Anda di halaman 1dari 4

A.

Soil Trasmitted Helminth (STH)

1.Pengertian

Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing. Berdasarkan taksonomi,
helmin dibagi menjadi : nemathelminthes (cacing gilik ; Nema = benang ) dan platyhelmintes
(cacing pipih ). Stadium dewasa cacing yang Termasuk nemathelminthes (kelas nematoda )
berbentuk bulat memanjang dan pada Potongan transversal tampak rongga badan dan alat-
alat dengan kelamin terpisah (Susanto dkk, 2011). Soil Transmitted Helminth (STH), yaitu
nematoda yang Dalam siklus hidupnya untuk mencapai stadium infektif, memerlukan tanah
dengan Kondisi tertentu (Safar, 2010).

2. Jenis – jenis soil trasmitted helminth (STH)

a. Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

1) Penyebaran , hospes dan habitat

Ascaris lumbricoides adalah nematoda terbesar parasitisasi usus manusia.


Nama yang berasal dari Askaris berarti cacing usus dan Lumbricus berarti Menyerupai cacing
tanah. Biasa disebut sebagai cacing bundar (Sastry and Bath, 2014). Di Indonesia
frekuensinya tinggi berkisar antara 20 – 90%. Hospes Definitifnya hanya manusia. Cacing
dewasanya berhabitat di rongga usus halus dan Menimbulkan penyakit yang disebut
askariasis (Safar, 2010).

2) Morfologi dan Siklus Hidup

Telur yang belum dibuahi : berbentuk lonjong khas, tidak dibuahi, Telur Ascaris lumbricoides
secara khas berukuran 85 – 95 μm dengan 38 – 45 μm. Cangkang tipis melindungi bagian
dalamnya massa protoplasma amorf. Telur itu Biasanya kortikal (mis., telur memiliki bagian
luar mammillated, lapisan Albuminous). Telur yang sudah dibuahi : berbentuk lebih bulat
dari telur yang tidak Dibuahi, biasanya berukuran 40 – 75 μm dengan 30 – 50 μm.
Pemupukan telur Mengubah massa amorf protoplasma menjadi embrio uniseluler yang
belum Berkembang. Polisakarida yang mengandung lapisan tebal nitrogen yang disebut
Kitin, juga dikenal sebagai shell terletak di antara embrio dan mammillated berbahan
Albuminous (corticated) (Zeibig, 2013).Kedua lapisan melindungi embrio dari lingkungan
luar. Telur tidak Memiliki mammillated luar, lapisan albuminous (disebut decorticated) telur
yang Telah dibuahi mungkin juga ada. Cacing A. Lumbricoides dewasa biasanya berwarna
Warna putih krem dengan warna merah muda, lurik halus terlihat di kutikula (permukaan
meliputi hadir pada nematoda dewasa).

Gejala yang ditimbulkan pada penderita dapat disebabkan oleh cacing Dewasa dan larva
(Safar, 2010).

a) Stadium larva, yaitu kerusakan pada paru-paru yang menimbulkan gejala yang
meningkat, dan dalam rontgen for thorax terlihat bayangan putih halus yang
b) Statidum dewasa, biasanya terjadi gejala usus ringan. Pada infeksi berat dapat terjadi
malabsorbsi yang memperberat malnutrisi karena perampasan makanan oleh cacing
dewasa. Bila cacing dewasa menumpuk dapat menimbulkan ileus
obstruksi.

Cacing Cambuk (Trichuris trichiura)

1) Penyebaran , hospes dan habitat


Trichuris trichiura disebut juga sebagai cacing cambuk karena pada stadium Dewasa
cacing menyerupai gagang cambuk. Pertama kali dijelaskan oleh Linnaeus Pada
tahun 1771 (Sastry and Bath, 2014). T. Trichiura ditemukan terutama di daerah
Beriklim hangat dari dunia di mana praktik sanitasi yang buruk adalah umum, Seperti
buang air besar langsung ke dalam tanah atau menggunakan kotoran Manusia
sebagai pupuk. Cacing dewasa berhabitat di usus besar seperti kolon dan Caecum

2) Morfologi dan siklus hidup


Cacing ini mudah dikenal dengan bentuknya yang spesifik seperti cambuk. Di bagian
depan halus seperti benang sepanjang 3/5 dari seluruh tubuh, dan terdapat
Esophagus yang sempit. Di bagian belakang tebal berbentuk seperti gagang cambuk
Sekitar 2/5 panjang badan, tepi betina 35 – 50 mm. Cacing jantan panjangnya 30 –80
mm dan betina 35 – 75 mm, telur mempunyai kulit tebal kecoklatan dengan dua
Sumbat di kedua ujungnya.Setiap hari dapat dihasilkan telur sekitar 3000 – 10.000
yang berbentuk guci atau sitrum dengan ukuran 50 mikron.

3) Patofisiologi dan gejala klinis Pada infeksi berat , terutama pada anak, cacing
tersebar di seluruh kolon dan Rectum. Kadang – kadang terlihat di mukosa rectum
yang mengalami prolapses Akibat mengejannya penderita pada waktu defekasi.
Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukosa usus , hingga terjadi trauma
yang menimbulkan iritasi kepalanya ke dalam mukosa usus , hingga terjadi trauma
yang menimbulkan iritasi dan peradangan mukosa usus.

Cacing Tambang (Ancylostoma duodenale dan Necator americanus)

1) Penyebaran , Hospes dan Habitat


Diperkirakan hampir 25% dari dunia populasi terinfeksi dengan cacing
Tambang. Frekuensi infeksi cacing tambang tinggi terdapat di daerah hangat
dengan Penduduk mempraktikkan sanitasi yang buruk, terutama yang
berkaitan dengan Tempat pembuangan tinja. Penyebaran spesies ini ada di
Cina, India, dan Afrika. Hospes parasit ini adalah manusia dan berhabitat di
usus halus manusia. Cacing ini Menyebabkan nekatoriasis dan
ankilostomiasis (Zeibig, 2013).

2) Morfologi dan Siklus Hidup


Cacing dewasa berukuran kecil, silindris, berbentuk gelendong dan Berwarna
putih kelabu. Bila sudah menghisap darah, cacing segar berwarna
Kemerahan. Cacing betina berukuran (9 – 13 ) x (0,35 – 60 ) mm, lebih besar
dari Yang jantan yang berukuran (5 – 11 ) x (0,3 – 0,45 ) mm. Necator
americanus lebih Kecil dari Ancylostoma duodenale. Cacing ini relatif
mempunyai kutikula yang Tebal.

3. Patofisiologi dan Gejala Klinis


Gejala nekatoriasis dan ankilostomiasis antara lain (Susanto dkk, 2011) :

a) Stadium larva
Bila banyak larva filariform sekaligus menembus kulit , maka akan terjadi
Ground itch. Infeksi secara oral menyebabkan penyakit wakana dengan
gejala mual, Muntah, iritasi faring, batuk, sakit leher, dan serak.

b) Stadium dewasa
Gejala tergantung pada spesies dan jumlah cacing dan keadaan
gizi Penderita. Pada infeksi kronik atau berat terjadi anemia
hipokrom mikrosister. Di Samping itu juga terdapat cosinofilia.
Cacing tambang biasanya tidak menyebabkan Kematian, tetapi
daya tahan berkurang dan prestasi kerja turun.

B. Klasifikasi helminthes

HELMINTOLOGI.

adalah ilmu yang mempelajari parasit yang berupa cacing.

Klasifikasi:
Berdasarkan taksonomi helmenth dibagi 2 :
- Nemanthelmintes (cacing cilik) : Nematoda
- Platyhelminthes (cacing pipih) : Trematoda dan cestoda

Nemanthelminthes ( cacing cilik)


-Kelas nematoda
-Bentuk bulat memanjang
-Mempunyai rongga badan (pada potongan transversal tampak alat-alat)
-Mempunyai alat kelamin terpisah ( jantan dan betina).
-Nematoda usus dan nematoda jaringan.

Nematoda Usus
Soil transmitted helminth
-Ascaris lumbricoides
-Ancylostoma deodenale
-Necator americanus
-Trichuris truchiura
-Strongyloides strecoralis.

Nematoda usus lain: Enterobius vermicularis, trichinella spiralis

Nematoda Jaringan
- cacing dewasa hidup dalam saluran dan kelenjar limfe
- menyebabkan penyakit filariasis/ elefantiasis
1. uchereria bancrfti
2. Brugia malayi
3. Brugia Timor
4. Loa loa
5. Onchocerca volvulus

Nematoda Jaringan
- bersifat ovovivipar, betina mengeluarkan Larva (mikrofilaria)
- infeksi terjadi melalui : nyamuk
Culex, Aedes, Anopheles, mansonia
- di Indonesia masih terdapat daerah endemis : Sumatera dan sekitarnya, Jawa,
Kalimantan, Sulawesi, NTT, Papua.
- cacing dewasa filaria hidup dalam saluran limfe

Platyhelminthes ( cacing pipih)


- kelas trematoda (cacing daun)
- kelas cestoda (cacing pita)
Cacing trematoddaun
- Berbentuk daun
- badan tidak bersegmen
- mempunyai alat pencernaan
- Hermaphrodit.

Menurut tempat hidup dibagi menjadi:


Trematoda usus
Trematoda hati
Trematoda paru
Trematoda darah

> Phylum: platyhelminthes (flatworms)


> Subclass: digenea.
> Order: Strigeida.
> Family: Schistosomatidae (blood flukes)
> Subfamily: Schistosomatidae

Anda mungkin juga menyukai