Anda di halaman 1dari 9

Tugas Mata Kuliah Belajar Dan Mengajar

Kelompok 7 :

1. Seber Marthen 2040606109


2. Siti Fatimah Lala Sagita 2040606064
3. Siti Nurazila Ramadhani 2040606051
4. Syabbatina Salsabila 2040606052
5. Taufikkurachman 2040606053

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN 2020


Lokal : A2

Kelompok : 1. Seber Marthen 2040606109

2. Siti Fatimah Lala Sagita 2040606064

3. Siti Nurazila Ramadhani 2040606051

4. Syabbatina Salsabila 2040606052

5. Taufikkurachman 2040606053

Topik Jurnal 1 : Mengurai Hakikat Pendidikan, Belajar dan Pembelajaran

Website : https://pbpp.ejournal.unri.ac.id/index.php/JPB/article/download/5160/4838

Topik Jurnal 2 : Prinsip-Prinsip Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhi Belajar

Website : https://karyatulisku.com/prinsip-prinsip-belajar/

Topik Jurnal 3 : Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran

Website : http://dx.doi.org/10.22373/lj.v5i2.2838

Topik Jurna 4 :

Website :

1. Hakekat belajar, mengajar, dan pembelajaran


Dari kajian filosofi diketahui bahwa manusia pada hakikatnya sebagai makhluk
yang bisa berkembang dan berproduksi. Proses produksi manusia tidak hanya secara
kuantitatif tetapi juga harus secara kualitatif. Dalam perkem bangan secara kualitatif
itulah dibutuhkan “perkembangan manusia menjadi lebih manusiawi”, dan dalam konteks
inilah dibutuhkan pula upaya humanisasi, yaitu proses “memanusiakan manusia”. Ada
pendapat mengatakan bahwa salah satu upaya untuk memanusiakan manusia itu adalah
melalui proses pendidikan.

Jika mengkaji hakikat pendidikan, maka secara tersirat terkandung pula tuntutan
untuk memahami hakikat belajar dan pembelajaran.

Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah


tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar juga diartikan
sebagai aktivitas pengembangan diri melalui pengalaman, bertumpu pada kemampuan
diri belajar di bawah bimbingan pengajar.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan
bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Untuk
menangkap isi dan pesan belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan
kemampuan pada ranah-ranah kognitif, afektif dan psikomotorik

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dan tugas guru
adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku
bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk
membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan
minatnya. Di sini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

2. Prinsip-prinsip dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.


A. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Tanpa adanya
perhatian tidak mungkin akan terjadi sebuah proses belajar. Perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan
kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang
dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari, maka akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Di samping
perhatian, motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang,
tanpa adanya motivasi seseorang tidak dapat melakukan kegiatan dengan sebaik-
baiknya. Oleh karena itu, dengan perhatian dan motivasi maka siswa akan melakukan
proses belajar atau membiasakan diri dengan belajar dengan baik, sehingga ia dapat
memperoleh hasil yang ia inginkan.

B. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu
beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai
kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar,
menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis
misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan
masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain,
menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

C. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar merupakan proses mengamali,
dan belajar tiak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Menurut Edgar Dale dalam
Dimyati (2009:45), “belajar yang baik adalah belajar melalui pengalaman langsung”.
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan
bertanggung jawab terhadap hasilnya. Namun demikian, perilaku keterlibatan siswa
secara langsung dalam kegiatan belajar pembelajaran dapat diharapkan mewujudkan
keaktifan siswa.

D. Pengulangan
Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barangkali yang paling tua
adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan
mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang, dan juga
apabila daya-daya tersebut dilatih dengan pengadaan pengulangan-pengulangan maka
akan menjadi sempurna. Selain itu dengan adanya pengulangan maka akan
membentuk respons yang benar dan akan dapat membentuk kebiasaan-kebiasaan.
Contonya pada saat belajar tidak hanya membaca akan tetapi mengerjakan soal-soal
latihan, mengulang materi yang belum dipahami, dan lain-lain.

E. Tantangan
Tantangan yang dihadapi alam bahan belajar membuat siswa bergairah untuk
mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang banyak mengandung masalah yang
perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pelajaran yang
memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan konsep-konsep, prinsip-prinsip,
dan generalisasi akan menyebabkan siswa berusaha mencari dan menemukan konsep-
konsep, prinsip-prinsip, dan generalisasi tersebut. Contoh dari prinsip tantangan inii
yaitu, melakukan eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun mandiri, atau
mencari tahu pemecahan suatu masalah.

F. Balikan dan penguatan


Siswa selalu membutuhkan suatu kepastian dari kegiatan yang akan dilakukan,
dengan demikian siswa akan selalu memiliki pengetahuan tentang hasil, yang
sekaligus merupakan penguatan bagi dirinya sendiri. Seorang siswa belajar lebih
banyak bila mana setiap langkah segera diberikan penguatan. Hal ini timbul karena
kesadaran adanya kebutuhan untuk memperoleh balikan dan sekaligus penguatan bagi
setiap kegiatan yang dilakukan. Untuk memperoleh balikan penguatan bentuk-bentuk
perilaku siswa yang memungkinkan di antaranya adalah dengan segera mencocokkan
jawaban dengan kunci jawaban, menerima kenyataan terhadap skor/nilai yang
dicapai, atau menerima teguran dari guru/orang tua karena hasil belajar yang jelek.
G. Perbedaan individual
Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan yang
lain. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain, akan membantu siswa
menentukan cara belajar dan sarana belajar bagi dirinya sendiri. Contohnya pada saat
siswa menentukan tempat duduk dikelas, menyusun jadwal belajar, dan lain-lain.

Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa prinsip belajar meliputi perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang berasal
dari dalam diri siswa (faktor internal) dan faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor
eksternal). Hal ini dapat diuraikan sebagaimana disebutkan oleh Djaali (2014: 99)

1. Faktor dari dalam diri (internal)


a. Kesehatan
b. Inteligensi
c. Minat dan motivasi
d. Cara belajar
2. Faktor dari luar diri (eksternal)
a. Keluarga
b. Sekolah
c. Masyarakat
d. Lingkungan

Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas adapun faktor yang mempengaruhi belajar
yaitu, faktor intern dan faktor ekstern. Kedua factor tersebut mempunyai pengaruh yang
kuat dalam proses belajar. jika faktir-faktor yang mempengaruhi tersebut mendukung
proses belajar (pengaruh positif) maka hasil belajar yang akan dicapai siswa akan
maksimal.

3. Motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran


Wina Sanjaya (2010:249) mengatakan bahwa proses pembelajaran motivasi
merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering terjadi siswa yang
kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, akan tetapi
dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk
mengarahkan segala kemampuannya. Dalam proses pembelajaran tradisional yang
menggunakan pendekatan ekspositori kadang-kadang unsur motivasi terlupakan oleh
guru. Guru seakan-akan memaksakan siswa menerima materi yang disampaikannya.
Keadaan ini tidak menguntungkan karena siswa tidak dapat belajar secara optimal yang
tentunya pencapaian hasil belajar juga tidak optimal. Pandangan moderen tentang proses
pembelajaran menempatkan motivasi sebagai salah satu aspek penting dalam
membangkitkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan yang terdapat pada diri seseorang
individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan sesuatu guna mencapai tujuan.
Menurut Mc Donald dalam Kompri (2016:229) motivasi adalah suatu perubahan energi
di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi
untuk mencapai tujuan. Dengan demikian munculnya motivasi ditandai dengan adanya
perubahan energi dalam diri seseorang yang dapat disadari atau tidak. Menurut
Woodwort (1995) dalam Wina Sanjaya (2010:250) bahwa suatu motive adalah suatu set
yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan. Dengan demikian motivasi adalah dorongan yang dapat menimbulkan perilaku
tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Perilaku atau tindakan
yang ditunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari
motive yang dimiliknya. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arden (1957) dalam Wina
Sanjaya (2010:250) bahwa kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan
seseorang untuk mencapai tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motive yang
dimiliki orang tersebut.
Motivasi adalah serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi–kondisi tertentu,
sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka maka akan
berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Jadi motivasi
dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang.
Lingkungan merupakan salah faktor dari luar yang dapat menumbuhkan motivasi dalam
diri seseorang untuk belajar

4. Hakekat pembelajara
Pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik.
Oleh karena pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi,
memfasilitasi, dan meningkatkan proses belajar maka kegiatan pembelajaran berkaitan
erat dengan jenis hakikat, dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Pembelajaran
harus menghasilkan belajar, tapi tidak semua proses belajar terjadi karena pembelajaran.
Proses belajar terjadi juga dalam konteks interaksi sosial-kultural dalam lingkungan
masyarakat.
Pembelajaran dalam konteks pendidikan formal, yakni pendidikan di sekolah,
sebagian besar terjadi di kelas dan lingkungan sekolah. Sebagian kecil pembelajaran
terjadi juga di lingkungan masyarakat, misalnya, pada saat kegiatan ko-kurikuler
(kegiatan di luar kelas dalam rangka tugas suatu mata pelajaran), ekstra-kurikuler
(kegiatan di luar mata pelajaran, di luar kelas), dan ekstramural (kegiatan dalam rangka
proyek belajar atau kegiatan di luar kurikulum yang diselenggarakan di luar kampus
sekolah, seperti kegiatan perkemahan sekolah). Dengan demikian maka proses belajar
bisa terjadi di kelas, dalam lingkungan sekolah, dan dalam kehidupan masyarakat,
termasuk dalam bentuk interaksi sosial-kultural melalui media massa dan jaringan.
Dalam konteks pendidikan nonformal, justru sebaliknya proses pembelajaran sebagian
besar terjadi dalam lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan
jaringan internet. Hanya sebagian kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan
pendidikan nonformal seperti pusat kursus. Yang lebih luas adalah belajar dan
pembelajaran dalam konteks pendidikan terbuka dan jarak jauh, yang karena karakteristik
peserta didiknya dan paradigma pembelajarannya, proses belajar dan pembelajaran bisa
terjadi di mana saja, dan kapan saja tidak dibatasi oleh jarak, ruang, dan waktu.
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk menunjukkan
kegiatan guru dan siswa. Sebelumnya, kita menggunakan istilah “proses belajar-
mengajar” dan “pengajaran“. Istilah pembelajaran merupakan terjemahan dari kata
“instruction”. Menurut Gagne, Briggs, dan Wager (1992), pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada
siswa. Instruction is a set of events that affect learners in such a way that learning is
facilitated. (Gagne, Briggs, dan Wager, 1992, hal. 3).

5. E-learning dalam proses pembelajaran

Komponen-komponen Pembelajaran
Pembelajaran adalah adanya interaksi yang terjadi antara guru dan siswa didalam
kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada
siswanya. Dan juga adanya komunikasi yang timbal balik di antara keduanya, baik secara
langsung maupun tidak langsung atau melalui media. Siswa jangan selalu dianggap
sebagai subjek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan
kebutuhan, serta kemampuan yang berbeda. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai
pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang,
dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pembelajaran merupakan suatu sistem,
yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen pembelajaran tersebut meliputi: kurikulum, tujuan, guru, siswa, materi,
metode, media dan evaluasi.
Di dalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang berkaitan dengan proses
pembelajaran, yaitu :

1. Kurikulum
istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran
yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau
ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau
bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala sesuatu yang
berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai dengan tujuan pendidikan
yang diharapkan.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka
dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang
kokoh dan kuat.

2. Guru
guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling maju, guru
memegang peranan penting. guru merupakan komponen pembelajaran penting dari
pembelajaran itu sendiri. Guru merupakan satu diantara pembentuk-pembentuk utama
calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai
ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola
kegiatan pembelajaran yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.

3. Siswa
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu program
pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah bimbingan seorang
atau beberapa guru. Yang artinya murid juga menjadi komponen pembelajaran. Dalam
konteks keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti
bimbingan seorang tokoh bijaksana.

4. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu proses
belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara lain :

a. Metode tanya-jawab
Metode tanya jawab adalah metode aktif learning yang berpusat pada siswa yang
sesuai dengan kurikuylum yang kita gunakan saat ini yakni kurikulum kurtilas yang
berpusat pada siswa. Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru
menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau
sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu.
b. Metode Diskusi
Metode diskusi juga menjadi metode yang digunakan dealam pembelajaran
kurtilas yang mengharuskan peserta didik mampu untuk bekerja sama dalam kelompok.
itulah mengapa metode juga penting dalam sebuah pembelajarean dan menjadi komponen
pembelajaran. Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah
metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah.

5. Materi Pembelajaran
Komponen pembelajaran selanjutnya yakni Materi Pembelajaran. Materi juga
merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun karakteristik dari
materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah:
 Adanya teks yang menarik.
 Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi kemampuan
berpikir siswa.
 Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan ketrampilan
yang sudah mereka miliki.
 Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.
 media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima
pesan. Media pembelajaran adalah perangkat lunak (soft ware) atau perangkat
keras (hard ware) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.
Media pada hakekatnya merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran.
Sebagai komponen, media hendaknya merupakan bagian integral dan harus sesuai
dengan proses pembelajaran secara menyeluruh.

6. Evaluasi
Komponen pembelajaran yang terakhir yakni Evaluasi pembelajaran. Istilah
evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut Wand dan Brown,
evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari suatu
hal. Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan
kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat
mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

Anda mungkin juga menyukai