TINJAUAN TEORI
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Kemenkes. 2012). Berdasarkan undang-undang
tentang rumah sakit no.44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
kondisi pasien. Dengan berlalunya waktu dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi rumah sakit tidak hanya menjadi tempat untuk menyelamatkan pasien.
Berbagai layanan dapat diakses oleh pasien yang membutuhkan bantuan. Pasien yang
Rumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
Oleh karena itu rumah sakit dituntut agar mampu mengelola kegiatannya, dengan
khususnya tenaga medis dan tenaga keperawatan dalam menjalankan tugas, hak dan
BAB VIII pasal 29 dan 30 mengenai hak dan kewajiban rumah sakit, yaitu :
1) Setiap Rumah sakit mempunyai kewajiban :
masyarakat;
kemampuan pelayanannya;
e) menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin;
ambulan gratis, pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
i) menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui,
k) menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika
kewajiban pasien;
maupun nasional;
laws);
a) menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan
pelayanan;
perundang-undangan;
Sakit pendidikan.
Akreditasi yang ditetapkan oleh Menteri, setelah dinilai bahwa Rumah Sakit itu
memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu
adalah semua standar pelayanan yang berlaku di Rumah Sakit antara lain standar
(Kemenkes. 2017).
tentang akreditasi rumah sakit, pada Bab II penyelenggaran Akreditasi pasal 3 ayat 1
menjelaskan bahwa setiap rumah sakit wajib terakreditasi, karena sudah dijelaskan
pada Bab I ketentuan umum, pasal 1 ayat 2 yang menjelakan Standar Akreditasi
adalah pedoman yang berisi tingkat pencapaian yang harus dipenuhi oleh rumah sakit
Keselamatan pasien (patient safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cidera yang disebabkan
oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifi kasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
Keselamatan Pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya, serta
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
injury. Accidental injury disebabkan karena error yang meliputi kegagalan suatu
perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam mencapai tujuan. Accidental
injury juga akibat dari melaksanakan tindakan yang salah (commission) atau tidak
Pasien yang dimana keselamatan pasien ini terbentuk melalui system pelayanan yang
berdasarkan undang-undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 BAB III
nomor 11 tahun 2017 BAB III tentang penyelenggaraan keselamatan pasien pasal 5
ayat 3 yang berbunyi rumah sakit harus menjamin pelaksanaan tersebut seperti :
a) asuhan pasien lebih aman, melalui upaya yang meliputi asesmen risiko,
b) pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden, dan tindak
lanjutnya; dan
standar yang harus dimiliki suatu rumah sakit untuk memberikan jaminan dan
kementrian Kesehatan Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 BAB III tentang
Penyelanggaraan rumah sakit pasal 5, ayat 2 huruf (a). Standar keselamatan pasien
mencangkup :
a) hak pasien;
dimaksud pada ayat 2 huruf (b) (KEMENKES. 2017) meliputi tercapainya beberapa
sebagaimana dimaksud pada ayat 2 huruf C terdiri atas beberapa hal yaitu :
Standar hak pasien merupakan hak-hak pasien yang harus diketahui tenaga
kesehatan khusus nya dirumah sakit, apabila hak-hak pasien tersebut tidak diberikan
kepada pasien maka pasien berhak untuk meminta hak-hak nya. Yang dimana sudah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 4 huruf (a) merupakan hak pasien dan
keluarganya untuk mendapatkan informasi tentang diagnosis dan tata cara tindakan
medis, tujuan tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang
mungkin terjadi, prognosis terhadap tindakan yang dilakukan, dan perkiraan biaya
pengobatan. Kriteria standar hak pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi:
c) penjelasan secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya dilakukan oleh
Standar hak pasien dan keluarga dalam pendidikan sudah diatur dalam
rumah sakit pasal 7 ayat 1 merupakan hal yang harus diperhatikan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit, memerlukan komunikasi yang baik dan efektif sehingga
informasi atau pendidikan kesehatan yang disampaikan kepada pasien bisa diterima
dan dipahami dengan baik oleh keluarga dan pasien. sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 ayat (4) huruf b berupa kegiatan mendidik pasien dan keluarganya tentang
kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien. Krateria Standar
pendidikan kepada pasien dan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
kesehatan;
tenaga dan antar unit pelayanan. Kriteria standar Keselamatan Pasien dalam
a) pelayanan secara menyeluruh dan terkoordinasi mulai dari saat pasien masuk,
pemindahan pasien, rujukan, dan saat pasien keluar dari fasilitas pelayanan
kesehatan;
Standar pendidikan kepada staf tenaga kesehatan yang di atur dalam undang-
undang Republik Indonesia nomor 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien dalam
pasal 11, ayat 1 yang berbunyi Standar pendidikan kepada staf tentang Keselamatan
Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 4 huruf (f) merupakan kegiatan
dan orientasi bagi staf baru yang memuat topik Keselamatan Pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing;
Pasien dalam setiap kegiatan pelatihan/magang dan memberi pedoman yang jelas
Suatu kejadian yang tidak diharapkan yang mengakibatkan cedera pada pasien
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang harusnya
diambil, dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisi pasien. Kejadian
Kejadian nyaris cidera adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke
pasien. Missalnya suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan, tetapi staf
Suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak mengakibatkan cidera
e) Kejadian Sentinel
Adalah suatu KTD yang mengakibatkab kematian atau cidera yang sangat serius.
Biasanya dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat
diterima seperti: Operasi pada bagian tubuh yang salah. Pemilihan kata ‘sentinel’
terkait dengan keseriusan cedera yang terjadi (Mis. Amputasi pada kaki yang
adanya masalah yang serius pada kebijakan dan prosedur yang berlaku.
2.2.11 Bentuk-bentuk insiden dirumah sakit
c) kesalahan pelayanan karena komunikasi yang tidak efektif baik dari perawat-
e) dan juga kejadian infeksi karena pedoman dalam mencuci tangan yang tidak
diikuti (Kemenkes & KARS dalam Arrum, Salbiah, & manik. 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Arrum, D, Salbiah & Manik, M. (2015). Knowledge of Health Workers in The Patient Safety
in The Hospital of Sumatera Utara. Idea Nursing Journal. VolVI. No2. ISSN 2087-
2879. www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/6529/5349
Herawati, T,Y. (2015). Patient Safety Culture Inpatient In The Hospital X District Jember.
Jurnal IKESMA. Vol11. No1.
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/4350
Ismainar, H, Dahesihdewi, A & Dwiprahasto. (2012). Leadership And Communication
Effectiveness On Patient Safety Teamwork Ibnu Sina Islamic Hospital Pekanbaru
Riau. Jurnal Kesehatan Komunitas. Vol2. No1.
jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/34
Kemenkes RI .(2009). Undang-undang Republik Indonesia Nomor. 44 Tahun 2009, Tentang
Rumah Sakit, Jakarta. http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/UU
%20No.%2044%20Th%202009%20ttg%20Rumah%20Sakit.PDF
Kemenkes RI .(2012). Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia. No.
413/Menkes/Per/XII/2012, Akreditasi Rumah Sakit.
ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2012/bn413-2012.pdf
Permenkes RI .(2017). Peraturan Menteri Kesehatan Republiks Indonesia. No.
308/Menkes/Per/XI/2017, Tentang Keselamatan Pasien. Pencabutan.
ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn308-2017.pdf
Santoso Arif R & Pudjiraharjo Widodo. R, (2013). (Improving Performance of Nursing
Documentation Based on Knowledge Management Through SECI Concept Model’s.
Jurnal Ners. Vol8. No2. Hlm 330-341. https://e-
journal.unair.ac.id/JNERS/article/view/3850
Sumarni. (2017). Analisis Implementasi Patient Safety Terkait Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Ners dan Jurnal Kebidanan. Vol5. No2. ISSN
2503-1856. ejournal.almaata.ac.id/index.php/JNKI/article/download/428/415