperawatan
Profesional yang ada dan lebih cocok untuk diterapkan dalam pemberian asuhan
keperawatan di Ruang Anyelir RS Islam Gondanglegi Malang.
Mengingat pentingnya fungsi manajemen dalam menjamin kelancaran dan
keberhasilan pelayanan keperawatan, maka konsep manajemen keparawatan perlu
diwujudkan secara nyata dalam tatanan praktek guna menjamin efisiensi,
efektifitas, dan kualitas pelayanan keperawatan yang di berikan kepada klien.

4
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan tahapan pendidikan profesi keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu menggunakan keterampilan manajemen dan kepemimpinan
serta mampu untuk mengidentifikasi dan melaksanakan pelayanan atau asuhan
keperawatan terhadap klien secara menyeluruh melalui manajemen pelayanan
keperawatan dan berupaya memprakarsai perubahan yang efektif dalam sistem
asuhan keperawatan sesuai dengan prinsip manajemen keperawatan profesional.

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mempelajari profil RS Islam Gondanglegi Malang.
2. Mampu melakukan pengkajian terhadap pelaksanaan asuhan
keperawatan yang dilaksanakan di ruang Anyelir RSI Gondanglegi.
3. Mampu menganalisis situasi manajemen di ruang Anyelir RSI
Gondanglegi.
4. Mampu mengidentifikasi kebutuhan dan masalah layanan kesehatan
yang terkait dengan manajemen keperawatan berdasarkan analisa situasi nyata
di Ruang Anyelir RSI Gondanglegi.
5. Mampu menentukan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen
keperawatan bersama pihak rumah sakit.
6. Mampu membuat tujuan dan rencana pemecahan masalah (plan of
action) untuk mengatasi permasalahan yang diprioritaskan.
7. Mengusulkan alternatif pemenuhan kebutuhan dan penyelesaian
masalah yang bersifat teknik operasional bagi ruang Anyelir RSI Gondanglegi.
8. Mampu melaksanakan alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah yang disepakati bersama unit terkait di RSI Gondanglegi.
9. Mampu mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan
proses pada manajemen keperawatan.
10. Mampu merencanakan tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa
upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama dengan
Ruang Anyelir di RSI Gondanglegi.
11. Mampu melaksanakan seminar evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan
manajemen keperawatan di ruang Anyelir RSI Gondanglegi.

5
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi mahasiswa
 Mengaplikasikan dan mengintegrasikan konsep manajemen keperawatan dalam
tatanan praktek klinik dan pengembangan wawasan pengetahuan atau teori
manajemen melalui penerapan fungsi manajemen bangsal.
 Memberikan kesempatan untuk berfikir kritis dalam menganalisa MAKP
(Metode Asuhan Keperawatan Profesional).
 Mengaplikasikan metode supervisi klinis dalam praktek manajemen
keperawatan.
 Memberikan pengalaman pada mahasiswa dalam bidang manajemen.
1.3.2 Bagi ruangan atau institusi rumah sakit
 Dapat dijadikan sebagai sarana dukungan, masukan atau pengembangan fungsi
manajemen ruangan guna mempertahankan dan peningkatan kualitas
pelayanan rumah sakit pada umumnya.
1.3.3 Bagi Institusi Pendidikan
 Mengembangkan teori manajemen di dunia klinik
 Mendidik mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang di ajarkan pada preklinik
untuk menerapkan di klinik.

Anda mungkin juga menyukai