Anda di halaman 1dari 28

MODUL 7

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1. PROFIL KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR

A.    Landasan Pengembangan Kompetensi Guru SD

1.      Apa yang dimaksud dengan kompetensi

Kompetensi dapat disamakan dengan suatu tindakan cerdas dan bertanggung jawab yang
ditunjukkan oleh seseorang sebagai bukti bahawa ia memang kompeten dalam bidang tersebut.
Tindakan cerdas dan bertanggung jawab tersebut hanya dapat ditunjukkan oleh seseorang jika ia
memiliki ilmu atau pengetahuan yang mantap, keterampilan yang memadai serta sikap yang
memungkinkan yang menunjukkan tidakan tersebut secara cerdas.

2.      Proses Pengembangan Standar Kompetensi

Dengan pesatnya perkembangan diberbagai bidang guru dituntut untuk mampu menghasilkan
lulusan yang mampu bersaing dan mampu menghadapi berbagai tantangan. Sebagaimana halnya
dengan standar kompetensi dibidang profesi lainnya, standar kompetensi guru SD di
kembangkan dengan mengacu kepada hal-hal berikut.

1.   Ketetapan perundang-undangan yang terkait dengan guru SD seperti UU No.20/2003 tentang


Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen, dan PP No.15/2005
tentang Standar Nasional Pendidikan

2.      Tugas pokok dan fungsi (tupoksi) guru SD.

3.  Berbagai asumsi dan landasan program berupa pernyataan-pernyataan yang dianggap benar
berdasarkan dugaan ahli, penelitian, dan nilai-nilai yang dianut oleh bangsa Indonesia

4.      Kompetensi guru SD ynag sudah pernah ada seperti 10 kompetensi guru lulusan SPG

B.     Profil Kompetensi Guru SD

Dalam SKGK-SD/MI, Standar kompetensi dirumuskan dalam 4 rumpun kompetensi yaitu:

1.      Kemampuan mengenal peserta didik secara mendalam

2.      Penguasaan bidang studi

3.      Kemampuan penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik

4.      Kemampuan mengembangkan kemampuan professional secra berkelanjutan


Sementara itu, dalam Permen No. 16/2007, Standar Kompetensi Guru SD/MI dorumuskan
menjadi 24 kompetensi inti yang dikelompokkan berdasarkan kompetensi agen
pemeblajaranyang terdapat dalam peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (PP No.19/2005, tentang SNP). Kompetensi sebagai agen pembelajaran
terdiri dari:

1.      Kompetensi Pedagogik

2.      Kompetensi Kepribadian

3.      Kompetensi Profesional

4.      Kompetensi Sosial

Pengelompokan kompetensi dalam permen No. 16/2007 yang mengambil PP No. 19/2005
tampaknya lebih mengacu pada teori bukan pada tugas-tugas nyata seorag guru di  lapangan.
Standar kompetensi guru SD/MI terdapat dalan dua dokumen yaitu bukuStandar Kompetensi
guru kelas SD/MI lulusan S1 PGSD Tahun 2006 dan Peraturan Menteri Pendiidkan Nasional No.
16/2007.

Dari dua dokumen tersebut dapat diidentifikasi standar kompetensi guru kelas SD/MI lulusan S1
PGSD, yang terdiri dari 30 kompetensi. Ke 30 kompetensi itu yang merupakan integrasi dari
kompetensi yang terdapat dalam kedua dokumen tersebut.

Semua komopetensi guru SD tercermin secara integrative dalam kinerja guru, baik ketika
merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, mauoun ketika menilai proses dan hasil belajar
siswa. Kompetensi lulusan s1 PGSD mempunyai kelebihan dibandingkan kompetensi lulusan D
II PGSD. Kelebihan tersebut antara lain terletak pada kemampuan memoerbaiki pembelajaran
melalui PTK, kemampuan berperan serta dalam kegiatan pendidikan ditingkat lokal, regional,
nasional, dan global, kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi baik untuk
kepentingan pembelajaran maupun untutk mengembangkan wawasan.

C.    Indikator Penguasaan Kompetensi Guru SD

Penguasaan kompetensi harus diakses dengan prosedur dan instrument yang sesuai dengan
hakikat kompetensi. Penguasaan akademik yang merupakan kawasan kognitif dapat diakses
dengantes, baik tes objektif maupun tes uraian. Ketrampilan dapat diakses melalui pengamatan
unjuk kerja seperti pidato, menunjukkan ketrampilan dasar mengajar, sedangka sikap dan nilai
harus di akses melalui pengamatan dalam kontek otentik akhirnya, unjuk kerja professional
seperti kemampuan mengajar diakses melalui pengamatan dengan menggunakan instrument
seperti APKG.

Contoh-contoh indicator penguasaan kompetensi dapat dijadikan acuan oleh mahasiswa/Guru


SD untuk menilai statusnya dalam penguasaan kompetensi tertentu. Pengetahuan mengenai
kompetensi, asesmen kompetensi, dan indicator dapat dimanfaatkan oleh para guru SD ketika
melaksanakan tugas sebagai seorang guru ketika mengembangkan indicator keberhasilan dan
melakukan asesmen penguasaan kompetensi.

KEGIATAN BELAJAR 2. FORUM PENINGKATAN PROFESIONALITAS GURU

A.    Peningkatan Profesionalitas Guru

Kompetensi pengingkatan profesionalitas secara berkelanjutan dapat dijabarkan menjadi


beberapa kompetensi, salah satu diantaranya adalah mampu memperbaiki pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk meningkatkan profesionalitas dalam hal ini, jabaran
kompetensi dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan pengalamn belajar atau kegiatan yang
dapat dilakukan oleh guru beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1.      Melakukan refleksi

2.      Berkolaborasi dengan teman sejawat

3.      Mengomunikasikan hasil-hasil PTK melalui berbagai media

4.      Mengikuti perkembangan dunia pendidikan

5.      Mengikuti berbagai kegiatan ilmiah

6.      Berperan serta dalam berbagai kegiatan pendidikan

7.      Mengikuti perkembangan ilmu dalam 5 mata pelajaran SD

8.      Mengikuti berbagai kegiatan guru

B.     Berbagai Wadah Profesionalitas Guru

Ada berbagai wadah atau forum yang meyediakan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan
profesionalitas seperti KKG, LPMP, Klinik Pembelajaran, LPTK, PGRI, Kursus-Kursus.

1.      Kelompok Kerja Guru (KKG)


Kelompok Kerja Guru merupakan forum bagi guru SD untuk mengikuti berbagai kegiatan dan
untuk meningkatkan profesionalitas guru. Kegiatan kkg seyogyanya tidak hanya menyangkut
kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan perangkat pembelajarn, tetapi juga kegiatan yang
berkaitan dengan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan perluasan wawasan.
KKG bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru melalui arena bertukar pikiran
pengalaman dan informasi sehingga para guru dapat berkembang menjadi guru yang profesional
yang mampu meningkatkan kreativitas dan efektivitas dalam mengelola pembelajaran sehingga
mampu menemukan atau menciptakan inovasi dalam pembelajaran.

2.      Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP)

lembaga penjaminan mutu pendidikan merupakan lembaga yang berkedudukan di tingkat


provinsi dan berfungsi untuk membantu Pemerintah Daerah dalam bentuk supervisi bimbingan,
arahan, saran dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan
nonformal dalam berbagai upaya penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar
nasional pendidikan. dalam menjalankan fungsinya LPMP menyelenggarakan berbagai kegiatan
pengembangan dan pelatihan yang dapat dimanfaatkan oleh guru SD untuk mengembangkan
profesionalitas

3.      Klinik Pembelajaran (KP)

Klinik pembelajaran KB merupakan forum berbagi masalah gagasan pengalaman antara para
guru calon guru dan dosen lptk kegiatan berbagi pengalaman ini dilakukan melalui komunikasi
dijalan sebentar klinik pembelajaran dan melalui komunikasi online yang terbuka bagi semua
guru.

4.      Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK)

lembaga pendidikan tenaga kependidikan LPTK menyediakan program Sarjana (S1),


Pascasarjana (S2), serta program Doktor (S3) bagi para guru untuk meningkatkan kualifikasi
akademik di samping itu LPTK juga mempunyai fasilitas dan dosen yang dapat membantu guru
SD meningkatkan profesionalitasnya.

5.      Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) merupakan organisasi profesi yang memperjuangkan
hak kesejahteraan serta peningkatan profesionalitas para anggotanya dalam hal ini berbagai
kegiatan yang diselenggarakan oleh PGRI dapat diikuti oleh para guru untuk meningkatkan
profesionalitas.

6.      Kursus-Kursus
Sebagai seorang guru yang diharapkan mempunyai akses yang luas ke sekedar informasi tentu
Anda diharapkan menguasai teknologi informasi dan komunikasi tersebut jika ada guru yang
memang belum melek teknologi seyogyanya guru tersebut mengikuti kursus computer, sehingga
dapat menggunakan keterampilan yang diperoleh untuk mengakses berbagai informasi dan
mengkomunikasikannya. Tidak diragukan lagi bahwa penguasaan keterampilan komputer akan
membantu guru untuk meningkatkan profesionalitas nya melalui informasi yang dapat diakses
dari internet.

C.      MEMILIH WADAH PENINGKATAN PROFESIONALITAS

Berdasarkan pertimbangan ini, forum dapat dipilah menjadi lima jenis berikut:

1.         Wadah yang menyelenggarakan kegiatan yang pesertanya sudah ditetapkan terlebih


dahulu seperti LPMP.

2.         Wadah yang menyelenggarakan program yang dapat diikuti oleh mereka yan memenuhi
syarat tertentu, tetapi juga mempunyai program kegiatan yang dapat diikuti oleh semua guru
yang berminat. Wadah seperti ini adalah LPTK yang menawarkan Program S1 PGSD, S2 dan S3
Pendidikan Dasar.

3.         Wadah yang mempunyai anggota khusus dan program kegiatannya wajib diikuti oleh
setiap anggota, yaitu KKG

4.         Wadah dengan program terbuka bagi semua guru, seperti Klinik Pembelajaran dan PGRI

5.         Wadah dengan program terbuka untuk umum, yaitu kursus-kursus.


MODUL 8

KURIKULUM SEKOLAH DASAR

A.    KEDUDUKAN KURIKULUM DALAM PENDIDIKAN

   Pendidikan di sekolah dikenal dengan istilah pendidikan formal karena semua aspek dalam
pendidikan di sekolah ditata secara formal. Menurut Sukmadinata (2005: 2) salah satu
karakteristik pendidikan formal adalah bahwa pendidikan di sekolah memiliki rancangan
pendidikan atau kurikulum tertulis.

     Dengan adanya rancangan atau kurikulum secara tertulis pendidikan di sekolah berlangsung
secara terencana, sistematis, dan lebih didasari karakteristik pendidikan formal tersebut
menunjukkan bahwa kurikulum merupakan syarat mutlak bagi terjadinya pendidikan di sekolah

       Kurikulum merupakan panduan yang memberikan jawaban atas pertanyaan untuk apa
pendidikan dilakukan apa yang disampaikan dalam proses pendidikan bagaimana pendidikan
akan dilaksanakan serta Bagaimana mengukur hasil dan proses pendidikan

     Hal ini sesuai dengan pengertian kurikulum yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Butir 19 yang menyatakan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

B.     PRINSIP-PRINSIP DASAR DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM

Agar kurikulum yang dikembangkan benar-benar membantu peserta didik dalam mencapai
tujuan pendidikan pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum. Secara umum, terdapat beberapa prinsip yang harus kita perhatikan
dalam mengembangkan kurikulum, Sukmadinata mengemukakan empat prinsip pengembangan
kurikulum yaitu relevansi, fleksibilitas, efisiensi, efektivitas, dan prinsip berkesinambungan.

1.      Prinsip Relevansi

Prinsip relevansi sesuai dengan arti katanya prinsip ini menuntut kurikulum sesuai dengan
tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik dan perkembangan masyarakat berkenaan
dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan peserta didik kurikulum SD dituntut untuk sesuai
dengan tugas perkembangan peserta didik usia SD serta sesuai dengan proses belajar peserta
didik SD sementara itu berkenaan dengan tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat
kurikulum juga harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti dan
beradaptasi dengan perkembangan masyarakat.

2.      Prinsip Efektivitas
Prinsip efektivitas prinsip efektivitas dalam pengembangan kurikulum mengacu pada sejauh
mana kurikulum yang dirancang dapat diimplementasikan atau dilaksanakan dan dicapai di
sekolah.

3.      Prinsip Efisiensi

Makna efisiensi secara umum makna efisiensi berkenaan dengan penggunaan sumber daya
dalam rangka pencapaian tujuan dan menerapkan prinsip ini dalam pengembangan kurikulum
kurikulum yang dirancang dapat dilaksanakan dengan lancar dan optimal.

4.      Prinsip Fleksibilitas

Prinsip fleksibilitas penerapan prinsip fleksibilitas dalam pengembangan kurikulum menurut


kurikulum dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah tempat kurikulum
diimplementasikan.

5.      Prinsip berkesinambungan

Prinsip berkesinambungan prinsip ini didasarkan pada pandangan bahwa perkembangan dan
proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan. Oleh karena itu kurikulum yang
dikembangkan neneknya berkesinambungan antara 1 tingkatan kelas dengan kelas berikutnya
antara suatu jenjang pendidikan dengan jenjang pendidikan berikutnya.

C.     STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DAN KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN


SD

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian akhlak
mulia dan keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lanjut. Khusus untuk
jenjang Sekolah Dasar sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 Tahun
2006 tentang standar kompetensi kelulusan pada satuan pendidikan dasar dan menengah setelah
menyelesaikan pendidikan di jenjang SD siswa.

Berkenaan dengan penguasaan peserta didik terhadap standar kompetensi lulusan dan penekanan
pada tahun dengan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung,
serta kemampuan berkomunikasi, maka kurikulum dan pembelajaran dikembangkan di SD 
hendaknya ditekankan pada pembentukan hal-hal berikut.

      1.      Kemelekwacaan (literacy)

      2.      Kemampuan berkomunikasi

      3.      Kemampuan memecahkan masalah (problem solving)

      4.      Kemampuan bernalar (reasoning)


Standar kompetensi lulusan SD tersebut dikuasai peserta didik melalui pembelajaran berbagai
mata pelajara. Oleh karena itu standar kompetensi lulusan tersebut kemudian dijabarkan ke
dalam standar kompetensi lulusan mata pelajaran. Guru SD merupakan guru kelas yang
mempunyai tugas utama mengajar 5 mata pelajaran yaitu mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS).

1.      Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan 

Secara umum peran utama Pendidikan Kewarganegaraan (PKN) adalah memperkuat dasar-dasar


kewarganegaraan Indonesia dalam konteks negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
sekaligus menyiapkan warga negara yang menjadi warga negara global yang siap bersaing dan
bekerja sama namun tetap berpijak pada ke-indonesiaan.

2.      Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Mata pelajaran Bahasa Indonesia pada dasarnya diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
peserta didik dalam menggunakan Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi baik secara formal
maupun informal.

3.      Mata Pelajaran Matematika

Pada dasarnya konsep-konsep matematika adalah relasi-relasi. Mempelajari matematika berarti


belajar menemukan atau mengkonstruksi relasi itu, merumuskannya, menentukan hubungan
antara konsep-konsep itu, menyusunnya dalam suatu struktur, mengembangkannya, dan
menggunakannya dalam penyelesaian masalah.

4.      Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

IPA adalah pengetahuan tentang gejala alam yang dapat mengidentifikasikan sebagai: cara
berpikir untuk memahami alam semesta, cara melakukan investigasi, dan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan dari penyelidikan.

5.      Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

IPS memiliki kekhasan dibandingkan dengan mata pelajaran lain sebagai pendidikan disiplin
ilmu yakni kajian yang bersifat terpadu, interdisipliner, multidimensional, bahkan cross
disipliner.

KEGIATAN BELAJAR 2. KARAKTERISTIK MATA PELAJARAN DI SEKOLAH


DASAR

A.    Hakikat KTSP
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kurikulum yang bersifat desentralistik
karena dikembangkan oleh satuan pendidikan. Meskipun ktsp bersifat desentralistik, kurikulum
yang dikembangkan satuan pendidikan harus mengacu pada standar kompetensi lulusan dan
standar isi yang telah ditetapkan secara nasional oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP).

KTSP terdiri atas dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

1.      Tujuan Pendidikan SD

Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan pengetahuan kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2.      Struktur Dan Muatan Kurikulum SD

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran. Aspek-aspek yang harus tercantum dalam struktur dan
muatan kurikulum mencakup Mata Pelajaran, Muatan Lokal, Pengembangan Diri, Pengaturan
Beban Belajar, Ketuntasan Belajar, Kenaikan Kelas dan Kelulusan, Pendidikan Kecakapan
Hidup, serta Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global.

3.      kalender pendidikan SD

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.

4.      Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok ada pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indicator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

B.     Latar Belakang KTSP

Pengembangan kurikulum oleh satuan pendidikan atau KTSP merupakan realisasi dari kebijakan
pemerintah dengan diberlakukannya UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang berkenaan dengan wewenang pengembangan pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan.

Landasan filosofis dan teoritis yang melatarbelakangi perkembangan KTSP adalah:

1.      Kurikulum harus dimulai dari lingkungan terdekat


2.      Kurikulum harus mampu melayani pencapaian tujuan pendidikan nasional dan satuan
pendidikan, serta

3.      Proses pengembangan kurikulum harus bersifat fleksibel.

C.    Prosedur Pengembangan KTSP

Langkah pertama yang harus dilakukan dalam penyusunan KTSP adalah analisis konteks yang
mencakup kegiatan berikut.

1.      Mengidentifikasi standar isi dan standar kompetensi lulusan sebagai acuan dalam
penyusunan KTSP

2.      Menganalisis kondisi yang ada di satuan pendidikan yang meliputi peserta didik pendidik
dan tenaga kependidikan sarana dan prasarana biaya serta program-program

3.      Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat serta lingkungan sekitar,
komite sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi profesi dunia industri dan dunia
kerja, sumber daya alam serta sosial budaya.

Hasil analisis konteks tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam kemampuan yang harus
dimiliki peserta didik serta strategi dan implementasi kurikulum. Langkah berikutnya adalah
menyusun silabus silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata
pelajaran atau tema tertentu silabus disusun untuk seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk
mata pelajaran atau tema telah na penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidikan.

Menurut BSNP pengembangan silabus hendak memperhatikan berbagai prinsip berikut.

1.      Ilmiah

2.      Relevan

3.      Sistematis

4.      Konsisten

5.      Memadai

6.      Aktual dan kontekstual

7.      Flexible

8.      Menyeluruh
Berdasarkan Peraturan Mendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, pelaksanaan
kurikulum di sekolah hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut.

1.      Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi perkembangan dan kondisi peserta didik.

2.      Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar.

3.      Pelaksanaan kurikulum mungkinkan peserta didik mendapat pelayanan bersifat perbaikan,


pengayaan, dan/atau percepatan.

4.      Kurikulum dimaksudkan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling
menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat dengan prinsip Ing Ngarso Sung Tuladha,
Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani.

5.      Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multi strategi dan multimedia

6.      Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam sosial dan budaya


kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran muatan lokal dan
pengembangan diri diselenggarakan dengan keseimbangan keterkaitan dan kesinambungan yang
cocok dan memakai antar kelas dan jenis serta bidang pendidikan.

D.    Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Pengembangan KTSP

Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP pada SD adalah

1.      Tim penyusun yang terdiri atas guru, konselor, dan kepala sekolah

2.      Komite sekolah

3.      Narasumber (ahli kurikulum dan pembelajaran)

4.      Dinas pendidikan

5.      Serta pihak lain yang terkait.


MODUL 9

BAHAN BELAJAR SEKOLAH DASAR

KB 1: POTRET BAHAN AJAR

A.           BENTUK BAHAN AJAR

Bahan ajar berisi konten-tertulis, melalui media atau difasilitasi guru, yang digunakan siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan. Berbagai contoh bahan
ajar adalah:

1.    Buku teks, biasanya merupakan buku pegangan bagi guru dan siswa.

2.    Media taktil (manupulatives), adalah bahan yang digunakan dalam mempelajari suatu
konsep, seperti pasir yang digunakan untuk membuktikan rumus volume tabung.

3.    Progam audio, adalah bahan ajar yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan
mendengar para siswa.

4.    Program video, adalah bahan ajar yang menyajikan demonstrasi atau stimulasi dari suatu
konsep.

5.    Lembar kerja siswa, merupakan lembaran panduan yang digunakan oleh siswa baik secara
individual atau kelompok untuk mengerjakan suatu tugas dari guru.

6.    Handsout, adalah lembaran lepas yang berisi materi pelajaran yang dibagikan kepada siswa.
Contohnya bahan seminar yang berisi materi yang ditayangkan kepada peserta seminar.

7.    Surat kabar, majalah, internet, yaitu bahan ajar yang berupa artikel-artil.

B.            BAHAN AJAR YANG DIGUNAKAN DI SEKOLAH

Bahan ajar yang sering digunakan guru adalah buku teks dan LKS atau buku kerja siswa. Secara
umum, buku teks sebagai bahan ajar hendaknya mengandung komponen-komponen tujuan
pembelajaran, uraian materi dan evaluasi. Sedangkan komponen yang ada dalam LKS,
hendaknya berisi komponen tujuan, materi/sumber, waktu, cara kerja, hasil yang diharapkan dan
tindak lanjut.

Sementara itu, ada kelemahan bahan ajar yang digunakan di SD, diantaranya adalah salah
konsep, tidak memadainya cakupan materi yang disajikan, penggunaan ilustrasi yang kurang
tepat, penyajian evaluasi yang tidak sesuai dengan aturan pengembangan alat evaluasi, dan
penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
KB 2 : PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI SD

Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan melalui dua cara, yaiitu:

1.    Penulisan sendiri. Dengan menulis sendiri, guru dapat menyediakan bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik siswa yang dihadapainya serta kondisi lingkungan. Tetapi guru dituntut
untuk memiliki keterampilan dan pengalaman dalalm menulis bahan ajar serta waktu dan sumber
belajar yang tersedia.

2.    Penggunaan bahan ajar yang sudah tersedia. Dalam hal ini, guru tinggal menggunakan bahan
ajar yang ada. Tetapi tidak semua bahan ajar yang ada sesuai dengan karakteristik siswa yang
dihadapi guru serta kondisi linbgkungan.

A.           PENULISAN BAHAN AJAR

Langkah yang dapat dilakukan guru dalam menulis bahan ajar adalah:

1.    Merumuskan tujuan pembelajaran. Merupakan penjabaran dari standar kompetensi dan


kompetensi dasar.

2.    Menyajikan materi pelajaran, Materinya berdasarkan tujuan pembelajaran dan hendaknya


sesuai dengan karakteristik dan pengetahuan awal siswa, serta sarana dan prasarana yang ada.
Disamping itu, uraian materi juga mencakup ilustrasi (gambar, table, grafik atau contoh) dan
tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa.

3.    Mengembangkan evaluasi. Komponen evaluasi dikembangkan untuk mengetahui tingkat


penguasaan siswa terhadap materi yang telah disajikan.

B.            PENGGUNAAN BAHAN AJAR YANG SUDAH TERSEDIA

Ada beberapa kriteria yang dijadikan pedoman dalam memilih bahan ajar, antara lain:

1.    Menurut Depdiknas (2004)

Ø Kriteria filosofi, berkenaan dengan pencapaian tujuan pendidikan

Ø Kriteria psiko-pedagogis, berkenaan dengan teori dan asumsi tentang proses terjadinya belajar
pada seseorang.

2.    Dick, Carey (2001)

Ø Kriteria yang berpusat pada tujuan, memusatkan perhatian pada isi pembelajaran.

Ø Kriteria yang berkenan dengan siswa, kesesuaian bahan ajar dengan kelompok target
pengguna bahan ajar tersebut.
Ø Kriteria yang berpusat pada konteks, berkenaan dengan kesesuaian bahan ajar yang dipilih
dengan konteks pembelajaran.

Ø Kriteria yang berpusat pada proses belajar, berkenaan dengan ketepatan penyajian isi bahan
ajar.

3.    Onrnstein (1990)

Ø Tujuan (objective)

Ø Keterbacaan (readability)

Ø Kegunaan (utility)

Ø Kognisi (cognition)

Ø Cakupan materi (content coverage)

Ø Audio-visual

Ø Teori belajar ( learning theory)

Ø Karakteristik fisik (physical characteristics)


MODUL 10

POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KB 1. POTRET PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

A.    SARANA PRASARANA DAN KETERJANGKAUAN WILAYAH

Kendala proses belajar mengajar yang selama ini ditemukan adalah kurang memadainya sarana
dan prasarana penunjang yang ada. Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu
komponen yang menunjang keberhasilan atau ketercapaian tujuan pendidikan. Bagi yang
mengajar di daerah geografis terpencil sarana prasarana kurang mendukung sehingga yang
materi yang disampaikan adalah kenyataan yang ditemukan setiap hari. Bagi yang mengajar di
daerah yang telah dilengkapi dengan sarana prasarana maka akan lebih mudah dan maju.

Yang menjadi sumber terbatasnya sarana dan prasarana bagi suatu sekolah, yaitu:

1.       Letak geografis yang jauh sehingga untuk menjangkaunya diperlukan waktu dan alat
transportasi yang memadai,

2.       Kurangnya sinkron informasi antar instansi yang terkait,

3.       Sarana yang ada tidak mampu menampung banyaknya jumlah siswa,

4.       Kurangnya motivasi usia produktif untuk bersekolah karena kombinasi keterbatasan


sarana, dukungan keluarga dan keramahan alam.

B.    METODE PEMBELAJARAN

Ada beberapa alasan banyak guru belum kompeten yaitu

1.     Guru belum menguasai bahan ketika belajar atau kuliah dan guru mengajarkan yang bukan
bidangnya,

2.     Banyak guru yang dalam mengajar hanya menggunakan model yang sama, mereka kurang
menguasai berbagai model pembelajaran yang sesuai perkembangan anak didik dan sesuai teori
pendidikan yang baru.

C.    KETIDAKMERATAAN JUMLAH GURU

Perbandingan antara guru yang mengajar di daerah terpencil dengan guru yang mengajar di kota
sangat jauh. Dari segi kuantitas, jumlah guru sebetulnya telah memadai, tetapi sisi pemerataan
dan kualitasnya belum sesuai.

 
 

KB 2. PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN YANG DITERAPKAN DI SEKOLAH DASAR

A.    PEBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran Konstekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan anatara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan anatar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.

Pembelajaran Konstektual adalah salah satu strategi pembelajaran yang berhubungan dengan :

1.     Fenomena kehidupan sosial masyarakat, bahasa, lingkungan hidup, harapan dan cita
tumbuh.

2.     Fenomena dunia pengalaman dan pengetahuan murid.

3.     Kelas sebagai fenomena sosial.

Pembelajaran Konstekstual melibatkan 7  komponen utama pembelajaran efektif yaitu :

1.     Konstruktivisme( constructivism)

2.     Bertanya (questioning)

3.     Menemukan (inquiry)

4.     Masyarakat belajar (learning community)

5.     Pemodelan (modeling)

6.     Penilaian sebenarnya (authentic assessment)

Pembelajaran ini menekankan pada daya pikir yang tinggi, transfer ilmu pengetahuan,
mengumpulkandan menganalisis data, memecahkan masalah tertentu dengan baik secara
individu maupun kelompok.

B.    PEMBELAJARAN PAKEM

PAKEM merupakan salah satu strategi pembelajaran yang didefinisikan sebagai pembelajaran
yang partisipatif, aktif,kreatif, efektif, dan menyenangkan. PAKEM berusaha memfasilitasi siswa
agar lebih banyak mengalami belajarb bersama dengan berbagai karakter manusia sehingga
siswa lebih siap terjun ke masyarakat.
PAKEM dalam perspektif guru adalah, guru aktif memantau kegiatan belajar siswa, memberi
umpan balik, mengajukan pertanyaan yang menantang, dan mempertanyakan gagasan siswa.
Kreatif mengembangkan kegiatan yang beragam, dan membuat alat bantu belajar
sederhana.  Efektif, sehingga pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran,
dan menyenangkan ,yaitu anak tidak takut salah, tidak takut ditertawakan, dan tidak dianggap
sepele.

PAKEM dalam perspektif siswa adalah siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan, kreatif,


merancang / membuat sesuatu, dan menulis / mengarang, efektif, menguasai ketrampilan yang
diperlukan, dan menyenangkan sehingga siswa berani mencoba / berbuat , berani bertanya,
berani mengemukakan pendapat.

Dalam menata ruangan kelas, hendaknya dibuat menarik. Misalnya dengan memajang berbagai
hasil karya siswa, berbagai sumber belajar yang dapat membuat suasana kelas menyenangkan,
Aktivitas mental siswa merupakan hal yang lebih penting untuk dilatih dari pada aktivitas
fisik,  Aktivitas semacam ini muncul jika suasana belajar berlangsung dengan nyaman, sehingga
siswa bebas dari rasa takut ditertawakan, diabaikan, atau dimarahi oleh guru.

C.    PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN KOLABORATIF

Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif merupakan suatu model pembelajaran yang
mengutamakan adanya kelompok-kelompok yang bersifat heterogen (kemampuan, suku dan
budaya, serta jenis kelamin). Model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif mengutamakan
kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini, siswa diajak
untuk mencoba menyelami karakteristik kehidupan yang heterogen dengan berbagai macam
perbedaan karakter yang ada.

Menurut Nur (http://www.duniaguru.com) semua model pembelajaran, termasuk kooperatif dan


kolaboratif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur penghargaan
yang berbeda antara model pembelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif dan kolaboratif
adalah hasil belajar akademik siswa meningkat, dan siswa dapat menerima berbagai keragaman
dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

Model pembelajaran ini didasarkan pada teori konstruktivisme yang dikembangkan Vygotsky
(sosial dan emosional) yang menyimpulkan bahwa siswa mengonstruksi pengetahuan atau
menciptakan makna atas dasar pemikiran dan hasil interaksi dalam sustu konteks sosial.
Pembelajaran yang dilaksanakan pada dasarnya merupakan aktivitas mengaktifkan,
menyentuhkan, mempertautkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan membentuk pemahaman
melalui penciptaan kegiatan, pembangkitan penghayatan, internalisasi, proses penemuan
jawaban pertanyaan, dan rekonstruksi pemahaman melalui refleksi yang berlangsung secara
dinamis, atas dasar keberagaman pemikiran sebagai wujud nyata perbedaan yang ada di antara
para siswa.
Perhatikan ilustrasi berikut!

Ilustrasi:

Pak Gun adalah guru kelas 6 di sebuah SD di daerah yang mata pencaharian penduduknya
adalah menyadap nira kelapa kemudian diproses menjadi gula jawa. Jumlah siswa kelas 6 yang
diajar pak Gun berjumlah 25 siswa. Suatu ketika, dalam mata pelajaran IPS, Pak Gun
mengajarkan materi sumber daya alam dan rangkaian kegiatan ekonomi. Aktivitas
pembelajaran yang dipilih adalah dengan menugaskan secara kelompok, yang masing-masing
terdiri atas 5 siswa, untuk mengidentifikasi siklus perekonomian yang menjadi mata rantai di
desa mereka selama satu minggu. Dari 5 kelompok yang terbentuk, Pak Gun memberikan tugas
yang berbeda. Kelompok 1-2 diberi tugas mendeskripsikan manfaat industri pengolahan gula
jawa dalam menciptakan lapangan pekerjaan masyarakat. Kelompok 3-4 diberi tugas untuk
mengevaluasi harga gula jawa di tingkat perorangan, tengkulak, dan harga pasaran. Sementara
kelompok 5 diberi tugas untuk melihat risiko yang dihadapi penyadap ketika melakukan aktivitas
keseharian di musim hujan. Dalam paparan tiap kelompok, masing-masing kelompok
mengajukan argumen masing-masing ada yang pro dan ada yang kontra. Kelompok 3
menganggap bahwa tengkulak menjadi sumber malapetaka yang memainkan harga hula jawa,
sedangkan kelompok 4 berpendapat bahwa tengkulak justru membantu memudahkan para
warga menjual gula jawa hasil olahannya. Pak Gun memberikan ulasan yang sangat positif
bahwa semua hasil pendeskripsian yang mereka sampaikan benar. Pak Gun justru senang
dengan adanya perbedaan pendapat antara siswa. Pak Gun kemudian menyimpulkan bahwa
terdapat sisi positif dan negatif adanya tengkulak bagi penyadap nira. Selain mendapatkan
keuntungan yang kecilkarena sudah dililit sistem ijon, mereka tidak ada piliha lain karena
memang itulah mata pencaharian yang layak untuk mereka dengan kondisi desa yang berbukit-
bukit, tanah pertanian memang tidak bersahabat.

Terdapat lima langkah yang telah dilakukan Pak Gun dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif dan kolaboratif:

1.     Pembelajaran berbasis masalah, karena di awal pembelajaran siswa diminta mengobservasi


suatu fenomena terlebih dahulu dam siswa diminta untuk mencatat permasalahan yang muncul,
yaitu mata rantai kehidupan para penyadap nira kelapa. Dalam hal ini Pak Gun merangsang
siswa untuk berpikir kritis dalam memecahkan masalah yang ada serta mengarahkan siswa
bertanya, membuktikan asumsi, dan mendengarkan perspektif yang berbeda dengan mereka.

2.     Pemanfaatan lingkungan siswa untuk memperoleh pengalaman belajar, karena Pak Gun
memberikan penugasan yang dapat dilakukan dari berbagai sudut pandang dalam konteks
kehidupan para penyadap nira kelapa di lingkungan tempat tinggal, yaitu bagaimana para
masyarakat dihadapkan pada pilihan pekerjaan menjadi penyadap nira dan permasalahan yang
menyertainya.
3.     Pemberian aktivitas kelompok, karena aktivitas belajar yang dilakukan oleh anak secara
berkelompok selama satu minggu untuk menyelesaikan tugas yang diberikan Pak Gun dapat
memperluas perspektif serta membangun interpersonal untuk berhubungan dengan orang lain.
Pak Gun membagi siswa menjadi 5 kelompok merupakan strategi yang tepat untuk
mengefektifkan hasil yang diharapkan.

4.     Pembuatan aktivitas belajar mandiri, karena Pak Gun secara tidak langsung telah
mengarahkan para siswa untuk mencari, menganalisis dan menggunakan informasi dengan
sedikit atau bahkan tanpa bantuan guru. Hal ini sesuai dengan pembelajaran kontekstual yaitu
siswa harus mengidentifikasi masalah yang menjadi penugasan, menyediakan waktu yang cukup,
menyusun refleksi, serta berusaha tanpa meminta bantuan guru supaya dapat melakukan proses
pembelajaran secara manduru bersama kelompoknya (independent learning).

5.     Penerapan penilaian autentik, karena yang dilakukan Pak Gun di akhir pembelajaran sudah
membantu siswa untuk menerapkan informasi akademik dan kecakapan yang telah diperoleh
pada situasi nyata untuk tujuan tertentu sehingga dapat membantu siswa untuk menunjukkan apa
yang telah mereka pelajari.

Hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan pembelajaran yang efektif, yaitu mempersiapkan
dalam bentuk analisis masalah di lingkungan sekitar yang disesuaikan dengan silabus, kemudian
mengidentifikasi kompetensi yang akan dicapai untuk memilih model pembelajaran yang tepat.
Selain itu, guru harus memberikan penghargaan kepada siswa.
MODUL 11

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

KEGIATAN BELAJAR 1 HAKIKAT DAN POTRET EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH DASAR

A. HAKIKAT EVALUASI PROGRAM DAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN  

Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin (2008: 3– 4) ada dua istilah, yaitu

“program” dapat diartikan sebagai “rencana”. Jika seorang siswa ditanya oleh guru, apa

 programnya setelah lulus dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah yang diikuti, maka arti

“program” dalam kalimat tersebut

 adalah rencana atau rancangan kegiatan yang akan dilakukansetelah lulus. Rencana ini mungkin
berupa keinginan untuk melanjutkan ke pendidikan yanglebih tinggi, mencari pekerjaan,
membantu orang tua dalam membina usaha, atau mungkin juga belum menenukan program
apapun.

Apabila program ini langsung dikaitkan dengan evaluasi progam, maka programdidefinisikan
sebagai satu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atauimplementasi dari suatu
kebijakan, berlangsung dalam program yang berkesinambungan, danterjadi dalam suatu
organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Dalam pengertian tersebutada empat unsur pokok
untuk dapat dikategorikan sebagai program, yaitu:

1.

Kegiatan yang direncanakan atau dirancang dengan seksama. Bukan asal rancangan,
tetapirancangan kegiatan yang disusun dengan pemikiran yang cerdas dan cermat,

2.

Kegiatan tersebut berlangsung secara berkelanjutan dari satu kegiatan ke kegiatan yang
lain.Dengan kata lain ada keterkaitan antar kegiatan sebelum dengan kegiatan sesudahnya,
 

3.

Kegiatan tersebut berlangsung dalam sebuah organisasi, baik organisasi formal


maupunorganisasi non formal bukan kegiatan individual,

4.

Kegiatan tersebut dalam implementasi atau pelaksanaanya melibatkan banyak orang,


bukankegiatan yang dilakukan oleh perorangan tanpa ada kaitannya dengan kegiatan orang lain.

Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baikmemerlukan
perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaanya melibatkan berbagai orang, baik guru
maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengankegiatan
pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang padaakhirnya untuk
mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam organisasi.Agar
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, maka perlu kiranya dibuat suatu program
pembelajaran. Menurut menurut Sudarwan Danim (2007: 12 -13, Program pembelajaran yang
biasa disebut juga dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)merupakan panduan bagi
guru atau pengajar dalam melaksanakan pembelajaran. Program pembelajaran yang dibuat oleh
guru tidak selamanya bisa efektif dan dapat dilaksanakan dengan baik, oleh karena itulah agar
program pembelajaran yang telah dibuat yang memiliki kelemahantidak terjadi lagi pada
program pembelajaran berikutnya, maka perlu diadakan evaluasi program pembelajaran.

Evaluasi program

 adalah pendekatan formal yang digunakan untuk menilaikebijakan pekerjaan/program


tertentu.Sebagai suatu pendekatan formal yang sistematis,evaluasi program sering disebut
sebagai penelitian evaluasi,yaitu penelitian yang hasilnya digunakanuntuk mengambil keputusan
misalnya untuk merancang perbaikan,melanjutkan program/menghentikan program.

.Evaluasi ProgramEvaluasi program adalah pendekatan formal yang digunakan untuk


menilaikebijakan, pekerjaan, atau satu program tertentu. Jenis dan proses penilaian
yangdilakukan tergantung dari pendekatan atau model yang diterapkan. Salah satu model yang
cukup populer adalah model CIPP, yang merupakan singkatan dari Context,Input,
Process, dan Product. Context→ Terkait dengan lingkungan tempat program beroperasi.Input
→ Terkait dengan masukan yang berperan dalam program. Process → Proses pelaksanaan
program.Product→ Produk yang dihasilkan oleh program. 2.Evaluasi Program
Pembelajarana)Pengertian Evaluasi Program PembelajaranEvaluasi program pembelajaran
adalah pendekatan formal yang digunakanuntuk menilai program pembelajaran.evaluasi
program pembelajaran dilakukandengan menila berbagai komponen pembelajaran, seperti :
1)Kurikulum

2)Silabus3)Perencanaan pembelajaran (RPP)4)Bahan ajar5)Guru6)Siswa7)Proses


pembelajaran8)Penilaian proses9)Hasil belajarb)Kerugian Evaluasi Program
PembelajaranKerugian yang terjadi jika evaluasi program pembelajaran tidak
pernahdilakukan yaitu :1)Guru dan sekolah tidak pernah tahu kualitas program
pembelajaran yangditawarkannya kepada masyarakat;2)Budaya untuk melakukan perbaikan
secara sistematis tidak pernah terjadikarena tidak pernah tersedia informasi yang dapat
dijadikan dasar untukperbaikan;
MODUL 12

SUMBER DAYA SEKOLAH DASAR

KB 1.Potret Sumber Daya di sekolah Dasar

A. Potret Sarana dan Prasarana SD

Sarana dan prasarana SD pada umumnya sangat bervariasi, dari yang paling terbatas sampai
yang paling mewah. Namun gambaran ideal sarana dan prasarana yang seyogyanya tersedia
sesuai dengan yang di tetapkan dalam perundangan.

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 42 menetapkan bahwa
sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap satuan pendidikan sebagai berikut :

1.    Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan
berkelanjutan.

2.    Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan,ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang
laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa,
tempat berolah raga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berekreasi dan ruang/ tempat lain
yang di perlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Sebuah SD yang ideal seyogianya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang lengkap seperti
yang dideskripsikan di atas. Namun tidak selamanya demikian, masih banyak SD yang serba
kekurangan. Menyimak uraian diatas tidak dapat dipungkiri, bahwa peran sarana dan prasarana
di SD sebgai penunjang berlangsungnya pembelajaran, sangat tergantung dari kreativitas yang
memanfaatkannya, dalam ini guru, siswa, dan tentu saja kepala sekolah, sarana dan prasarana
yang melimpah tidak akan berfungsi sama sekali jika guu dan siswa tida mau memanfaatkannya.
Sebaliknya jika dimanfaatkan secara efektif akan mampu memernkan fungsi maksimal sebagai
penunjang kegiatan pembelajaran.

B.  Potret Sumber Daya Manusia Di SD

PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 35 menetapkan bahwa;
“tenaga kependidikan pada SD/ MI atau bentuk lain yang sederajat sekurang-kurangnya terdiri
atas kepala sekolah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan
sekolah/madrasah”. Pada kenyataannya, Sumber Daya Manusia (SDM) di SD ( pendidik dan
tenaga kepandidikan) terdiri dari guru, kepala sekoah dan penjaga sekolah yang merangkap
sebagai tenaga kebersihan. Umunya tenaga administrasi dan pustakawan tidak ada di SD.

Menurut PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan, pasal 38 ayat 2. Kriteria
untuk menjadi kepala SD/MI adalah sebagai berikut :

1.    Berstatus sebagai guru SD/MI

2.    Memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagi agen pembelajaran sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku

3.    Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI

4.    Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang kependidikan.

Standar Kopetensi kepala sekolah di pilah menjadi 4 rumpun sebagai berikut :

1.    Kompetensi kpepribadian

2.    Kompetisi manajerial

3.    Kompetensi Supervisi

4.    Kompetisi sosial

C. Potret Sumber Dana Di Sd

Meskipun banyak yang mengatakan bahwa kemauan dan kemampuan adalah modal utama dalam
menjalankan satu usaha, termasuk penyelenggaraan pendidikan, namun tidak dpat di pungkiri
bahwa dana sering merupakan kunci utama berlangsung tidaknya satu kegiatan.

Standar pembiayaan yang merupakan pasal 62 Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang
standar Nasional pendidikan mencantumkan ketentuan-ketentuan berikut :

1.    Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya operasional.

2.    Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia dan modal kerja tetap.

3.    Biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk
bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

4.    Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi :

a.    Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji
b.    Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai

c.    Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa biaya ar, jasa telekomunikasi, pemeliharaan
sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dll.

KB 2 Sumber Daya yang Berasal dari luar Sekolah Dasar

A. Sarana Dan Prasarana Dari Luar SD

Bagi SD yang sarana dan prasarana yang sangat terbatas bisa menggunakan atau memanfaatkan
lingkungan sekolah di luar SD. Kunci dari semua ini adalah prakarsa dari kepala sekolah dan pak
guru, kemudian diikuti dengan jalinan komunikasi yang baik antara sekolah dan perangkat atau
pamong desa. Tanpa adanya prakarsa, keterbatasan sarana dan prasarana akan merampas
kesempatan sisiwa untuk menghayati proses pembelajaran yang menantang, dan semestinya
dihayati.

B. Sumber Daya Manusia

Penyelenggaraan pendidikan SD menjadi tanggung jawab pemerintah (pusat dan daerah), di


samping melibatkan melibatkan masyarakat untuk berperan serta. Oleh karena
itu,keberlangsungan roda pendidikan di SD juga di tentukan oleh banyak SDM, baik yang berada
di SD sendiri maupun yang berada di luar SD. SDM yang berasal dari luar SD yaitu: pengawas
SD, kepala Dinas Pendidikan (dari kecamatan sampai provinsi), Menteri Pendidikan Nasional,
Komite Sekolah, dan dewan pendidikan.

a.    Kriteria minimal menjadi pengawas satuan pendidikan

v  Berstatus sebagai guru sekurang – kurangnya 8 tahun atau kepala sekolah sekurang –
kurangnya 4 tahun

v  Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas satuan pendidikan

v  Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan.

b.    Kepala Dinas Pendidikan

Kebijakan dan koordinasi yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pendidikan di SD, antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

v  Penetapan kalender akademik

v  Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pendidikan


v  Penetapan kebijakan dalam peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat

v  Penetapan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru
sebagai pendidik profesional

Kebijakan dan koordinasi yang dikeluarkan dan dilakukan oleh Dinas Pendidikan
kabupaten/kota, antara lain sebagai berikut :

1.    Mengoordinasikan dan mensupervisi pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan

2.    Menetapkan kalender akademik dengan berpedoman pada kebijakanDinas Pendidikan


Provinsi

3.    Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan

4.    Mengoordinasi berbagai upaya peningkatan kualifikasi dan kemampuan guru sebagai


pendidik profesional

5.    Menetapkan muatan lokal dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan dengan


kebutuhan masyarakat.

c.    Menteri Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab terhadap pengelolaan sistem pendidikan


nasional, sebagaimana yang ditetapkan dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasioanal, pasal 50, ayat (1). Sisitem pendidikan nasioanl berlaku bagi seluruhjenjang dan jenis
pendidikan, termasuk pendidikan SD yang berada pada jenjang pendidikan dasar. Dengan
demikian, tanggung jawab tertinggi penyelengaraan pendidikan SD juga berada di tangan
Mendiknas.

d.    Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah

Dewan pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang
peduli pendidikan. Komite sekolah adalah “lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali
peserta didik, komunitas sekolah, serta toko masyarakat yang peduli pendidikan” (UU No.
20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1).

Setiap sekolah, termasuk SD mempunyai komite sekolah, sedangkan dewan pendidikan hanya
ada di tingkat nasional, provinsi, dan kabupaten/kota. Peran komite sekolah ini sangat sentral
dalam penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah

C. Dana
Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari berbagai sumber, yaitu yang utama dari
pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Di samping itu, dana pendidikan juga berasal dari
orang tua murid/masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah, yang peruntukkannya
sudah dirancang terlebih dahulu.

Dana BOS atau bantuan operasional sekolah merupakan program pemerintah yang berasal dari
dana subsidi BBM yang bertujuan untuk membebaskan biaya bagi siswa yang tidak mampu dan
meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun. Yang berhak
menerima dana BOS adalah semua sekolah tingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di
seluruh undonesia. Penggunaan dana BOS meliputi pembiayaan kegiatan berikut ini :

1.    Kegiatan penerimaan siswa baru.

2.    Pembelian buku teks pelajaran.

3.    Pembelian bahan-bahan habis pakai.

4.    Kegiatan kesiswaan.

5.    Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa.

6.    Pengembangan profesi guru.

7.    Perawatan sekolah.

8.    Langganan daya dan jasa.

9.    Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer sekolah.

10. Bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin.

11. Biaya asrama/pondokan dan pembelian peralatan inadah.

12. Pengelolaan BOS

Dana BOS tidak boleh :

1.    Disimpan dengan tujuan mendapatkan bunga.

2.    Dipinjamkan kepihak lain.

3.    Digunakan untuk membayar bonus.

4.    Digunakan untuk membangun gedung/ruangan baru.

5.    Dugunakan untuk membeli peralatan yang tidak mendukung proses pembelajaran.

6.    Di tanam sebagai saham.


7.    Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai secara penuh dari
sumber dana pemerintah pusat atau daerah.

Munitoring dan pengawasan dana BOS dilakukan oleh:

1.    Tim monitoring Independen

2.    Unsur masyarakat dari unsur Dewan Pendidikan

3.    Unit-unit pengaduan  masyarakat yang terdapat di sekolah

Sanksi penyalahgunaan dana BOS:

1.    Penerapan sanksi kepegawaian

2.    Penerapan tuntunan perbendaharaan dan ganti rugi

3.    Penerapan proses hukum

4.    Pemblokiran dana

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP Kelas 1 Tema 4 Subtema 2
    RPP Kelas 1 Tema 4 Subtema 2
    Dokumen35 halaman
    RPP Kelas 1 Tema 4 Subtema 2
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Resume Persepektif Modul 12
    Resume Persepektif Modul 12
    Dokumen28 halaman
    Resume Persepektif Modul 12
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Modul 8
    Modul 8
    Dokumen3 halaman
    Modul 8
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen2 halaman
    Daftar Isi
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Abstrak Rev
    Abstrak Rev
    Dokumen1 halaman
    Abstrak Rev
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen15 halaman
    Bab Iv
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Peningkatan Motivasi Belajar
    Peningkatan Motivasi Belajar
    Dokumen15 halaman
    Peningkatan Motivasi Belajar
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat
  • Kartu Penilaian
    Kartu Penilaian
    Dokumen5 halaman
    Kartu Penilaian
    Embhel Ghedezt
    Belum ada peringkat