Anda di halaman 1dari 10

"Pancasila di Era Globalisasi Ditinjau dari Aspek Pertahanan-

Keamanan : Pembudayaan Nilai Pancasila kepada Masyarakat


sebagai Dasar Pertahanan Nasional"
Dosen Pengampu : Dayu Rika Perdana, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH
Anna Lutfiah 119330021

INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA


LAMPUNG SELATAN
2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita semua menyadari bahwa setiap bangsa mempunyai cita-cita yang luhur dan
diusahakan perwujudannya sesuai dengan semangat dan tujuan didirikannya suatu negara.
Negara Kesatuan Republik Indonesia ( NKRI ) apa yang diinginkan atau dicita - citakan
seperti yang dinyatakan dalam Pembukaan Undang-undang. Dasar 1945, dengan tujuan untuk
mewujudkan masyarakat negara Indonesia yang adil makmur berdasarkan Pancasila. Namun
perlu dimengerti, difahami serta dicermati lazimnya dalam usaha untuk mewujudkan suatu
cita-citaatau tujuan yang mulia dan luhur tersebut bangsa yangmbersangkutan tidak akan
lepas dari tantangan,ancaman,hambatan dan gangguan yang senantiasa perlu dihadapi
/ditanggulangi,dengan memperkuat daya tahan sebagai usaha terwujudnya pertahanan
nasional, melalui pembudayaan nilai-nilai luhur bangsa Panasila kepada seluruh lapisan
masyarakat sebagai modal dasar menghadapi krisis nasional yang bersumber dari
sosiobudayanya sendiri pada era global dewasa ini.Akhir-akhir ini dalam kehidupan
kemasyarakatan di negara kita NKRI ,di kalangan birokrat, kaum pendidik, para orang tua
dan generasi muda Indonesia mulai resah, kawatir/kecewa adanya krisi keteladanan.
Pancasila sebagai ideologi berbangsa dan bernegara mestinya nilai-nilai yang hidup pada
masyarakat Indonesia sehari-hari, namun dirasakan semakin tidak jelas dan jauh dari harapan.
Dalam hal ini dapat dibuktikan dan ditunjukkan adanya krisis nasional yang
menggambarkan lemahnya pertahan nasional di NKRI, dengan timbulnya berbagai gejala dan
bibit-bibit disintegrasi bangsa,praktek dan perilaku masyarakat terutama para penyelenggara
negara sudah tak terkendali/kebablasan.Korupsi telah merajalela, kolusi, konspirasi suap
menyuap dianggap biasa, perilaku kekerasan, mabuk dan narkoba serta kejahatan seks,telah
melanda para generasi muda bangsa, semua itu merupakan wujud dari bentuk penyimpangan
nilai- nilai luhur bangsa Pancasila. Semua komponen bangsa bersama Penerintah dan
lembaga-lembaga tinggi negara berkewajiban untuk membendung pengaruh ,tantangan dan
ancaman globalisasi-liberalisasi dan posmodernisme, demi penelamatan masa depan bangsa
dalam integritas sisten kenegaraan Pancasila.Kewajiban demikian merupakan amanat
nasional dan amanat moral,karena ajaran paham dari sistem ideologi tidak sesuai ,bahkan
bertentangan dengan ajaran ideologi negara Pancasila. Karena secara mendasar dan
mendesak negara berkewajiban meningkatkan pendidikan nasional sebagai pembudayaan
nilai dasar negara Pancasila. Sistem kenegaraan RI secara formal adalah kelembagaan
nasional yang bertujuan mewujudkan asas normatif filosifis-ideologis,sebagai kaedah
fundamental dan asas kerokhanian negara di dalam kelembagaan negara bangsa. Bagi
masyarakat pada umumnya terutama para kader orsospol dan tenaga–tenaga aparatur negara.
bahkan kelembagaan nasional seyogyanya diberikan program pembudayaan nilai dasar
negara Pancasila,secara melembaga yang dikelola lintas kelembagaan(departemen dan non
depertemen). Dengan harapan kelembagaan dimaksud supaya lebih mantab dan representatif
dan dapat menauladani dalam melayani publik untuk berperilaku/bersikap sesuai dengan
nilai-nilai luhur bangsanya pada kehidupannya sehari hari.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Ketahanan Nasional ?
2. Apa saja Macam-macam Ketahanan nasional ?
3. Apa saja Upaya negara sebagai perwujudan Ketahanan Nasional ?
4. Bagaimana Implementasi Pancasila sebagai pertahanan dan Keamanan ? hal 89 buku bu
dayu

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Ketahanan Nasional


Ketahanan nasional (national resilience) merupakan salah satu konsepsi kenegaraan
Indonesia. Ketahanan sebuah bangsa pada dasarnya dibutuhkan guna menjamin serta
memperkuat kemampuan bangsa yang bersangkutan baik dalam rangka mempertahankan
kesatuannya, menghadapi ancaman yang datang maupun mengupayakan sumber daya guna
memenuhi kebutuhan hidup. Dengan demikian, ketahanan bangsa merupakan kemampuan
suatu bangsa untuk mempertahankan persatuan dan kesatuannya, memperkuat daya dukung
kehidupannya, menghadapi segala bentuk ancaman yang dihadapinya sehingga mampu
melangsungkan kehidupannya dalam mencapai kesejahteraan bangsa tersebut. Konsepsi
ketahanan bangsa ini dalam konteks Indonesia dirumuskan dengan nama Ketahanan Nasional
disingkat Tannas. Upaya menyelenggarakan ketahanan nasional ini dapat diwujudkan dengan
belanegara (Dikjen, 2016) Ketahanan Nasional adalah kondisi dinamis bangsa Indonesia
yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, dalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan, baik yang
datang dari luar maupun dari dalam,untuk menjamin identitas, integritas, keberlangsungan
hidup bangsa dan negara, serta perjuangan mencapai tujuan nasionalnya. Dalam pengertian di
atas, ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus diwujudkan. Suatu
kondisi kehidupan yang dibina secara dini terus-menerus dan sinergis, mulai dari pribadi,
keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Proses berkelanjutan untuk
mewujudkan kondisi tersebut dilakukan berdasarkan pemikiran geostrategi berupa suatu
konsepsi yang dirancang dan dirumuskan dengan memperhatikan kondisi bangsa dan
konstelasi geografi Indonesia. Konsepsi tersebut dinamakan Konsepsi Ketahanan Nasional
Indonesia. Sebagai konsepsi, Ketahanan Nasional adalah konsepsi pengembangan kekuatan
nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang
seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan
terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara. Dengan kata lain,
konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat digambarkan sebagai
kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi
sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah, dan jasmaniah. Sementara itu,
keamanan adalah kemampuan bangsa dalam melindungi nilai-nilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar dan dari dalam. Ketahanan nasional meliputi segenap bidang kehidupan
yang dipetakan menjadi delapan gatra, yaitu: geografi, demografi, dan sumber kekayaan alam
sebagai gatra alamiah (natural determinants) serta ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya
serta pertahanan dan keamanan sebagai gatra sosial (social determinants). Dilihat dari
perannya, ketahanan nasional dapat diposisikan sebagai sebuah konsepsi dan kondisi. Sebagai
sebuah konsepsi, ketahanan nasional adalah gambaran menyeluruh dan terintegrasi dari
komponen-komponen sistem nasional yang digerakkan menuju pencapaian tujuan nasional.
4
Sebagai sebuah kondisi, ketahanan nasional adalah tolok ukur keberhasilan pengelolaan
sistem nasional dalam mensinergikan seluruh kekuatan dan kapasitasnya untuk menghadapi
tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan dalam rangka mencapai tujuan nasional.
(Agus,2016)
B. Macam-Macam Ketahanan Nasional
Ketahanan nasional meliputi ketahanan ideologi, ketahanan politik, ketahanan ekonomi,
ketahanan sosial budaya, dan ketahanan pertahanan keamanan.
a. Ketahanan ideologi adalah kondisi mental bangsa Indonesia yang berlandaskan keyakinan
akan kebenaran ideologi Pancasila yang mengandung kemampuan untuk menggalang dan
memelihara persatuan dan kesatuan nasional dan kemampuan menangkal penetrasi ideologi
asing serta nilai-nilai yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
b. Ketahanan politik adalah kondisi kehidupan politik bangsa Indonesia yang berlandaskan
demokrasi politik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengandung
kemampuan memelihara sistem politik yang sehat dan dinamis serta kemampuan menerapkan
politik luar negeri yang bebas dan aktif.
c. Ketahanan ekonomi adalah kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang berlandaskan
demokrasi ekonomi yang berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan memelihara
stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis serta kemampuan menciptakan kemandirian
ekonomi nasional dengan daya saing yang tinggi dan mewujudkan kemakmuran rakyat yang
adil dan merata.
d. Ketahanan sosial budaya adalah kondisi kehidupan sosial budaya bangsa yang dijiwai
kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung kemampuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman
dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas,
maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi, seimbang serta kemampuan
menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional.
e. Ketahanan pertahanan keamanan adalah kondisi daya tangkal bangsa yang dilandasi
kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya
serta kemampuan mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk
ancaman.
C. Bela Negara Sebagai Upaya Mewujudkan Ketahanan Nasional
Istilah bela negara, dapat kita temukan dalam rumusan Pasal 27 Ayat 3 UUD NRI 1945.
Pasal 27 Ayat 3 menyatakan “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”. Dalam buku Pemasyarakatan UUD NRI 1945 oleh MPR (2012)
dijelaskan bahwa Pasal 27 Ayat 3 ini dimaksudkan untuk memperteguh konsep yang dianut
bangsa dan negara Indonesia di bidang pembelaan negara, yakni upaya bela negara bukan
hanya monopoli TNI tetapi merupakan hak sekaligus kewajiban setiap warga negara. Oleh
karena itu, tidak benar jika ada anggapan bela negara berkaitan dengan militer atau
militerisme, dan seolah-olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya
terletak pada Tentara Nasional Indonesia. Dalam bagian penjelasan Undang-undang No. 3
Tahun 2002 tersebut dinyatakan bahwa upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga
Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
5
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga
merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran,
tanggung jawab, dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Jika bela
negara tidak hanya mencakup perang mempertahankan negara, maka konsep bela negara
memiliki cakupan yang luas. Bela negara dapat dibedakan secara fisik maupun nonfisik.
Secara fisik yaitu dengan cara "memanggul senjata" menghadapi serangan atau agresi musuh.
Bela Negara secara fisik dilakukan untuk menghadapi ancaman dari luar. Pengertian ini dapat
disamakan dengan bela negara dalam arti militer.Sedangkan bela negara secara nonfisik dapat
didefinisikan sebagai "segala upaya untuk mempertahankan negara kesatuan Republik
Indonesia dengan cara meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, menanamkan
kecintaan terhadap tanah air serta berperan aktif dalam memajukanbangsa dan negara,
termasuk penanggulangan ancaman. Bela negara demikian dapat dipersamakan dengan bela
negara secara nonmiliter.(Dikjen,2016)
Menurut dikjen 2016, Dengan mendasarkan pengertian ketahanan nasional sebagai kondisi
dinamik bangsa yang ulet dan tangguh dalam menghadapi berbagai ancaman, maka konsepsi
ini tetaplah relevan untuk dijadikan kajian ilmiah. Hal ini disebabkan bentuk ancaman di era
modern semakin luas dan kompleks. Bahkan ancaman yang sifatnya nonfisik dan nonmiliter
lebih banyak dan secara masif amat mempengaruhi kondisi ketahanan nasional. Misalnya,
ancaman datangnya kemarau yang panjang di suatu daerah akan mempengaruhi kondisi
ketahanan pangan di daerah yang bersangkutan.Ketahanan Nasional tetap relevan sebagai
kekuatan penangkalan dalam suasana sekarang maupun nanti, sebab ancaman setelah
berakhirnya perang dingin lebih banyak bergeser kearah nonfisik, antara lain; budaya dan
kebangsaan (Sudradjat, 1996: 1-2). Inti ketahanan Indonesia pada dasarnya berada pada
tataran “mentalitas” bangsa Indonesia sendiri dalam menghadapi dinamika masyarakat yang
menghendaki kompetisi di segala bidang. Hal ini tetap penting agar kita benar-benar
memiliki ketahanan yang benar-benar ulet dan tangguh. Ketahanan nasional dewasa ini
sangat dipengaruhi oleh kondisi ketidakadilan sebagai “musuh bersama”. (Armawi,2012:90).
Konsep ketahanan juga tidak hanya ketahanan nasional tetapi sebagai konsepsi yang berlapis,
atau Ketahanan Berlapis yakni ketahananindividu, ketahanan keluarga, ketahanan daerah,
ketahanan regional dan ketahanan nasional (Basrie, 2002). Ketahanan juga mencakup
beragam aspek, dimensi atau bidang, misal istilah ketahanan pangan dan ketahanan energi.
Istilah-istilah demikian dapat kita temukan dalam rumusan RPJMN 2010-2015. Dengan
masih digunakan istilah-istilah tersebut, berarti konsep ketahanan nasional masih diakui dan
diterima, hanya saja ketahanan dewasa ini lebih difokuskan atau ditekankan pada aspek-aspek
ketahanan yang lebih rinci, misal ketahanan pangan dan ketahanan keluarga.
D. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional
Unsur-unsur ketahanan nasional model Indonesia terdiri atas delapan unsur yang dinamakan
Asta Gatra (delapan gatra), yang terdiri dari Tri Gatra (tiga gatra) alamiah dan Panca Gatra
(lima gatra) sosial. Unsur atau gatra dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, sebagai
berikut; Tiga aspek kehidupan alamiah (tri gatra) yaitu:
1. Gatra letak dan kedudukan geografi
2. Gatra keadaan dan kekayaan alam
3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
6
LIma aspek kehidupan sosial (panca gatra) yaitu:
1. Gatra ideologi
2. Gatra politik
3. Gatra ekonomi
4. Gatra sosial budaya (sosbud)
5. Gatra pertahanan dan keamanan (hankam)
Model Asta Gatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan
budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang
dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model ini merupakan hasil pengkajian
Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas). (dikjen,2016)

7
BAB III
PEMBAHASAN
A. Implementasi Pancasila sebagai pertahanan dan Keamanan
Negara pada hakikatnya adalah suatu masyarakat hukum. Demi tegaknya hak-hak
warga negara maka diperlukan peraturan perundang-undang negara, baik dalam
rangka mengatur ketertiban warga maupun dalam rangka melindungi hak-hak
warganya. (Adha, 2020) Konsepsi Terhadap Pemecahan
B. Masalahan Penduduk Dalam Rangka Ketahanan Nasional
Permasalahan-permasalahan yang telah dikemukakan di atas, harus dicari solusinya
melalui kebijakan, strategi dan upaya-upaya yang perlu dilakukan sebagai berikut:
Kebijakan
Kebijakan yang perlu ditempuh adalah “Optimalisasikan Pembangunan Nasional
Berorientasi Kependudukan Berwawasan Ketahanan Nasional“. Optimalisasi
Pembangunan Nasional Berorientasi Kependudukan Berwawasan Ketahanan Nasional
adalah suatu proses pembangunan nasional yang dilaksanakan secara terus-menerus,
menjadikan “penduduk” sebagai titik sentral pembangunan nasional baik sebagai
subjek maupun objek pembangunan melalui peningkatan kualitas dan produktivitas
sumber daya manusia, melibatkan seluruh lapisan strata penduduk mulai dari desa
sampai ke tingkat nasional. Dengan demikian, diharapkan penduduk Indonesia mampu
memperkuat “bargaining position“ menghadapai era globalisasi dan memperkokoh
ketahanan nasional bangsa Indonesia di dalam wadahNKRI berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
2. Strategi
Untuk melaksanakan kebijakan tersebut di atas, perlu ditempuh strategi sebagai
berikut :
1) Pengendalian kuantitas penduduk melalui pengaturan fertilitas dan penurunan
mortalitas
2) Peningkatan kualitas penduduk melalui peningkatan dan kontinu

8
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Monitoring adalah kegiatan pemantauam untuk memperoleh informasi secara terus-menerus
sehingga hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi yaitu kegiatan penilaian
di akhir kegiatan untuk melihat pencapaian dari program yang dijalankan. Penerapan
biosecurity pada kegiatan budidaya perairan berbeda-beda tergantung pada jenis hewan yang
dibudidayakan, serta tempat dilakukannya budidaya hewan tersebut

9
DAFTAR PUSTAKA
NiputuDk, 2013. https://ndkbluefin.wordpress.com/2013/10/08/monitoring-surveillance-dan-
penanggulangan-penyakit-ikan-di-minahasa-utara/ : diakses 5 April 2021

Hariyanti,2012.Pengembangan Teknik Biomonitoring Dan


Biosecurity Yang Efektif Dan Akurat Menuju
Aktivitas Budidaya Perikanan Berkelanjutan. Skripsi, Universitas Diponegoro

Purba,2020. Teknologi Dan Pendampingan Monitoring Perairan Untuk Budidaya Di Desa


Babakan, Kabupaten Pangandaraan. Jurnal Aplikasi Ipteks untuk Masyarakat. Vol 9(1): 12-
15

10

Anda mungkin juga menyukai