C. Pokok Materi
1. Pengertian Gagal Nafas
2. Penyebab Gagal Nafas
3. Tanda dan Gejala Gagal Nafas
4. Penatalaksanaan Gagal Nafas
1 5 menit Pembukaan :
penyampaian materi :
E. Media
1. Leaflet
2. Laptop
3. LCD
4. Sound Sistem
5. Kamera
Perorganisasian
1. Moderator : Nira Wulandary
2. Penyuluh : Nurlatifah
3. Fasilitator : Bugy Fajar Nusantara
4. Fasilitator : Luthia Normawati
5. Observer : Dwi Nurahidin
6. Dokumentasi : Muhammad Riswan Hidayat
Rincian Tugas
1. Nira Wulandary : Mengatur jalannya penyuluhan
2. Nurlatifah : Yang mmberikan materi penyuluhan
3. Bugy Fajar Nusantara : Yang memberi fasilitas kepada peserta
4. Luthia Normawati : Yang memberi fasilitas kepada peserta
5. Dwi Nurwahidin : Yang Memperhatikan jalannya penyuluhan
6. M.Riswan Hidayat : Yang mendokumentasikan penyuluhan
G. Evaluasi
1. EvaluasiPersiapan
a. Materi sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
c. Tempat sudah siap 2 hari sebelum penkes
d. SAP sudah jadi 1 hari sebelum penkes
2. Evaluasi Proses
a. Peserta hadir tepat waktu
b. Peserta kooperatif serta aktif bertanya
c. Media digunakan secara efektif
3. Evaluasi Hasil
a. Menjelaskan pengertian Gagal Nafas
b. Menyebutkan penyebab Gagal Nafas
c. Menyebutkan tanda gejala Gagal Nafas
d. Menyebutkn penatalaksanaan Gagal Nafas
MATERI
A. Pengertian
Kegagalan pernafasan adalah pertukaran gas yang tidak adekuat sehingga terjadi
hipoksia, hiperkapnia (peningkatan konsentrasi karbondi oksida arteri), dan
asidosis.
Gagal nafas adalah suatu kondisi dimana system respirasi gagal untuk melakukan
fungsi pertukaran gas, pemasukan oksigen dan pengeluaran karbondioksida.
Keadekuatan itu dapat dilihat dari kemampuan jaringan untuk memasukkan
oksigen dan mengeluarkan karbondioksida.
Ventilator adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu sebagian atau
seluruh proses ventilasi untuk mempetahankan oksigenasi.
1. Gangguan Ventilasi
a. Obstruksi akut, misalnya disebabkan fleksi leher pada pasien tidak sadar,
spasme larink atau oedem larink.
b. Obstruksi kronis, misalnya pada emfisema, bronkritis kronis, asma,
bronkiektasis, terutama yang disertai sepsis.
c. Penurunan compliance, compliance paru atau toraks, efusi pleura, edema
paru, atelektasis, pneumonia, kiposkoloisis, patah tulang iga, pasca operasi
toraks/ abdomen, peritonitis, distensi lambung, sakit dada, dan sebagainya.
d. Gangguan neuromuskuler, misalnya pada polio, “guillain bare syndrome”,
miastenia grafis, cedera spinal, fraktur servikal, keracuan obat/ zat lain.
e. Gangguan / depresi pusat pernafasan, misalnya pada penggunaan obat
narkotik / barbiturate/ trankuiliser, obat anestesi, trauma / infak otak,
hipoksia berat pada susunan saraf pusat dan sebagainya.
D. Penalaksanaan Malaria
Pengobatan Gagal nafas akut diarahkan pada terapi khusus yang mendukung
fungsi oksigenasi dan ventilasi dari paru-paru sampai dapat pulih dari akibat
buruk disfungsi paru. Tiga prinsip utama dalam pengelolaan kegagalan
pernafasan akut yaitu :
1. koreksi hipoksemia arteri,
2. penghapusan kelebihan karbon dioksida, dan
3. penyediaan jalan napas atas yang paten yaitu Oksigen tambahan
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2012. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta :
EGC
Doengoes, E. Marilyn, et all, alih bahasa Kariasa IM. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta : EGC
Hudak and Gallo. 2012. Critical Care Nursing, A Holistic Approach. Philadelpia :
JB Lippincott company