Operasional Standar
PENYELARASAN
KURIKULUM DENGAN
IDUKA
1
PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR
PENYELARASAN KURIKULUM
DENGAN IDUKA
2
Dr. Kamsono, M.Pd.
Kepala SMK Negeri 5 Kabupaten Tangerang
Provinsi Banten
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, vokasi sendiri merupakan salah satu komponen inti bagi
Salam sejahtera, IDUKA. Karena itu, penyiapan kompetensi SDM Vokasi
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus dapat selama pendidikan perlu difokuskan untuk memenuhi
bersinergi erat dengan Industri, Dunia Usaha, dan kebutuhan kompetensi di IDUKA. Agar pola pembelajaran
Dunia Kerja (IDUKA). Keselarasan kompetensi lulusan di SMK dapat sesuai dengan kebutuhan IDUKA, SMKN 5
SMK dengan kebutuhan kompetensi IDUKA sendiri Kabupaten Tangerang menyelenggarakan program
merupakan salah satu wujud dari akuntabilitas Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA Tahun 2020.
penyelenggaraan pendidikan vokasi yang selama ini
dilaksanakan. Sebab pendidikan vokasi idealnya Prosedur Operasional Standar ini memuat tentang latar
mampu mengantar lulusannya dapat masuk ke dalam belakang pelaksanaan program, persyaratan dan proses
IDUKA dengan tingkat kesenjangan yang rendah pemilihan, komponen penilaian, format proposal,
(sesuai dengan keterampilan yang dimiliki). SMK besaran dan komponen biaya program, serta
sendiri memiliki peran dan fungsi yang sangat strategis administrasi dan jadwal pelaksanaan program.
dalam memenuhi SDM yang sesuai dengan kebutuhan Diharapkan pedoman ini dapat menjadi acuan bagi
IDUKA. Salah satu bentuk meningkatkan sinergi setiap Kompetensi Keahlian di SMKN 5 Kab.
tersebut adalah melalui penyelarasan kurikulum Tangerang dalam melaksanakan Penyelarasan
dengan IDUKA. Kurikulum dengan IDUKA Tahun 2020. Akhir kata,
Kurikulum merupakan elemen penting bagi kami mengucapkan terima kasih kepada Tim dan
pembentukan SDM Vokasi berkompetensi dan semua pihak yang telah berperan dan berpartisipasi
berkualifikasi tinggi. Terutama apabila merujuk pada dalam penyusunan Buku Pedoman ini.
problem utama yang selama ini terjadi antara SMK dan
IDUKA, yakni “link and match”. Selama ini masalah Terima kasih
link and match antara SMK dan IDUKA merupakan
Wabillahi Taufiq Walhidayah, Wassalamu’alaikum
urgensi yang masih belum teratasi. Pasalnya apabila
Warrahmatullahi Wabarakatuh
hal tersebut terus dibiarkan, tentu ini akan berimplikasi
pada jalannya roda pembangunan di beberapa sektor
prioritas bangsa di masa depan. Mengingat SDM
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar - 3
Daftar Isi - 4
I. Latar Belakang - 5
VII. Penutup - 17
4
I
A. Latar Belakang
LATAR
BELAKANG
sudah dibangun dengan proses panjang dan
berevolusi. Di sisi lain, IDUKA juga telah
Keselarasan kompetensi lulusan dengan mengalami perubahan; peningkatan taraf hidup
kebutuhan kompetensi IDUKA adalah wujud masyarakat, kemajuan teknologi, infrastruktur,
akuntabilitas penyelenggara pendidikan vokasi. keterbukaan pasar Indonesia, persaingan bebas,
Pendidikan vokasi idealnya mengantar bisnis digital,
lulusannya dapat masuk ke dalam IDUKA sampai pada perubahan landscape demografi
dengan tingkat kesenjangan yang rendah. Oleh telah menjadi pemicu perubahan kebutuhan
karena itu, penyiapan kompetensi Peserta IDUKA akan kompetensi sumber daya
Didikselama pendidikan perlu difokuskan untuk manusianya.
memenuhi kebutuhan kompetensi di IDUKA. Di tengah perubahan tersebut, muncul kesadaran
Dengan demikian metoda pembelajarannya juga akan pergeseran tumpuan negara dari sumber
khas dengan lebih banyak belajar dari daya alam menjadi sumber daya manusia.
pengalaman menggunakan teknologi atau prosedur Pemerintah sudah mencanangkan tema “SDM
pelaksanaan kerja sebagaimana para profesional Unggul, Indonesia Maju” untuk memacu
bekerja. Dalam dunia pendidikan dikenal dengan pembangunan SDM sesegera mungkin membawa
metoda “deduktif” atau dalam istilah hasil berupa dampak ekonomi. Oleh karena itu,
internasional dikenal dengan pola pembelajaran pendidikan vokasi harus berbenah meningkatkan
“Experiential Learning”. peran aktifnya dalam mendukung ekonomi
Kurikulum merupakan serangkaian pengalaman nasional dengan menghasilkan lulusan yang
dan kegiatan belajar yang direncanakan untuk mampu mendukung percepatan peningkatan
dilalui oleh peserta didik dalam rangka mencapai daya saing IDUKA.
tujuan pembelajaran. Kurikulum juga merupakan Penyelarasan kurikulum pendidikan vokasi
perwujudan dari strategi kompetensi dengan IDUKA penting untuk segera dilakukan
keahliandalam mencapai tujuan pendidikannya. agar efektivitas dan efisiensi pendidikan vokasi
Kurikulum merupakan acuan/patron dalam dapat meningkat. Untuk mengetahui sejauh mana
mencetak lulusan menggunakan sumber daya kesenjangan antara target kompetensi kurikulum
manusia, infrastruktur, sarana dan sumber daya dengan kompetensi yang dibutuhkan IDUKA,
lainnya yang dimiliki oleh penyelenggara maka program Penyelarasan kurikulum sangat
pendidikan. Mengingat peran kunci kurikulum penting untuk dilakukan. Program Penyelarasan
tersebut, tidaklah berlebihan bahwa kurikulum kurikulum yang akan dilaksanakan pada tahun
juga merupakan faktor penting dalam 2020 ini merupakan langkah awal yang yang
menentukan keselarasan lulusan dengan harus terus dilakukan secara periodik dan
kebutuhan kompetensi IDUKA. berkelanjutan mengikuti dinamika perkembangan
Kurikulum yang saat ini dijalankan di IDUKA dan kemanjuan teknologi. Sasaran
program studi-kompetensi Penyelarasan adalah outcome pendidikan vokasi
keahlianpendidikan vokasi umumnya dari persepsi alumni dan pengguna lulusan
5
(employer/IDUKA), serta memperhatikan negara-negara maju. Hasil Penyelarasan berupa
kebutuhan softskill esensial yang data terukur tentang kesenjangan gap antara
terbentuk dari proses pendidikan harapan IDUKA dengan hasil proses pendidikan
berbasis pegalaman nyata dalam kampus yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan
yang lazim dilakukan dan diukur di dalam revisi kurikulum berikutnya.
6
II
TUJUAN, SASARAN, DAN
DESKRIPSI PROGRAM
PENYELARASAN
KURIKULUM DENGAN
IDUKA
A. Tujuan
Program ini bertujuan untuk menghasilkan: Penyelarasan keselarasan kurikulum akan
1. Analisis kesenjangan yang objektif dilaksanakan dengan menggunakan model yang
antara target kompetensi kurikulum disajikan pada Gambar 1. Analisis kesenjangan
yang sudah berjalan dengan kebutuhan dilakukan dengan membandingkan antara
kompetensi IDUKA. kompetensi lulusan SMK dengan kompetensi
7
SMK
D. Manfaat
Program Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Kompetensi Keahlian di SMKN 5 Kabupaten Tangerang : mendapatkan masukan untuk
penyempurnaan kurikulum, rencana pengadaan sarana dan prasarana, dan proses belajar
mengajar.
2. Bagi Kemendikbud: mendapatkan model pengembangan kurikulum pendidikan vokasi (SMK)
di bidang prioritas sebagai bahan penyusunan kebijakan untuk program-program penyelarasan
kurikulum berikutnya.
8
TARGET
III LUARAN
PROGRAM
Daftar Kompetensi Keahlian di SMKN 5 Kabupaten Tangerang sebagai sasaran dari program
Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA, yaitu:
1. Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
2. Teknik Pemesinan
3. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
4. Teknik Komputer dan Jaringan
5. Multimedia
6. Rekayasa Perangkat Lunak
7. Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran
8. Akuntansi dan Keuangan Lembaga
9. Agribisnis Pengolahan Hasil Perikanan
10. Perhotelan
9
Setiap Kompetensi Keahlian harus melakukan aktivitas dan menghasilkan luaran berikut,
namun tidak terbatas pada :
10
5 Tinjau ulang Melakukan tinjauan ulang kurikulum Defisiensi kurikulum,
kurikulum dan dengan menggunakan metode sarana prasarana, dan
sarana prasarana experiential learning. PBM
6 Reviu Focus Group Discussion Reviu hasil analisis
7 Revisi dan Menarik kesimpulan dan membuat Rencana aksi perubahan
Kesimpulan rencana perubahan kurikulum kurikulum, penguatan
pengembangan sarana prasarana dan sarana prasarana, dan
PBM berdasar hasil analisis penyempurnaan PBM
8 Pelaporan Penulisan laporan akhir dan Dokumen laporan /
pertanggungjawaban keuangan monev
11
BESARAN
IV DANA DAN
KOMPONEN
BIAYA
A. Besaran Dana
Besaran dana yang dapat diusulkan disesuaikan dengan kebutuhan.
B. Komponen Biaya
Komponen biaya yang diajukan harus dapat dilihat kaitannya dengan program yang diusulkan dan
disertai dengan argumentasi dan justifikasi yang kuat tentang pemanfaatan dana yang diusulkan. Rencana
anggaran biaya yang boleh diusulkan adalah sebagai berikut:
1. Rapat persiapan
2. Survei Internal dan Eksternal
3. Rapat analisis dan kajian
4. Focus Group Discussion
5. Penyusunan laporan interim dan laporan akhir
6. Publikasi di jurnal / konferensi ilmiah nasional (apabila ada).
7. Aktivitas lain yang mendukung pelaksanaan program.
Komponen yang boleh diusulkan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.02/2019
Tentang Standar Biaya Masukan Tahun.
12
ADMINITRASI
V DAN JADWAL
A. Format Dokumen
Seluruh berkas dibuat dalam ukuran kertas A4 dengan jenis huruf Time New Roman Font 12 spasi 1,5 dan
margin normal.
No Kegiatan Waktu
1 Sosialisasi Program bersama IDUKA 19 Agustus 2020
7 Reviu KD dan Silabus Penyelarasan oleh 7-11 Oktober dan 23-27 November 2020
Sekolah dan Iduka
8 Penetapan KD dan Silabus yang diselaraskan 11 Desember 2020
13
VI FORMAT
PROPOSAL
Seluruh Kompetensi Keahlian yang akan
melaksanakan Program Penyelarasan Kurikulum
harus membuat proposal pengajuan Program 2. Profil Kompetensi Keahlian
Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA. 3. Visi Misi, dan Tujuan Kompetensi
Sistematika proposal yang diajukan mengikuti Keahlian.
format dan persyaratan sebagai berikut: 7. Bab 2: Usulan Program
1. Halaman judul Bagian ini berisi penjelasan tentang:
Memuat informasi tentang Kompetensi 1. Profil dan struktur organisasi pelaksana
Keahlian dan program yang diajukan seperti kegiatan, baik SMK maupun
contoh pada Lampiran 1. kompetensi keahlianyang melaksanakan
2. Halaman identitas dan pengesahan Penyelarasan keselarasan kurikulum
Halaman ini berisi informasi ringkas tentang 2. Fokus Bidang Prioritas yang diusulkan
nama dan alamat Sekolah, nama dan alamat 3. Tim kajian berupa nama-nama
e-mail Ketua Pelaksana program, seperti pelaksana Penyelarasan kurikulum
contoh pada Lampiran 2. yang ditugaskan Kepala Sekolah dan
3. Pakta Integritas dibuktikan dengan surat tugas
Halaman ini berisi pernyataan dari Pemimpin 4. Surat keterangan dari mitra industri
Perguruan Tinggi pengusul yang memuat untuk berkomitmen terhadap program
tentang komitmen melaksanakan program, yang diusulkan
kesediaan dukungan mitra serta alumni 8. Bab 3: Rancangan Instrumen
Kompetensi Keahlian
Rancangan instrumen Penyelarasan
4. Daftar Isi kurikulum dengan IDUKA berupa kuesioner
5. Ringkasan Eksekutif yang mengandung unsur kompetensi inti
Memuat intisari Proposal, khususnya program dan softskill untuk alumni dan mitra untuk
Penyelarasan Kurikulum dengan IDUKA dan menggali kesenjangan antara Kompetensi
keterkaitannya dengan usulan yang lulusan dengan kriteria IDUKA (Survey
disampaikan. Eksternal).
14
lulusan
15
PENUTUP
VII
Prosedur Operasional Standar ini diharapkan bisa menjadi acuan bagi Kompetensi Keahlian di
SMK Negri 5 Kabupaten Tangerang, dalam melaksanakan Program Penyelarasan Kurikulum Dengan
IDUKA di Tahun 2020. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini jika dipandang perlu ada, akan
disampaikan kemudian.
16
17
Lampiran 1: Metode Analisis Kesenjangan
18
manajerial lulusan di perusahaan / organisasi saudara?
kompetensi keahlian…. 1: sangat kurang … 5: sangat baik
(diisi sesuai kompetensi
c. Bagaimana kesesuaian kompetensi
keahlian), …. (satuan
dalam sistem operasional (standar,
pendidikan) dengan
prosedur) lulusan program studi ….
kebutuhan untuk bekerja
(diisi sesuai kompetensi keahlian), …. Pertanyaan yang diberikan untuk setiap item soft
(satuan pendidikan) dengan kebutuhan skill tersebut antara lain:
untuk bekerja di perusahaan /
a. Seberapa dibutuhkan skill tersebut
organisasi saudara?
untuk bekerja?
1: sangat kurang … 5: sangat baik
1: tidak perlu sama sekali … 5: sangat
d. Saran untuk kelompok 3: penting
b. Bagaimana dukungan kompetensi keahlian
/ kurikulum untuk menghasilkan skill
4. Softskill (untuk alumni dan pengguna lulusan) tersebut?
(Merujuk SKKNI?) 1: tidak mendukung sama sekali … 5:
Item softskill yang harus masuk dalam instrumen sangat mendukung
adalah sebagai berikut: c. Berikan urutan dalam tanda kurung
1. Pengelolaan pribadi dan manajemen siku kontribusi tempat yang
waktu memberikan skill tersebut kepada
saudara (angka 1 untuk kontribusi
2. Tanggung jawab
terbesar, angka 5 untuk kontribusi
3. Kemampuan belajar & beradaptasi terendah, tanda silang (x) kalau tidak
4. Kemampuan menyelesaikan masalah & memberikan kontribusi sama sekali):
manajemen stres [ ] kampus [ ] keluarga
[ ] tempat bekerja
5. Pengelolaan sumber daya
[ ] lembaga pendidikan lain
6. Kemampuan berkomunikasi tertulis
[ ] komunitas
7. Kemampuan berkomunikasi verbal d. Saran untuk kelompok D:
8. Kemampuan berkomunikasi grafis
9. Kemampuan menggunakan media
komunikasi Analisis
10. Berpikir matematis Analisis kesenjangan antara output kompetensi
& skill yang dihasilkan oleh program studi
11. Kerjasama tim dan hubungan antar
vokasi dengan kebutuhan kompetensi & skill
sesama
pada lingkungan kerja menggunakan statistik
12. Kepemimpinan deskriptif.
13. Pengelolaan konflik Analisis lebih lanjut dapat dilakukan oleh
14. Pengambilan keputusan penerima program.
15. Kemampuan identifikasi data dan fakta
16. Berpikir kritis Luaran
Peta kesenjangan kompetensi dan skill antara
17. Kecermatan dalam mengambil risiko
yang dihasilkan kompetensi keahliandengan
18. Berpikir kreatif dan visioner kebutuhan bekerja.
19. Literasi keuangan
20. Etika dan etiket kerja
19
A. Penjelasan Singkat Metode Experiential yang
Learning
Experiential Learning digagas oleh seorang
profesor di bidang pendidikan modern dengan
landasan pemikiran bahwa manusia dewasa
pada umumnya lebih menyerap Ilmu
pengetahuan dan teknologi baru melalui
pengalaman, sebagaimana pernyataan yang
terkenal dari Einstein bahwa Ilmu pengetahuan
itu adalah pengalaman, selebihnya hanya
penunjang belaka. Selanjutnya Kolb menjelaskan
hasil penelitian bahwa “Learning is the process
whereby knowledge is created through the
transformation of experience” (Kolb, 1984, p. 38).
Pada proposal evaluasi kurikulum ini, SMK
diharapkan mulai mempertajam aspek evaluasi
kurikulumnya dengan metoda pembelajaran
berbasis pengalaman profesinya dimulai dari
kampus. Dengan demikian, perubahan
kurikulum dan metoda pembelajaran kedepan
dilaksanakan berdasarkan pada data hasil
analisis kesenjangan antara kemampuan SMK
memberikan pengalaman belajar pada iptek
keprofesiannya di kampusnya dengan praktek
industri mitra maju yang di survey beserta
alumni yang bekerja pada Industri tersebut.
Sebagai contoh pada ilmu terapan bidang Teknik
Sipil, yang memiliki kompetensi inti dalam
membangun bangunan berupa gedung maupun
jalan dan jembatan. Secara ilmu pengetahuan
bahwa lantai beton bertulang memerlukan
waktu 28 hari untuk bisa dimanfaatkan
dalam bagian konstruksi bangunan, tetapi
perkembangan rekayasa teknologi konstruksi
sudah membuktikan bahwa untuk pembangunan
gedung 4 lantai dengan 1.000 kamar pada sebuah
Rumah Sakit di Wuhan-China bisa dilaksanakan
hanya dalam waktu 10 hari. Itulah hasil rekayasa
teknologi terapan yang tidak mengubah masa
pengeringan beton bertulang selama 28 hari
secara ekstrim, tapi menerapkan teknologi pre-
cast dalam praktek mata kuliah Modular
Engineering, sehingga lempengan beton bertulang
tadi sudah disiapkan sebelumnya sebagai modul
20
dipasang pada lokasi bangunan pada dunia kerja akan tampak jelas kesenjangan antara
waktunya. Perkembangan rekayasa pengalaman belajar yang diperoleh di kampus
teknologi ini dapat menjadi bahan dengan kondisi riil di dunia kerja.
penyempurnaan kurikulum dengan
menambahkan mata kuliah Building
Information Modeling (BIM) yang sudah
menjadi tuntutan pasar di era industry
4.0 ini.
Contoh lain misalnya pada praktek
Industri manufaktur di Indonesia yang
sudah memasuki kelas dunia seperti PT.
Astra Honda Motor (AHM), PT. Toyota
Motor Manufacturing Indonesia
(TMMI), PT. Daihatsu Motor
Manufacturing Indonesia (DMMI), dan
lainnya. Kita ambil kisah keberhasilan
dari AHM misalnya pada tahun 2018
perusahaan ini membukukan penjualan
produk yang kita kenal berupa sepeda
motor sebanyak 4,8 juta buah motor
lebih dengan 8 type, yang diproduksi
pada 5 lokasi pabrik berbeda. Para
pekerja lantai pabrik pada umumnya
lulusan SMK dan SMU yang sudah
dilatih dengan supervisi lulusan D3
Politeknik yang juga sudah disiapkan
mengikuti jadwal dalam 3 shift
bergantian dengan waktu kerja efektif 23
jam per hari. Maka waktu
menyelesaikan sebuah motor Itu hanya
6,04 detik per buah, jika bekerja pada
5 lantai pabrik masing-masing memiliki
5 lini produksi dan perakitan, maka
setiap lini produksi dan perakitan hanya
memiliki waktu 151 detik untuk
memperoleh 1 buah motor atau 2,52
menit saja. Masih sangat singkat,
mengingat kalau kita pasang ban saja
kalau bocor perlu 1 jam lebih. Itulah
ilmu rekayasa terapan yang dikenalkan
melalui kuliah Simultaneous
Engineering, Modular Product Design,
dan Part Manufacturing Information
(PMI).
Kuliah-kuliah ilmu rekayasa terapan ini,
jika diberikan dengan metoda
pembelajaran di kelas saja, akan sulit
untuk membentuk sikap dan mental
produktif karena tidak diperolehnya
pengalaman belajar pada profesinya.
Sehingga pada saat lulusan memasuki
21
Lampiran 2: Metode Tinjau Ulang Kurikulum dan Sarana-Prasarana
22
PLP pengampu mata kuliah Inti tersebut langsung dengan teknologi mutakhir
dengan observasi “Experiential Learning” dengan menyelesaikan produk
berikut ini: pesanan industri atau produk
2.1. Active Experimentation (Doing): komersial yang dikembangkan SMK
berapa bobot waktu per SKS untuk dimanfaatkan oleh IDUKA
pembelajaran yang dilaksanakan dana atau masyarakat.
dengan proses bekerja langsung 2.3. Reflective Observation (Watching):
dengan teknologi mutakhir pada apakah peserta didik memiliki
segmen setiap matakuliah Inti. kesempatan untuk mencoba atau
2.2. Concrete Experience (Feeling): mengamati produk hasil kerja
berapa persen waktu bekerja profesinya di lapangan agar mampu
C. Instrumen
Hasil informasi dari evaluasi internal ini
meliputi, tetapi tidak terbatas pada:
a. Subjek mata pelajaran muatan
kejuruan
23
e. Sumber daya manusia & - Keterserapan
teknologi - Kebermanfaatan
- Daftar teknologi yang - Mendalami dengan kerelaan /
dimiliki
engaged
- Daftar dosen dan PLP - Menjadi kebutuhan / passion
yang sudah menguasai
teknologi mutakhir h. Kesenjangan kompetensi alumni vs
kebutuhan kompetensi IDUKA (salinan dari
- Daftar teknologi
hasil analisis kesenjangan kompetensi)
mutakhir yang belum
dimiliki
- Daftar dosen dan PLP Adapun template instrumen (minimal) terlampir.
yang perlu
ditingkatkan
penguasaan
teknologinya
f. Proses
- Penerapan
Metode
Active
Experimentation
o Bobot
jam belajar
yang
menggunakan
metode active
experimentati
on
o Persentasi
waktu
menggunakan
teknologi
mutakhir (%)
o Persentasi
waktu tanpa
menggunakan
teknologi
mutakhir (%)
- Peserta
Didikmendapat
kesempatan
mencoba / mengamati
hasil produknya di
lapangan
- Peserta
Didikmengekspresikan
inisiatif profesionalnya
untuk masyarakat dan
industri
g. Persepsi Peserta Didik
24
Lampiran 3: Pakta Integritas
PAKTA INTEGRITAS
ini: Nama :
Jabatan :
Nama :
Jabatan :
Sebagai Kepala
Dalam rangka melaksanakan program Penyelarasan Keselarasan Kurikulum dengan Industri, Dunia
Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA) menegaskan komitmen saya sebagai berikut:
1. Saya akan memberikan data sebenarnya dan tidak direkayasa kepada Direktorat Kemitraan dan
Penyelarasan Dunia Usaha Dunia Industri terkait dengan program Penyelarasan Keselarasan
Kurikulum dengan Industri, Dunia Usaha, dan Dunia Kerja (IDUKA);
2. Saya menjamin objektivitas dalam pelaksanaan survei eksternal terkait kompetensi inti dan softskill
lulusan dan survei internal terkait pola pembelajaran sesuai dengan pembelajaran vokasi
(Experiential Learning); dan
3. Saya menghindari pertentangan kepentingan (conflict of interest) dalam pelaksanaan Program
Penyelarasan Keselarasan Kurikulum dengan IDUKA.
Bila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS, saya bersedia
dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan perundang - undangan.
, 2020
25
SMK NEGERI 5 KABUPATEN TANGERANG
26