BAB I. PENDAHULUAN
dalam bentuk nyanyian maupun lukisan. Selanjutnya burung juga dapat dijadikan
sebagai hewan percobaan dalam bidang farmasi dan kedokteran (Darmawan, 2006:
12-13). Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai
hama (Hadinoto, Mulyadi dan Siregar, 2012: 3-4).
Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan merupakan salah satu
hal yang dapat menyebabkan adanya perubahan penutupan lahan hutan. Perubahan
yang terjadi pada suatu bentang alam tentunya akan membawa dampak perubahan
terhadap keanekaragaman jenis fauna. Sebuah teori yang dikemukakan oleh
Forman & Gordon (1986) menjelaskan bahwa perubahan pada bentuk lanskap dapat
mempengaruhi kemampuan adaptasi jenis burung, di mana heterogenitas lanskap
dapat menurunkan keragaman spesies interior dan meningkatkan keragaman spesies
tepi atau yang dikenal sebagai edge effect. Permasalahan yang terjadi saat ini,
hampir sebagian besar habitat satwa liar mengalami perubahan sebagai akibat
kegiatan manusia seperti pembakaran liar, pembangunan jalan yang melewati
kawasan terutama pada bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian serta
perambahan lahan untuk kegiatan budidaya. Hal ini tentu akan membawa dampak
negatif yaitu semakin menyempitnya habitat satwa serta dapat mengganggu
keberadaan dan kelangsungan hidup satwaliar terutama pada burung (Diah Irawati,
Budi Prasetyo, 2013:135-151).
Bandara Tuanku Tambusai merupakan salah satu Bandar udara yang terletak di
Desa Danausati Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu. Bandara Tuanku
Tambusai juga merupakan tempat sarana dan prasarana Penerbangan Di Kota Pasir
pengaraian, Di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian ini terdapat
pepohonan Sawit dan perkebunan karet dekat pemukiman warga yang ternyata di
lokasi ini masih terdengar kicauan suara burung yang diduga keberadaannya dapat
dijumpai di sekitar Bandara Tuanku Tambusai dan terdapat beberapa jenis burung
hinggap pada Pelepah Pepohonan sawit. Keadaan habitat yang beragam tersebut
adalah tempat hidup yang biasa dihuni beberapa jenis burung.Sampai saat ini belum
ada informasi yang melaporkan penelitian jenis-jenis burung yang ada di Sekitar
3
Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, Maka perlu
dilakukan penelitian terhadap jenis-jenis burung di Sekitar Bandara Tuanku Tambusai
Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.
1. Manfaat yang dijadikan penilaian adalah peran ekologis yang secara jelas
dapat dilihat dan dirasakan langsung.
2. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa,masyarakat pada umumnya.
4
distribusi burung secara lansung dengan pohon dan jenis tumbuhan yang ada di suatu
tempat memang ideal, tetapi cukup sulit.Jenis pohon tropis sangat sulit sekali untuk
menghubungkan secara langsung keberadaan jenis burung dengan keberadaan jenis
pohon tertentu (Darmawan,2012: 8).
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai selesai. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian
Kabupaten Rokan Hulu dengan memperhatikan waktu aktif burung dan pada saat
cuaca cerah.
Terletak di depan
0º50’45.5” terminal area
Stasiun 6
100º22’0.71” keberangkatan.
Adapun populasi pada penelitian ini adalah semua jenis burung yang ada di
sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu dengan
teknik purposive random sampling, sedangkan sampel dalam penelitian ini burung
yang tercuplik saat penelitian.
3.3.1. Alat
Beberapa peralatan yang digunakan yaitu Jala Kabut (Mist net), kayu pancang,
spiker dengan rekaman suara burung, Meteran, Tali, Kamera, GPS, Teropong
(Binokuler), Alat Tulis, dan buku Panduan Lapangan.
diantaranya, ukuran tubuh,warna bulu, bentuk paruh dan bentuk kaki. Untuk burung
yang tertangkap dengan menggunakan jala kabut (mist net) selanjutnya di
dokumentasi sebelum dilepaskan kembali dengan Hati-hati. Sampel yang telah
didapatkan berupa dokumentasi burung tersebut, kemudian dilakukan identifikasi
lebih lanjut dengan menggunakan buku acuan burung-burung sumatera, Jawa, Bali
dan Kalimantan ( Mackinnon, Phillipps dan Balen, 2010) dan panduan lapangan
burung-burung agroferest di Sumatera (Ayat,2011).
H’= - ∑ Pi In Pi
Keterangan:
H’ = indeks diversitas (keanekaragaman)
Pi = peluang kepentingan untuk tiap spesies = ni/N
ni = nilai kepentingan untuk tiap spesies
N = nilai kepentingan total
Tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan criteria Magurran (1988: 35).
H’< 1 : Keanekaragaman rendah
1< H’ < 3 : Keanekargaman sedang
H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi
12
Jenis burung yang telah diidentifikasi akan diperiksa status konservasi dan
perdagangannya di website IUNCN (online), CITES (online) dan informasi tambahan
burung-burung disumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan(Termasuk Sabah,Serawak dan
Brunei Darussalam) (Van, 2010).
13
DAFTAR PUSTAKA
Djaja, F.A. 2011. Panduan Lengkap Burung Peliharaan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ezi, F. 2014. Jenis-jenis Burung yang Diperdagangkan di Kabuaten Solok Sumatera
Barat. Skipsi. Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Padang.
Google. 2018. Google Earth 7. 1.2.2041. Data Sio Noaa US Navy Nga Gebeco. http://
earthgoole.com. Diakses.24 April 2018.
Hadinoto., Mulyadi, A., Siregar, Y.I. 2012. Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan
Kota Pekanbaru, Jurnal lingkungan,6(1):24-41.
Husain, Z., Dharmono dan Kapsul. 2010. Jenis dan kerapaan burung di kawasan
agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.Jurnal Bahana-
Bio(4): 47-58.
Jarulis. 2007. Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal Oleh Burung- Burung Di Hutan
Kampus Kandang Limun Universitas Bengkulu. Jurnal Gradien 3(1): 237-242.
Magurran, A.E. 1988. Ekological Diversity and its measurement. New Jersey:
Princeton University Press.
Nugraha, S.T. 2011. Seri Buku Informasi dan Potensi Burung Air Taman Nasional
Alas Purwo. Banyuwangi: Balai Taman Nasional Alas Purwo.
14