Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu Megabiodiversity country yang memiliki


keanekaragaman jenis burung yang luar biasa. Di Indonesia jumlah burung yang ada
disekitar ± 1.500 jenis dari sekitar ± 10.000 jenis tersebar didunia (Djaja, 2011: 4).
Burung merupakan anggota kelompok hewan bertulang belakang (Vertebrata) yang
memiliki bulu dan sayap, secara taksonomi hewan termasuk kedalam kelas aves.
Diperkirakan terdapat ± 8.800-10.200 spesies burung diseluruh dunia. Di Indonesia
ditemukan 1.500 jenis, serta 465 jenis terdapat dipulau sumatera (Sulistiadi, 2010:
238). Burung merupakan salah satu anggota kerajaan binatang (animal kingdom).
Keindahan bulu dan suaranya telah menarik perhatian masyarakat di bumi ini.
Kelompok Vertebrata yang terbesar ini menempati hampir semua habiat yang ada
(Djaja, 2011: 6).
Warna-warni dan kicauannya yang mengagumkan membuat manusia senang
menjadikan burung sebagai satwa peliharaan yang ditempatkan dalam sangkar,di
beberapa suku pedalaman, bulu-bulu burung berwarna-warni digunakan sebagai tanda
pangkat kebangsawanan atau sebagai simbol-simbol dalam upacara regilius (Ario,
2010: 10). Burung juga memiliki beberapa peran dan fungsi yang sangat penting bagi
makhluk hidup yaitu:Sebagai peseimbang lingkungan, sebagai penyerbukan bunga
dan sebagai pemencar biji (Heronwo, 1989: 23). Saputra (2014: 30) menyatakan
jenis-jenis burung yang terdapat di Daerah perkebunan Kelapa sawit terdapat 10
famili, 12 spesies. Sedangkan menurut Ito (2015: 40) jenis-jenis burung yang terdapat
didanau Sipogas ada 8 famili, 11 Spesies.
Manfaat dan Fungsi burung sangat tinggi karena burung memiliki nilai
ekonomis yang sangat tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan
(Daging, telur dan sarang), dan dipelihara oleh masyarakat. Selain itu burung juga
memberikan nilai estetika yang menjadi inspirasi para seniman dalam berkarya,
2

dalam bentuk nyanyian maupun lukisan. Selanjutnya burung juga dapat dijadikan
sebagai hewan percobaan dalam bidang farmasi dan kedokteran (Darmawan, 2006:
12-13). Fungsi utama burung disuatu lingkungan adalah pengontrol serangga sebagai
hama (Hadinoto, Mulyadi dan Siregar, 2012: 3-4).
Semakin meningkatnya kebutuhan manusia akan lahan merupakan salah satu
hal yang dapat menyebabkan adanya perubahan penutupan lahan hutan. Perubahan
yang terjadi pada suatu bentang alam tentunya akan membawa dampak perubahan
terhadap keanekaragaman jenis fauna. Sebuah teori yang dikemukakan oleh
Forman & Gordon (1986) menjelaskan bahwa perubahan pada bentuk lanskap dapat
mempengaruhi kemampuan adaptasi jenis burung, di mana heterogenitas lanskap
dapat menurunkan keragaman spesies interior dan meningkatkan keragaman spesies
tepi atau yang dikenal sebagai edge effect. Permasalahan yang terjadi saat ini,
hampir sebagian besar habitat satwa liar mengalami perubahan sebagai akibat
kegiatan manusia seperti pembakaran liar, pembangunan jalan yang melewati
kawasan terutama pada bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian serta
perambahan lahan untuk kegiatan budidaya. Hal ini tentu akan membawa dampak
negatif yaitu semakin menyempitnya habitat satwa serta dapat mengganggu
keberadaan dan kelangsungan hidup satwaliar terutama pada burung (Diah Irawati,
Budi Prasetyo, 2013:135-151).
Bandara Tuanku Tambusai merupakan salah satu Bandar udara yang terletak di
Desa Danausati Kecamatan Rambah Samo, Kabupaten Rokan Hulu. Bandara Tuanku
Tambusai juga merupakan tempat sarana dan prasarana Penerbangan Di Kota Pasir
pengaraian, Di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian ini terdapat
pepohonan Sawit dan perkebunan karet dekat pemukiman warga yang ternyata di
lokasi ini masih terdengar kicauan suara burung yang diduga keberadaannya dapat
dijumpai di sekitar Bandara Tuanku Tambusai dan terdapat beberapa jenis burung
hinggap pada Pelepah Pepohonan sawit. Keadaan habitat yang beragam tersebut
adalah tempat hidup yang biasa dihuni beberapa jenis burung.Sampai saat ini belum
ada informasi yang melaporkan penelitian jenis-jenis burung yang ada di Sekitar
3

Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu, Maka perlu
dilakukan penelitian terhadap jenis-jenis burung di Sekitar Bandara Tuanku Tambusai
Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu.

1.2. Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah jenis-jenis Burung apa sajakah
yang terdapat di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Kabupaten
Rokan Hulu.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis Burung yang
terdapat di sekitar Bandara Tuanku Tambusai pasir Pengaraian Kabupaten Rokan
Hulu.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat yang dijadikan penilaian adalah peran ekologis yang secara jelas
dapat dilihat dan dirasakan langsung.
2. Dapat memberikan informasi kepada mahasiswa,masyarakat pada umumnya.
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Burung


Burung mempunyai daya tarik khusus bagi manusia karena berbagai alasan
diantaranya adalah burung lebih mudah dilihat dari hewan lain. Beberapa burung
memiliki ukuran yang relatif besar dan sebagian diurnal. Burung memiliki keindahan
bentuk warna serta perkawinan yang menarik. Beberapa aspek pada burung seperti
pola terbang, makanan dan kegiatan kawin tidak terlalu sulit unuk diamati.Aspek lain
yang menarik adalah tingkah laku burung, suara, siulan dan nyanyian yang indah
yang sangat spesifik bagi tiap-tiap burung (Nugraha,2011: 5).
Burung termasuk hewan berdarah panas, yang berarti mempunyai kemampuan
untuk mengatur suhu tubuhnya agar dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungannya
(Zulfan, 2009: 6). Burung merupakan salah satu anggota dari sub-Filum vertebrata
yang termasuk ke dalam kelas Aves (Husain, Dharmono dan Kaspul, 2010: 47).
Burung memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dari kelas-kelas yang
lainnya.Kebanyakan burung hidup diurnal, meskipun demikian, ada pula burung-
burung yang nocturnal. Menurut Adang (2018: 9). Klasifikasi burung adalah :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Aves
Burung merupakan salah satu diantara kelas hewan yang bertulang belakang
yang berkembang biak dengan cara bertelur. Adapun cirri-ciri burung antara lain
sebagian tubuhnya ditutupi oleh bulu dan terdapat 2 pasang anggota badan, 1 pasang
anterior menjadi sayap, dan 1 pasang posterior menjadi kaki untuk berjalan/mengais,
mencakar atau berenang dan selaput pada jari kaki, masing-masing kaki memiliki 4
jari kaki (Husain, Darmono, Kapsul,2010: 48). Selain itu, burung memiliki
bermacam-macam adaptasi untuk terbang, suhu tubuhnya tinggi dan tetap sehingga
5

kebutuhan makanan banyak dan juga memerlukan energi untuk terbang


(Darmawan,2006: 3).

2.2. Distribusi Burung

Hasil penelitian membuktikan bahwa kekayaan spesies burung lebih rendah


pada habitat terganggu dari pada habitat yang tidak terganggu. Kehadiran jenis-jenis
burung pada hutan terfragmen menunjukkan kemampuannya dalam menggunakan
habitat dan sumberdaya yang ada.Dalam habitatnya burung sering menggunakan
sumberdaya spesifik dan memperhatikan sumber daya tersebut dari jenis
lainnya.Walaupun demikian, keadaan tersebut dapat berubah drastis jika habitatnya
yang mereka tempati tersebut menerima intervensi manusia, yaitu berupa perusakan
habitat, pemburuan atau intervensi manusia yang sangat tinggi. Sehingga pola
aktivitas dalam mencari makan, istirahat, berburu, membuat sarang dan becumbu
akan mengalami perubahan (Jarulis,2007: 237).

Kehadiran suatu jenis burung tertentu pada umumnya disesuaikan dengan


kesukaannya terhadap habitat tertentu.Faktor yang menyebabkan tingkat kehadiran
tersebut, dikarenakan oleh kondisi habitat yang masih baik. Habitat utamanya, Karena
pada habitat tersebut jenis-jenis burung mendapatkan sumber makanannya da
sekaligus tempat berlindung ketika ada pemangsa (Predator) atau sebagai tempat
berlindung dari cuaca yang buruk (Nugroho,Ningsih dan Ihsan,2013:7). Beberapa
jenis burug tetap tinggal di daerah-daerah tertentu, tetapi banyak jenis burung yang
bermigrasi secara teratur dri suatu daerah ke daerah lain sesuai dengan perubahan
musim (Ramadhani,2006: 13).
Peyebaran burung dapat dipengaruhi oleh kesesuaian lingkungan tempat
hidup burung, meliputi adaptasi burung terhadap perubahan lingkungan, kompetisi
dan seleksi alam.Penyebaran burung sangat erat kaitannya dengan ketersediaan
pakan, sehingga habitat burung berada antara jenis satu dengan yang lainnya,
dikarenakan jenis makanan yang berbeda pula (Dewi,2005: 9).Menghubungkan
6

distribusi burung secara lansung dengan pohon dan jenis tumbuhan yang ada di suatu
tempat memang ideal, tetapi cukup sulit.Jenis pohon tropis sangat sulit sekali untuk
menghubungkan secara langsung keberadaan jenis burung dengan keberadaan jenis
pohon tertentu (Darmawan,2012: 8).

2.3. Manfaat dan Fungsi Burung


Burung memiliki banyak manfaat dan fungsi bagi manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Manfaat dan fungsi burung secara garis besar
dalamnilai budaya, estetik, ekologis, ilmu pengetahuan dan ekonomis, burung juga
memiliki peranan penting dari segipenelitian, pendidikan, dan untuk kepentingan
rekreasi dan pariwisata. Manfaat dan fungsi burung yang begitu besar bagi manusia,
sehingga mendorong upaya untuk menjaga kelestarian dan keanekaragamannya.
Namun akhir-akhir ini kehidupan burung semakin lama semakin terdesak yang
sebagian besar disebabkan oleh manusia dengan merusak dan mengubah fungsi
habitat burung. Kegiatan tersebut antara lain dengan konversi lahan untuk
pemukiman, pertenakan, perkebunan, perindustrian, pertambangan dan lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan lahan yang cukup luas, sehingga habitat
burung semakin berkurang dengan bertambahnya kegiatan yang dilakukan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat
menyebabkan kepunahan melampaui tingkat pengembaliannya (Dewi,2011: 8).

2.4. Penelitian yang Relevan


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Soendjoto dan Gunawan
(2003:111) deagan judul keragaman Burung di Enam Tipe Habitat PT Inhutani I
Labanan, Kalimantan Timur, didapatkan hasil sebanyak 102 spesies burung
terindentifikasi dari 34 famili serta 6 spesies tdak teridentifikasi; Darmawan (2006:
92) dengan judul keanekaragaman jenis burung pada Beberapa Tipe Habitat di Hutan
Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur, didapatkan hasil sebanyak 150 jenis dari
33 suku; Zulfan (2009: 62) dengan judul keanekaragaman Jenis Burung di Hutan
7

Mangrove Krueng Bayeun, kabupaten Aceh Timur Provinsi Nanggoro aceh


Darussalam, didapatkan hasil sebanyak 23 jenis dari 11 famili.
Penelitian yang dilakukan Putra (2015) dengan judul “ jenis-jenis burung di
perkebunan kelapa sawit Pondok Pesantren Hasanatul Barokah Rokan hulu” Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Dari hasil penelitian didapatkan 10 famili, 12
spesies dengan total 27 individu, yaitu Alcedinidae (Halcyon smyrnensis), Ardeidae
(Ixobrychuscinnamomeus), Columbidae (Geopelia striata, Spilopelia chinensis,
Treron vernans), Meropidae (Meropsviridis), Muscicapidae (Copsychus saularis),
Phasianidae (Coturnix chinensis), Psittacidae (Psittaculalongicauda), Pycnonotidae
(Pycnonotus aurigaster, Pycnonotus simplex), Sturnidae (Acridotheres
cinereus).Keanekaragaman burung di Perkebunan Kelapa Sawit Pondok Pesantren
Hasanatul Barokah termasuk dalamkategori sedang dengan nilai 2,185. Perbedaan
penelitian ini adalah pada penelitian Putra melakukan penelitian di PondokPesantren
Hasanatul Barokah Rokan Hulu. Sedangkan pada penelitian ini dilakukan di Bandara
Pasir pengaraian Tuanku Tambusai.
8

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2018 sampai selesai. Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian
Kabupaten Rokan Hulu dengan memperhatikan waktu aktif burung dan pada saat
cuaca cerah.

Gambar 1.Lokasi penelitian di sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian


Kabupaten Rokan Hulu.
9

Tabel 1. Koordinat Stasiun dan Karakteristik lokasi sampling.

Lokasi Koordinat Deskripsi


Stasiun 1 0º50’48.10” Terletak di daerah
100º22’2.73” perkebunan sawit dan
hutan sekunder

0º50’38.79” Terletak di daerah semak


Stasiun 2
100º21’58.96” sekitar bandara dan
perumnas.

0º50’42.43” Terletak perkebunan


Stasiun 3 100º21’56.9” sawit.

Stasiun 4 0º50’52.40” Terletak di dekat


100º22’1.38” perkebunan sawit dekat
sungai.

0º50’49.92” Terletak di dekat


Stasiun 5
100º22’5.98” perkebunan sawit dan
dekat pinggiran pagar
bandara.

Terletak di depan
0º50’45.5” terminal area
Stasiun 6
100º22’0.71” keberangkatan.

Terletak di sekitar kebun


Stasiun 7 0º50’35.79” sawit dan kebun karet.
100º21’58.02”
Terletak di Area Apront
Stasiun 8 0º50’43.21” tempat parker pesawat.
100º22’5.42”
10

3.2. Populasi dan Sampel

Adapun populasi pada penelitian ini adalah semua jenis burung yang ada di
sekitar Bandara Tuanku Tambusai Pasir Pengaraian Kabupaten Rokan Hulu dengan
teknik purposive random sampling, sedangkan sampel dalam penelitian ini burung
yang tercuplik saat penelitian.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Alat

Beberapa peralatan yang digunakan yaitu Jala Kabut (Mist net), kayu pancang,
spiker dengan rekaman suara burung, Meteran, Tali, Kamera, GPS, Teropong
(Binokuler), Alat Tulis, dan buku Panduan Lapangan.

3.3.2. Cara Kerja

Penelitian ini dilakukan pada 8 stasiun pengamatan di sekitar Bandara Tuanku


Tambusai. Pengamatan pertama mengamati burung yang berada disekitar bandara
menggunakan teropong dan melakukan identifikasi dokumentasi jika memungkinkan.
Jika kesulitan maka melakukan dokumentasi yang menonjol pada Burung tersebut
dan mencocokkan dengan buku identifikasi. Jika sudah diketahui lokasi burung maka
langkah selanjutnya adalah pemasangan jala kabut (Mistnet), jala kabut(mist net)
yang digunakan berukuran 9 x 4 meter dengan teknik pengambilan sampel secara
random sampling pada 8 stasiun, dan pada setiap stasiun terdapat 3 titik pengamatan
dengan 2 kali pengulangan. Pemasangan jala kabut (mist net) dilakukan pada pagi
hari, dan pengamatan dilakukan pada pukul 07.00-10.00 WIB dan dilanjutkan pad
sore hari pukul 15.00-18.00 WIB yang merupakan waktu puncak aktivitas burung
untuk mencari makan (Sari, Dahelmi dan Novarino,2012: 117). Setelah jala kabut
dipasang burung akan dipancing menggunakan rekaman suara burung dengan
menggunakan spiker yang sudah ada rekaman suara burungnya. Pengumpulan data
dan identifikasi jenis-jenis burung dengan memperhatikan beberapa ciri penting
11

diantaranya, ukuran tubuh,warna bulu, bentuk paruh dan bentuk kaki. Untuk burung
yang tertangkap dengan menggunakan jala kabut (mist net) selanjutnya di
dokumentasi sebelum dilepaskan kembali dengan Hati-hati. Sampel yang telah
didapatkan berupa dokumentasi burung tersebut, kemudian dilakukan identifikasi
lebih lanjut dengan menggunakan buku acuan burung-burung sumatera, Jawa, Bali
dan Kalimantan ( Mackinnon, Phillipps dan Balen, 2010) dan panduan lapangan
burung-burung agroferest di Sumatera (Ayat,2011).

3.4. Analisis Data


Pengumpulan data dan identifikasi jenis-jenis burung dengan memperhatikan
beberapa ciri penting diantaranya, warna bulu, ukuran tubuh, bentuk paruh dan
bentuk kaki. Burung yang tertangkap jala kabut (mist net) selanjutnya didokumentasi
sebelum dilepaskan kembali.Sampel yang telah didapatkan berupa dokumentasi
burung tersebut. Data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan rumus
(Magurran, 1988).

H’= - ∑ Pi In Pi
Keterangan:
H’ = indeks diversitas (keanekaragaman)
Pi = peluang kepentingan untuk tiap spesies = ni/N
ni = nilai kepentingan untuk tiap spesies
N = nilai kepentingan total
Tingkat keanekaragaman dianalisis berdasarkan criteria Magurran (1988: 35).
H’< 1 : Keanekaragaman rendah
1< H’ < 3 : Keanekargaman sedang
H’ > 3 : Keanekaragaman tinggi
12

Jenis burung yang telah diidentifikasi akan diperiksa status konservasi dan
perdagangannya di website IUNCN (online), CITES (online) dan informasi tambahan
burung-burung disumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan(Termasuk Sabah,Serawak dan
Brunei Darussalam) (Van, 2010).
13

DAFTAR PUSTAKA

Adang. 2008. Studi Keanekaragaman Burung di Hutan Kota BUPERTA Cibubur


Jakarta Timur.Skripsi. Program Studi Biologi Fakultas Sains dan
Teknologi.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatul. Jakarta.
Ayat, A. 2011.Panduan Lapangan Burung-burung Agroforest di Sumatera. Bogor:
ICRAF Asa Tenggara
Darmawan, M.P. 2016. Keanekaragaman Jenis Burung Pada Beberapa Tipe Habitay
di Kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. Skripsi.
Depatemen konservasi Sumber daya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor.
Dewi, T.S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap
Hutan Tanaman Pinus. Skripsi. Depatemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan.Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Diah Irawati., Budi Prasetyo. 2013. komposisi avifauna di beberapa tipe lansekap
taman nasional Bukit barisan selatan.

Djaja, F.A. 2011. Panduan Lengkap Burung Peliharaan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Ezi, F. 2014. Jenis-jenis Burung yang Diperdagangkan di Kabuaten Solok Sumatera
Barat. Skipsi. Program Studi Kehutanan Fakultas Kehutanan Universitas
Muhammadiyah Sumatera Barat Padang.
Google. 2018. Google Earth 7. 1.2.2041. Data Sio Noaa US Navy Nga Gebeco. http://
earthgoole.com. Diakses.24 April 2018.
Hadinoto., Mulyadi, A., Siregar, Y.I. 2012. Keanekaragaman Jenis Burung Di Hutan
Kota Pekanbaru, Jurnal lingkungan,6(1):24-41.
Husain, Z., Dharmono dan Kapsul. 2010. Jenis dan kerapaan burung di kawasan
agropolitan Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.Jurnal Bahana-
Bio(4): 47-58.
Jarulis. 2007. Pemanfaatan Ruang Secara Vertikal Oleh Burung- Burung Di Hutan
Kampus Kandang Limun Universitas Bengkulu. Jurnal Gradien 3(1): 237-242.
Magurran, A.E. 1988. Ekological Diversity and its measurement. New Jersey:
Princeton University Press.
Nugraha, S.T. 2011. Seri Buku Informasi dan Potensi Burung Air Taman Nasional
Alas Purwo. Banyuwangi: Balai Taman Nasional Alas Purwo.
14

Ramdhani., D. 2006. Studi Hubungan Keanekaeagaman Burung Dengan Lansekap


Taman Kota Bandung. Skripsi. Universitas Padjajaran Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi. Jatinagor.
Rusmendro, H. 2009. Perbandingan Keanekaragaman Burun Pada Tipe Pagi Dan
Sore Hari di Empat Tipe Habitat Di wilayah Pangandaran, Jawa Barat. VIS
VITALIS, 02(1): 8-16.
Sari, G.H., Dahelmi dan Novarino., W. 2012. Jenis-Jenis Burung di Kawasan Cagar
Alam Lembah Harau Sumatera Barat. Jurnal Biologi Universitas Andalas 1(2):
116-122.
Saputra. R. 2014. Jenis-Jenis Burung di Perkebunan Kelapa Sawit Pondok Pesantren
Hasanatul Barokah Rokan Hulu.
Shanas, J., Jepson, P. dan Rudyanto. 1995. Burung-burung Terancam Punah di
Indonesia. Jakarta: PT. Karya Sukses Sejahtera.
Sulistiadi, E.2010. Kemampuan Kawasan Nir Konservasi dalam Melindungi
Kelestarian Burung Endemik Dataran Rendah Pulau Jawa Studi Kasus di
Kabupaten Kebumen. Jurnal 6(2): 237-253.
Sulistiyaningsih, E. 2015. Jenis -Jenis Burung di Desa Pasir Agug Kecamatan Purba
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau.
Zulfan.2009. Keanekaragaman Jenis Burung di Hutan Mangrove Krueng Kabupaten
Aceh Timur Provinsi Nanggro Aceh Darussalam. Skripsi. Departemen
Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas Kehutanan.Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
15

Anda mungkin juga menyukai